BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan seperti investor.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan, investor dan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah

BAB I PENDAHULUAN. (Riyatno, 2007). Untuk menghasilkan integritas yang baik atas suatu laporan

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Kelangsungan hidup usaha (going concern) dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelangsungan usaha (going concern) suatu perusahaan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan perkonomian suatu negara bisa dilihat melalui perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. kasus ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas. Tucker et al.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup usahanya atau yang dikenal dengan istilah going

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan, menjadi sorotan penting bagi pihak-pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. auditor. Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor

BAB I PENDAHULUAN. bermasalah (Petronela, 2004 dalam Santosa dan Wedari 2007). Going concern. (Syahrul, 2000 dalam Rahman dan Siregar, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang kreditor memiliki kemampuan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diprediksi (Ariffandita dan Sudarno, 2012). auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditee. Ada lima jenis pendapat auditor (IAI,2001), yaitu: 1. pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Kelangsungan. melebihi suatu periode akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. usahanya dan tidak jarang perusahaan akan mengalami kebangkrutan jika tidak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap investor pasti menginginkan investasi yang memberikan return yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas (Syahrul,2000). Asumsi going concern memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan usaha atau disebut going concern. Dalam menyusun laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan diperkuat dan dipercepat pelaksanaannya (

BAB I PENDAHULUAN. keberanian mengungkapkan kelangsungan (going concern) perusahaan klien.

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. dipercaya sangat penting guna untuk pengambilan keputusan baik dari pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: terhadap Audit Delay tidak terdukung. Dengan demikian profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri (going

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan keuangan, yang nantinya akan dinilai dan dievaluasi kinerjanya

BAB I. utama dari suatu entitas bisnis dari sejak berdirinya entitas bisnis tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan membutuhkan banyak investor untuk menanamkan modalnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. kapitalis global, turut merasakan pukulan berat dari keberlanjutan krisis ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan usaha. Selain strategi, perusahaan juga memerlukan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan investor sebagai pengguna laporan keuangan dan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan dari luar perusahaan adalah melalui mekanisme penyertaan yang

Eva Lestari / Pembimbing Dr. Sri Supadmini SE., MM

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis ketika didirikan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. pertama atau tepatnya pada tahun 1920-an akibat kondisi pasca perang.

BAB I PENDAHULUAN. yang saling bertolak belakang. Selain profit yang tinggi salah satu yang menjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN...

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dukung oleh informasi akuntansi dan nonakuntansi, (Nasirwan, 2012). Studi ini

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan evaluasi dan pengambilan keputusan tepat. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut kepada pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang berlangsungnya AEC (Asean Economic Community), terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan. Analisis dapat dilakukan atau menggunakan rasio

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan cerminan dari kondisi yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. cukup waktu untuk menyelesaikan usaha dan perjanjian-perjanjian usahannya.

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Para investor memakai laporan keuangan guna menganalisis kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekitar tahun 2007, di Amerika Serikat terjadi krisis keuangan global

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pengorbanan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan mempertahankan kelangsungan usaha (going concern). Salah satu cara

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan perusahaan karena going concern merupakan asumsi

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan meyakini isi dan makna suatu statemen keuangan secara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Kasus bangkrutnya perusahaan pertelevisian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan saja, namun juga memiliki pengaruh ke pihak-pihak lain, seperti kreditur, investor, juga terhadap akuntan publik. Kinerja perusahaan dalam periode waktu tertentu akan dicerminkan melalui laporan keuangan. Informasi dalam laporan keuangan ini yang nantinya akan menghubungkan antara manajemen perusahaan dan pihak luar, seperti investor. Pihak-pihak dari luar perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan peran mereka di perusahaan tersebut. Umumnya, mereka mengandalkan informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan di laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Sering ditemukan perbedaan kepentingan antara para investor dengan manajemen perusahaan. Para investor menginginkan informasi yang dapat diandalkan mengenai dana yang mereka investasikan dari laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan, sedangkan pihak manajemen perusahaan harus menyampaikan informasi pengelolaan dana yang diperoleh dari pihak luar. Perbedaan kepentingan ini menyebabkan perlunya pihak ketiga hadir sebagai pihak yang dapat diandalkan dari kedua belah pihak. Sesuai dengan agency theory atau teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang menjelaskan tentang pola hubungan antara

