Judul : Pengaruh Obedience Pressure, Kompleksitas Tugas dan Senioritas Auditor Terhadap Audit Judgment (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Bali) Nama : Ruliff Tanoto NIM : 1315351001 ABSTRAK Laporan keuangan wajib disusun oleh perusahaan agar pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan dapat mengetahui hasil usaha dan kinerja keuangan perusahaan. Pihak manajemen dalam membuat laporan keuangan terkadang melakukan tindakan yang menyimpang agar laporan keuangan yang dibuat terlihat baik. Oleh karena itu diperlukan jasa seorang auditor independen. Auditor independen dalam melaksanakan tugas audit dibutuhkan sebuah kebijakan audit atau audit judgment. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh obedience pressure, kompleksitas tugas, senioritas auditor terhadap audit judgment. Penelitian dilakukan di Kantor Akuntan Publik yang terdaftar pada Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) wilayah Bali tahun 2016. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh atau sensus. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada auditor dan teknik analisisnya menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan teknik analisis data yaitu analisis regresi berganda yang dilakukan dalam penelitian ini, maka hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa variabel obedience pressure dan kompleksitas tugas berpengaruh negatif pada audit judgment, sedangkan variabel senioritas auditor berpengaruh positif pada audit judgment. Kata kunci: obedience pressure, kompleksitas tugas, senioritas auditor, audit judgment i
DAFTAR ISI Halaman JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTARTABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 9 1.3 Tujuan Penelitian... 9 1.4 Kegunaan Penelitian... 9 1.5 Sistematika Penulisan... 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS... 12 2.1 Kajian Pustaka... 12 2.1.1 Teori Motivasi... 12 2.1.2 Teori U Terbalik... 13 2.1.3 Audit Judgment... 15 2.1.4 Obedience Pressure... 16 2.1.5 Kompleksitas Tugas... 17 2.1.6 Senioritas Auditor... 17 2.2 Hipotesis Penelitian... 19 BAB III METODE PENELITIAN... 23 3.1 Desain Penelitian... 23 3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 24 3.3 Objek Penelitian... 25 3.4 Identifikasi Variabel... 25 3.5 Definisi Operasional Variabel... 26 3.6 Jenis dan Sumber Data... 29 3.6.1 Jenis Data Berdasarkan Sifatnya... 29 3.6.2 Jenis Data Berdasarkan Sumbernya... 30 3.7 Populasi dan Sampel... 30 3.7.1 Populasi... 30 3.7.2 Sampel... 31 3.8 Metode Pengumpulan Data... 32 3.9 Teknis Analisis Data... 32 3.9.1 Intervalisasi data... 32 ii
3.9.2 Uji Validitas... 33 3.9.3 Uji Reliabilitas... 33 3.9.4 Uji Asumsi Klasik... 34 3.9.5 Analisis Regresi Linear Berganda... 35 3.9.7 Koefisien Determinasi (R 2 )... 36 3.9.8 Uji Kelayakan Model (Uji F)... 37 3.8.9 Uji Hipotesis (Uji t)... 37 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN... 38 4.1 Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik... 38 4.2 Data Penelitian... 39 4.2.1 Deskripsi responden... 39 4.2.2 Karakteristik responden... 40 4.3 Statistik Frekuensi... 42 4.4 Uji Instrumen... 44 4.4.1 Uji Validitas... 44 4.4.2 Uji Reliabilitas... 46 4.5 Uji Asumsi Klasik... 47 4.5.1 Uji Normalitas... 47 4.5.2 Uji Heterokedastisitas... 47 4.5.3 Uji Multikolinearitas... 48 4.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda... 49 4.6.1 Analisis regresi... 49 4.7 Hasil Koefisien Determinasi (R 2 ). 51 4.8 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)... 52 4.9 Hasil Uji Hipotesis (Uji t).... 52 4.11 Pembahasan Hasil Penelitian... 53 4.11.1 Pengaruh obedience pressure pada audit judgment... 53 4.11.2 Pengaruh kompleksitas tugas pada audit judgment... 54 4.11.3 Pengaruh senioritas auditor pada audit judgment... 55 BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 56 5.1 Simpulan... 56 5.2 Saran... 57 DAFTAR RUJUKAN... 58 LAMPIRAN... 62 iii
DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 3.1 Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Bali, 2016... 24 3.2 Jumlah Auditor di Kantor Akuntan Publik, 2016... 31 4.1 Jumlah Tingkat Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner... 39 4.2 Data Pengambilan dan Pengembalian Kuesioner... 40 4.3 Karakteristik Responden... 41 4.4 Hasil Statistik Frekuensi... 43 4.5 Hasil Uji Validitas... 45 4.6 Hasil Uji Reliabilitas 46 4.7 Hasil Uji Normalitas... 47 4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas..... 48 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas...... 49 4.10 Hasil Analisis Regresi... 49 4.11 Koefisien Determinasi (R 2 )... 51 iv
DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Desain Penelitian... 23 v
DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Kuesioner Penelitian... 62 2 Tabulasi Data Ordinal... 68 3 Tabulasi Data Interval... 76 4 Hasil Statistik Frekuensi... 84 5 Hasil Uji Validitas... 87 6 Hasil Uji Reliabilitas... 91 7 Hasil Uji Normalitas... 92 9. Hasil Uji Heterokedastisitas... 93 10. Hasil Uji Multikolinearitas...... 94 11. Hasil Analisis Regresi... 95 vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi keuangan, umumnya menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum. Bagian laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Suatu perusahaan atau entitas terutama yang telah go public diharuskan untuk menyusun laporan keuangan secara periodik untuk menunjukkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan keuangan atas kinerja keuangan perusahaan selama satu periode akuntansi. Manajemen perusahaan atau suatu entitas memerlukan jasa pihak ketiga agar pertanggungjawaban keuangan yang disajikan kepada pihak luar dapat dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar keputusan yang diambil oleh mereka. Tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak di luar perusahaan bahwa laporan keuangan yang disajikan berisi informasi yang dapat dipercaya. Laporan keuangan yang diaudit adalah hasil proses pemeriksaan yang dilakukan auditor terhadap klien (Antle dan Nalebuff, 1991 dalam Ng dan Tan, 2003). 1
Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Pada auditor independen inilah, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangannya (Irwanti, 2011). Salah satu yang merupakan tugas auditor adalah melakukan audit untuk mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu entitas yang diperiksa, membandingkan hasil dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyetujui atau menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan. Ketika melakukan tugasnya, tidak semua auditor dapat melakukan tugasnya dengan baik dan masih ada beberapa akuntan publik yang melakukan kesalahan. Sebagai contoh, Wiratama (2014) menyatakan kasus yang terjadi pada Enron Corporation, dimana laporan keuangan Enron sebelumnya dinyatakan wajar tanpa pengecualian oleh KAP Arthur Anderson, namun secara mengejutkan pada tanggal 2 Desember 2001 Enron Corporation dinyatakan pailit. Selain kasus Enron, ada juga kasus yang dimuat di media online (http://regional.kompas.com) mengenai Kredit Macet Rp. 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat, dimana seorang akuntan publik bernama Biasa Sitepu yang membuat laporan keuangan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp. 52 miliar dari BRI Cabang Jambi pada tahun 2009, diduga terlibat dalam kasus korupsi kredit macet. Guna mencegah terjadinya kasus kegagalan audit, maka auditor dituntut untuk bersikap profesional. Sikap profesional telah menjadi isu yang kritis 2
untuk profesi akuntan karena dapat menggambarkan kinerja akuntan tersebut. Sikap profesional auditor dapat dicerminkan oleh ketepatan auditor dalam membuat audit judgment dalam penugasan auditnya (Idris, 2012). Disinilah auditor berada dalam situasi yang dilematis, di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun di sisi lain dia juga harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar fee atas jasanya agar kliennya puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya di waktu yang akan datang. Auditor adalah seseorang yang melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan menarik simpulan atas kewajaran laporan keuangan. Ketika proses audit seorang auditor mengeluarkan opini atas hasil laporan keuangan yang diperiksanya berupa audit judgment. Standar Professional Akuntan Publik (SPAP) pada seksi 341 menyebutkan audit judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya harus didasarkan pada ada tidaknya kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemampuan suatu kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam perioda satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan. Audit judgment yang dikeluarkan oleh suatu auditor merupakan judgment atas kejadian-kejadian masa lalu, masa sekarang, dan masa datang atas kinerja suatu perusahaan (Rahayu, 2014). Agar dapat melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan sebuah audit judgment dimana auditor mengumpulkan bukti dalam waktu yang berbeda 3
dan mengintegrasikan informasi dari bukti tersebut (Tantra, 2013). Audit judgment merupakan suatu pertimbangan yang memengaruhi dokumentasi bukti dan keputusan pendapat yang dibuat oleh auditor (Taylor, 2000 dalam Pramono, 2007). Karenanya judgment memberikan pengaruh yang signifikan terhadap simpulan akhir, sehingga secara tidak langsung juga akan memengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh pihak luar perusahaan. Proses judgment tergantung pada kedatangan informasi sebagai suatu proses secara menyeluruh. Setiap langkah, di dalam proses judgment jika informasi terus menerus datang, akan muncul pertimbangan baru dan keputusan/pilihan baru (Praditaningrum, 2012). Sebagai gambaran, auditor mempunyai tiga sumber informasi yang potensial untuk membuat suatu pilihan: (1) teknik manual, (2) referensi yang lebih detail dan (3) teknik keahlian. Berdasarkan informasi dari ketiga sumber tersebut, akuntan akan melihat sumber yang pertama, bergantung pada keadaan perlu tidaknya diperluas dengan sumber informasi kedua, atau dengan sumber informasi yang ketiga, tetapi jarang memakai keduanya (Gibbin, 1984). Audit judgment diperlukan karena audit tidak hanya dilakukan terhadap seluruh bukti dimana salah satu faktor yang menentukan audit judgment adalah kemampuan untuk membenarkan penilaian auditor, bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditor. Sehingga dapat dikatakan bahwa audit judgment ikut menentukan hasil pelaksanaan audit (Puspitasari, 2011). Selain itu, audit judgment merupakan 4
