Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer (tebu urai), truk

dokumen-dokumen yang mirip
AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1 Daftar Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama.

Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo

INDUSTRI PENGOLAHAN GULA PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia)

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula

PERENCANAAN UNIT SENTRIFUGASI, PENGEMASAN DAN PENGGUDANGAN PABRIK GULA TEBU SHS 1A DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 2000 KUINTAL PER HARI

Analisis Produksi Emisi CO 2 Pada Industri Gula Di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Tbk. (Studi Kasus Di Pabrik Gula Lestari)

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP:

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan

PG. TJOEKIR PENERAPAN INDUSTRI HIJAU BY: EDWIN RISANANTO SURABAYA, 16 FEBRUARI 2017

HASIL SAMPING INDUSTRI GULA TEBU

BAB I. Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja

PENENTUAN RENDEMEN GULA TEBU SECARA CEPAT 1

BAB IX TEKNIK KIMIAWI

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PABRIK GULA KWALA MADU (PGKM) SEBELUM TAHUN 1984

BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 PROSES PEMBUATAN GULA DARI NIRA TEBU. Produknya adalah gula jenis SHS (Superior Hooft Suiker) 1-A dengan hasil samping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu,

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DAFTAR PUSTAKA UNIVERSITAS MEDAN AREA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel I.1 Stasiun dan Fungsinya (Sumber:Rekaman Data PG Tasikmadu)

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3 METODOLOGI PENELITIAN

Pabrik Gula (PG) Kebon Agung merupakan salah satu perusahaan. keteknikan pertanian di Indonesia yang mengolah tebu menjadi gula. PG.

BAB VI PENUTUP. (7,97-16,8) GWh sedangkan energi bahan bakar rata-rata dalam tiap bulannya adalah 14,6 GWh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRATEGI BISNIS DALAM MENGHADAPI PELEMAHAN EKONOMI DUNIA 2017 CORPORATE ENTREPRENEURSHIP

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

TINJAUAN PUSTAKA. Masehi, dan selanjutnya oleh orang-orang Arab dibawa ke Mesir, Maroko,

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN GULA DI PG. MADUKISMO YOGYAKARTA

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

Aplikasi Analisis Pinch untuk Menurunkan Konsumsi Steam di Bagian Process House Pabrik Gula

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI METODE REGRESI LINIER BERGANDA DALAM MENCARI FORMULASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU GULA TEBU

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN SUMBER KARBOHIDRAT

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. produksi garam dapur, gula, sodium sulphat, urea, dan lain-lain. pada batas kristalisasi dan batas kelarutan teoritis.

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ANALISA GULA

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO) VITA UTARI DEWI

Sekilas tentang Per-GULA-an Jember

KELAYAKAN TEKNO-EKONOMI MIGRASI TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI GULA KRISTAL PUTIH DARI SULFITASI KE DEFEKASI REMELT KARBONATASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki gugus hemiasetal. Oleh karena itu sukrosa di dalam air tidak berada

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI PERMUKAAN AIR DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA. Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani

Peneliti : Budi Santoso Fakultas Teknik Industri Univesitas Gunadarma PROSES PEMBUATAN GULA DARI TEBU PADA PG X

USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan

LIFE CYCLE ASSESSMENT OF SUGAR AT CANE SUGAR INDUSTRY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap

Pemetaan Korosi pada Stasiun Pemurnian di Pabrik Gula Watoe Toelis Krian, Sidoarjo. Adam Alifianto ( )

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah PerusahaanPT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala

UPAYA MERAIH LABA DENGAN CARA MENEKAN KEHILANGAN TEBU DAN MENINGKATKAN RENDEMEN SELAMA TEBANG GILING

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan. Industri selalu diikuti masalah pencemaran

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

1. Bagian Utama Boiler

Lampiran 1. Daftar spesifikasi mesin produksi di Pabrik Gula Sei Semayang

BAB 1 PENDAHULUAN. proyek listrik tenaga nuklir, pembangunan pabrik sampai pembuatan proyek dengan

Elemen Dasar Sistem Otomasi

I. PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin banyak. Upaya pemenuhan

MEMINIMASI JUMLAH PRODUK CACAT PADA PROSES PRODUKSI GULA DI PG. KARANGSUWUNG

I. PENDAHULUAN. perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation

STUDI POTENSI PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI GULA (Studi Kasus di PG. Pesantren Baru Kediri - Jawa Timur) Oleh GALUH AJENG LESTARI F

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Industri, yaitu pengelolahan tebu menjadi gula.

