BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan-perusahaan. Apabila perusahaan-perusahaan ini dapat. mempengaruhi tingkat perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividend merupakan fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi pengembalian investasi pada equity securities pada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perusahaan adalah memberi keuntungan yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah membuka peluang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan perusahaan dapat didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. 1. Profitabilitas (net profit margin) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan atau

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. proporsi dana dan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah dengan harapan memperoleh capital gain dan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 karena akan diberlakukannya AFTA (Asean Free Trade Area). AFTA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB II. Tinjauan Pustaka. baik dalam bentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULAN. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aspek fisik (real asset)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor yang membeli suatu saham di pasar modal dan. mengorbankan konsumsinya pada masa kini mempunyai harapan agar supaya

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dividen. Ketiga fungsi manajemen dilakukan dalam rangka. yang disimpan perusahaan sebagai laba ditahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia saat ini berada dalam era pembangunan yang diharapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

Transkripsi:

28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya akan mengurangi total sumber dana intern. Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham. Selain dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, laba bersih itu ditahan di dalam perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan dan disebut sebagai laba ditahan (Retained Earnings). Laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan deviden merupakan aliran kas yang dibayar kepada para pemegang saham. Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Keputusan mengenai jumlah laba yang ditahan dan dividen yang dibagikan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 11

29 12 Para pemegang saham akan merasa senang apabila bagian dari laba bersih yang dibagikan sebagai dividen semakin besar. Akan tetapi, apabila DPR ini semakin besar, berarti laba ditahan semakin kecil. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Apabila sumber dana yang berasal dari laba ditahan ini kecil, maka perusahaan tersebut akan kekurangan modal untuk membiayai operasionalnya. Laba tidak dibagi merupakan modal yang berasal dari dalam perusahaan yaitu kumpulan laba dan rugi sampai saat tetentu sesudah dikurangi dividen yang dibagi dan jumlah yang dipindahkan ke rekening modal. Laba tidak dibagi dapat digunakan untuk beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Pembagian dividen 2. Pembelian treasury stock 3. Pembatasan laba tidak dibagi untuk tujuan-tujuan tertentu (appropriations) 4. Rekapitulasi 5. Penyerapan kerugian Yang dimaksud dengan dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiiki. Biasanya dividen dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang

130 diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Apabila dividen yang dibagikan itu berbentuk selain uang tunai, maka akan dicatat dengan judul yang sesuai. jika digunakan istilah dividen saja maka yang dimaksudkan adalah dividen kas. Dividen yang dibagi oleh perusahaan bisa mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut : 1. Dividen kas 2. Dividen aktiva selain kas (property dividends) 3. Dividen utang (scrip dividends) 4. Dividen likuidasi 5. Dividen saham (Wahyuni : 2001) 2.1.1 Pengertian Dividen Payout Ratio Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dalam bentuk kas. Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas ialah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut (Wahyuni : 2001). Dividen payout ratio adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend. Rasio pembayaran deviden (dividend payout ratio) yaitu perbandingan antara Dividend Per Share (DPS) dengan Earning Per Share (EPS).

31 14 Secara matematis, Dividen Payout Ratio (DPR) dirumuskan sebagai berikut: DPR = Dimana : DPR = Dividend Payout Ratio DPS = Dividend Per Share EPS = Earning Per Share Di dalam komponen dividend per share terkandung unsur dividen, sehingga jika semakin besar dividen yang dibagikan maka semakin besar pula dividen payout ratio nya. Pembagian dividen yang besar bukanya tidak diinginkan oleh investor, tetapi jika dividend payout ratio lebih besar dari 25% dikuatirkan akan terjadi kesulitan likuiditas keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. Banyak perusahaan berusaha untuk mempertahankan dividend payout ratio, pendapatan yang diinginkan untuk suatu periode yang panjang, artinya terdapat target dividend payout ratio untuk jangka panjang atau mempertahankan pendapatan. Hasilnya, dividen biasanya dipertahankan pada jumlah konstan dan dinaikkan hanya jika manajer yakin bahwa relatif mudah untuk mempertahankan kenaikan pembayaran tersebut di masa depan.