prinsipal dan agen, baik prinsipal maupun agen diasumsikan orang ekonomi rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Di tahap ini pihak ketiga yang independen berperan sebagai mediator dalam hubungan antara prinsipal dan agen. Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal (shareholders) dengan pihak manajer (agen) dalam mengelola keuangan perusahaan. Auditor melakukan fungsi monitoring pekerjaan manajer melalui sarana yaitu laporan keuangan. Tugas auditor adalah memberikan opini atas laporan keuangan tersebut tentang kewajarannya. Dengan adanya peran auditor, pihak luar perusahaan dapat meyakini bahwa laporan keuangan yang disajikan pihak manajemen perusahaan dapat diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam pemeriksaan laporan keuangan, auditor juga harus mempertimbangkan untuk memberi opini atas kelangsungan hidup perusahaan (SA Seksi 341). Setiap perusahaan tentu butuh mempertahankan kelangsungan usahanya (going concern). Penerbitan pendapat mengenai going concern perusahaan merupakan pekerjaan yang krusial bagi seorang auditor karena auditor harus menilai kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup melalui investigasi yang komprehensif tentang kejadian-kejadian yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Namun, memberikan opini audit going concern bukanlah merupakan satu hal yang mudah bagi auditor, karena adanya masalah self - fulfilling prophecy yang mengakibatkan auditor enggan mengungkapkan status going concern yang muncul ketika auditor khawatir bahwa opini going concern yang dikeluarkan

dapat mempercepat kegagalan perusahaan yang bermasalah. Apabila auditor mengeluarkan opini going concern, maka kemungkinan perusahaan menjadi lebih cepat bangkrut akan semakin besar karena akan banyak investor yang membatalkan investasinya maupun kreditur yang menarik dananya dari perusahaan tersebut. Hal ini menjadi dilema bagi auditor, apakah auditor mengeluarkan opini going concern dan mengakibatkan resiko perusahaan akan kesulitan keuangan, atau tidak mengeluarkan opini going concern namun mengakibatkan pihak pengguna laporan keuangan tidak mengetahui kemungkinan kegagalan perusahaan. Fenomena besar yang pernah terjadi yang berkaitan dengan kelangsungan usaha suatu perusahaan adalah kasus Enron dan Worldcom. Enron merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri energi dan memiliki sangat banyak diversifikasi usaha. Sedangkan Worldcom adalah perusahaan penyedia layanan telepon jarak jauh. Kedua perusahaan ini sama-sama memanipulasi laporan keuangan yang disajikan dan auditor eksternal (KAP Arthur Anderson) yang memeriksa tidak independen. Fenomena ini menunjukkan adanya praktik bisnis yang tidak sehat dan mengakibatkan kehancuran baik bagi kelangsungan usaha perusahaan maupun KAP (Kantor Akuntan Publik) yang memeriksa. Kelangsungan usaha (going concern) dapat dinilai melalui faktor eksternal dan internal perusahaan tersebut. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi yaitu yang berhubungan dengan auditor eksternal, seperti kualitas audit dan opini audit tahun sebelumnya. Kasus Enron dan Worldcom merupakan satu contoh yang yang

menunjukkan kualitas audit yang buruk karena auditor eksternal perusahaan tersebut tidak independen. Sedangkan faktor internal yang dapat mempengaruhi yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya baik dilihat dari ekuitas, kewajiban, serta pertumbuhan penjualannya. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi. Astuti (2012) melakukan penelitian mengenai penerimaan opini going concern menggunakan return on asset dan current ratio sebagai variabel independennya. Hasilnya adalah variabel current ratio tidak berpengaruh positif sementara rasio return on asset berpengaruh positif. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Doris (2010) yang memberikan bukti empiris bahwa rasio return on asset berpengaruh negatif terhadap pemberian opini audit going concern. Doris (2010) juga menggunakan kualitas audit terhadap pemberian opini going concern dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Tamba (2009) yang menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil - hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern di suatu perusahaan mendorong penulis untuk meneliti kembali variabel dari penelitian terdahulu. Penulis menggunakan likuiditas sebagai variabel karena dari rasio ini akan ditunjukkan seberapa besar perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio semakin kecil, maka akan semakin besar kemungkinan