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

Gambar 1 Open Kettle or Pan

Transkripsi:

SEJARAH SINGKAT Pabrik Gula Gunung Madu terletak diujung selatan Pulau Sumatera, tepatnya berada di Kabupaten Lampung Tengah, Propinsi Lampung, 90 km ke arah utara dari Ibukota Propinsi Lampung (Bandar Lampung). Didirikan sejak tahun 1975 dan melaksanakan musim giling yang pertama pada tahun 1978 dengan produksi gula 18.000 ton. Merupakan industri gula patungan antara perusahaan swasta asing dan swasta nasional yang berstatus PMA, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Kuok Investment, Ltd (Hongkong). Pada awal pendiriannya, semula pabrik gula ini merupakan pabrik yang sederhana dengan kapasitas giling awal 4,000 TCD (Ton Cane Per Day). Secara bertahap pabrik dikembangkan dan dimodernisasi sejalan dengan kemajuan yang dialami Perusahaan. Pada musim giling ke 31 ditahun 2008, kemampuan giling sudah mencapai 14,000 TCD dan memproduksi gula putih sebesar 218,248 ton dengan jumlah tebu digiling 2,374,619 ton.

Timbangan tebu PENGIRIMAN DAN PENIMBANGAN TEBU Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer (tebu urai), truk bak dan truk loss bak (tebu ikat), melewati jembatan timbang dengan sistem komputerisasi untuk pengambilan data berat kotor, nomor petak, lokasi, jenis tebang, nama pelaksana tebang dan jam ditebang (kesegaran). Selanjutnya, truk dan trailer yang telah dibongkar, meninggalkan pabrik melewati jembatan timbang keluar untuk pengambilan data berat kendaraan kosong. Ruang pusat kendali unit preparasi dan ekstraksi PENGENDALIAN OPERASIONAL PERALATAN PABRIK Pengendalian peralatan pabrik pada masing-masing stasiun melalui ruang pusat kendali yang ditempatkan pada posisi paling leluasa bagi operator untuk memonitor aktivitas dan berhubungan dengan petugas jaga peralatan di lapangan. Pada bagian tertentu yang tidak memungkinkan bagi operator melihat langsung secara visual, dilengkapi dengan kamera CCTV dari pusat ruang kendali. Sistem pengendalian menggunakan programmable logic control (PLC) dipadukan dengan supervisory system sebagai piranti kendali dan informasi data trending.

Pelataran tebu dan peralatan penanganan tebu PENANGANAN TEBU Berbagai peralatan bongkar (unloading) tebu dipasang menyesuaikan dengan model angkutan yang ada, tebu yang diangkut menggunakan trailer dibongkar menggunakan side unloader yang terpasang pada 2 unit gantry crane, selanjutnyahydraulic cane grab pada gantry crane bekerja menumpuk dan mengumpan padacross cane carrier. Wheel loader disamping digunakan untuk membongkar dan menumpuk tebu loss bak di pelataran juga dipergunakan sebagai sarana pengumpan dan perata pada main cane carrier. Untuk meningkatkan kapasitas umpan langsung pada main cane carrier, tahun 2001 dipasang 1 unit cane feeder table yang dilengkapi denganhydraulic cane lifter yang dapat melayani tebu yang diangkut dengan trailer danhydraulic truck tippler untuk melayani truk bak ataupun truk loss bak.

Pengisian dan preparasi tebu PREPARASI TEBU Sebelum tebu diperah pada unit gilingan, terlebih dahulu dilakukan preparasi untuk membuka sel-sel tebu, tebu diumpankan kedalam 1st. main cane carrier dari cross carrier #1, cross carrier #2 dan Feeder table diangkut menuju unit mesin pemotong pertama (1st. cane cutter), kemudian dengan 2nd. elevating cane carrier menuju unit pemotong tebu kedua (2nd. cane cutter), dan selanjutnya menggunakan unit heavy duty shredder hammer tebu dihancurkan. Tingkat open cell yang dicapai pada unit preparasi ini 90.92%. Stasiun gilingan

EKSTRAKSI NIRA Enam unit gilingan jenis 4-roller disusun secara seri digunakan sebagai unit ekstraksi nira, masingmasing unit gilingan digerakkan dengan tenaga turbin uap. Tingkat ekstraksi sukrosa dari unit gilingan ini pada kisaran 95-96%. Nira mentah dari gilingan dipompa menuju stasiun pemurnian setelah terlebih dahulu melewati sebuah magnetic flow meter untuk memonitor dan merekam laju alirannya dalam satuan m3/jam, kemudian ampas tebu yang disebut bagasse menuju stasiun pembangkit uap untuk digunakan sebagai bahan bakar pada ketel uap (Boiler). Boiler dan pembangkit tenaga listrik BOILER DAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK 3 unit boiler dengan kapasitas terpasang masing-masing : No.1 = 120 ton/jam; No.2 = 80 ton/jam; dan No.3 = 120 ton/jam dengan tekanan kerja masing masing 20kg/cm2G. Energi potensial uap yang dibangkitkan digunakan untuk menggerakkan 3 buah back pressure turbo-alternator yang masing masing mampu membangkitkan tenaga listrik sebesar 5MW, juga digunakan untuk menggerakkan turbin uap penggerak unit preparasi (cane cutter dan shredder) dan unit ekstraksi (gilingan). Pada masa tidak giling (off-season) 1 unit boiler tetap beroperasi dan memanfaatkan bahan bakar (ampas tebu) kelebihan dari masa giling untuk melayani kebutuhan uap penggerak turbine generator dalam memenuhi kebutuhan listrik perumahan divisi I s/d divisi VI, perkantoran, maintenance peralatan di pabrik dan pompa irigasi pertanian.