15 32 Yang dimaksud dengan dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki (Baridwan, 1992). Biasanya dividen dibagikan dengan internal waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut : a. Dividen Kas (Cash Dividends) Dividen yang paling umum dibagikan dalam bentuk kas, yang perlu diperhatikan adalah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen. b. Dividen Aktiva Saham Kas (Property Dividends) Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas. Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga, perusahaan lain yang dimiliki, barang dagangan atau aktiva lain. c. Dividen Utang (Scrip Dividends) Dividen utang (scrip dividends) timbul apabila saldo laba tidak dibagi mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup, sehingga perusahaan akan mengeluarkan scrip dividens yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.

33 16 d. Dividen Likuiditas Dividen likuiditas adalah dividen yang sebagian besar merupakan pengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan adalah sebesar deflasi yang diperhitungkan untuk periode tersebut. e. Dividen Saham Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya. 2.1.2 Profitabilitas Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan profit. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, assets, dan modal saham tertentu. Profitabilitas ini diproksikan dengan Return On Assets (ROA) menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atau seluruh investasi yang telah dilakukan. Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayarkan dividen. Suatu badan usaha akan membagikan dividen apabila badan usaha tersebut memperoleh keuntungan sehingga badan usaha yang semakin besar keuntungannya akan memiliki jumlah kas yang besar pula dan badan usaha tersebut dapat membagikan dividen dalam jumlah yang besar pula.

34 17 Laba (gain) adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik (Wahyuni: 2000). 2.1.3 Leverage Susilowati dan Ari (2010) menjelaskan bahwa leverage keuangan berkaitan dengan sumber dana yang berasal dari utang, yang akan mengakibatkan biaya tetap tertentu dengan harapan akan meningkatkan keuntungan pemilik modal. Didalam akuntansi hutang didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin akan terjadi akibat kewajiban suatu adan usaha pada masa kini untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Unsur-unsur penting yang ada di dalam definisi tersebut adalah : a. Hutang merupakan akibat dari transaksi atau peristiwa masa lalu b. Hutang harus melibatkan pentransferan aktiva atau jasa yang kemungkinan besar akan terjadi di masa yang akan datang.

3518 c. Hutang merupakan keharusan dari suatu badan usaha (entity) tertentu, yakni badan usaha yang mempunyai tanggungjawab untuk mengalihkan aktiva atau memberikan jasa. (Pramono : 2008) 2.1.4 Likuiditas Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio cash position. Bagi perusahaan yang memiliki posisi kas yang semakin kuat maka akan semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Faktor ini merupakan faktor internal yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan sehingga pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung bagi kebijakan dividen. Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Kas adalah aktiva yang tidak produktif, oleh karena itu harus dijaga supaya jumlah tidak terllu besar sehingga tidak ada idle cash (Baridwan : 2004). 2.2 Review Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-fakor yang mempengaruhi Dividen Payout Ratio pada perusahaan manufaktur telah banyak dilakukan. Kebijakan dividen yang optimal diartikan sebagai ratio pembayaran dividen yang ditetapkan dengan memperhatikan kesempatan untuk menginvestasikan

3619 dana serta berbagai preferensi yang dimiliki para investor mengenai dividen dan capital gain. Penelitian yang dilakukan oleh Randa (2009) tentang Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Harga Saham, dan Firm Size Terhadap Jumlah Dividen Tunai dengan menggunakan sampel perusahaan-perusahaan yang membagikan deviden secara tunai pada periode tahun 2003-2007 menunjukkan bahwa secara parsial profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah dividen tunai perusahaan perusahaan go public. Variabel DER tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel DPR. Harga saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel DPR. Variabel TA tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel DPR. Penelitian yang dilakukan Marlina dan Clara (2009) tentang Analisis pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return On Assets Terhadap Dividen Payout Ratio dengan Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode Januari 2004 sampai dengan Desember 2007 yaitu sebanyak 142 perusahaan menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji simultan (uji statistik F) variabel Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Assets (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Dividen Payout Ratio (DPR). Namun hasil uji t variabel Cash Position (CP) dan Return On Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR), sedangkan variabel bebas lain yaitu

3720 Debt to Equity Ratio (DER) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR). Sari dan Hermin (2010) yang menganalisa tentang rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas dan solvabilitas terhadap capital gains dan dividen yield pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2004 sampai dengan 2008. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas, aktivitas, dan solvabilitas tidak mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap capital gains dan dividen yield. Namun rasio profitabilitas tidak mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap capital gains, tetapi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap dividen yield. Sulistyowati, dkk (2014) menganalisa tentang pengaruh struktur modal terhadap kebijakan dividen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 sebanyak 464 perusahaan, dan hanya 12 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa Debt Ratio (DR) dan Debt to Equity Ratio (DPR) berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR), tetapi Long Term Debt to Total Assets (LDTA) berpengaruh tidak signifikan terhadap DPR.