auditor mengeluarkan opini audit going concern. Hal ini dikarenakan perusahaan mengalami kesusahan kas dan dapat menyebabkan perusahaan kesulitan untuk membayar kewajiban (hutang) kepada kreditur dengan aktiva yang dimiliki. Penulis memilih leverage sebagai variabel karena dari rasio ini dapat diketahui seberapa besar pendanaan perusahaan yang diperoleh melalui hutang. Dari rasio ini akan diteliti apakah hutang yang besar dapat mempengaruhi kelangsungan usaha suatu perusahaan atau tidak. Penulis memilih profitabilitas sebagai variabel karena profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui kegiatan penjualan. Kemungkinan auditor mengeluarkan opini audit going concern akan semakin besar apabila rasio profitabilitas kecil karena rasio yang kecil menunjukkan volume penjualan perusahaan yang kecil. Penulis juga menggunakan kualitas audit sebagai variabel dalam penelitian ini karena kualitas audit sangat berpengaruh terhadap kepercayaan pihak eksternal akan laporan keuangan suatu perusahaan. Apabila auditor tidak independen dalam memeriksa laporan keuangan, maka masalah kelangsungan usaha suatu perusahaan tidak akan terungkap dalam laporan audit. Penulis menggunakan opini audit tahun sebelumnya sebagai variabel karena opini audit tahun sebelumnya dapat menunjukkan apakah kelangsungan suatu perusahaan sedang mengalami masalah atau tidak. Hal ini akan mempengaruhi pertimbangan auditor dalam mengeluarkan opini audit pada tahun berjalan.

Perusahaan pertambangan menjadi objek penelitian karena sektor tambang merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang cukup besar namun masih sangat jarang menjadi objek penelitian. Dilihat dari segi besarnya pendapatan sektor pertambangan, banyak investor yang berminat untuk menanamkan modal di perusahaan pertambangan karena akan menghasilkan keuntungan yang besar dalam jangka waktu yang cukup panjang. Selain itu, perusahaan di sektor pertambangan juga sangat dipengaruhi oleh peraturan dan hukum yang diberlakukan di negara tempat perusahaan itu beroperasi. Penulis ingin mengetahui bagaimana peraturan dan hukum mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang juga dapat mempengaruhi kelangsungan usaha perusahaan. Masalah going concern merupakan hal yang kompleks dan terus ada. Hal ini mengakibatkan diperlukan faktor-faktor sebagai tolak ukur yang pasti untuk menentukan status going concern pada perusahaan. Kekonsistenan dari faktorfaktor tersebut harus terus diuji agar dalam keadaan ekonomi yang fluktuatif status going concern suatu perusahaan tetap dapat diprediksi. Berdasarkan uraian di atas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Batasan Masalah Adapun keterbatasan penulis dalam waktu, pengetahuan, dan tenaga maka dibuatlah batasan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Periode penelitian dibatasi dari tahun 2009 s/d 2012. 2. Rasio likuiditas yang digunakan hanya current ratio. Penulis membatasi penelitian dengan menggunakan Current Ratio karena ingin mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan membayar kembali kewajibannya kepada para kreditur dalam menjalankan usaha (going concern). 3. Rasio leverage yang digunakan hanya Debt to Equity Ratio (DER). Penulis membatasi penelitian hanya dengan menggunakan DER karena ingin mengetahui sejauh mana perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber modalnya dalam menjalankan usaha (going concern). 4. Rasio profitabilitas yang digunakan hanya Return on Asset (ROA). Penulis membatasi penelitian hanya dengan menggunakan ROA karena ingin mengetahui sejauh mana perusahaan mampu menjalankan usaha (going concern) dari penjualan aktiva yang dimilikinya. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern? 2. Apakah leverage berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern? 4. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern? 5. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah likuiditas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. 2. Untuk mengetahui apakah leverage berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. 3. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. 4. Untuk mengetahui apakah kualitas audit berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern.

5. Untuk mengetahui apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan di bidang auditing, secara khusus mengenai masalah going concern. 2. Bagi calon investor, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada suatu perusahaan yang mempunyai kinerja tertentu berdasarkan laporan audit. 3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan opini audit going concern. 4. Bagi manajemen perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan maupun kebijakan yang memiliki dampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan yang dimiliki di masa yang akan datang.