suatu pertimbangan yang memengaruhi dokumentasi bukti dan keputusan pendapat yang dibuat oleh auditor. Kualitas judgment menunjukkan seberapa baik kinerja auditor dalam melaksanakan tugasnya (Rahayu, 2014). Auditor bertugas untuk memberi penilaian tentang keadaan keuangan suatu perusahaan. Terkadang seorang auditor bekerja tidak sesuai dengan standar profesional auditor, melainkan sesuai dengan keinginan atasan atau klien sehingga lebih menguntungkan pihak klien atau perusahaan tersebut. Hal inilah yang menunjukkan bahwa auditor tidak melakukan audit judgment dengan baik (Tielman, 2012). Seharusnya standar profesional auditor tersebut digunakan para auditor sebagai bentuk pertanggungjawaban profesi kepada masyarakat, agar judgment yang diberikan oleh auditor dapat bermanfaat. Judgment yang dilakukan oleh seorang auditor dalam suatu proses auditnya dipengaruhi oleh banyak faktor, baik bersifat teknis maupun non teknis (Meyer, 2001). Secara teknis, cara pandang auditor dalam menanggapi informasi, berhubungan dengan tanggungjawab dan risiko audit yang akan dihadapi oleh auditor sehubungan dengan judgment yang dibuatnya. Faktorfaktor yang memengaruhi persepsi auditor dalam menanggapi dan mengevaluasi informasi ini antara lain meliputi faktor situasi tekanan dari atasan maupun klien, tekanan waktu, pengetahuan, serta kompleksitas tugas saat melakukan pemeriksaan. Sedangkan faktor nonteknis yang memengaruhi judgment auditor adalah perbedaan gender dari auditor dan senioritas pada auditor (Praditaningrum, 2012). Faktor obedience pressure merupakan salah satu faktor yang dapat 5
mempengaruhi audit judgment. Seorang auditor secara terus menerus berhadapan dengan dilema etika yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan. Obedience pressure dari atasan untuk memeriksa laporan keuangan dan segera harus di audit, dalam keadaan ini klien bisa memengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Teori ketaatan menyatakan bahwa individu yang mempunyai kekuasaan merupakan suatu sumber yang dapat memengaruhi perilaku. Hal ini disebabkan oleh keberadaan kekuasaan atau otoritas yang merupakan bentuk dari legitimate power (De Zoort dan Lord, 1997). Penelitian yang dilakukan oleh Jamilah (2007), obedience pressure berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Ini diperjelas oleh Puspitasari (2011) menyatakan bahwa obedience pressure berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor dalam pembuatan audit judgment. Namun, ada pendapat berbeda tentang obedience pressure terhadap audit judgment didalam penelitian Tielman (2012) yang menyatakan didalam penelitiannya bahwa obedience pressure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Hasil penelitian Idris (2012) juga menyatakan bahwa obedience pressure tidak berpengaruh signifikan terhadap audit judgment. Tetapi, didalam penelitian Praditaningrum (2012) obedience pressure berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit judgment. Tekanan dari atasan atau klien juga dapat memberikan pengaruh yang buruk seperti hilangnya profesionalisme, hilangnya kepercayaan publik dan kredibilitas sosial (Praditaningrum, 2012). Hal tersebut mengindikasikan adanya pengaruh dari tekanan atasan pada judgment yang diambil auditor. 6
Badan audit research ternama telah mendemonstrasikan bahwa sejumlah faktor level individu terbukti berpengaruh terhadap keputusan seorang auditor (Solomon dan Shields, 1995) dan bahwa pengaruh dari keberadaan faktorfaktor ini berubah-ubah seiring dengan meningkatnya kompleksitas tugas yang dihadapi (Tan dan Kao 1999; Libby 1995). Pengujian pengaruh sejumlah faktor tersebut terhadap kompleksitas tugas juga bersifat penting karena kecenderungan bahwa tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak menghadapi persoalan kompleks. Bonner (1994) mengemukakan ada tiga alasan yang cukup mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk sebuah situasi audit perlu dilakukan. Pertama, kompleksitas tugas ini diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas tugas audit. Ketiga, pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas audit. Hasil penelitian Chung dan Monroe (2001) mengatakan bahwa kompleksitas tugas yang tinggi berpengaruh terhadap audit judgment. Sedangkan Cheng, dkk., (2003) mengatakan bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit judgment. Senioritas auditor memberikan gambaran tentang pengalaman auditor (Mulyana, 2012). Semakin lama auditor bekerja maka semakin banyak pula pengalaman yang dimiliki oleh seorang auditor. Senioritas merupakan 7
