PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP YANG MENERAPKAN PIK-R DAN TIDAK MENERAPKAN PIK-R

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: NORDINA SARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

MENGANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PAPARAN MEDIA INFORMASI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMP N 2 MOJOSONGO BOYOALI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

PERAN KONSELOR SEBAYA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG TRIAD KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI DIRI TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA SISWA-SISWI SMA PERKOTAAN DI KABUPATEN SRAGEN

BAB I. PENDAHULUAAN. pada masa ini terjadi peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Batubara,

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Proses pola asuh orangtua meliputi kedekatan orangtua dengan remaja,

NURLAINIYAH KARTIKA SARI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG BAHAYA MEROKOK MELALUI MEDIA BOOKLET DAN POSTER TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP N 2 TASIKMADU

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia tahun. Remaja adalah

BAB I PENDAHULUAN. kecanduan narkoba dan ujung ujungnya akan terinfeksi HIV Aids dengan hal

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ANANG RIASMOKO J

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR TERHADAP PROGRAM GENERASI BERENCANA DI SMA NEGERI 13 MEDAN TAHUN 2015

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.

PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA NEGERI DI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 7 Juli 2017

BAB 1 : PENDAHULUAN. sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

Dosen Prodi D III Kebidanan STIKes Kendedes Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan tahap kehidupan seseorang mencapai proses

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2012)

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

KESEHATAN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN SIKAP SEKSUALITAS DENGAN PERILAKU PACARAN PADA PELAJAR SLTA DI KOTA SEMARANG NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE ORGAN GENITALIA PADA PELAJAR PUTRI DI SMK N 7 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PUNCU TAHUN AJARAN 2016/2017

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Data Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) dan Perkumpulan. Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng tahun 2012 mengenai

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA MENGENAI MASTURBASI DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS (TB) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KEAKTIFAN DI POSYANDU LANSIA DESA KLASEMAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

HUBUNGAN STATUS EKONOMI, PENGETAHUAN, DAN PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH DENGAN PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN SELO BOYOLALI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KEAKTIFAN DI POSYANDU LANSIA DESA KLASEMAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2017

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

Hubungan Akses Media Massa dengan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja ( Studi Kasus di SMK Kristen Gergaji)

Transkripsi:

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP YANG MENERAPKAN PIK-R DAN TIDAK MENERAPKAN PIK-R Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: CHAYANITA SEKAR WIJAYA J410130098 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 1

HALAMAN PERSETUJUAN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP YANG MENERAPKAN PIK-R DAN TIDAK MENERAPKAN PIK-R PUBLIKASI ILMIAH Oleh: CHAYANITA SEKAR WIJAYA J410130098 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Dosen Pembimbing Anisa Catur Wijayanti, SKM., M. Epid NIK. 1552 2

HALAMAN PENGESAHAN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP YANG MENERAPKAN PIK-R DAN TIDAK MENERAPKAN PIK-R OLEH CHAYANITA SEKAR WIJAYA J410130098 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Selasa, 1 Agustus 2017 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji: 1. Anisa Catur Wijayanti, SKM., M.Epid (...) (Ketua Dewan Penguji) 2. Yuli Kusumawati, SKM., M.Kes (Epid) (...) Mengesahkan, (Anggota Penguji I) Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan 3. Tanjung Anitasari I.K., SKM, M.Kes (...) Universitas Muhammadiyah Surakarta (Anggota Penguji II) Dekan, Dr. Mutalazimah, M.Kes NIP: 786 3

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya. Surakarta, 1 Agustus 2017 Penulis Chayanita Sekar Wijaya J410 130 098 4

