DISAMPAIKAN OLEH : SEKRETARIS DITJEN POLITIK DAN PEMERNTAHAN UMUM DIDI SUDIANA, SE., MM

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGUATAN KELEMBAGAAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DAN FORKOPIMDA

Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK DALAM NEGERI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN OLEH SEKRETARIS DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

KEMENTERIAN DALAM NEGERI OLEH : BUDI PRASETYO,SH,MM SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM MAKASAR, 28 OKTOBER 2015

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

ARAH KEBIJAKAN KEGIATAN FASILITASI KEWASPADAAN NASIONAL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN PADA:

P E L A K S A NA URUSAN PEMERINTAHAN UMUM

DISAMPAIKAN PADA : RAPAT KOORDINASI NASIONAL PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA, PUSAT DAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

BANGSA b.terpeliharanya STABILITAS POLDAGRI DALAM RANGKA MEWUJUDKAN DEMOKRASI YANG BERKUALITAS

LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI PEMANTAPAN STABILITAS KEAMANAN DALAM NEGERI

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017

PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN DAERAH 1

II. DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA DI PROVINSI TAHUN ANGGARAN

DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM DISAMPAIKAN PADA:

PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 S O E D A R M O

Governance dituntut adanya sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SAMBUTAN DIRJEN KESBANGPOL DISAMPAIKAN PADA FORUM KOMUNIKASI DAN KOORDINASI PENANGANAN FAHAM RADIKAL WILAYAH BARAT TAHUN 2014

PELUANG DAN TANTANGAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DALAM RANGKA MENJAGA KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DI DIY BADAN KESBANGLINMAS DIY

BAB I PENDAHULUAN. Rencana kerja (Renja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. (Bakesbangpol Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 merupakan pedoman dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Sistematika

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG

ARAH KEBIJAKAN DIREKTORAT KETAHANAN EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

Kementerian Dalam Negeri 2017

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015

IMPLEMENTASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOSIALISASI SKB 3 MENTERI DAN SEB TERKAIT JAI DAN GAFATAR

Drs. LUTFI TMA, M.Si. Direktur Politik Dalam Negeri Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri

b. perumusan kebijakan teknis di bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan; c. perumusan kebijakan teknis di bidang Kewaspadaan Nasional; d. perumus

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA KESBANGPOL KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR TAHUN

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

USULAN PROGRAM KEGIATAN TA 2018 BADAN KESBANGPOL DIY DISAMPAIKAN PADA ACARA FORUM PERANGKAT DAERAH TANGGAL 30 MARET 2017

KERJA 3X!!! MI 20 Oktober 2015

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOORDINASI PIMPINAN DI DAERAH DAN DI KECAMATAN

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 143 TAHUN 2016 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

POKOK-POKOK PIKIRAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DI DAERAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KERJA (RENJA) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KANTOR KESBANGPOL KOTA PADANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DIREKTORAT POLITIK DAN KOMUNIKASI

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2015

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2015

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2015

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2015

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : Rencana Pengeluaran. s/d bulan lalu (Rp.) (Rp.

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2015

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : Rencana Pengeluaran. s/d bulan lalu (Rp.

2018, No Menteri Dalam Negeri tentang Kewaspadaan Dini di Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (

PARADIGMA MESIN PEMBANGUNAN UNTUK PERKEMBANGAN DAERAH 1. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2015

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2015

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2015

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2015

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL Hubungan Pusat dan Daerah

JUMLAH DAN BENTUK PROGRAM/KEGIATAN BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 116 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

BUDI PRASETYO, SH., MM SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM KEMENTERIAN DALAM NEGERI

OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2015 TRIWULAN II

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2015 TRIWULAN I

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2015 TRIWULAN III

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2015 TRIWULAN IV

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PERSIAPAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu

GAMBARAN KEBUTUHAN DAN ROAD MAP PERSIAPAN PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DI DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

KATA PENGANTAR. i LAPORAN KINERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI RIAU

PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 15 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 98 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

DISAMPAIKAN OLEH : SEKRETARIS DITJEN POLITIK DAN PEMERNTAHAN UMUM DIDI SUDIANA, SE., MM SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA 1 P A R A D I G M A B A R U U R U S A N P E M E R I N T A H A N B E R D A S A R K A N U U N O. 2 3 T A H U N 2 0 1 4 U R U S A N P E M E R I N TA H A N ABSOLUT KONKUREN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM 1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI 5. POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL NASIONAL Pusat Wajib Provinsi Otonomi Daerah Kab/Kota Pilihan KEWENANGAN PRESIDEN SEBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN Pelayanan Dasar Kesehatan, Pendidikan, Pekerjaan Umum, dll. Non Pelayanan Dasar Tenaga Kerja, Pangan, Lingkungan Hidup dll. Periwisata, Perdagangan, Pertanian dll. 2 1

