BAB IV. Kota Pekanbaru terletak di tengah-tengah pulau Sumatera yang mengarah ke

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan pembangunan suatu daerah salah satunya sangat

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. dan Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

KONDISI SOSIAL EKONOMI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk medapatkan data dengan

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100

MASALAH TERMINAL MAYANG TERURAI DAN EVALUASI PROGRAM PENANGANANNYA

BAB ~1. Lokasi kajian ditentukan secara sengaja di terminal AKAP Mayang Terurai

BAB VI MAYANG TERURAI

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu dari 4 kabupaten di

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

I. PENDAHULUAN. Organisasi sebagai satu kesatuan yang dinamis merupakan alat untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB III TINJAUAN LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan pembangunan pemerintah kota pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

METODE PENELITIAN. (time series), yaitu tahun yang diperoleh dari Bag. Keuangan Pemda Lampung

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. KondisiGeografisdanDemografis Kota Pekanbaru. Bujur Timur dan Lintang Utara.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan wilayah dan interaksi Kota Desa secara berimbang dan

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Keadaan Geografis dan Wilayah Kota Pekanbaru

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA PEKANBARU IV.1 Sejarah Pekanbaru. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama "Senapelan" yang pada

BAB IV GAMBARAN UMUM. 15 Lintang Selatan dan antara Bujur Timur dan dilalui oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Berdirinya Pemerintah Provinsi Riau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

ANALISIS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB IV PEMBAHASAN. akan dibahas tentang efektivitas pelaksanaan pemungutan retribusi untuk meningkatkan

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

III. METODE PENELITIAN. menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi atau dinas terkait.

I. PENDAHULUAN. meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Sumber daya potensial yang

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan Negara untuk mewujudkan tujuan bernegara

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Propinsi Kalimantan Barat baik dalam jumlah

STUDI PEMANFAATAN PARKIR UMUM DAN PARKIR KHUSUS TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PERPARKIRAN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH KAJLAN 4.1. Kota Pekanbaru 4.1.1. Geografis Kota Pekanbaru terletak di tengah-tengah pulau Sumatera yang mengarah ke daratan Sumatera. Secara geografis, kota Pekanbaru terletak di antara 0' 25' - 0' 45' Lintang Utara dan 101' 14' - 101' 34' Bujur Timur. Adapun batas-batas kota ini adalah sebagai berikut : 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Siak 2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kampar 3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan 4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Siak. (Bappeda dan BPS, 2002) Kota Pekanbaru terdiri atas 8 kecarnatan dan 50 kelurahan dengan luas daerah 632,26 km2 disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Luas Daerah Kota Pekanbaru menurut Kecamatan ( Km2 ) Pekanbaru Kota Rurnbai 203,03 Total 632,26 Sumber : BPS Kota Pekanbaru, 2001 28.95 100,OO I I I I

