Daya Saing Kedelai terhadap Tanaman Pesaing pada Tingkat Usahatani

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DAYA SAING KEDELAI TERHADAP TANAMAN PADI DAN JAGUNG

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

Kajian Ekonomi Usahatani Kedelai di Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta

Kebutuhan kedelai domestik sekitar 2,3 juta ton

POLICY BRIEF DAYA SAING KOMODITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DALAM KONTEKS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN. Dr. Adang Agustian

Oni Ekalinda, Reni Astarina dan Anita Sofia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Abstrak.

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2

Budi daya tanaman kedelai di Indonesia secara

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

Keragaan Usahatani Kacang Hijau di Lahan Suboptimal Kabupaten Sambas

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

Kelayakan Usahatani Varietas Unggul Kedelai di Kabupaten Sleman

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

Eni Siti Rohaeni. Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian Kalimantan Selatan ABSTRAK

ELASTISITAS HARGA DAN PENGARUH IMPOR KEDELAI TERHADAP PRODUKSI DALAM NEGERI

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

Kedelai merupakan bahan pangan masyarakat Indonesia sejak lebih

ANALISIS KINERJA DAN PROSPEK SWASEMBADA KEDELAI DI INDONESIA. Muhammad Firdaus Dosen STIE Mandala Jember

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Introduksi Varietas Kedelai Mendukung Program Peningkatan Produksi Menuju Swasembada Kedelai di Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

ANALISIS DAYA SAING BEBERAPA JENIS SAYURAN DI LAHAN SAWAH

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPETITIF BEBERAPA TANAMAN PALAWIJA DI LAHAN PASANG SURUT KALIMANTAN TENGAH

KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

Analisis Usahatani Kacang Tanah sebagai Komoditas Unggulan di Lahan Kering Kabupaten Bantul

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

POTENSI DAMPAK KEBIJAKAN HARGA DALAM MENDORONG PENERAPAN TEKNOLOGI ANJURAN DAN PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI

Pengembangan Kedelai Di Kawasan Hutan Sebagai Sumber Benih

KERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU KACANG HIJAU SETELAH PADI SAWAH PADA LAHAN KERING DI NTT

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kokoh dan pesat. Pertanian

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

Kata Kunci : Kedelai, Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), Produktivitas, Pendapatan, Keberlanjutan

TEKNOLOGI BUDIDAYA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI DI LAHAN PASANG SURUT

PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

Nilai Tambah Produk Olahan Ikan Salmon di PT Prasetya Agung Cahaya Utama, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

DOMINASI VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI NANGROE ACEH DARUSSALAM: Kajian Penyebaran Varietas dan Preferensi Petani

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

Identifikasi Wilayah Potensial Pengembangan dan Kelayakan Usahatani Kedelai di Kabupaten Bantul

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

Analisis Keunggulan Kompetitif Ubi Kayu terhadap Jagung dan Kedelai di Kabupaten Lampung Tengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

EFISIENSI USAHA TANI PADI, JAGUNG, KEDELAI, DAN KACANG TANAH DI BANTUL EFFICIENCY OF CROP FARMING RICE, CORN, SOYBEAN AND PEANUT IN BANTUL REGENCY

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia.

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG PADA LAHAN SAWAH DAN TEGALAN DI KECAMATAN ULAWENG, KABUPATEN BONE SULAWESI SELATAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK N DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN BEKAS PADI

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Unggul Kedelai di Lahan Kering Kabupaten Ngawi Jawa Timur

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

Penyebab Melemahnya Respons Petani terhadap Usahatani Kedelai di Kabupaten Jember

1 Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

INDEKS. biofuel 63, ceteris paribus 164 constant return to scale 156, 166

KEUNTUNGAN KOMPARATIF USAHATANI DENGAN PENDEKATAN PTT

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

OPTIMALISASI SISTEM JABALSIM DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN BENIH KEDELAI DI JAWA TENGAH

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DAN DAYA SAING USAHATANI JAGUNG PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN. Oleh: AHMAD YOUSUF KURNIAWAN

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Karakteristik Sistem Usahatani Bawang Merah Dan Potensi Sebagai Penyangga Supplay Di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat

FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS TECHNOLOGY FARMING SOYBEAN AFTER RICE FIELDS IN THE WAEKASAR VILLAGE MOKO DISTRICT, BURU DISTRICT

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS USAHATANI KEDELAI LAHAN GAMBUT DESA PASIR PALEMBANG KABUPATEN MEMPAWAH

Transkripsi:

Daya Saing Kedelai terhadap Tanaman Pesaing pada Tingkat Usahatani Siti Mutmaidah dan Fachrur Rozi Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak km 8 PO BOX 66 Malang, Indonesia E-mail: sitiasdianto@yahoo.co.id ABSTRAK Konsumsi kedelai di Indonesia akan terus meningkat. Akan tetapi, pertumbuhan produksi kedelai domestik lebih lambat dibandingkan dengan permintaan. Evaluasi kebijakan impor kedelai dan kaitannya dengan program pengembangan kedelai dalam negeri membutuhkan informasi tentang daya saing kedelai pada tingkat usahatani. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat daya saing kedelai terhadap tanaman pesaingnya serta untuk mengetahui titik impas produksi dan harga kedelai untuk dapat bersaing dengan tanaman pangan pesaingnya. Penelitian dilakukan secara purposive di Kabupaten Nganjuk di dua kecamatan pada September 2015 sampai Maret 2016, menggunakan metode survei. Sampel petani ditentukan secara acak sederhana sebanyak 80 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa daya saing kedelai di Kabupaten Nganjuk rendah dibandingkan dengan jagung dan kacang hijau. Kedelai mampu bersaing dengan jagung bila hasilnya 2.219 2.225 kg/ha atau dengan harga Rp7.216 7.241/kg dan dengan kacang hijau bila hasilnya 1.917 kg/ha atau dengan harga Rp6.218/kg. R/C rasio usahatani kedelai di Kabupaten Nganjuk di atas satu, artinya usahatani kedelai menguntungkan. Nilai titik impas produksi dan harga kedelai masih berada di bawah produksi aktual yang dicapai petani. Kata kunci: kedelai, daya saing ABSTRACT The competitive advantage of soybean to competitor crops in farming level. Every year soybean consumption in Indonesia keeps increase. However, the growth of domestic soybean production is lower than the demand. Evaluation on import policy of soybean as well as national program on soybean development requires information on competitive advantage of soybean in farming level. Study aims to identify competitive advantage of soybean to competitor crops and to find out break even point (BEP) of soybean. Research was conducted purposively in Nganjuk Regency from September 2015 to March 2016 using survey method. Eighty respondents, including soybean, maize, peanut, and mungbean farmers were sampled randomly. The esults showed that in general the competitive advantage of soybean was lower than maize and mungbean. Soybean is able to compete with maize when the production is 2,219 2,225 kg/ha or the price is Rp7,216 7,241 /kg as well as with mungbeans when the production is 1,917 kg/ha or the price is Rp6,218/kg. R/C ratio is greater than one meant soybean farming is feasible. Break even production and price of soybean are still below the actual production. Keywords: soybean, advantage competitive Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2016 343

