UJI EFEK ANTIDIARE FRAKSI LARUT AIR EKSTRAK ETANOL 50% DAUN SENDOK (Plantago mayor L.) TERHADAP MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINI

dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2010

UJI EFEK ANTIDIARE INFUSA KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINI SKRIPSI

UJI EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL 50% DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) TERHADAP MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINI SKRIPSI

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster SKRIPSI

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penelitian efek antidiare ekstrak daun salam (Eugenia polyantha) dengan metode transit intestinal oleh Hardoyo (2005), membuktikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. bijinya untuk asma, bronkitis, kusta, tuberkulosis, luka, sakit perut, diare, disentri,

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN SEMBUNG (Blumea Balsamifera L.) TERHADAP MENCIT PUTIH

disebabkan oleh bakteri misalnya bakteri Salmonella thypi, Shigella, Campylobacter dan jenis coli tertentu atau dapat juga disebabkan karena

Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Farmakoterapi I Diar dan konstipasi. Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt

Setiap tahun, diperkirakan terdapat 2 miliar kasus diare di seluruh dunia. Pada tahun 2004, diare menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di

Selain itu, pengobatan antidiare juga dapat menggunakan obat-obat kimia. Salah satu contohnya adalah loperamid. Loperamid HCL memiliki efek samping

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarang semut ini tidak hanya terdapat di Papua, namun keragaman sarang

BAB I PENDAHULUAN. semakin meluas. Penggunaan obat tradisional mempunyai banyak keuntungan karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. EFEK BUAH APEL (Pyrus malus Sylvestris Mill.) SEBAGAI ANTI DIARE PADA MENCIT GALUR SWISS WEBSTER

OBAT GASTROINTESTINAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN MINDI (Melia azedarach Linn) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN ABSTRAK

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh : Tanti Azizah Sujono Hidayah Karuniawati Agustin Cahyaningrum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil perhitungan frekuensi atau jumlah diare rata-rata terhadap. a. Kelompok I (kontrol normal) : 0 ± 0

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

diare di Indonesia sebanyak kasus rawat inap dan kasus rawat jalan. Kematian akibat diare di Indonesia pada tahun 2009 mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

bubur Setengah bubur Setengah padat padat

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman Volume 8, Nomor 2, November 2017 ISSN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH DELIMA PUTIH (Punica granatum Linn.) PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webstar SKRIPSI

baik berkhasiat sebagai pengobatan maupun pemeliharaan kecantikan. Keuntungan dari penggunaan tanaman obat tradisional ini adalah murah dan mudah

BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. akibat infeksi diantaranya adalah Rotavirus, E.coli, Salmonella, Campylobacter,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan penyakit yang umum dialami oleh masyarakat. Faktor

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan obat tradisional masih disukai dan diminati oleh

badan berlebih (overweight dan obesitas) beserta komplikasinya. Selain itu, pengetahuan tentang pola makan juga harus mendapatkan perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

xanthorrhiza Roxb atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah, 2005). Kandungan temulawak yang diduga bertanggung jawab dalam efek peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UJI EFFEKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN BIDARA ( Ziziphus maurtiana Lam. ) PADA MENCIT JANTAN ( Mus musculus ) DENGAN INDUKSI OLEUM RICINI

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran pola konsumsi pangan. Seiring dengan kemajuan zaman dan perbaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akut atau gastroenteritis akut terjadi pada orang dewasa (Simadibrata &

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan program pelayanan

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis

Hasil Pengamatan Standarisasi Simplisia No Analisis Hasil Analisis Standarisasi 1 2 3

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN PAPAYA ( Carica papaya L ) PADA MENCIT SWISS-WEBSTER JANTAN

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penetapan Kadar Sari

Transkripsi:

UJI EFEK ANTIDIARE FRAKSI LARUT AIR EKSTRAK ETANOL 50% DAUN SENDOK (Plantago mayor L.) TERHADAP MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINI SKRIPSI Oleh : LUSIANI BETTY NUR UBAY K.100.050.076 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan sumber bahan alam dan obat tradisional yang telah digunakan sebagian rakyat Indonesia secara turun-temurun. Pengenalan khasiat dan manfaat tanaman obat Indonesia harus dilakukan agar kaitannya sebagai sumber bahan alam dapat berdaya guna sejalan kebijaksanaan nasional (Anonim, 1984). Semakin meningkatnya harga obat dan terbatasnya daya beli masyarakat menjadikan obat tradisional sebagai suatu alternatif untuk menjaga kesehatan maupun pengobatan sendiri (Jamal dan Suhardi, 1999). Pengembangan tanaman obat secara garis besar dikembangkan ketiga arah yaitu obat tradisional, fitofarmaka, dan obat modern (Wahjoedi, 2002). Selain pengobatan dengan menggunakan obat-obatan kimia, masyarakat juga mengenal pengobatan tradisional dalam mengatasi diare. Penggunaan obat tradisional didukung oleh sumber bahan obat nabati yang banyak tumbuh di Indonesia. Dewasa ini penelitian dan pengembangan tumbuhan obat, baik di dalam maupun di luar negeri berkembang pesat. Dalam upaya mencari tanaman yang berkhasiat sebagai antidiare perlu dilakukan penelitian dalam bidang farmakologi terhadap beberapa ekstrak tanaman yang dikenal sebagai tanaman obat (Dalimarta, 2003). Salah satu tumbuhan obat yang secara empirik mempunyai efek antidiare adalah Plantago mayor L. atau lebih dikenal dengan nama daun sendok. Daun sendok mengandung lendir dengan asam D-