Kota Pekanbaru wilayahnya relatif datar dengan struktur tanah pada umumnya dari jenis aluvial dengan pasir, daerah pinggiran pada umumnya dengan jenis tanah organisol dan humus yang merupakan rawa-rawa bersifat asarn sangat korosif untuk besi. Kota Pekanbaru dibelah oleh sungai Siak yang mengalir dari Barat ke Timur, sehingga sungai Siak juga merupakan jalur perhubungan lalu- lintas perekonomian. Pada umumnya kota Pekanbaru memiliki iklim tropis dengan suhu minimum berkisar antara 19'~ - 22'~ dan suhu maksimum berkisar antara 32'~ - 36'~. Angka eurah hujan rata-rata setiap tahun berkisar 62,8-407,8 rnm, dengan jumlah hari hujan 90-130 hari. 4.1.2. Penduduk Pada tahun 2000 penduduk Kota Pekanbaru sebanyak 586,223 jiwa yang terdiri atas 296.970 jiwa laki-laki dan 289.253 jiwa perempuan. Dengan demikian, rasio seks di daerah ini adalah 17,294. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 1991, jumlah penduduk di daerah ini adalah sebanyak 394.133 jiwa. Dengan demikian, dalam kurun waktu 1991-2000, tingkat pertumbuhan penduduk di daerah ini adalah sebesar 4,8 % pertahun. Penduduk daerah ini tersebar di delapan Kecamatan seperti yang disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Penduduk Kota Pekanbaru Periode 1991-2000. TAHUN I LAKI-LAKI I PEREMPUAN JUMLAH 2000 296.970 289.253 Sumber : BPS Kota Pekanbaru, 2001 ( Registrasi Penduduk 2000 ) 586.223 Dari luas daerah per kecamatan dapat diketahui tingkat kepadatan penduduk di masing-masing kecamatan. Informasi kepadatan penduduk menurut kecamatan disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. Kepadatan Penduduk Kota Pekanbaru Berdasarkan Registrasi Penduduk Tahun 2000 Kecamatan Luas Penduduk Kepadatan (Km2) (Jiwa) (~iwa/~rn~) 1 1 Lima Puluh 42.589 1 10.542 - - -..--... -....-...-. -.,.-.-.,. Sail "04 3.26 22.156 6.796 I Pekanbant Kota I 2,26 1 30.206 1 13.365 Sukajadi 63.024 12.358.. --..-. -.... Senapelan 35.819 5.386 Rumbai 203,03 82.795 408 Jumlah 632,26 597.971 946 Sumber : BPS Kota Pekanbaru, 200 1

Berdasarkan angka-angka yang disajikan dalam Tabel 5 tampak bahwa kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi adalah kecamatan Pekanbaru Kota yaitu 13.365 jiwa per km2. Meskipun penduduk kota tersebut bukanlah penduduk terbanyak. Sementara itu, kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan terendah adalah kecamatan Rurnbai yaitu 408 jiwa per km2. Padahal, jurnlah penduduk kecamatan tersebut masih lebih banyak dibandingkan dengan jurnlah penduduk kecamatan Sail. Selanjutnya, meskipun kecamatan Pekanbaru Kota memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, tetapi kecamatan tersebut memiliki luas daerah terkecil di daerah ini, yaitu sesudah kecamatan Sail. Jurnlah penduduk yang banyak memberikan peluang yang banyak dapat pendapatan melalui perdagangan di kota Pekanbaru. Berdasarkan pembagian atas dewasa dan anak-anak pada tahun 2000, penduduk kota Pekanbaru terdiri dari 373.746 jiwa dewasa dan 254.775 jiwa an&-an&. Dewasa terdiri atas 254.775 jiwa laki-laki, dan 258.093 jiwa perempuan. Selanjutnya, anak-anak terdiri atas 70.863 jiwa laki-laki, dan 68.493 jiwa perempuan. Sementara itu, pada tahun yang sama, tercatat sebanyak 35.199 orang pencari kerja di daerah ini. Dengan demikian, beban tanggungan di daerah ini sebesar 2,01 atau bila dibulatkan menjadi 2. Hal ini berarti bahwa dua orang dewasa yang bekerja menanggung diri mereka sendiri ditambah satu orang. Apabila dalam keluarga ada 3 anggota keluarga, maka sang ibu dan ayah hanya menghidupi diri mereka ditambah satu orang an&. Dengan dernikian, beban tanggungan di daerah ini tergolong sangat ringan.