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP YANG MENERAPKAN PIK-R DAN TIDAK MENERAPKAN PIK-R Abstrak Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa rentang usia 10-19 tahun. Menurut BKKBN (2012), besarnya jumlah remaja sekarang dapat meningkatkan permasalahan remaja seputar TRIAD KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS dan NAPZA). Hal ini di dukung dengan pemahaman tentang kesehatan reproduksi dan sikap yang masih kurang sehingga pengetahuan kesehatan reproduksi remaja menjadi penting karena akan menentukan sikap seseorang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMP tentang kesehatan reproduksi di sekolah yang menerapkan PIK-R dan tidak menerapkan PIK-R. Jenis penelitian ini Observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian di laksanakan di sekolah yang menerapkan PIK-R (SMPN 2 Mojosongo) dan di sekolah yang tidak menerapkan PIK-R (SMPN 4 Mojosongo) di Kabupaten Boyolali. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP kelas VII dan VIII sebanyak 790 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan metode Proportional random sampling. Uji statistik menggunakan Uji Mann Whitney, menunjukkan ada perbedaan pengetahuan kesehatan reproduksi siswa di menerapkan PIK-R maupun di tidak menerapkan PIK-R (P= 0,005), ada perbedaan sikap siswa di sekolah yang menerapkan PIK-R dan yang tidak menerapkan PIK-R (P= 0,010). Kata kunci : Pengetahuan Kesehatan Reproduksi, Sikap Abstract Adolescence is transition from kids to adult to the range age of the 10-19 year. According to BKKBN (2012), Now, the number of teenagers can increase the problems surrounding teen TRIAD KRR (Sexuality, Hiv and Aids and Napza). It is to be supported by understanding about reproductive health attitude is weak so the knowledge of adolescent reproductive health this is important considering that will determine the attitude of a person. The purpose of this research to know the difference in the knowledge and a junior high school students about reproductive health in schools that apply PIK-R and not apply PIK-R. The study was Observational by approach Cross Sectional. Research carried out in Schools that applying PIK-R (SMPN 2 Mojosongo) and in Schools that do not implement the PIK-R (SMPN 4 Mojosongo) in district Boyolali. The population research is junior high school students class VII and VIII about 790 students. Sampling technique by method the Proportional random sampling. Statistical tests use the Mann Whitney, the result show there is a difference in Knowledge Reproductive Health Students in that School apply PIK-R and at School who do not implement the PIK-R (p = 0,005), 1

there is a difference in attitude students in that school apply PIK-R and who do not implement the PIK-R (p = 0.010). Keyword : Knowledge Reproductive Health, Attitude 1. PENDAHULUAN Menurut World Health Organization remaja merupakan mereka yang berada pada tahap transisi antara anak-anak dan dewasa pada rentang usia 10-19 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) rentang usia yang dikatakan remaja yakni 10-24 tahun dan belum menikah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Tengah tahun 2015 jumlah penduduk menurut kelompok umur 10-14 tahun dengan total 2.792.672 jiwa, jenis kelamin perempuan sebanyak 1.368.808 jiwa dan 1.431.864 jiwa laki-laki. Kelompok umur 15-19 tahun berjumlah 2.836.471 jiwa dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 1.378.658 jiwa dan laki-laki 1.457.813 jiwa (BPS, 2015). Permasalahan yang dialami oleh remaja berhubungan dengan masa tumbuh kembangnya yang paling menonjol yaitu permasalahan seputar TRIAD KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS serta Napza) (BKKBN, 2012). Di seluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang hidup dengan HIV yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 tahun. Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2013 sebesar 2,3 juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa dan 240.000 anak usia < 15 tahun. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh BNN bekerjasama dengan Puslitkes-UI tahun 2015 mendapatkan angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba berada dikisaran 2,2% atau sekitar 4.098.029 orang dari total penduduk Indonesia usia 10-59 tahun. Di bandingkan dengan hasil penelitian tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,02% (BNN, 2015). Jenis Narkoba yang banyak disalahgunakan diantaranya ganja, shabu, dan ekstasi, semua jenis Narkoba tersebut populer di kalangan pelajar/mahasiswa, pekerja, dan rumah tangga (BNN, 2014). Selain permasalahan penyalahgunaan Narkoba ada juga permasalahan seksualitas yang di hadapi oleh remaja saat ini. Terdapat 2% wanita dan 3% pria kawin umur 15-24 tahun telah 2

melakukan hubungan seksual sebelum umur 15 tahun. Kemudian 16% wanita dan pria kawin umur 18-24 tahun pernah melakukan hubungan seksual sebelum umur 18 tahun (BPS dkk, 2013). Berdasarkan Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 48 ayat (1b) menyebutkan bahwa peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga, BKKBN mengembangkan Program Generasi Berencana (GenRe) bagi Remaja melalui wadah Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja). Keberadaan program PIK-R ini sangat berguna untuk meningkatkan status kesehatan reproduksi melalui pemberian informasi, pelayanan konseling, rujukan pelayanan medis, pendidikan kecakapan hidup (life skills education), serta kegiatan penunjang lainnya (BKKBN, 2012). Sejalan dengan penelitian Karudeng (2012) bahwa ada pengaruh promosi kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan dan sikap siswa SMP Negeri 08 Bitung. Penelitian diatas tidak sejalan dengan Teguh dkk (2013) yang memaparkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dan seksualitas dengan perilaku seksual pranikah (p=0,714), sikap (p=0,432). Sejalan hasil penelitian Pranoto (2009) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku seksual remaja (p=0,103). 2. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian Observasional dengan pendekatan cross sectional. Tingkat pengetahuan dan sikap sebagai variabel terikat, dan siswa yang berada di SMP yang menerapkan PIK-R dan siswa yang berada di SMP yang tidak menerapkan PIK- R sebagai variabel bebas yang dikumpulkan dengan menggunakan angket (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2017. Tempat penelitian ini dilakukan di SMPN 2 MOJOSONGO dan SMPN 4 MOJOSONGO di Kabupaten Boyolali. Total sampel pada penelitian ini 3