2 galakturonat, pluntagon, aukobin (glikosid), invertin, emulsin (enzim), vitamin C, alkaloid, tanin, dan minyak lemak (Anonim, 1985). Diare merupakan salah satu manisfestasi gangguan saluran cerna dengan jumlah air dalam tinja akan meningkat, demikian juga volume tinja baik dalam konsistensi, warna dan bau. Pada umumnya diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja cair dengan frekuensi sekurang-kurangnya 3 kali sehari (Sinuhaji dan Sutanto, 1992). Penelitian sebelumnya menunjukkan ekstrak etanol 50% daun sendok (Plantago mayor L.) pada tikus putih yang diberikan secara peroral dengan dosis 50 dan 150 mg/100 gbb mempunyai efek antidiare setara dengan Loperamid (Sundari, 2005). Penelitian yang lain yang dilakukan oleh Hastuti (2008) menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% mempunyai efek antidiare pada dosis 0,65 g/kgbb. Berdasarkan penelitian di atas diketahui bahwa pemberian ekstrak etanol daun sendok telah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap efek antidiare. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut apakah fraksi air dari ekstrak etanol masih dapat memberikan pengaruh efek antidiare. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah fraksi larut air ekstrak etanol 50% daun sendok (Plantango mayor L.) mempunyai efek antidiare terhadap mencit jantan yang diinduksi oleh oleum ricini?

3 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antidiare fraksi larut air ekstrak etanol 50% daun sendok (Plantago mayor L.) pada hewan uji mencit jantan yang diinduksi oleh oleum ricini. D. Tinjauan Pustaka 1. Diare Diare adalah pengeluaran feses cair berulang kali atau lebih dari 3 kali sehari atau diare adalah suatu keadaan dimana frekuensi defekasi melebihi normal dengan konsistensi feses yang encer. Volume feses lebih dari 250 mg/hari dianggap abnormal. Diare bersifat akut atau kronik (Walsh, 1997). a. Mekanisme Diare Diare dapat terjadi melalui beberapa mekanisme, antara lain : 1) Adanya peningkatan osmotik isi lumen usus, hal ini menyebabkan diare osmotik. 2) Adanya peningkatan sekresi cairan usus, hal ini menyebabkan diare sekretorik. 3) Malabsorbsi asam empedu dan malabsorbsi lemak akibat gangguan pembentukan micelle empedu. 4) Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit menyebabkan gangguan absorbsi Na + dan air. 5) Motilitas dan waktu transit usus abdominal. Terjadi motilitas yang lebih cepat dan waktu teratur sehingga isi usus tidak sempat diabsorbsi.

4 6) Gangguan permeabilitas usus. Terjadi kelainan morfologi usus pada membran epitel spesifik sehingga permeabilitas mukosa usus halus dan usus besar terhadap air dan garam/elektrolit terganggu. 7) Eksudasi cairan, elektrolit dan muskus berlebihan. Terjadi peradangan dan kerusakan usus (Kolopaking, 2001). b. Etiologi Diare Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor di bawah ini : 1) Faktor Infeksi a) Infeksi internal yaitu: infeksi saluran pencernaan, meliputi : infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi parasit. b) Infeksi perenteral yaitu: infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan. 2) Faktor Malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat, lemak, protein. 3) Faktor Makanan Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. 4) Faktor Psikologi Rasa takut dan cemas (Abdoerrahman dkk., 2002). 2. Obat-obat diare Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja atau tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan

5 glukosa atau karbohidrat lain (Anonim, 1985). Adapun kelompok obat yang sering kali digunakan pada diare adalah: 1) Kemoterapetika untuk terapi kausal, yakni memberantas bakteri penyebab diare seperti antibiotika, sulfonamida, kinolon, dan furazolidon. 2) Obstipansia untuk terapi simptomatis, yang dapat menghentikan diare dengan beberapa cara, yakni: a. Zat-zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorbsi air dan elektrolit oleh mukosa usus: candu dan alkaloidanya, derivatderivat peptidin (difenoksilat dan loperamida), dan antikolinergika (atropin, ekstrak belladonna). b. Adstringensia, yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam lemak (tanin) dan tannabulmin, garam-garam bismut dan alumunium. c. Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yang pada permukaannya dapat menyerap (adsorbsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang ada kalanya berasal dari makanan (udang, ikan) (Tjay dan Raharja, 2002). 3. Loperamid Loperamid merupakan derivat difenoksilat dengan khasiat obstipasi yang 2-3 kali lebih kuat tetapi tanpa khasiat terhadap SSP. Loperamid mampu menormalkan keseimbangan resorpsi resorpsi dari sel sel mukosa, yaitu memulihkan sel sel yang berada dalam keadaan hipersekresi ke keadaan resorpsi normal kembali (Tjay dan Raharja, 2002).