P E R U B A H A N U R U S A N P E M E R I N TA H A N U M U M UU 23 TAHUN 2014 URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT KONKUREN PEMERINTAHA N UMUM Kewenangan Presiden Gubernur Bupati/ Walikota Dibantu Instansi Vertikal Kelembagaan Instansi Vertikal Anggaran APBN Camat Untuk Menunjang Kelancaran Pelaksanaan PUM dibentuk Forkopimda Provinsi Dibantu Oleh Menteri Forkopimda Kab/Kota Forkopim Di Kecamatan PERUBAHAN PARADIGMA URUSAN PEMERINTAHAN 1. Pembinaan Wawasan Kebangsaan dan 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa 3. Ketahanan Ekonomi, Sosial dan Budaya dan Kemasyarakatan serta Pembinaan Kerukunan Nasional (SARA) 4. Penanganan konflik 5. Politik dalam negeri 6. Koordinasi antar instansi pemerintahan 7. Pelaksanaan urusan yg bukan kewenangan daerah dan tdk dilaksanakan instansi vertikal Alih Fungsi PERLU ADANYA ATURAN YANG TEGAS DAN JELAS, MEKANISME PELAKSANAAN DAN UNIT PEMERINTAHAN YANG BERTANGGUNGJAWAB ATAS PELAKSANAANNYA UU 32 2004 URUSAN PEMERINTAHAN DIBAGI BERSAMA KEWENANGA ANTAR N SUSUNAN PEMERINTAH PEMERINTAHA N WAJIB PILIHAN Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kab/Kota Kesbangpol Kab/Kota APBD Kab/Kota Provinsi Kelembagaan Kesbangpol Provinsi Anggaran APBD Provinsi Pusat Dirjen Kesbangpol Kemendagri APBN U R U S A N P E M E R I N TA H A N U M U M Kewenangan Presiden Sebagai Kepala Pemerintahan a. Pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional dlm rangka memantapkan pengamalan Pancasila, pelaksanaan UUD tahun 1945, pelestarian Bhinneka Tunggal Ika serta pemertahanan dan pemeliharaan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa; c. Pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku, umat beragama, ras,dan golongan lainnya guna mewujudkan stabilitas keamanan lokal, regional dan nasional; d. Penanganan konflik sosial sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; e. koordinasi pelaksanaan tugas antar instansi pemerintahan yang ada di wilayah Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota untuk menyelesaikan permasalahan yg timbul dgn memperhatikan prinsip demokrasi,hak asasi manusia, pemerataan,keadilan,keistimewaan dan kekhususan,potensi serta keanekaragaman daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; f. pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila; dan g. pelaksanaan semua Urusan Pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan Daerah dan Instansi Vertikal. Secara Nasional di Koordinasikan : MENTERI DALAM NEGERI GUBERNUR dilaksanakan : BUPATI/WALIKOTA DIRJEN (Yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Umum) Dibantu Oleh Instansi Vertikal Kemendagri Tingkat kecamatan dilimpahkan CAMAT 2

PROGRAM PEMBINAAN PENDIDIKAN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM MEMPERKOKOH KESATUAN DAN PERSATUAN NASIONAL SERTA STABILITAS POLITIK DALAM NEGERI YANG DILANDASI OLEH SEMANGAT DAN NILAI-NILAI PANCASILA DAN UUD 1945 MELALUI PENGEMBANGAN SISTEM POLITIK YANG DEMOKRATIS DAN BERKEDAULATAN RAKYAT MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN, SERTA MELANJUTKAN PENGEMBANGAN SISTEM POLITIK YANG DEMOKRATIS DAN BERKEDAULATAN RAKYAT BERDASARKAN PANCASILA PENYUSUNAN DAN PENYEMPURNA AN KEBIJAKAN BIDANG POLPUM PENGUATA N DAN INTERNALIS ASI IDEOLOGI PANCASILA DAN NILAI 2 KEBANGSAA N PENINGKATAN PERAN PARPOL DAN ORMAS SERTA LEMBAGA PENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN POLITIK DAN KEWARGANEGARA AN PEMBINAAN DAN PENGEMBAN GAN KETAHAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA PENINGKAT AN KUALITAS DAN FASILITASI PENANGANA N KONFLIK DAN PENANGANA N KONFLIK 3