PENDAHULUAN Kedelai memiliki kandungan protein tinggi, seimbang, dan lengkap. Konsumsi kedelai di Indonesia terus meningkat setiap tahun seiring bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan pendapatan per kapita dan kesadaran masyarakat akan gizi makanan (Aldillah 2014). Secara empiris, pertumbuhan produksi kedelai domestik lebih lambat dibandingkan permintaan. Oleh karena itu, untuk menutup kekurangan produksi, Indonesia mengimpor kedelai rata-rata 70% per tahun (Pusdatin 2015). Di masa mendatang setiap komoditas pertanian menghadapi persaingan yang semakin ketat, tidak hanya antar negara tetapi juga antar daerah. Di lapangan, usahatani kedelai juga berkompetisi dengan tanaman pangan lainnya, seperti jagung, kacang hijau, kacang tanah, dan padi. Oleh karena itu, analisis daya saing antar komoditas pertanian menjadi penting. Arah pengembangan kedelai agar memiliki daya saing yang tinggi adalah dengan meningkatkan produksi, memperbaiki kualitas dan daya guna kedelai sebagai produk olahan yang mampu bersaing dengan produk olahan dari bahan baku non kedelai. Kebijakan pemerintah diperlukan untuk melindungi harga kedelai (Suyamto dan Widiarta 2010). Aspek daya saing kedelai dengan beberapa komoditas telah diteliti antara lain oleh Firdaus (2007), Zakaria et al. (2010) menjelaskan usahatani kedelai di berbagai agroekosistem secara finansial maupun ekonomis mempunyai keunggulan kompetitif. Hal ini ditunjukan oleh nilai Domestic Resource Cost (DRC) dan Private Cost Ratio (PCR) kurang dari satu. Saraswati et al. (2011) menyimpulkan bahwa kedelai mempunyai daya saing dengan padi dan jagung di Kabupaten Grobogan. Menurut Rozi et al. (2003) dan Krisdiana (2012) komoditas kedelai mempunyai daya kompetitif yang rendah terhadap jagung, kacang tanah dan kacang hijau. Upaya peningkatan produksi kedelai telah dilakukan melalui program intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi tetapi belum mencapai hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, kajian yang lebih memperkaya pengetahuan tentang berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk menanam kedelai sangat diperlukan bagi penentuan kebijakan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat daya saing kedelai terhadap tanaman pangan lainnya. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2015 sampai Maret 2016 di Kecamatan Loceret ( Desa Sekaran dan Desa Kwagean), dan di Kecamatan Pace (Desa Gemenggeng). Pada tiap desa di Kecamatan Loceret ditetapkan 30 petani responden d a n di Kecamatan Pace diambil 20 petani responden yang melakukan kegiatan usahatani padi, jagung dan kacang hijau atau kedelai. Pengamatan dilakukan pada tingkat rumah tangga tani (total 80 responden). Penentuan petani sampel dilakukan menurut kriteria acak sederhana. Sedangkan informan kunci seperti PPL, aparat desa, dan tokoh masyarakat ditentukan secara sengaja (purposive) untuk mempermudah mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan terarah. Pengumpulan data selain wawancara juga dilakukan melalui studi pustaka dari Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk, DP2KAD dan BPS. 344 Mutmaidah dan Rozi: Daya Saing Kedelai terhadap Tanaman Pesaing pada Tingkat Usahatani

Data dianalisis dengan perhitungan biaya usahatani, analisis titik impas produksi dan harga dan analisis keunggulan kompetitif. Kerangka analisis keunggulan kompetitif disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kerangka analisis keunggulan kompetitif. Komoditas Produksi (ton/ha) Harga (Rp/kg) Biaya Keuntungan Komoditas kedelai Y1 H1 D1 E1 Komoditas jagung Y2 H2 D2 E2 Komoditas k. hijau Y3 H3 D3 E3 Keunggulan komoditas kedelai: terhadap jagung F1=(E2+D1)/H1 P1=(E2+D1)/Y1 terhadap k. hijau F2=(E3+D1)/H1 P2=(E3+D1)/Y1 F1 = Produktivitas minimum komoditas kedelai agar kompetitif terhadap komoditas jagung; F2 = Produktivitas minimum komoditas kedelai agar kompetitif terhadap komoditas kacang hijau; P1 = Harga minimum komoditas kedelai agar kompetitif terhadap komoditas jagung; P2 = Harga minimum komoditas kedelai agar kompetitif terhadap komoditas kacang hijau. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis usahatani (Tabel 2) menunjukan nilai R/C ratio lebih dari satu. Artinya secara finansial usahatani di lokasi penelitian menguntungkan. R/C ratio tertinggi diperoleh dari usahatani kedelai yaitu 1,8. Artinya tiap tambahan biaya input Rp1.000 mendapatkan penerimaan Rp1.860 dengan asumsi produksi dan harga tetap. Sementara itu R/C ratio terendah diperoleh dari usahatani jagung yaitu 1,38. Biaya usahatani terendah pada usahatani kedelai dan tertinggi pada usahatani jagung. Secara umum penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani kacang hijau, kedelai, padi dan jagung ada perbedaan tetapi tidak mencolok diantara kedua kecamatan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan produktivitas akibat perbedaan teknologi yang diterapkan petani. Usahatani padi memberikan pendapatan paling besar diikuti oleh jagung, kacang hijau dan kedelai. Hal ini sesuai dengan pendapat petani bahwa padi merupakan tanaman pangan pokok dan paling penting, jagung sebagai alternatif karena ketersediaan air yang menurun dan kedelai dan kacang hijau merupakan tanaman sisipan. Indeks pertanaman di kedua kecamatan adalah 4 dengan pola tanam padi padi jagung kedelai/kacang hijau atau padi jagung jagung kacang hijau di Kecamatan Loceret. Sedang pola tanam di Kecamatan Pace adalah padi jagung jagung atau padi padi jagung kedelai/kacang hijau dan padi padi jagung tanaman hortikultura. Kacang hijau atau kedelai di kedua lokasi di tanam pada saat jagung berumur 85 hari. Rata-rata varietas kedelai yang ditanam adalah Lokal Surya. Alasan pemilihan varietas adalah genjah. Benih kedelai umumnya dibeli dari pedagang di desa dan tidak berlabel. Komponen biaya usahatani kacang hijau di Kecamatan Loceret terbesar terserap untuk upah tenaga kerja, mencapai 81% dari total biaya produksi. Hal ini karena varietas kacang hijau lokal yang ditanam petani mempunyai umur masak yang berbeda. Sehingga, panen dilakukan 4 5 kali. Komponen biaya tenaga kerja di Kecamatan Pace banyak terserap untuk usahatani kedelai, yaitu sebesar 56%. Biaya selanjutnya adalah biaya penggunaan pupuk. Pemupukan lebih dominan menggunakan pupuk anorganik. Pupuk organik hanya digunakan menutup benih saat tanam jagung. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2016 345