perferensi dalam posisi dimana seseorang yang sudah lebih berpengalaman pada bidang yang ditekuninya. Penelitian Iyer dan Rama (2004) menyatakan senioritas auditor lebih tinggi daripada klien, maka akan memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap klien untuk memengaruhi kebijakan audit yang dibuat oleh auditor. Ini berarti jika auditor yang melakukan audit terhadap klien lebih senior, maka klien tersebut akan merasa tidak yakin dapat memengaruhi kebijakan audit. Sehingga judgment yang dibuat auditor lebih independen. Tugas seorang auditor adalah melakukan penilaian atau judgment terhadap laporan keuangan dan berbagai kecurangan yang muncul dalam laporan keuangan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, seorang auditor dituntut untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan benar sehingga mendapatkan kepercayaan publik (Tielman, 2012). Ketika menjalankan tugas tersebut auditor dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: obedience pressure, kompleksitas tugas dan senioritas auditor dalam memberikan penilaian atau judgment mereka. Ketiga faktor tersebut baik secara langsung atau tidak dapat memengaruhi penilaian seorang auditor. Penelitian ini bermaksud untuk menguji obedience pressure, kompleksitas tugas dan senioritas auditor terhadap audit judgment. Hasil penelitian diatas, masih menunjukkan ketidakkonsistenan dari hasil penelitian mengenai audit judgment. Hal ini dikarenakan judgment auditor merupakan sebuah pertimbangan subyektif dari seorang auditor dan sangat tergantung dari persepsi individu mengenai suatu situasi. 8
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu: 1) Apakah Obedience Pressure berpengaruh pada Audit Judgment? 2) Apakah Kompleksitas Tugas berpengaruh pada Audit Judgment? 3) Apakah Senioritas Auditor berpengaruh pada Audit Judgment? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk menguji pengaruh Obedience Pressure pada Audit Judgment. 2) Untuk menguji pengaruh Kompleksitas Tugas pada Audit Judgment. 3) Untuk menguji pengaruh Senioritas Auditor pada Audit Judgment. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Hasil dari penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan gambaran tentang teori u terbalik dilihat dari ketika obedience pressure yang tinggi maka audit judgment akan rendah. Sebaliknya, jika obedience pressure rendah maka audit judgment akan tinggi. Demikian halnya dengan kompleksitas tugas, ketika kompleksitas tugas rendah maka audit judgment yang dihasilkan akan tinggi. Dalam konteks teori motivasi, realitas menunjukkan auditor senior memiliki pengalaman dan wawasan yang lebih luas sehingga timbul percaya diri dan memotivasi auditor untuk melakukan tindakan yang lebih etis dalam skeptisme professional, whistle blowing 9
intention maupun tindakan-tindakan positif yang menghasilkan kualitas audit judgment yang lebih baik. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika lainnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan. Memperluas pengetahuan dan wawasan khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi audit judgment, serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis sebagai referensi penelitian berikutnya. 1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan analisa yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi audit judgment dan bagi auditor Kantor Akuntan Publik agar dapat tidak mudah terpengaruh tekanan ataupun tugas yang kompleks sehingga kebijakan yang dihasilkan akan semakin baik. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun menjadi lima bab yang memiliki keterkaitan hubungan satu dengan yang lainnya. Gambaran dari masing-masing bab adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab ini menjabarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. 10
Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menjabarkan teori-teori penunjang terhadap masalah yang akan diangkat dalam skripsi ini dan rumusan hipotesis. Bab III Metode Penelitian Bab ini menjabarkan desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. Bab IV Pembahasan Bab ini menjabarkan gambaran umum tentang kantor akuntan publik, deskriptif dan karakteristik responden, frekuensi dari masingmasing variabel yang diteliti, hasil penelitian, serta pembahasan hasil dalam penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menjabarkan simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan penelitian beserta saran-saran yang dianggap perlu bagi para peneliti selanjutnya. 11