Kokohnya persatuan dan kesatuan SERTA karakter bangsa melalui pengamalan nilai 2 Pancasila, UU 1945 dan kebhinekaan sebagai tatanan dan perilaku hidup berbangsa dan bernegara TUJUAN STRATEGIS SASARAN STRATEGIS 1.Terperliharanya persatuan dan kesatuan bangsa 2. Terperliharanya stabilitas poldagri dalam rangka mewujudkan demokrasi yang berkualitas Jumlah peristiwa gangguan keamanan dalam negeri berlatar belakang ideologi radikal, isu separatisme, sumber daya ekonomi (sengketa lahan dan sumber daya alam) Jumlah konflik berlatar belakang isu SARA Prosentase partisipasi politik dalam penyelenggaraan pemilu INDIKATOR KINERJA PROGRAM RPJMN 2010-2014 RPJMN 2015-2019 RPJMN 2020-2024 Perbaikan peran negara dan masyarakat melalui penguatan kapasitas Ormas dan Parpol Perwujudan konsolidasi demokrasi pada semua bidang kehidupan sosial politik, berupa tegaknya supremasi hukum dan HAM Pemantapan pelembagaan nilai-nilai demokrasi dengan titik berat pada prinsipprinsip toleransi, non diskriminasi dan kemitraan RPJMN 2004-2009 Penguatan struktur politik dan pengokohan kedaulatan NKRI berdasarkan Pancasila 8 4

PENYEMPURNAAN STRUKTUR POLITIK Kelembagaan Demokrasi Konstitusi/Peratu ran Perundangan Hubungan antarlembaga Kebijakan Demokrasi Desentralisasi & otonomi daerah Kapasitas Lembaga Negara/Pemerintah KPU, dan Bawaslu PENATAAN PERAN NEGARA & MASYARAKAT PENATAAN PROSES POLITIK PENGEMBANGAN BUDAYA POLITIK Kemandirian Masyarakat Representasi Kekuasaan Penanaman Nilai Demokrasi Kapasitas Ormas Kapasitas Parpol Rekonsiliasi Nasiional Ruang Pubiik Seleksi Kepemimpinan Nasional Nilai Pancasila/Nilai Kebangsaan Seleksi Pejabat Publik/Politik PEMILU dan PEMILUKADA Nilai Demokrasi Advokasi/Pendidikan Politik Pranata Kemasyarakatan Kapasitas dan peran Adat PEMBANGUNAN INFOKOM Akses terhadap Informasi Deregulasi Teknologi infokom Kebebasan Pers/Jurnalis Kapasitas Media komunitas/tradisional Perluasan Jaringan Informasi Pemerataan informasi 9 KEMENTERIAN DALAM NEGERI FOKUS Peningkatan Akuntabilitas Lembaga Demokrasi Peningkatan iklim kondusif Bagi berkembangnya kebebasan Sipil dan Hak-Hak Politik Rakyat PRIORITAS BIDANG Pelembagaan Demokrasi SASARAN Meningkatnya Kualitas Demokrasi 10 5

FASILITASI KEWASPADAAN NASIONAL RENCANA STRATEGIS FASILITASI BIDANG KEWASPADAAN NASIONAL PENGUATAN REGULASI BIDANG KEWASPADAAN NASIONAL PENGUATAN FORUM DAN TIM TERPADU PKS PENINGKATAN KAPASITAS CEGAH DINI DAN DETEKSI DINI APARATUR PEMDA ANTISIPASI DAN PEMETAAAN KERAWANAN BIDANG KEWASPADAAN NASIONAL PENINGKATAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEWASPADAAN NASIONAL SOSIALISASI REVISI PERMENDAGRI NO 11/2006 Jo 16/2011 SOSIALISASI REVISI PERMENDAGRI NO 49 DAN 50/2010 SOSIALISASI REVISI PERMENDAGRI NO 64/2011 REVISI PERMENDAGRI NO.42/2015 PENYUSUNAN PERMENDAGRI/REGULASI TURUNAN PERPRES NO.125/2016 PENGUATAN FKDM PENGUATAN FORUM MELANESIA PENGUATAN TIMDU PKS KAB/KOTA PENGUATAN FORUM CLEARING HOUSE INTER K/L DAN FASILITASI PENERIMA HIBAH LN PENINGKATAN KAPASITAS KEMAMPUAN INTELIJEN APARATUR KESBANGPOL MELALUI PELATIHAN INTELIJEN PETA RAWAN KONFLIK ISU-ISU AKTUAL EVALUASI REN AKSI TIMDU PKS PEMETAAN PERMASALAHAN DI WIL PERBATASAN PELAYANAN REKOMENDASI PENELITIAN PELAYANAN ADM ORANGASING PEMBERDAYAAN ORMAS FASILITASI KEBIJAKAN peraturan per-uu-an yg mendukung pemberdayaan ormas PENGUATAN KAPASITAS... KELEMBAGAAN penguatan manajemen org. penyediaan data & informasi pengembangan kemitraan dukungan keahlian, program, & pendampingan penguatan kepemimpinan & kaderisasi pemberian penghargaan penelitian & pengembangan PENINGKATAN KUALITAS SDM pendidikan & pelatihan pemagangan kursus TERWUJUD ORMAS: DEMOKRATIS, PROFESIONAL, MANDIRI, TRANSPARAN, AKUNTABEL 6