adalah 250 siswa kelas VII dan VIII di SMPN 2 Mojosongo dan SMPN 4 Mojosongo. Setelah data diperoleh kemudian di uji Normalitas data dengan hasil data tidak berdistribusi normal selanjutnya dianalisis bivariat menggunakan Uji Mann Whitney. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Responden 3.1.1 Usia Responden Tabel 1. Data distribusi bedasarkan usia responden di dua kelompok penelitian. Karakteristik Responden menerapkan PIK-R tidak menerapkan PIK-R (n) (%) (n) (%) Usia : 12 5 4 13 10,4 13 14 15 16 46 64 9 1 36,8 51,2 7,2 0,8 37 38 30 7 29,6 30,4 24 5,6 Total 125 100 125 100 Minimal 12 12 Maksimal 16 16 SD 0,712 1,078 Rata-rata 13,64 13,85 Sumber : Data primer terolah, 2017. Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa usia responden pada saat penelitian di menerapkan PIK-R usia terbanyak adalah 14 tahun dengan jumlah 64 orang (51,2%) dan usia paling sedikit adalah 16 tahun ada 1 orang (0,8%) dengan rata-ratanya 13,64±0,712. Sedangkan, usia respoden di tidak menerapkan PIK-R mayoritas berusia 14 tahun sebanyak 38 orang (30,4%) dan usia paling sedikit 16 tahun ada 7 orang (5,6%) dengan rata-rata 13,85±1,078. 4

3.1.2 Jenis Kelamin Tabel 2. Data distribusi bedasarkan jenis kelamin di dua kelompok penelitian Karakteristik Responden menerapkan PIK-R tidak menerapkan PIK-R (n) (%) (n) (%) Jenis Kelamin: Laki-laki 62 49,6 78 62,4 Perempuan 63 50,4 47 37,6 Total 125 100 125 100 Sumber : Data primer terolah, 2017. Berdasarkan hasil dari tabel 2, diketahui responden yang berada di menerapkan PIK-R yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 62 (49,6%) orang dan perempuan sebanyak 63 (50,4%) orang. Responden yang berada di tidak menerapkan PIK-R yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 78 (62,4%) orang dan perempuan sebanyak 47 (37,6%) orang. 3.1.3 Kelas Responden Tabel 3. Data distribusi bedasarkan kelas responden di dua kelompok penelitian Karakteristik Responden menerapkan PIK-R tidak menerapkan PIK-R (n) (%) (n) (%) Kelas: Kelas VII 59 47,2 58 46,4 Kelas VIII 66 52,8 67 53,6 Total 125 100 125 100 Sumber : Data primer terolah, 2017. Berdasarkan hasil dari tabel 3, diketahui responden yang berada di menerapkan PIK-R yang menjadi siswa kelas VII sebanyak 59 (47,2%) orang dan yang siswa kelas VIII sebanyak 66 (52,8%) orang. Responden yang berada di tidak menerapkan PIK-R yang menjadi siswa 5

kelas VII sebanyak 58 (46,4%) orang dan yang siswa kelas VIII sebanyak 67 (53,6%) orang. 3.2 Analisis Univariat 3.2.1 Variabel Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Tabel 4. Skor rata-rata pengetahuan kesehatan reproduksi pada responden di menerapkan PIK-R dan yang tidak menerapkan PIK-R. Pengetahuan menerapkan PIK-R Kelompok tidak menerapkan PIK-R Skor Pengetahuan Kespro Minimal 7 7 Maksimal 20 20 SD 1,949 2,303 Rata-rata 15,46 14,62 Sumber : Data primer terolah, 2017. Pada tabel 4 dapat dilihat skor rata-rata pengetahuan kesehatan reproduksi siswa di menerapkan PIK-R 15,46±1,949. Sedangkan, pada siswa di tidak menerapkan PIK-R skor rata-ratanya sebesar 14,62±2,303. 3.2.2 Variabel Sikap Tabel 5. Skor rata-rata sikap pada responden di menerapkan PIK-R dan yang tidak menerapkan PIK-R. Kelompok Pengetahuan menerapkan tidak menerapkan PIK-R PIK-R Skor Sikap Minimal 6 6 Maksimal 16 16 SD 1,809 2,049 Rata-rata 13,90 13,27 Sumber : Data primer terolah, 2017. Pada Tabel 5 dapat dilihat skor rata-rata sikap siswa di menerapkan PIK-R 13,90±1,809. Sedangkan, pada 6