3821 Penelitian lain yang dilakukan oleh Deitiana (2009) tentang Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas. Pada penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 21 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2003 sampai 2007. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan Debt Equity Ratio, Return On Investmen, Current Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, Return On Equity terhadap Dividen Payout Ratio, terdapat pengaruh yang signifikan Earning per Share dan price earnings ratio terhadap Dividen Payout Ratio. Adapun perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah periode pengamatannya dari tahun 2009-2013 serta sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan oleh Return On Assets (ROA) yang berarti kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Laba inilah yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan, apakah dividen tunai ataupun dividen saham. Laba diperoleh dari selisih antara harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) dengan harta yang keluar (beban dan kerugian). Laba perusahaan tersebut dapat ditahan (sebagai saldo laba) dan dapat dibagi (sebagai dividen). Hal tersebut didukung dengan pemaparan oleh Randa dan Ingrid (2009) mengutip Litner (1956) mengemukakan

3922 bahwa perusahaan hanya akan meningkatkan deviden apabila earning meningkat. Sehingga secara sederhana dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan yang tidak mampu menghasilkan laba, maka mustahil membagikan dividen. Dugaan penelitian ini adalah semakin tinggi profitabilitas maka semakin besar Dividen Payout Ratio nya. Analisa terhadap rasio leverage diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER). Perusahaan yang memiliki rasio leverage lebih besar akan membagikan deviden yang besar pula, karena dengan semakin tinggi DER maka modal dalam suatu perusahaan akan semakin tinggi juga, sehingga dengan semakin tinggi nya modal tersebut perusahaan dapat memaksimalkan operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan laba, maka dividen yang dibagikan juga akan semakin besar. Perusahaan yang leverage nya tinggi akan memberikan dividen yang tinggi. Hal ini didukung oleh penyataan Sulistyowati, dkk (2014) menyatakan bahwa leverage berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap DPR, saat DER mengalami kenaikan maka DPR akan naik, saat DER mengalami penurunan maka DPR akan turun. Dugaan penelitian ini adalah semakin besar ketergantungan perusahaan pada hutang (leverage) maka semakin tinggi Dividen Payout Ratio nya. Analisa terhadap Likuiditas diproksikan dengan cash position dalam ukuran rasio. Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio

4023 cash position. Pembagian dividen perusahaan kepada pemegang saham menyebabkan posisi kas suatu perusahaan berkurang. Kas adalah salah satu komponen dalam aktiva lancar, sehingga pembagian dividen tersebut akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Hal ini menyebabkan leverage semakin besar sehingga perusahaan yang leverage atau hutangnya tinggi akan memberikan dividen yang rendah. Dugaan penelitian ini adalah semakin tinggi likuiditas perusahaan maka semakin besar Dividen Payout Ratio nya. Kerangka pemikiran tersebut dapat dirancang dalam gambar berikut : Gambar 2.1 Rancangan kerangka pemikiran terkait dengan variabel dependen dan independen penelitian PROFITABILITAS (ROA) LEVERAGE (DER) LIKUIDITAS (CP) (+) (+) (+) DIVIDEN PAYOUT RATIO (DPR) 2.4 Hipotesis 2.4.1 Hubungan Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas dengan Dividen Payout Ratio Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham. Selain dibagi kepada pemegang saham