Konten: Data PPWK Provinsi, Kabupaten/Kota Pelaporan Kegiatan PPWK Provinsi, Kabupaten/Kota Data Peserta Pendidikan Wawasan Kebangsaan Data Fasilitator Pendidikan Wawasan Kebangsaan Data Kader Kebangsaan Manfaat: Basis data perancangan program PPWK Memperkuat Jaringan Ditjen Polpum di Daerah Sarana evaluasi program PPWK URUSAN PUM DETEKSI DINI PERINGATAN DINI CEGAH DINI ISU-ISU STRATEGIS BIDANG KETAHANAN EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA ISU-ISU STRATEGIS 7

S K A L A P R I O R I TA S TA H U N 2 0 1 7 NO SKALA PRIORITAS 2017 AMANAT RENCANA TINDAK 1. Revisi UU Bidang Politik. Dengan pertimbangan isu-isu yang berkembang saat ini terkait dengan substansi antara lain : a. Optimalisasi peran partai politik dalam mendorong sistem presidensial yang lebih baik dan mendorong partisipasi perempuan dalam bidang politik. (UU 2/2011) b. Optimalisasi peran penyelenggara pemilu. (UU 15/2011) c. Menuju Pemilu Legislatif dan Pemilu Presien/Wakil Presiden serentak. (UU 42/2008) d. Sinkronisasi Pemilu dan Pilkada. e. Perubahan mekanisme pemilu menjadi melalui e-voting. f. Perubahan sistem pemilu. Lanjutan Paket UU Bidang Politik: o UU 2/2011 tentang Partai Politik; o UU 15/2011 tentang Penyelenggara Pemilu; o UU 42/2008 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; o UU 8/2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD; dan o UU 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Optimalisasi dari sisi target waktu penyelesaian dan output capaian dalam penyelesaian Undangundang. 8

S K A L A P R I O R I TA S TA H U N 2 0 1 7 Lanjutan NO SKALA PRIORITAS 2017 AMANAT RENCANA TINDAK 2. Penguatan forum-forum bidang kesatuan bangsa dan politik yaitu PPWK, FPK, FKUB, FKDM, dan Kominda. o o o o o Permendagri 71/2012 Tentang Pedoman Pendidikan Wawasan Kebangsaan. Pemendagri 34/2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pembauran Kebangsaan. PBM Menteri Agama dan Mendagri 9 dan 8/2006 mengenai pemberdayaan FKUB. Permendagri 12/2006 Tentang Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat. Permendagri 16/2011 Tentang Kominda. Fasilitasi Kemendagri dalam Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2017 untuk dasar percepatan implementasi penguatan forum-forum bidang kesatuan bangsa dan politik. S K A L A P R I O R I TA S TA H U N 2 0 1 7 NO SKALA PRIORITAS 2017 AMANAT RENCANA TINDAK 3. Pemantapan dukungan Pemerintah Daerah terhadap penanganan gangguan penyakit masyarakat khususnya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika. Lanjutan o Permendagri 21/2013 Tentang Fasilitasi Pencegahan Narkoba. o Inpres 12/2011 Tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Tahun 2011-2015. o Program Nawacita Nomor 4 (Sinergitas BNN, Polri, TNI, Kemendagri, Kemenkumhan, Kemenkes, BPOM, dan Pemda). Mendorong percepatan penyusunan Perda dan program pencegahan Narkotika pada seluruh provinsi, kabupaten/kota. 9