siswa di tidak menerapkan PIK-R skor rataratanya sebesar 13,27±2,049. 3.3 Analisis Bivariat 3.3.1 Perbedaan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi siswa di sekolah yang menerapkan PIK-R Maupun yang tidak menerapkan PIK-R. Tabel 6. Perbedaan Skor Rata-rata Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Siswa di Menerapkan PIK-R dan yang Tidak Menerapkan PIK-R Pengetahuan menerapkan PIK-R Kelompok tidak menerapkan PIK-R Skor Pengetahuan Kespro Minimal 7 7 Maksimal 20 20 SD 1,949 2,303 Rata-rata 15,46 14,62 Sumber : Data primer terolah, 2017. P-Value 0,00 Skor rata-rata pada kelompok sekolah yang menerapkan PIK-R 15,46±1,949 dan skor pada kelompok tidak menerapkan PIK-R 14,62±2,303. Skor rata-rata tertinggi diperoleh kelompok yang di sekolahnya sudah menerapkan PIK- R dengan p-value (0,002) dan berdasarkan hasil Uji hipotesis dengan menggunakan Mann Whitney pada variabel pengetahuan kesehatan reproduksi menyatakan ada perbedaan skor rata-rata siswa di menerapkan PIK-R maupun di Sekolah yang tidak menerapkan PIK-R. Berbagai faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mengetahui dan memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi yang baik. Tetapi, menurut Nurfitrianie (2008) berbagai faktor yang memungkinkan dapat berpengaruh pada pendidikan 7

kesehatan adalah pemberi materi, media penyuluhan, serta sasaran yang akan diberikan intervensi. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2011) yang menunjukkan semakin beragam jenis media massa yang digunakan maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan reproduksinya dengan begitu dapat disimpulkan bahwa media massa berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Hal tersebut sejalan dengan teori Notoatmodjo (2010) bahwa pendidikan formal dan informasi mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. 3.3.2 Perbedaan sikap siswa tentang kesehatan reproduksi di sekolah yang menerapkan PIK-R Maupun yang tidak menerapkan PIK- R. Tabel 7. Perbedaan Skor Rata-rata Sikap di Menerapkan PIK-R dan yang Tidak Menerapkan PIK-R Pengetahuan menerapkan PIK-R Kelompok tidak menerapkan PIK-R P-Value Skor Sikap Minimal 6 6 Maksimal 16 16 SD 1,809 2,049 Rata-rata 13,90 13,27 0,010 Sumber : Data primer terolah, 2017. Berdasarkan tabel 7 skor rata-rata sikap pada kelompok sekolah yang menerapkan PIK-R 13,90±1,809 dan skor pada kelompok tidak menerapkan PIK-R 13,27±2,049. Hasil analisis bivariat pada variabel sikap di peroleh nilai p-value 0,010<0,05 maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan ada 8

perbedaan sikap siswa tentang kesehatan reproduksi di sekolah yang menerapkan PIK-R dan yang tidak menerapkan PIK-R. Penelitian Nursal (2008) menyimpulkan variabel jenis kelamin, usia pubertas, pengetahuan, sikap, status perkawinan orang tua, pola asuh orang tua, jumlah pacar, lama pertemuan dengan pacar dan paparan media elektronik dan media cetak berhubungan bermakna dengan perilaku seksual remaja. Hal ini bisa jadi disebabkan karena pengaruh orang tua pada remaja tidak sebesar saat mereka masih anak-anak. Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan remaja, karena pada masa remaja, seorang anak dihadapkan pada perubahan fisik yang juga diiringi oleh perkembangan psikoseksualnya. Dalam menghadapi perubahan-perubahan ini diperlukan penyesuaian dari dalam diri remaja agar dapat melewati masa transisi ini dengan baik. Pada masa transisi ini pula remaja mulai merasakan dorongan seksual kepada lawan jenis yang sebelumnya tidak mereka rasakan, sehingga mungkin mereka akan merasa cemas dan bingung. Pada saat inilah diperlukan pendampingan serta bimbingan dari orang tua untuk memberikan informasi dan menjawab pertanyaan seputar perubahan yang dialami oleh remaja. Salah satu yang mempengaruhi sikap remaja adalah pola asuh orang tuanya menurut penelitian Yuanita (2012), ada hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif orang tua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual pranikah. Mengacu pada teori Notoatmodjo (2010), bahwa sikap merupakan respon tertutup dari individu terhadap suatu stimulus objek. Seseorang yang terangsang dengan stimulus suatu objek maka akan menggunakan gagasan, ide, keyakinan, kehidupan emosional, dan pengetahuaannya untuk membentuk sikap yang utuh (total attitude). Sikap seseorang dapat berubah dengan 9