4.1.3. Produk Domestik Bruto. Tingkat aktivitas ekonomi kota Pekanbaru pada tahun 2000 secara umum ditunjukkan oleh distribisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha. Pangsa relatif masing-masing sektor ekonomi di daerah ini disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Kota Pekanbaru dari Tahun 1993-2000. I I Harga Berlaku dalam Milyar I Harga Konstan dalam Milyar I RP Pertumbuhan Pertumbuhan RP (%) (%) 2000 3.212,38 Sumber : BPS Kota Pekanbaru, 200 1. 46,3 5 1.322,72-16,51 Berdasarkan angka-angka yang disajikan dalam Tabel 6 tampak bahwa ekonomi daerah ini masih bertumpu pada sektor keuangan. Hal ini diindikasikan oleh sumbangan sektor pemerintah sebesar 34,01% dan sektor industri pengolahan sebesar 12,46%. Menyusul sektor tanaman perkebunan sebesar 9,14% dan sektor perdagangan sebesar 4,94%. Sumbangan sektor industri di daerah ini belum nyata. Industri besar dan sedang hanya menyumbang sebesar 12,40%, sedangkan industri kecilkerajinan rumah tangga hanya menyurnbang sebesar 2,54%. Padahal secara keseluruhan sektor industri di tingkat nasional pada tahun 2000 telah memberikan sumbangan

sebesar 21,28%. Angka ini adalah angka sumbangan terbesar diantara semua sektor. 4.2. Terminal Mayang Terurai. Terminal Mayang Terurai merupakan terminal AKAP satu-satunya di kota Pekanbaru, terletak di jalan Nangka. Terminal Mayang Terurai dikelola oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kota Pekanbaru yang menempatkan kantor pengelola di lokasi terminal. Berdasarkan konsep terpilih pada Rencana Umurn Tata Ruang Kota Pekanbaru tahun 1964-1974, maka kota Pekanbaru telah menempatkan wilayah pengembangan sebagai pusat pertumbuhan utarna, dengan kegiatan yang melayani kebutuhan seluruh kota, yang berfungsi sebagai pusat kegiatan hirarki (sekunder) dengan skala pelayanan wilayah pembangunan itu sendiri. Dengan memperhatikan pola penggunaan lahan, kondisi dan batasan fisik, persebaran penduduk, persebaran fasilitas dan jangkauan pelayanan, serta tingkat pembagian wilayah diarahkan pada pengembangan seperti kecamatan Lima Puluh, kecamatan Sukajadi, kecamatan Pekanbaru Kota dan kecamatan Sail, untuk pengembangan pemerintahan, perdagangan, jasa, perkantoran industri kecil, pendidikan, dan perurnahan. Dalam rangka mencapai sasaran, pengembangan kota Pekanbaru yang lebih mencapai efisiensi serta pemerataan perkembangan antar bagian wilayah kota, maka tata ruang kawasan perencanaan pengembangan sesuai dengan potensi yang dimilikinya, untuk pemenuhan kebutuhan fasilitas transportasi maka dibangunlah sebuah terminal di Jalan Nangka yang digunakan sebagai terminal regional, dengan luas lebih kurang 15.000 m2.

Keberadaan terminal dikembangkan meliputi sarana jalan dan fasilitas transportasi guna melancarkan pergerakan antara satu bagian wilayah dengan wilayah pengembangan lainnya. Sesuai dengan pemanfaatan ruang kota, Pekanbaru di tahun enam puluhan dibangunlah sebuah terminal untuk menunjang semua aktifitas masyarakat khususnya kota Pekanbaru. Penataan ruang (Eayout) terminal Mayang Terurai kota Pekanbaru dapat diuraikan sebagai berikut : 43 Pintu masuk (entrance) terminal menjadi satu dengan pintu keluar (exit) untuk keluar masuk kendaraan baik keluar, maupun akan masuk terminal. *.* Areal parkir, baik untuk bis AKAP, AKDP, Angkot, maupun kendaraan pribadi dengan luas 2250 m2. *$ Kantor pengelolaan terminal. Q Tempat penjualan tiket, bangunannya berupa kios-kios semi permanen *:* Mushala dan MCK dengan lokasi di belakang terminal. (Denah Terminal Mayang Terurai dapat dilihat pada Larnpiran 3) 4.2.1. Karakteristik Angkutan Umum. Angkutan umum yang melayani wilayah kota Pekanbaru terdiri dari angkutan yang bertrayek AKAP, AKDP, angkutan kota dan angkutan pedesaan. Trayek AKAP dan AKDP pada umumnya berawal atau berakhir di kota Pekanbaru. Jenis kendaraan bis yang melayani trayek-trayek tersebut terdiri dari kendaraan bis standar kapasitas 48-54 tempat duduk, bis ukuran kapasitas 28 tempat duduk, bis dengan kapasitas 18 tempat duduk dan bis dengan kapasitas 12 tempat duduk. Dari data skunder (inforrnasi dari Pemda), penentuan dan perencanaan izin trayek bis baik bersifat AKAP maupun AKDP pada umumnya