S K A L A P R I O R I TA S TA H U N 2 0 1 7 Lanjutan NO SKALA PRIORITAS 2017 AMANAT RENCANA TINDAK 4. Pelaksanaan Pendidikan Politik khususnya bagi Pemilih Pemula, Perempuan dan Kaum Marjinal. 5. Optimalisasi peran clearing house di Kemendagri dalam rangka pemantauan dan pembinaan terhadap ormas yang sering meresahkan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Undang-undang Bidang Politik: o UU 2/2011 tentang Partai Politik; o UU 15/2011 tentang Penyelenggara Pemilu; o UU 42/2008 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; o UU 8/2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD; dan o UU 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. UU 17/2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan. Melibatkan Perguruan Tinggi (peran utama) dengan didukung Organisasi Kemasyarakatan dan Pemangku Kepentingan lainnya. o Penguatan koordinasi lintas Kementerian/Lembaga antara lain Kemendagri, BIN, BAIS TNI, Polri, Kejaksaan, Kemenlu, Kemenkumham, dan Kementerian/ Lembaga terkait lainnya. o Penguatan kemitraan Pemerintah dan Ormas melalui Forum Komunikasi dan Konsultasi (Forkomkon). P E N G A N G G A R A N P R O G R A M D A N K E G I ATA N TA. 2 0 1 7 1. Revitalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila dan pendidikan wawasan kebangsaan dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemerintah Daerah Dalam Rangka Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendidikan Wawasan Kebangsaan; 2. Penanganan konflik sosial, penyelenggaraan pusat komunikasi dan informasi bidang sosial kemasyarakatan dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial. 3. Penanganan faham radikal dan terorisme (khususnya ISIS) melalui mekanisme deteksi dini dan cegah dini dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 tentang Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat. 4. Penanganan gangguan penyakit masyarakat khususnya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika dengan mempedomani Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Tahun 2011-2015 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2013 tentang Fasilitasi Pencegahan Narkoba. 10

P E N G A N G G A R A N P R O G R A M D A N K E G I ATA N TA. 2 0 1 7 5. Penguatan kondisi kehidupan sosial kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara dilaksanakan melalui upaya mewujudkan kerukunan umat beragama, tingginya rasa toleransi dan saling pengertian intra dan antara para pemeluk agama dengan mempedomani Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadah. 6. Penyelenggaraan pemantauan, pelaporan dan evaluasi perkembangan politik di daerah dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemantauan, Pelaporan dan Evaluasi Perkembangan Politik di Daerah. 7. Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di Daerah. 8. Penyelenggaraan peningkatan Kesadaran Bela Negara mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2011 tentang Pedoman Peningkatan Kesadaran Bela Negara di Daerah. P E N G A N G G A R A N P R O G R A M D A N K E G I ATA N TA. 2 0 1 7 9. Pelaksanaan kegiatan Revitalisasi Fungsi dan Peran Anjungan Daerah di TMII melalui kegiatan: 1) Promosi budaya; 2) Pagelaran seni dan budaya; 3) Pameran produk unggulan ekonomi daerah; dan 4) Seminar dan lokakarya; mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2014 tentang Revitalisasi Fungsi dan Peran Anjungan Daerah di TMII. 10. Penguatan dukungan Komite Intelijen Daerah tingkat Provinsi dan Komunitas Intelijen Daerah untuk Kabupaten/Kota mempedomani Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2013 tentang Koordinasi Intelijen Negara dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen Daerah. 11. Penguatan pengawasan orang asing, organisasi masyarakat asing, lembaga asing dan tenaga kerja asing mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemantauan Orang Asing dan Organisasi Masyarakat Asing di Daerah. 11

I S U - I S U P R I O R I TA S R K P 2 0 1 8 NO ISU KETERANGAN 1. Kurangnya pemahaman dan implementasi ideologi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga menimbulkan : a. Menurunya rasa nasionalisme, patriotisme, dan cinta tanah air. b. Menyebarnya ideologi / faham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila c. Meningkatnya radikalisme d. Intoleransi antar agama e. Sparatisme dan Terorisme f. Konflik SARA g. Tergerusnya karakter / jatidiri bangsa dan kearifan lokal h. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya Indonesia i. Pengaruh negatif globalisasi dan kecanggihan teknologi telekomunikasi / keterbukaan mengakses informasi yang tidak diimbangi kemampuan menangkal atau meng-conter informasi negatif tsb. a. Pembentukan dan Penguatan Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan di 34 Provinsi diarahkan untuk mendukung kegiatan revolusi mental dan restorasi sosial di daerah. b. Penguatan Deteksi Dini dan Cegah Dini. c. Perlunya menyelenggarakan Forum dialog dalam rangka pembinanan mental ideologi dan menangkal faham lain yang bertentangan dengan ideologi Pancasila kepada seluruh elemen masyarakat. d. Melakukan pendekatan dan penggalangan dengan melibatkan lembaga kajian/pusat studi Pancasila se Indonesia, TOMAS, TOGA dan TODAT dalam rangka revitalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila e. Pelaksanaan Inpres 12 tahun 2016 tentang Gerakan Revolusi Mental 2. Kurang pemahaman tentang prinsip dan nilai-nilai yang terkandung dalam Bhninneka Tunggal Ika dan rendahnya pemahaman terhadap arti penting orientasi sertavisi bersama mengenai integritas bangsa dalam penyelenggaraan pemerintahan nasional Perlunya Peningkatan Kesadaran Bela Negara dan Cinta Tanah Air 12

I S U - I S U P R I O R I TA S R K P 2 0 1 8 NO ISU KETERANGAN 3. Belum optimalnya sinergisitas dan koordinasi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam rangka tindak lanjut penanganan konflik sosial 4. Bermunculnya faham-faham radikal, saparatisme dan terorisme untuk menganggu persatuan dan kesatuan 5. Penyampaian pendapat yang dilakukan secara anarkis dikalangan masyarakat dengan melecehkan simbolsimbol negara, serta kecenderungan mengedepankan kepentingan golongan dan kelompok 6. Tingginya kuantitas keberadaaan kelompok masyarakat dalam berserikat dan berkumpul yang diwadahi melalui organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang belum dapat diimbangi dengan kualitas keberdayaan Ormas yang baik, sehingga memunculkan kondisi/aktivitas Ormas yang kurang produktif/cenderung melanggar peraturan perundang-undangan. Sosialisasi Peraturan perundang-undangan terkait penanganan konflik sosial Optimalisisi pembentukan dan penguatan tim terpadu penanganan konflik sosial di 34 Provinsi Rencana Aksi Kementerian/Lembaga dengan Pemda dalam rangka Tindak Lanjut UU Nomor 7 tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial Perlunya sinergitas antara Pemerintah (Kementerian/Lembaga terkait) dengan Pemda serta peran Tokoh masyarakat, Tokoh agama dan tokoh adat dalam rangka penguatan forum kewaspdan dini masyarakat (FKDM) untuk mengantisipasi ancaman terhadap integritas nasional dan memperkuat persatuan dan kesatuan NKRI melalui pelaksanaan deteksi dini, peringatan dini dan untuk mewujudkan ketenteraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat Perlunya komunikasi sosial politik yang melibatkan stekolder terkait/elemen masyrakat a. Penguatan regulasi melalui revisi UU No. 17/2013, beserta revisi/penyusunan regulasi teknis sebagai peraturan turunan yang membidangi Ormas; b. Pengembangan Sistem Informasi Ormas yang terintegrasi secara vertikal dan horizontal; c. Penyusunan Grand Design Pemberdayaan Ormas yang komprehensif; d. Penajaman terkait mekanisme dan prosedur monitoring, evaluasi dan pengawasan Ormas Lokal dan Ormas Asing. I S U - I S U P R I O R I TA S R K P 2 0 1 8 NO ISU KETERANGAN 7. Penguatan peran dan fungsi organisasi kemasyarakatan (Ormas) sebagai mitra dan media komunikasi sosial dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang politik dan pemerintahan umum 8. Menjaga keberlangsungan konsolidasi kebangsaan dalam memantapkan stabilitas politik dalam negeri dan penyelenggaraan pemerintahan nasional 9. Berkembangnya gangguan penyakit masyarakat khususnya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika. Belum optimalnya gangguan penyakit masyarakat khususnya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika. 10. Kurangnya pemahaman agama, kehidupan beragama dan peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama sehingga terjadi Konflik Berlatar Agama, terkait dengan kerukunan, pendirian Rumah Ibadat dan merebaknya aliran keagamaan/kepercayaan Menjalin kemitraan/kerjasama Ormas sebagai mitra Pemerintah di bidang bina ideologi dan wawasan kebangsaan, ketahanan ekonomi, sosial dan budaya, kewaspadaan nasional dan politik dalam negeri. Menata lingkup Ormas sesuai dengan tujuan dan fungsinya dan menciptakan Ormas yang mandiri dan akuntabel a. Penguatan kepada Daerah dimana PEMDA harus membentuk Perda tentang Narkotika; b. Sinergitas antara Pemerintah (Kementerian/Lembaga terkait) dengan Pemda serta tokoh-tokoh masyarakat dalam rangka pencegahan narkotika c. Sosilisasi Sinergitas antara Pemerintah (Kementerian/Lembaga terkait) dengan Pemda serta tokoh-tokoh agama dalam rangka upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama, kehidupan beragama dan peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama Pembentukan dan penguatan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Perlunya Sosialisasi terkait dengan PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006 13

I S U - I S U P R I O R I TA S R K P 2 0 1 8 NO ISU KETERANGAN 11. Kurangnya pengetahuan, pemahaman dan implementasi dibidang politik bagi kader anggota Partai Politik dan masyarakat, pemilih pemula, perempuan dan kaum marjinal 12. Penguatan Peraturan Perundangundangan bidang politik 13. Kurangnya koordinasi dan sinergitas dalam upaya kelancaran pelaksanaan Pemilu Peningkatan Bantuan Keuangan kepada Parpol yang mendapatkan Kursi di DPR RI Dalam rangka penguatan kelembagaan Partai Politik sebagai sarana pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi WNI yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Perlunya Penyelenggaraan forum dialog politik dan pendidikan politik bagi kader anggota Partai Politik dan masyarakat, pemilih pemula, perempuan dan kaum marjinal Keterlibatan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Tindak lanjut aturan pelaksana dari amanat UU Penyelenggaraan Pemilu Sosialisasi aturan pelaksana dari UU Penyelenggara Pemilu Revisi UU 2 tahun 2011 tentang Partai Politik UU 17 2014 tentang MPR,DPR,DPD dan DPRD Perlu pemahaman dan persepsi yang sama antar seluruh pemangku kepentingan pemilu (penyelenggara pemilu, pemerintah dan Pemda, Polri/TNI, kejaksaan, dan BIN) Perlu penguatan koordinasi dan sinergitas seluruh pemangku kepentingan Pemilu sehingga tercipta kesatuan langkah dalam rangka kelancaran pelaksanaan Pemilu Penyusunan Kegiatan Yang Dapat Dimasukkan Dalam APBD Tahun 2018 : Landasan Hukum Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2018, Tujuan Sinergitas penganggaran program dan kegiatan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam penyusunan APBD Kebijakan dan teknis penyususnan APBD serta hal khusus lainnya 14

1) Peningkatan efektifitas tugas Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah (FORKOPIMDA) Provinsi, FORKOPIMDA Kabupaten, FORKOPIMDA Kota, dan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan sebagai pelaksanaan urusan pemerintahan umum. 1) Revitalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila dan pendidikan wawasan kebangsaan dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemerintah Daerah Dalam Rangka Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai - 90 - Pancasila dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendidikan Wawasan Kebangsaan; 3) Penanganan konflik sosial, penyelenggaraan pusat komunikasi dan informasi bidang sosial kemasyarakatan dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial. 4) Penanganan faham radikal dan terorisme melalui mekanisme deteksi dini dan cegah dini dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 tentang Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat. 5) Penanganan gangguan penyakit masyarakat khususnya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika dengan mempedomani Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2011-2015 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2013 tentang Fasilitasi Pencegahan Narkoba. 6) Penguatan kondisi kehidupan sosial kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara dilaksanakan melalui upaya mewujudkan kerukunan umat beragama, tingginya rasa toleransi dan saling pengertian intra dan antara para pemeluk agama dengan mempedomani Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadah. 15

7) Pelaksanaan tugas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dianggarkan dalam APBD, dengan mempedomani Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/117/SJ Tanggal 12 Januari 2017 tentang Pendanaan Forum Kerukunan Umat Beragama dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. 8) Peningkatan kemampuan kelembagaan dalam rangka penyelenggaraan program dan kegiatan Forum Persaudaraan Masyarakat Melanesia Indonesia (FPMMI) dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Forum Persaudaraan Masyarakat Melanesia Indonesia. 9) Penyelenggaraan pemantauan, pelaporan dan evaluasi perkembangan politik di daerah dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemantauan, Pelaporan dan Evaluasi Perkembangan Politik di Daerah. v. Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di Daerah. 10) Penyelenggaraan peningkatan Kesadaran Bela Negara mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2011 tentang Pedoman Peningkatan Kesadaran Bela Negara di Daerah. 11) Pelaksanaan kegiatan Revitalisasi Fungsi dan Peran Anjungan Daerah di TMII melalui kegiatan: 1) promosi budaya; 2) pagelaran seni dan budaya; 3) pameran produk unggulan ekonomi daerah; dan 4) seminar dan lokakarya; mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2014 tentang Revitalisasi Fungsi dan Peran Anjungan Daerah di TMII. 12) Penguatan dukungan Komite Intelijen Daerah tingkat Provinsi dan Komunitas Intelijen Daerah untuk Kabupaten/Kota mempedomani Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2013 tentang Koordinasi Intelijen Negara dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen Daerah. 13) Penguatan pengawasan orang asing, organisasi masyarakat asing, lembaga asing dan tenaga kerja asing mempedomani Peraturan - 92 - Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemantauan Orang Asing dan Organisasi Masyarakat Asing di Daerah. 16

Penyusunan Kegiatan Yang Dapat Dimasukkan Dalam APBD Tahun 2018 : Kebijakan dan teknis penyusunan APBD serta hal khusus lainnya Menyongsong pelaksanaan Pemilu Serentak Tahun 2019 dan mendukung pelaksanaan Pemilu Tujuan Demokratis, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, meningkatkan partisipasi politik secara luas Dukungan anggaran pelaksanakan kegiatan urusan Kesbangpol bidang Politik Dalam Negeri Sosialisasi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, secara intensif kepada seluruh Stakeholders; Penguatan Kelompok Kerja (POKJA) Demokrasi Indonesia di Daerah dengan memperhatikan surat Menteri Dalam Negeri Nomor 200/1389/SJ tanggal 20 Maret 2017; Pendidikan Politik Bagi Pemilih Pemula, Disabilitas, Kaum Perempuan dan Kelompok Marjinal dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pedoman Fasilitasi Penyelenggaraan Pendidikan Politik. 17

Tujuan Penataan dan pemberdayaan Ormas Dukungan anggaran pelaksanakan kegiatan urusan Kesbangpol bidang Ormas Penyiapan Fasilitas Pelayanan pendaftaran Ormas dan pengelolaan sistem informasi ormas yang efektif dan efisien melalui proses verifikasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah melalui Badan/Kantor Kesbangpol yang selanjutnya diterbitkan Surat Keterangan Terdaftar oleh Menteri Dalam Negeri sesuai Permendagri Nomor 58 Tahun 2017; Pembentukan Tim Terpadu Pengawasan Ormas untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas Ormas serta menjamin terlaksananya fungsi dan tujuan Ormas atau Ormas yang didirikan oleh warga negara asing sesuai Permendagri Nomor 56 Tahun 2017; Pelaksanaan program kerjasama Pemerintah Daerah dengan Ormas untuk mengoptimalkan pemeliharaan persatuan dan kesatuan bangsa melalui kerjasama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah daerah Kabupaten/Kota dengan organisasi kemasyarakatan dalam bidang politik dan umum serta partisipasi dalam pencapaian tujuan negara kesatuan Republik Indonesia dengan mempedomani Permendagri Nomor 58 Tahun 2017; Sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang Ormas dalam rangka meningkatkan pemahaman Aparatur Pemerintah, masyarakat dan swasta terkait aturan dan kebijakan tentang Ormas. 18

Penanaman nilainilai integritas, etos kerja dan gotong royong, mewujudkan bangsa yang berbudaya Melaksanakan 5 (lima) program : Gerakan Indonesia Melayani Gerakan Indonesia Bersih Gerakan Indonesia Tertib Gerakan Indonesia Mandiri Gerakan Indonesia Bersatu Kegiatan Kegiatan Melaksanakan Penguatan Pendidikan Karakter di Daerah Penyelenggaraan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dan Pembentukan Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) di Daerah Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan Koordinasi Penanganan Konflik Sosial Tujuan Mendukung penaganan konflik sosial Kegiatan Peningkatan efektifitas, keterpaduan, dan sinergi dalam pencegahan konflik, penghentian konflik, dan pemulihan pasca konflik melalui sistem koordinasi yang terpadu di tingkat Nasional, Provinsi maupun Kabupaten/Kota 19

20

21