Tabel 2. Analisis usahatani padi, jagung, kedelai dan kacang hijau di Kabupaten Nganjuk, 2016. Komoditas Penerimaan (Rp) Biaya Pendapatan Kec. Loceret kedelai 11.100.000 5.969.500 5.130.500 1,86 padi 28.560.000 19.480.000 9.080.000 1,47 jagung 27.000.000 19.619.500 7.380.500 1,38 kacang hijau 13.325.000 7.791.000 5.534.000 1,71 Kec. Pace kedelai 11.780.000 6.385.500 5.394.500 1,84 padi 28.220.000 18.462.475 9.757.525 1,53 jagung 26.865.000 19.492.400 7.372.600 1,38 Pada Tabel 3 terlihat bahwa titik impas produksi masih di bawah produksi aktual yang dapat dicapai petani. Hal ini memberikan indikasi bahwa keempat komoditas tersebut masih menguntungkan petani. Titik impas atau Break Even Point (BEP) adalah keadaan dimana pengeluaran dan pendapatan seimbang, sehingga tidak mengalami kerugian atau keuntungan (Lumintang 2013). Tabel 3. Produk aktual dan BEP produksi dan BEP harga usahatani padi, jagung, kedelai dan kacang hijau di Kabupaten Nganjuk, 2016. Lokasi Biaya Produksi (kg/ha) Harga (Rp) BEP harga R/C BEP produksi (kg/ha) Kec. Loceret kedelai 5.969.500 1.850 6000 3.226 995 padi 19.480.000 8.400 3400 2.319 5.729 jagung 19.619.500 10.000 2700 1.962 7.266 kacang hijau 7.791.000 1.025 13000 7.601 599 Kec. Pace kedelai 6.385.500 1900 6200 3.360 1.030 padi 18.462.475 8300 3400 2.224 5.430 jagung 19.492.400 9950 2700 1.959 7.219 kacang hijau 7.246.000 1000 13100 7.246 553 Nilai BEP harga keempat komoditas pada dua kecamatan lebih rendah dari harga pasar yang berlaku. Hal ini membuktikan bahwa pada tingkat aktual produksi yang dicapai oleh petani masih menguntungkan. Nilai BEP Produksi kedelai, padi, jagung dan kacang hijau di Kecamatan Pace dan Kecamatan Loceret lebih rendah dari produksi yang dihasilkan petani. BEP produksi kedelai 995 kg/ha di Kecamatan Loceret dan 1.030 kg/ha di Kecamatan Pace. Produksi kedelai di tingkat petani di Kecamatan Loceret 1.850 kg/ha dan 1.900 kg/ha di Kecamatan Pace. Produksi aktual ini diatas BEP produksi, sehingga petani mengalami keuntungan. Tingkat keunggulan kompetitif usahatani kedelai terhadap komoditas yang lain dapat diketahui melalui analisis tingkat harga dan produksi. Analisis tingkat harga dan produksi mengevaluasi tingkat hasil minimum dari suatu usahatani agar kompetitif dengan usahatani komoditas yang lain. Tingkat keunggulan kompetitif kedelai terhadap jagung dan kacang hijau di Kabupaten Nganjuk tahun 2016 disajikan pada Tabel 4. 346 Mutmaidah dan Rozi: Daya Saing Kedelai terhadap Tanaman Pesaing pada Tingkat Usahatani