didasarkan pada perrnintaan pasar. Hal ini juga berlaku bagi jenis atau kapasitas bis yang akan melayani trayek tertentu, lebih banyak ditentukan oleh operator. 4.2.2. Karakteristik Angkutan AKAP. Angkutan AKAP yang melayani atau melalui Propinsi Riau sebagai asal atau tujuan secara umum mempunyai trayek ke Propinsi Aceh, Surnatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Larnpung, dan ke Pulau Jawa. Jumlah perusahaan angkutan yang melayani trayek tersebut adalah sebanyak 94 perusahaan. Dari data tahun 1992, hampir 50% dari trayek AKAP yang ada mempunyai asal atau tujuan ibukota propinsi Riau (Pekanbaru). Sedangkan selebihnya adalah trayek AKAP yang melalui propinsi Riau atau yang mempunyai asal atau tujuan salah satu dari ibukota daerah tingkat 11. Selarna pengumpulan data primer, dijumpai adanya tipe pelayanan angkutan umum AKAP yang bersifat seperti taksi dan travel. Angkutan ini umumnya memberikan fasilitas layanan yang relatif lebih baik dari pada bis reguler yang pada gilirannya juga tarifhya relatif lebih tinggi dari bis reguler. Jenis kendaraan travel ini adalah bis kecil dengan kapasitas 12 tempat duduk. Lokasi pemberangkatan angkutan taksi atau travel pada umumnya tersebar di kota Pekanbaru. Walaupun tidak semua bis AKAP memasuki terminal Mayang Terurai, narnun pola layanan bis tidak dapat dimasukkan ke dalarn suatu sistem yang terintegarasi dengan angkutan AKAP yang secara resmi ada. 4.2.3. Karakteristik Angkutan AKDP. Berdasarkan data sekunder jumlah trayek angkutan AKDP sebanyak 37 trayek mempunyai asal atau tujuan, dari atau ke kota Pekanbaru. Sedangkan jumlah perusahaan angkutan yang melayani 37 trayek tersebut adalah sebanyak 21

perusahaan. Sebagaimana halnya dengan angkutan umum antar kota antar propinsi, tipe bis yang melayani AKDP juga terdiri dari berbagai ukuran. Jenis bis tersebut adalah bis dengan kapasitas 48-54 tempat duduk, bis ukuran kapasitas 28 tempat duduk, bis dengan kapasitas 18 tempat duduk dan bis dengan kapasitas 12 tempat duduk. 4.2.4. Retribusi Terminal. Pemerintah kota Pekanbaru dalam usaha menata beberapa sumber pendapatan asli daerah agar Iebih memberikan bobot otonomi yang lebih besar kepada pemerintah daerah, salah satunya retribusi yang pada hakekatnya bersifat pajak diubah statusnya menjadi pajak daerah dengan undang-undang nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Banyaknya jenis retribusi, dapat dikelompokkan menjadi 3 macam sesuai dengan objeknya yaitu : 1. Retribusi yang dikenakan pada jasa umum. 2. Retribusi yang dikenakan pada jasa usaha. 3. Retribusi yang dikenakan pada perizinan tertentu. Retribusi jasa umum dan jasa usaha dibuat dengan peraturan pemerintah agar tercipta ketertiban dalam penerapan sehingga dapat memberikan kepastian pada masyarakat serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan nyata di daerah yang bersangkutan. Pendapatan asli daerah kota Pekanbaru mulai tahun 199611997 sampai dengan tahun 2001 terjadi kenaikan. Penerimaan pendapatan asli daerah dari tahun ke tahun cendrung meningkat, tetapi dari segi target setiap tahunnya realisasi penerimaan PAD selalu di bawah target kecuali 2 tahun terakhir. Untuk

