BAB I PENDAHULUAN. dengan Tuhannya. Beberapa ulama fikih seperti Imam Abu Hanifah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang Fiqih ibadah,

BAB I PENDAHULUAN. Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB I PENDAHULUAN. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 67

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama sesudah orang tua dalam memberikan bimbingan kepada anak didik,

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MI MA ARIF NGABEAN SECANG MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu tindakan (action) yang diambil oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada masa sekarang ini memerlukan adanya. pembaruan dibidang strategi pembelajaran dan peningkatan relevansi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, meningkatkan kemampuan profesional para pendidik (guru),

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju sejahtera

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan pasal 3 menyebutkan, bahwa: 2

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 1-5 Oktober 2012, rerata hasil belajar peserta didik di SD Negeri 1

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan nasional dan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaharuan pada. beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah. 1. bimbingan, pengajaran, serta penggunaan pengalaman. 2

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. terbentuk suatu keteraturan dalam pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik apa yang akan dilakukan dalam kelas selama pertemuan berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai penerapan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas baik. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan berbagai cara,

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah dalam surah al-alaq ayat 1-5 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik untuk

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan melalui ceramah akan sulit diterima oleh siswa dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan karena dianggap sebagai alat pengubah taraf hidup manusia dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. 2000), hlm Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : Aditya Media,

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta,2004, hlm Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu menghasilkan perubahan-perubahan perilaku (behavior), baik itu

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sebagaimana sabda Rosuluallah 1 : menuntut ilmu itu diwajibkan atas

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. samping menjadi fokus kebijakan pemerintah juga karena meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs.

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pula halnya dengan pendidikan sebagai salah satu dimensi pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)

BAB I PENDAHULUAN. dapat membentuk anak sesuai kebutuhan masyarakat dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Asemrowo Surabaya untuk mengamati berbagai kendala yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mengembangkan berbagai ragam potensi anak didik,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fikih adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. Beberapa ulama fikih seperti Imam Abu Hanifah mendefinisikan fikih sebagai pengetahuan seorang muslim tentang kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah. Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan taharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Mata pelajaran Fiqih yang merupakan bagian dari pelajaran agama di madrasah mempunyai ciri khas dibandingkan dengan pelajaran yang lainnya, karena pada pelajaran tersebut memikul tanggung jawab untuk dapat memberi motivasi dan kompensasi sebagai manusia yang mampu memahami, melaksanakan dan mengamalkan hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah 1

2 mahdhoh dan muamalah serta dapat mempraktekannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari. Disamping mata pelajaran yang mempunyai ciri khusus juga materi yang diajarkannya mencakup ruang lingkup yang sangat luas yang tidak hanya dikembangkan di kelas. Penerapan hukum Islam yang ada di dalam mata pelajaran Fiqih pun harus sesuai dengan yang berlaku di dalam masyarakat, sehingga metode diskusi dan demonstrasi sangat tepat digunakan dalam pembelajaran fiqih, agar dalam kehidupan bermasyarakat siswa sudah dapat melaksanakannya dengan baik. 1 Pembelajaran Fiqih yang ada di madrasah saat ini tidak terlepas dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Kurikulum Peraturan Menteri Agama RI.Peraturan Menteri Agama RI sebagaiman dimaksud adalah kurikulum operasional yang telah disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan.sehingga kurikulum ini sangat beragam. Pengembangan Kurikulum PERMENAG yang beragam ini tetap mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, lingkup materi minimal, dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai tingkat kelulusan minimal, sesuai dengan tujuan dan fungsi pembelajaran fiqih. 2 Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah berfungsi mengarahkan dan mengantarkan peserta didik agar dapat memahami pokok-pokok hukum 1 2 Bakhrul Ulum, Mata Pelajaran Fiqih, (24 Februari 2013). http://blogeulum.blogspot.com/2013/02/mata-pelajaran-fiqih.html Ibid

3 Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna). 3 Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (Sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak dari hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang substansi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya. 4 Dalam proses belajar mengajarpun masih terkesan posisi guru sebagai subyek dan murid sebagai obyek. Siswa hanya menerima atau mentransfer keilmuan belaka. Siswa dianggap sebagai orang yang tidak mempunyai pengetahuan apa-apa. Kemudian dimasuki informasi supaya ia tahu,padahal belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi kedalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Strategi merupakan salah satu unsur penting dalam proses pemebelajaran yang tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran. Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan 3 Ibid 4 Triantic, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 1

4 karakteristiksiswa akan membantu guru dan juga peserta didik untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam proses pembelajaran. 5 Banyak model dan strategi pembelajaran yang bisa digunakan baik di dalam kelas maupun yang dilakukan di luar kelas yang terkait dengan paradigma pembelajaran yang bersifat student centered, diantarannya adalah dengan menggunakan metode diskusi. Menurut Sumiati dan Asra (2007) menyatakan bahwa, "metode diskusi adalah salah satu metode pembelajaran agar siswa dapat berbagi pengetahuan, pandangan, dan keterampilanya". Tujuan diskusi adalah untuk mengeksplorasi pendapat atau pandangan siswa yang berbeda dan untuk mengindetifikasi berbagai kemungkinan. Penggunaan metode ini memberikan ruang kepada siswa untuk lebih banyak terlibat dalam interaksi yang lebih luas selama proses pembelajaran dengan jalan melalui komunikasi secara verbal. Dengan strategi pembelajaran ini, siswa ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dengan melakukan diskusi dengan teman yang lain tentang materi yang telah dipelajari, sehingga secara tidak langsung siswa menggali sendiri pengetahuan akan materi pelajaran yang disampaikan. 6 Seperti halnyadi sekolah MI 20 Muhammadiyah Lamongan khususnya pada siswa kelas IV pada pembelajaran fiqih pokok bahasan cara syah sholat, berdasarkan hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan guru 5 6 Abu Ahmadi Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005),h.11 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2007),h.141