Tabel 4. Tingkat keunggulan kompetitif kedelai terhadap jagung dan kacang hijau di Kabupaten Nganjuk, 2016. Keunggulan komoditas kedelai Tingkat kompetitif Produksi minimal (kg/ha) Harga minimal (Rp/kg) Selisih harga (%) Kec. Loceret (1.850)** (6.000)* Terhadap jagung 2.225 7.216 20,27 20,27 Terhadap k. hijau 1.917 6.218 3,62 3,63 Kec. Pace (1.900)** (6.200)* Terhadap jagung 2.219 7.241 16,79 16,79 * harga aktual kedelai ** produksi aktual kedelai. Selisih produksi (%) Hasil analisis keunggulan kompetitif di Kecamatan Loceret dan Kecamatan Pace (Tabel 4) menunjukkan kedelai belum mampu bersaing dengan jagung dan kacang hijau. Kedelai mampu bersaing dengan jagung bila produksinya 2.219 2.225 kg/ha atau harga menjadi Rp7.216 Rp7.241/kg. Dengan kacang hijau, kedelai dapat bersaing bila produksinya 1.917 kg/ha atau dengan harga Rp6.218/kg. Secara umum di Kecamatan Loceret, kedelai mampu bersaing bila harga dan produksinya naik sebesar 20,3% dan terhadap kacang hijau mampu naik sebesar 3,62%. Harga minimal yang harus dicapai di atas harga aktual, selisih harga yaitu Rp375 terhadap jagung dan Rp67 terhadap kacang hijau untuk Kecamatan Loceret. Selisih harga di Kecamatan Pace dengan harga aktualnya adalah Rp319. Harga minimal tersebut berada di bawah harga minimal aktual. Harga aktual yang diterima petani jauh di bawah harga yang ditetapkan pemerintah (HBP) yaitu Rp7.700/kg (Permendag 2015). Hasil penelitian serupa juga ditunjukkan oleh Krisdiana (2012) di Jawa Tengah, di mana kedelai tidak mempunyai keunggulan kompetitif terhadap jagung, kacang hijau, dan kacang tanah. Lebih lanjut Rozi (2003) menyatakan bahwa kedelai belum mampu bersaing dengan kacang tanah dan jagung. Kedelai mampu bersaing dengan jagung apabila hasilnya 2,70 t/ha atau dengan harga berkisar antara Rp2.300 sampai Rp4.250/ kg. Menurut Ramli dan Dewa (2005), untuk usahatani kedelai di lahan pasang surut Kalimantan Tengah mampu bersaing bila hasilnya minimal mencapai 1.033 kg/ha. Dalam hal produksi dan harga dengan asumsi sumber daya dan waktu tanamnya bersamaan antara kedelai, kacang hijau dan jagung. Peningkatan produksi aktual kedelai yang melebihi produksi minimal terhadap kacang hijau dan jagung, perlu ditingkatkan peran dinas terkait dengan mengoptimalisasi kegiatan penyuluhan ke petani serta upaya penerapan teknologi produksi kedelai termasuk di dalamnya penanaman varietas unggul yang potensi hasilnya di atas 2 t/ha. Hal ini didukung oleh pendapat Saraswati (2011) yang menyimpulkan bahwa penggunaan varietas unggul kedelai yang mempunyai hasil diatas 2 t/ha dapat meningkatkan daya saing komoditas kedelai. Upaya lain agar daya saing kedelai meningkat adalah melindungi harga kedelai dalam negeri. Kebijakan yang dapat melindungi harga kedelai dan mendorong petani berusahatani kedelai untuk mencapai swasembada sangat diperlukan (Suyamto dan Widiarta 2010). Pemerintah sudah berupaya melindungi harga pembelian di tingkat petani dengan mengeluarkan peraturan pemerintah (Permendag 2015) tetapi harga yang diterima petani masih rendah. Menurut Krisdiana (2012), Aldillah (2014), dan Lakollo (2015) peningkatan harga nasional yang diimbangi penaikan harga impor perlu dilakukan untuk memotivasi petani tetap menanam kedelai. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2016 347