diperolehnya tambahan informasi tentang obyek tersebut, melaui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 2003). 4. PENUTUP 4.1 Simpulan 4.1.1 Ada perbedaan pengetahuan kesehatan reproduksi siswa di menerapkan PIK-R maupun di tidak menerapkan PIK-R (p-value 0,005). 4.1.2 Ada perbedaan sikap siswa di sekolah yang menerapkan PIK-R dan yang tidak menerapkan PIK-R (p-value 0,010). 4.2 Saran 4.2.1 Bagi Siswa Siswa yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan reproduksi diharapkan untuk mencari informasi sebanyakbanyaknya untuk menambah pengetahuanya. Dengan begitu informasi yang diperoleh bisa di implementasikan untuk dirinya sendiri dan informasinya bisa dibagi dengan teman, keluarga dan orang disekitarnya. Bagi siswa yang disekolahnya sudah ada program PIK-R untuk memanfaatkan program tersebut sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya tentang Kesehatan Reproduksi. 4.2.2 Bagi Sekolah Sekolah diharapkan dapat memberikan informasi tambahan tentang kesehatan reproduksi diluar kegiatan belajar mengajar misalnya dengan memberikan penyuluhan kepada siswanya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan atau Puskesmas setempat. Untuk sekolah yang belum menerapkan PIK-R bisa mengurus persyaratan yang dibutuhkan untuk penerapan PIK-R disekolahnya. 4.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan referensi penelitian selanjutnya dan bisa dikembangkan menjadi penelitian eksperimen 10

serta dengan menambahkan variabel misalnya perilaku pacaran atau perilaku seksual pranikah. 4.2.4 Bagi Institusi Terkait Diharapkan dapat memberikan pembinaan kepada sekolahsekolah yang belum ada program PIK-R terkait materi Kesehatan Reproduksi remaja. DAFTAR PUSTAKA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2012). Panduan Pengelolaan Pusat Informasi Dan Konseling Kesehatan Remaja dan Mahasiswa (PIK-R/M). Jakarta: Direktorat Bina Ketahanan Remaja. Badan Narkotika Nasional. (2014). Laporan BNN 2014. (Online), (http:// www.bnn.go.id/portal/_uploads/.../laporan_bnn_2014_upload_humas _FIX, diakses pada tanggal 30 November 2016 ). Badan Narkotika Nasional. (2015). Laporan Kinerja BNN tahun 2015-2016. (Online), (http://www.bnn.go.id/_multimedia/.../laporan_kinerja_bnn_2015-20160311155058, diakses pada 1 Desember 2016). Badan Pusat Statistik, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Kementerian Kesehatan, Measure DHS dan ICF Internasional. (2013) Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Kementerian Kesehatan, Measure DHS dan ICF Internasional. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. (2015). Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin diprovinsi Jawa Tengah 2015. (Online), (http://jateng.bps.go.id/linktabelstatis/view/id/1259, diakses tanggal 19 November 2016). Karudeng, F.F., Solang,S.D., dan Imbar,H.S. (2015). Pengaruh Promosi Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SMP Negeri 08 Bitung. Jurnal Ilmiah Bidan Volume 3 Nomor 2. Juli Desember 2015. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Pranoto, J. (2009). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja terhadap Tindakan Hubungan seksual Pranikah di SMK Negeri X Medan Tahun 2009. [Skripsi Ilmiah]. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara Medan. 11

Sarwono, SW. (2003). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Teguh A, Istiarti T, dan Widagdo C. (2013). Hubungan Pengetahuan, Sikap Terhadap Kesehatan Reproduksi dengan praktik Seksual Pranikah pada Mahasiswa Kebidanan di Politeknik Kesehatan Depkes Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013. 12