mengetahui target dan realisasi pendapatan asli daerah periode tahun 199611 997 sampai dengan tahun 2001 dapat dilihat pada tabel 7 berikut. Tabel 7. Target dan Realisasi PAD Pemerintah Kota Pekanbaru dari Tahun 1996-2001 Target Tahun (RP-) Realisasi (RP.) Persentase Terhadap Target ("/.I 1998 1999 2000 2001 13.134.164.484,OO 14.553.342.993,OO 17.386.175.665,OO 34.394.287.235,OO 9.608.857.186,16 12.958.203.61 1,08 15.775.266.553,43 37.615.5 18.829,OO Sumber : - Laporan Dinas Pendapatan Kota Pekanbaru Tahun 2002 Bappeda dan BPS, 2602 73,16 89,04 90,83 109,37 Dari Tabel 7 di atas menunjukkan peningkatan penerimaan retribusi daerah salah satu komponen PAD adalah penerimaan retribusi daerah. Untuk mengetahui perkembangan kontribusi pendapatan asli daerah terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kota Pekanbaru tahun 1998 sampai dengan 2001 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekanbaru Tahun 1998 Sampai dengan 2001 Tahun Awgarm 1998 1999 2000 2001 Sumber Retribusi Daerah (RP.) 3.248.173.300,OO 3.985.620.98 1,OO 6.81 1.641.984,OO 18.470.438.678,OO Pendapatan Asli Daerah (W.1 9.609.800.186,OO 12.794.926.585,OO 15.572.350.502,OO 37.615.51 8.829,OO : - Bagian Keuangan Pemko Pekanbaru - Bappeda dan BPS, 2002 Keterangan : - *) Konh-ibusi retribusi daerah terhadap PAD - Dalarn kurung adalah kontribusi PAD terhadap APBD APBD (RP-1 66.566.210.082,OO 84.846.066.736,OO 119.735.549.820,OO 263.847.344.71 0,00 Kontribusi (%) 33,4* 14,44) 31,15 (15,08) 43,74 (13,013 49,l (1 4726)

Selanjutnya untuk melihat kontribusi retribusi terminal terhadap retribusi daerah dapat dilihat pada Tabel 9 berikut. Tabel 9. Kontribusi Retribusi Terminal Terhadap Retribusi Daerah Kota Pekanbaru Tahun 1998-2002 Tahun 1 Retribusi Daerah (Rp.) I Retribusi Terminal I Kontribusi I Anggaran 1998 1999 2000 2001 3.248.173.300,OO 3.985.620.981,OO 6.8 1 1.64 1.984,OO 18.470.438.678,OO Sumber : - Laporan Dinas Pendapatan Kota Pekanbaru Tahun 2002 - Bappeda dan BPS, 2002 Retribusi terminal bersumber dari kendaraan-kendaraan penggunaan terminal oleh masyarakat maupun pengusaha yang memberi keuntungan lebih besar dari tarif yang harus dibayar oleh pengguna terminal. Variabel utama yang sangat berpengaruh pada pendapatan terminal adalah : (RP-) 57.033.000,OO 61.863.600,OO 59.895.000,OO 64.755.000,OO *:* Banyak kendaraan yang masuk dan atau keluar terminal *:* Tarif retribusi yang diberlakukan di terminal. (%> 1,76 1,55 0,88 0,38