4124 dalam bentuk dividen, laba bersih itu ditahan di dalam perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan dan disebut sebagai laba ditahan (Retained Earnings). Dividen payout ratio adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend. Rasio pembayaran deviden (dividend payout ratio) yaitu perbandingan antara Dividend Per Share (DPS) dengan Earning Per Share (EPS). Di dalam komponen dividend per share terkandung unsur dividen, sehingga jika semakin besar dividen yang dibagikan maka semakin besar pula dividen payout ratio nya. Pembagian dividen yang besar bukanya tidak diinginkan oleh investor, tetapi jika dividend payout ratio lebih besar dari 25% dikuatirkan akan terjadi kesulitan likuiditas keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. Semakin tinggi ketergantungan perusahaan terhadap leverage (utang) maka semakin kecil dividen payout ratio nya karena perusahaan lebih mendahulukan melunasi kewajibannya, sedangkan semakin besar tingkat likuiditas suatu perusahaan maka semakin besar pula dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Marlina dan Clara (2009) menemukan bahwa secara simultan variabel Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Assets (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Divident Payout Ratio (DPR).

4225 Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesis Pertama ( ) : Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas secara simultan mempunyai pengaruh terhadap Dividen Payout Ratio. 2.4.2 Hubungan Profitabilitas dengan Dividen Payout Ratio Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan profit. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, assets, dan modal saham tertentu. Randa dan Ingrid (2009) mengutip Wirjolukito, dkk (2003) menyatakan bahwa dalam signaling theory, pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberikan sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan profit. Profitabilitas ini diproksikan dengan Return On Assets (ROA) menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atau seluruh investasi yang telah dilakukan. Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayarkan dividen. Suatu badan usaha akan membagikan dividen apabila badan usaha tersebut memperoleh keuntungan sehingga badan usaha yang semakin besar keuntungannya akan memiliki jumlah kas yang besar pula dan badan usaha tersebut dapat membagikan dividen dalam jumlah yang besar pula. Pernyataan ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Marlina dan Clara (2009) dalam penelitiannya menemukan

4326 bahwa Return On Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesis kedua ( ) : Profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio. 2.4.3 Hubungan Leverage dengan Dividen Payout Ratio Susilowati (2010) menjelaskan bahwa leverage keuangan berkaitan dengan sumber dana yang berasal dari utang, yang akan mengakibatkan biaya tetap tertentu dengan harapan akan meningkatkan keuntungan pemilik modal. Meskipun menimbulkan biaya tetap, perusahaan lebih memilih untuk dijadikan sumber pendanaan perusahaan karena biaya transaksi penerbitan utang lebih rendah daripada biaya transaksi penerbitan saham. Perusahaan yang memiliki rasio leverage lebih besar akan membagikan deviden yang besar pula, karena dengan semakin tinggi DER maka modal dalam suatu perusahaan akan semakin tinggi juga, sehingga dengan semakin tinggi nya modal tersebut perusahaan dapat memaksimalkan operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan laba, maka dividen yang dibagikan juga akan semakin besar. Perusahaan yang leverage nya tinggi akan memberikan dividen yang tinggi. Hal ini didukung oleh penyataan Sulistyowati, dkk (2014) menyatakan bahwa leverage berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap DPR, saat DER mengalami kenaikan maka DPR akan

4427 naik, saat DER mengalami penurunan maka DPR akan turun. Dugaan penelitian ini adalah semakin besar ketergantungan perusahaan pada hutang (leverage) maka semakin tinggi Dividen Payout Ratio nya. Marlina dan Clara (2009) menemukan bahwa secara simultan variabel Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Assets (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Divident Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian lain ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kadir (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa secara parsial variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Divident Payout Ratio (DPR). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesis ketiga ( ) : Leverage mempunyai pengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio. 2.4.4 Hubungan Likuiditas dengan Dividen Payout Ratio Analisa terhadap Likuiditas diproksikan dengan cash position dalam ukuran rasio. Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio cash position. Cash position merupakan rasio kas akhir tahun dibandingkan dengan laba bersih setelah pajak. Bagi perusahaan yang memiliki posisi kas yang semakin kuat maka akan semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Faktor ini

4528 merupakan faktor internal yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan sehingga pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung bagi kebijakan dividen. Dugaan penelitian ini adalah semakin tinggi likuiditas perusahaan maka semakin besar jumlah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan. Marlina dan Clara (2009) menemukan bahwa secara simultan variabel Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Assets (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Divident Payout Ratio (DPR), serta secara parsial variabel Cash Position mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio. Oleh karena itu, berdasarkan uraian tersebut, peneliti mengajukan hipotesis keempat ( ) : Likuiditas mempunyai pengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio.