BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu iuran yang dikenakan kepada wajib pajak atas penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15,30%, sedangkan pertumbuhan alamiahnya rata-rata. dibandingkan dengan pertumbuhan alamiahnya. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus menginginkan perolehan pajak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak perusahaan akhirnya memakai berbagai cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara

Abstrak. Kata kunci: penghindaran pajak, corporate governance, koneksi politik, leverage, dan return on asset

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk. Semakin besarnya pengeluaran pemerintah untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat. pendapatan negara melalui sektor penerimaan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih. Perbedaan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanah air dan negara. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Menurut Prof. Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, namun bagi

BAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1, pajak merupakan kontribusi wajib kepada

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi melalui pembangunan infrastruktur, aset-aset publik, dan fasilitas umum

BAB I PENDAHULUAN. Widyawati, 2016). Bahkan secara persentase, setidaknya pajak memenuhi kurang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dari informasi keuangan untuk profesi akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. program-program pembangunan yang dapat dinikmati rakyat. Sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara Tahun (Dalam Miliar Rupiah) Sumber Penerimaan 2013 % 2014 % 2015 %

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan kondisi bangsa Indonesia yang masih dalam kategori

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori

BAB I PENDAHULUAN. kepada suatu masyarakat untuk selanjutnya digunakan bagi pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik (good corporate governance) (Wicaksono, 2014:1).

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang ada di dunia ini pajak merupakan unsur penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

BAB I PENDAHULUAN. banyak didanai dari sektor pajak. Undang-Undang perpajakan mewajibkan para

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak penghasilan yang. suka manajemen perusahaan melakukan tindakan pajak agresif.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang dapat mengurangi beban pajak perusahaan. Pajak. terutang berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan timbal

BAB I PENDAHULUAN. bahkan perusahaan yang melakukan penghindaran pajak (tax avoidance).

BAB 1 PENDAHULUAN. persentase terbesar dari total penerimaan negara secara keseluruhan ( Tiaras dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penerimaan negara dalam arti penerimaan Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. anggarannya. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengandalkan

BAB II LANDASAN TEORI

Judul : Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Koneksi Politik pada Tax Avoidance

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.francis et al. Secara garis besar cost of debt dapat dibedakan

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Ketidakpatuhan wajib pajak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

DAFTARISI HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, perencanaan diperlukan agar laba dapat dicapai dalam perusahaan yang

I. BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perpajakan adalah untuk meningkatkan pendapatan yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu aspek yang memberikan kontribusi yang besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Bursa Efek Indonesia periode , maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai apabila didukung melalui pembiayaan dari dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. pajak orang pribadi dan wajib pajak badan. ( Sedangkan pemasukan pajak dari sektor property,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak menurut undang-undang, serta dipaksakan dalam pembayarannya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun kebutuhan belanja negara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Negara memperoleh pendapatan pajak yang berasal dari penyetoran, pemotongan maupun pemungutan yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Baik Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan, salah satunya adalah perusahaan. Seiring dengan berjalannya waktu, meningkatnya jumlah penduduk, upaya negara untuk selalu memperbaiki diri serta kebutuhan masyarat dalam memperoleh kesejahteraan, kenyamanan, dan segala aspek yang menjadi tujuan negara, pemerintah terus berupaya memberikan sarana dan prasana yang dapat membuat itu semua terwujud. Hal tersebut juga merupakan bentuk dari salah satu aspek perpajakan, yaitu aspek ekonomi. Waluyo (2011), mengungkapkan bahwa dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan. Pajak sebagai motor penggerak kehidupan ekonomi masyarakat. Dengan kata lain, pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi 1

kepentingan bersama. Tentunya dalam pembangunan tersebut tidak terlepas dari pembiayaan pembangunan yang bersumber dari pendapatan negara. Perkembangan dunia bisnis, keterbukaan ekonomi dan kondisi keuangan yang semakin transparan, menjadikan perusahaan dan industri berlomba-lomba untuk semakin mengembangkan bisnisnya, sehingga perusahaan berusaha untuk meminimalkan beban dan meningkatkan laba perusahaan. Seperti misalnya beban pajak, karena bagi negara pajak merupakan pendapatan sedangkan bagi perusahaan pajak merupakan beban. Perbedaan kepentingan antara pihak fiskus yang menginginkan penerimaan pajak yang besar dan kontinyu tentu bertolak belakang dengan kepentingan dari perusahaan yang menginginkan pembayaran pajak seminimal mungkin (Hardika, 2007 dalam Kurniasih dan Sari, 2013). Dalam memenuhi kewajiban sebagai wajib pajak yang harus membayar pajak kepada negara, perusahaan melakukan sebuah perencanaan pajak. Salah satu bentuk dari perencanaan pajak adalah penghindaran pajak atau tax avoidance. Tax avoidance merupakan usaha wajib pajak untuk mengurangi, menghindari, meminimumkan atau meringankan beban pajak dilakukan dengan cara yang dimungkinkan oleh Undang-Undang Pajak, sehingga tax avoidance bukan pelanggaran Undang-Undang Perpajakan (Kurniasih dan Sari, 2013). Menurut Hutagoal (2007) dalam Dewi dan Jati (2014), tax avoidance merupakan upaya penghindaran pajak dengan cara berusaha mengurangi jumlah pajak terutangnya dengan mencari kelemahan peraturan (loopholes). Dikatakan dalam penelitiannya (Khurana dan Moser, 2009) dalam Annisa dan Kurniasih (2012), yakni aktivitas tax avoidance yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan dalam upaya 2

semata-mata untuk meminimalisasi kewajiban pajak perusahaan. Meskipun praktek tax avoidance dikatakan tidak melanggar ketentuan perpajakan, tetapi praktek dari perilaku penghindaran pajak ini dapat memunculkan resiko bagi perusahaan antara lain denda dan reputasi yang buruk di mata publik apabila perusahaan melakukan penghindaran pajak melewati batas yang diperkenankan oleh Undang-Undang Perpajakan (Annisa dan Kurniasih, 2012). Maka dari itu, ada baiknya perusahaan mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku, karena tidak selamanya praktek perilaku penghindaran pajak dapat dibenarkan untuk alasan kebaikan aspek keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Sebuah perusahaan merupakan wajib pajak sehingga kenyataannya bahwa suatu aturan struktur corporate governance mempengaruhi cara sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban pajaknya, tetapi di sisi lain perencanaan pajak tergantung pada dinamika corporate governance dalam suatu perusahaan (Friese, dkk, 2006 dalam Annisa dan Kurniasih, 2012). Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance, Corporate Governance merupakan suatu bentuk kepatuhan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan. Corporate Governance merupakan suatu bentuk tata kelola perusahaan yang memiliki prinsip-prinsip keterbukaan informasi (tranparency), akuntabilitas (accountanbility), pertanggungjawaban (responsibility), kemandirian (independency), dan kesetaraan & kewajaran (fairness). Kelima komponen tersebut penting karena penerapan prinsip corporate governance secara konsisten 3

terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan (Beasly, 1996 dalam Annisa dan Kurniasih, 2012). Supaya penerapan corporate governance dapat diimplementasikan dengan baik pada suatu perusahaan, makan dibutuhkan organ-organ untuk membantu dan mendukung pada pelaksanaan corporate governance tersebut. Beberapa mekanismenya meliputi kepemilikan institusional, kualitas audit, dan komite audit. Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain. Adanya kepemilikan institusional diharapkan mampu memberikan kontrol yang baik (Tarjo, 2008 dalam Sartika, 2012). Dengan adanya kontrol yang baik yang diberikan oleh investor institusional maka mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan efisiensi beban pajaknya. Salah satu elemen terpenting dalam Corporate Governance adalah transparansi. Untuk mengetahui laporan keuangan transparansi atau tidak dapat dilihat dari kualitas audit atas laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP The Big Four menurut beberapa referensi dipercaya lebih berkualitas dan transparan. Oleh karena itu, semakin baik kualitas audit yang diberikan kepada perusahaan, maka tindakan perusahaan dalam melakukan tax avoidance juga semakin baik. Sejak penerapan corporate governance direkomendasikan oleh Bursa Efek Indonesia untuk diterapkan pada perusahaan yang listing di BEI, komite audit 4

menjadi salah satu komponen umum dalam corporate governance. Komite audit berfungsi sebagai pengawas proses pembuatan laporan keuangan dan pengawasan internal perusahaan (Annisa dan Kurniasih, 2013). Sehingga berjalannya fungsi komite audit dapat membawa perusahaan ke arah yang lebih baik dalam melakukan perencanaan pajaknya. Tujuan perusahaan didirikan tidak lain adalah untuk menghasilkan keuntungan (profit), selain untuk menghidupi dirinya sendiri juga untuk mensejahterakan pemilik dan juga pemegang saham. Profitabilitas dapat dikatakan sebagai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari serangkaian kegiatan bisnis dan aktivitas ekonomi yang dilakukan sepanjang periode akuntansi. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan adalah dengan menggunakan return to assets ratio (ROA). ROA merupakan satu indikator yang mencerminkan performa keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai ROA, maka akan semakin bagus performa perusahaan. ROA berkaitan dengan laba bersih perusahaan dan pengenaan pajak penghasilan untuk Wajib Pajak Badan. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk memposisikan diri dalam tax planning yang mengurangi jumlah beban kewajiban perpajakan (Chen et al., 2010 dalam Kurniasih dan Sari, 2013) Leverage menunjukkan pembiayaan suatu perusahaan dari utang yang mencerminkan semakin tingginya nilai perusahaan. Leverage merupakan penambahan jumlah utang yang mengakibatkan timbulnya pos biaya tambahan berupa bunga atau interest dan pengurangan beban pajak penghasilan Wajib Pajak 5

Badan (Kurniasih dan Sari, 2013). Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah debt to equity ratio (DER). Nilai DER yang tinggi berarti jumlah kewajiban perusahaan lebih tinggi daripada jumlah modal yang dimilikinya sendiri. Perusahaan yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan memilih untuk berutang untuk mengurangi pajak. Dengan sengajanya perusahaan berutang untuk mengurangi beban pajak maka disebutkan bahwa perusahaan tersebut melakukan penghindaran pajak (Ozkan, 2001 dalam Agusti, 2014). Menurut Noor et al. (2010) dalam Swingly dan Sukartha (2015), menjelaskan bahwa perusahaan dengan jumlah utang yang lebih banyak memiliki tarif efektif pajak yang baik. adalah: Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Kurniasih dan Sari (2013) 1. Variabel Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa variabel independen, yaitu komite audit dan leverage serta merubah variabel independen ROA menjadi profitabilitas. Penambahan kepemilikan institusional dan kualitas audit sebagai variabel independen mengacu pada penelitian yang dilakukan Annisa (2012). 2. Periode waktu dan sampel penelitian Periode waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2011-2013, yang menjadikan perusahaan sektor manufaktur sebagai sampel dari penelitian ini. 6

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dan fenomena perusahaan yang melakukan penghindaran pajak, maka penelitian ini diberi judul Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Leverage terhadap Tax Avoidance. 1.2 Batasan Masalah Dalam penelitian ini penulis menetapkan perusahaan pada sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013 sebagai objek penelitian. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran corporate governance dalam penelitian ini meliputi kepemilikan institusional, kualitas audit, dan komite audit. Ditambah dengan variabel independen lain berupa profitabilitas yang diproksikan dengan rasio return on asset dan leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio yang mempengaruhi tax avoidance. 1.3 Rumusan Masalah Perusahaan yang berhasil mencapai tujuannya adalah perusahaan yang dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan yang baik mewajibkan adanya prinsipprinsip corporate governance yang harus diimplementasikan. Dengan adanya penerapan prinsip-prinsip tersebut diharapkan perusahaan dapat hidup berkelanjutan serta memberikan manfaat bagi para stakeholder. Dalam melakukan praktik tax avoidance tergantung pada dinamika corporate governance yang ada dalam perusahaan, karena corporate governance mempengaruhi cara sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban pajaknya. Penilaian yang dilakukan oleh investor terhadap perusahaan adalah melalui 7

kinerja keuangan yang menghasilkan laba atau profitabilitas yang juga dipengaruhi oleh leverage yang dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap tax avoidance? 2. Apakah corporate governance yang diproksikan dengan kualitas audit berpengaruh terhadap tax avoidance? 3. Apakah corporate governance yang diproksikan dengan komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance? 4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance? 5. Apakah leverage berpengaruh terhadap tax avoidance? 6. Apakah kepemilikan institusional, kualitas audit, komite audit, profitabilitas dan leverage secara langsung berpengaruh terhadap tax avoidance? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini yaitu: 1. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap tax avoidance. 2. Untuk menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap tax avoidance. 3. Untuk menganalisis pengaruh komite audit terhadap tax avoidance. 4. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance. 8

5. Untuk menganalisis pengaruh leverage terhadap tax avoidance. 6. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan institusional, kualitas audit, komite audit, profitabilitas, dan leverage secara langsung terhadap tax avoidance. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak yang menggunakan, antara lain: 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan informasi dalam menjadi wajib pajak yang patuh pada peraturan dan regulasi serta pentingnya melakukan tata kelola perusahaan yang baik sehingga menjadikan perusahaan memiliki nilai yang baik dalam segala aspek. 2. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan mengenai tax avoidance, sehingga masyarakat menjadi kritis dan menanamkan kesadaran akan patuh terhadap regulasi serta menjadi wajib pajak yang patut dicontoh, guna mewujudkan tujuan negara dalam mencapai kesejahteraan rakyat. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti mengenai pengaruh corporate governance, profitabilitas dan leverage terhadap tax avoidance. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan 9

dapat menjadi referensi dan acuan dalam penilitian selanjutnya mengenai tax avoidance. 4. Mahasiswa dan Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambah ilmu pengetahuan dan wawasan, menjadi referensi dalam bahan belajar, serta untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi secara ringkas yang menggambarkan isi dari skripsi dan mengenai gambaran umum permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Bab ini menguraikan antara lain latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi teori-teori yang menjadi acuan dan dasar permasalahan yang akan diteliti. Dalam bab ini dijelaskan kerangka pemikiran yang menjadi dasar dari munculnya hipotesis penelitian. Serta dijelaskan variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi variabel bebas dan terikat yang diuji, jenis dan sumber data, penentuan populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian. 10

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian tentang deskripsi objek penelitian, metode analisis data dan mengenai uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan multikoloniaritas sebelum analisis data dilakukan. Di dalam bab ini akan dijelaskan mengenai interpretasi atas hasil penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan mengenai simpulan atas hasil penelitian yang dilakukan dan uraian atas jawaban dari setiap perumusan masalah. Pada bab ini dijelaskan mengenai keterbatasan di dalam penelitian dan saran-saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya. 11