KESIMPULAN Titik impas produksi menunjukkan bahwa kedelai secara finansial layak diusahakan dengan prasyarat apabila bersaing dengan tanaman jagung, maka produksi kedelai minimal 2.219 2.225 kg/ha, sedangkan dengan tanaman kacang hijau, produksi minimal 1.917 kg/ha. Harga kedelai minimal agar dapat bersaing harus berada pada Rp7.216 sampai Rp7.241 terhadap jagung dan Rp6.218 terhadap kacang hijau. DAFTAR PUSTAKA Aldillah, R. 2014. Analisis Produksi dan Konsumsi Kedelai Nasional. Tesis. IPB. Bogor. Firdaus, M. 2007. Analisis Daya Saing Kedelai di Jawa Timur. J-SEP 1(2):16 27. Krisdiana, R. 2012. Daya Saing Faktor Determinan Usahatani Kedelai di Lahan Sawah. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 31(1):6 12. Lakollo, E. M. 2015. Kebijakan Harga serta Dampaknya Terhadap Ketahanan Pangan. p 192 202. Dalam E. Pasandaran, M. Rachmat, Hermanto, M. Ariani, Sumedi, K. Suradisastra, Haryono. (Eds.) Memperkuat Kemampuan Swaembada Pangan. IAARD Press. Jakarta. Lumintang, F.M. (2013). Analisis Pendapatan Petani Padi di Desa Teep Kecamatan Langowan Timur. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 1(3):991 998 Peraturan Menteri Perdagangan (PERMENDAG), 2015. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia nomor:01/m-dag/per/1/2015 tentang Penetapan Harga Pembelian Kedelai Petani dalam Pengamanan Harga Kedelai di Tingkat Petani. Pusdatin. 2015. Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Tanaman Pangan. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Kementerian Pertanian. Ramli, R. dan Dewa, K.S.S. 2005. Analisis Keunggulan Kompetitif Beberapa Tanaman Palawija di Lahan Pasang Surut Kalimantan Tengah. J. Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 8(1):67 77. Rozi, F., Heriyanto, R. Krisdiana, Margono, R. N. Prasetyaswati, dan I. Sutrisno. 2003. Keunggulan Kompetitif dan Komparatif Usahatani Komoditas Kedelai. Laporan Teknis. Balitkabi, Malang. 14 p. Saraswati, R., Salyo S. dan T. Adisarwanto, 2011. Analisis Daya Saing Kedelai terhadap Tanaman Padi dan Jagung. 2011. Buana Sains 11(1):97 102. Suyamto dan I. N. Widiarta. 2010. Kebijakan Pengembangan Kedelai Nasional. P. 37 50. Dalam Prosiding Simposium dan Pameran Teknologi Aplikasi Isotop dan Radiasi (APISORA). Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi. Badan Tenaga Nuklir Nasional. Jakarta 27 28 Oktober 2010. Zakaria, A. K., Wahyuning K. Sejati dan R. Kustiari. 2010. Analisis Daya Saing Komoditas Kedelai Menurut Agro Ekosistem: Kasus di Tiga Provinsi di Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi 28 (1):21 37. 348 Mutmaidah dan Rozi: Daya Saing Kedelai terhadap Tanaman Pesaing pada Tingkat Usahatani