Clarifier dan Vacuum filter PEMURNIAN Pemisahan kotoran dilakukan dalam bejana pengendap single tray SRI clarifier ( yang telah dimodifikasi menjadi perforated clarifier ) yang merupakan rangkaian tahapan pengaturan suhu, ph, waktu dan penambahan bahan pembantu (susu kapur, gas belerang dan flokulan). Tingkat kekeruhan (turbidity) nira yang dicapai pada level 70-100 derajat NTU. Endapan kotoran dari clarifier dicampur denganbagacillo kemudian ditapis menggunakan 6 buah vacuum filter menghasilkan limbah padat berupa blotong (filter cake) yang kemudian dikirim kembali ke kebun sebagai pupuk organik.

Evaporator PENGUAPAN (EVAPORATION) Proses pengentalan nira jernih dilaksanakan dengan bejana penguap (evaporator). Guna meminimalisasikan kebutuhan uap, stasiun evaporator dirancang dengan konsep maximum vapour bleed. Bejana (evaporator) disusun dengan sistemquintuple effect yang terdiri dari sembilan buah bejana jenis Roberts. Uap dari badan pertama digunakan sebagai media pemanas badan kedua, pan kristalisasi "A" dan bejana pemanas nira tersulfitir. Uap dari badan dua digunakan untuk media pemanas pada pan kristalisasi "C". Evaporator dibersihkan secara periodik setiap dua minggu sekali dengan cara kimiawi selama 12 jam. Brix nira kental dijada pada level 52-55%.

Vacuum Pans KRISTALISASI Kristal gula dibuat dalam Vacuum Pans melalui proses pembesaran kristal hingga mencapai ukuran yang dikehendaki dengan cara memasukkan nira kental (syrup), gula leburan, molasses kedalam pans pada kondisi temperatus dan vacuum yang terkendali. Hasil resultan dari kristalisasi adalah berupa massecuite (campuran kristal gula dengan molasses). Tingkatan masak (kristalisasi) dilaksanakan dengan sistem ABC. Kristalisasi untuk "A" dan "B" Massecuite dikerjakan dengan menggunakan batch pan yang dilengkapi dengan pengaduk, sedangkan untuk "C"massecuite dikerjakan dengan continous pan. Nira kental, leburan gula "B" dan "C" sebagai bahan masakan "A" massecuite. Bahan masakan "B" massecuite berasal dari "A" molasses dan nira kental. Bahan masakan "C" massecuite berasal dari "B" molasses dan bibitnya menggunakan "A" molasses. Batch centrifugal dan Continuous centrifugal PEMISAHAN KRISTAL GULA DAN MOLASSES Bila satu siklus proses masak pembesaran kristal telah selesai, massecuite darivacuum pans kristalisasi dituangkan kedalam strike receiver sambil melanjutkan pertumbuhannya. Kristal gula dipisahkan dari molasses menggunakan sebuah basket berlubang yang diputar sampai pada kecepatan tertentu sehingga molasses terlepas dari kristal gula akibat gaya sentrifugal (centrifugals machine). Pemisahan "A"massecuite menggunakan batch centrifugals menghasilkan kristal gula SHS (produk) dan "A" moolasses. Pemisahan "B" massecuite menggunakan continuous centrifugals menghasilkan gula "B" dan "B" molasses, pemisahan "C" massecuitemenggunakan continuous centrifugals menghasilkan gula "C" dan final molasses.

Pengemasan PENANGANAN DAN PENGEMASAN PRODUK Setelah proses pemisahan kristal gula produk (SHS) dikondisikan melalui sebuah unit fluidized bed vibrating cooler dengan maksud untuk menurunkan tingkat kelembaban serta meningkatkan kualitas penyimpanan, kemudian dilakukan pemilahan ukuran butiran menggunakan vibrating screen. Kristal gula kemudian ditampung dalam sugar bin untuk selanjutnya dilakukan penimbangan dan pengemasan. Sensor pengirim sinyal bobot pada timbangan digunakan jenis load cell. Untuk menjamin keakuratan berat kristal dalam kemasan, mekanisme kerja mesin timbangan dan pengemasan bekerja secara integral yang dikendalikan secara otomatis. Setiap informasi penyimpangan terekam dan secara otomatis sistem memberi peringatan.

Sertifikasi jaminan mutu