5 menunjukan bahwa hasil belajar siswa kurang baik. Sebagian besar nilai siswa masih dibawah KKM yaitu 65.dari 27 siswa sebanyak 18 siswa (67%)belum memenuhi standart ketentutasan minimum. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih belum dapat menguasai meteri yang didapatkan dalam pembelajaran fiqih itu sendiri.menurut pengamatan peneliti ada beberapa hal yang menjadi kekurangan guru selama proses pembelajaran berlangsung diantaranya adalah:pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat sehingga siswa menjadi kurang tertarik dan cepat merasa bosan, guru kurang memotivasi dan memberikan dorongan positif pada siswa, suara guru kurang keras atau lantangsehingga siswa yang duduk di belakang kurang memperhatikan penjelasan guru dan cenderung ramai sendiri. Fenomena seperti ini perlu dilakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah tersebut. Oleh karena itu peneliti bermaksud melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) guna mencari solusi dan memperbaikiproses pembelajarandi sekolah MI 20 Muhammadiyah Lamongan khususnya pada siswa kelas IV pada pembelajaran fiqih pokok bahasan pengertian cara syah sholat. Menurut Zainal Aqib menyatakan, ada beberapa alasan pentingnya penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai kebutuhan guru dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan kinerja yaitu: 7 7 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2006),hl. 13

6. 1 PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi lebih peka terhadap dinamika pembelajaranya di kelasnya. Para guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang ia dan murid lakukan.. 2 PTK dapat meningkatkan kinerja guru, dengan selalu berupaya meningkatkan perbaikan dan inovasi. Guru bukan hanya sebatas sebagai praktisi namun juga sekaligus sebagai peneliti di bidangnya.. 3 Dengan PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.. 4 Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. 5. Dengan PTK guru menjadi kreatif karena dituntut untuk selalu melakukan upaya inovatif sebagai bentuk implementasi dan adaptasi teori dan teknik pembelajaran serta pemakaian bahan ajar. Guru dapat mencermati kekurangan dan mencari berbagai upaya untuk pemecahanya. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas,maka sebagai upaya perbaikan dan peningkatan mutukualitas pembelajaran dan hasil belajarsiswa khususnya pada mata pelajaran fiqih, makapeneliti mengajukan judul penelitian: Upaya meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran Fiqih Pokok Bahasan Cara Syah Sholat Siswa KelasIV MI 20Muhammadiyah Lamongan.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dikemukakan rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode diskusi pada mata pelajaran fiqih pokok bahasan cara syah sholat pada siswa kelas IV di MI 20 Muhammadiyah Lamongan? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan pembelajaran metode diskusi pada mata pelajaran fiqih pokok bahasan cara syah sholat pada siswa kelas IV MI 20 Muhammadiyah Lamongan? C. Tindakan Yang Dipilih Dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran metode diskusi,guru dapat memanfaatkan gaya mengajar progresif yang bercirikan guru sebagai fasilitator dan motivator, siswa dapat berperan aktif dalam belajar, sosio emosional siswa diperhatikan, dan guru mendorong kreativitas siswa, maka efektivitas pembelajaran fiqih akan meningkat, sehingga aktifitas siswa yang berlangsung dalam interaktif aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan keterampilihan dan sikap.

8 D. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Penerapan metode diskusi pada mata pelajaran fiqih pokok bahasan cara syah sholat pada siswa kelas IV di MI 20 Muhammadiyah Lamongan. 2. Peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan pembelajaran metode diskusi pada mata pelajaran fiqih pokok bahasan cara syah sholat pada siswa kelas IV MI 20 Muhammadiyah Lamongan. E. Lingkup Penelitian Suatu penelitian perlu dibatasi sesuai dengan kemampuan peneliti agarlebih fokus, terarah dan dapat memperlancar proses penelitian, keterbatasandalam penelitian ini: 1. Penelitian ini hanya terbatas pada siswa kelas IVMI 20 Muhammadiyah Lamongan. 2. Penelitian ini hanya terbatas pada penerapan pembelajaran metode diskusi pada mata pelajaran fiqih pokok bahasan cara syah sholat. 3. Keberhasilan pembelajaran ditentukan berdasarkan nilai hasil belajar siswa yang meliputi: aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

9 F. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa a. Meningkatkan pemahaman materi pembelajaran fiqih pada materi cara syah sholat. b. Meningkatkan kesempurnaan gerakan dalam melakukan sholat c. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT melalui kewajiban mengerjakan sholat bagi setiap muslim. 2. Bagi guru Hasil PTK ini dapat dipakai sebagai acuan dan evaluasi bagi guru sebagai bentuk usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran fiqih pada pokok bahasan pengertian cara syah sholat. 3. Bagi peneliti Dapat dijadikan rujukan bagi peneliti dalam mempersiapkan diri sebagai seorang pengajar sebelum praktek langsung sebagai pengajar di sekolah..