6 Loperamid tidak mewujudkan efek sentral mirip morfin, sehingga Loperamid harus diutamakan daripada difenoksilat. Loperamid antidiare yang kuat, dengan kerja yang berlangsung lama. Penghambatan peristaltik secara spesifik dianggap sebagai kerja langsung pada dinding saluran cerna. Loperamid diekskresikan terutama dengan tinja (Walter, 1990). 4. Oleum ricini Oleum ricini (minyak jarak) merupakan trigliserida yang berkhasiat sebagai laksansia. Di dalam usus halus, minyak ini mengalami hidrolisis dan menghasilkan asam risinolat yang merangsang mukosa usus, sehingga mempercepat gerak peristaltik dan mengakibatkan pengeluaran isi usus dengan cepat. Dosis oleum ricini adalah 2 sampai 3 sendok makan (15 30 ml), diberikan sewaktu perut kosong. Efeknya timbul 1 sampai 6 jam setelah pemberian, berupa pengeluaran buang air besar berbentuk encer (Anwar, 2000). 5. Tanaman Daun Sendok a. Sistematika Tanaman Sendok (Plantago asiaciata L.) Kingdom Divisio Kelas Ordo Familia Genus : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Plantaginales : Plantaginaceae : Plantago Spesies : Plantago mayor L. (Prasetyo dkk, 2008). b. Nama Lain

7 Tanaman daun sendok dikenal dengan nama lain Plantago asiaciata L. Di daerah tertentu dikenal dengan nama lokal setempat, misalnya Plantago atau White man s foot (Inggris), Che qian cao (Cina) (Hariana, 2004). Di Indonesia sendiri juga ada beberapa sebutan untuk daun sendok sesuai dengan masing-masing daerahnya, seperti daun urat, daun urat-uratan, daun sendok, ekor angin, kuping menjangan (Sumatra), Ki urat, ceuli, ceuli uncal, meloh kiloh, otot-ototan, sangkabuwah, sangkubah, sangkuwah, sembung otot, suri pundak (Jawa), dan torongoat (Sulawesi) (Anonim, 1985). c. Kegunaan Tanaman ini dimanfaatkan untuk memelihara metabolisme air dan memperbaiki abnormalitas saluran kemih, menghentikan diare, menurunkan panas dan menjernihkan mata, membersihkan paru-paru, mengencerkan dahak, peluruh air seni, dan peluruh keringat (Sudarsono, 2002). d. Kandungan Kimia Daun Sendok (Plantago mayor L.) mengandung saponin, flavonoida dan polifenol (Anonim, 2000). Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman daun sendok terutama pada bagian daunnya adalah 0,01 0,02 % plantaginin (skutelarein-7-monoglukosida), homoplantaginin (hispidulin-7-monoglukosida), manitol, sorbitol (1,5%), suatu poligalakturonat (lendir) yang terdiri dari arabogalaktan, galaktan, ramnosa, arabinosa, galaktosa; 1,5% sorbitol dan arabogalaktan, galaktan, poligalakturonat, glikosida aukubin, katalpol (suatu senyawa iridoid), invertin, emulsin, vitamin C, asam sitrat, tanin.

8 6. Simplisia Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami olahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman dan eksudat tanaman. Simplisia hewani adalah berupa simplisia hewan utuh, bagian hewan atau zat yang dihasilkan hewan yang masih hewan yang masih belum berupa zat kimia murni (Anonim, 1979). Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk menjamin penyimpanan dan pencegahan pertumbuhan jamur yang dapat menurunkan mutu (Anonim, 1977). 7. Ekstraksi Ekstrak adalah sediaan berupa kering, kental dan cair, dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok diluar pengaruh cahaya matahari langsung (Anonim, 1979). Ekstraksi adalah penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan mentah obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih di mana zat yang diinginkan larut. Bahan mentah obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan tidak perlu diproses lebih lanjut kecuali dikumpulkan dan dikeringkan (Ansel, 1989). Salah satu cara ekstraksi yang paling sederhana adalah metode Maserasi. Maserasi pada umumnya dilakukan dengan cara sebagai berikut 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan kedalam bejana kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup dan biarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk, setelah 5 hari diserkai, ampas diperas ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan diserkai

9 sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian (Anonim, 1986). Waktu lamanya maserasi berbeda-beda antara 4-10 hari biasanya digunakan 5 hari, akan terdapat keseimbangan antara bahan yang diekstraksi dalam sel dengan masuk dalam cairan penyari persyaratannya adalah rendaman tadi harus dikocok berulang-ulang kira-kira 3 kali sehari (Voight, 1995). 8. Fraksinasi Fraksinasi bertujuan untuk memisahkan golongan utama kandungan yang satu dari yang lainnya. Pemisahan jumlah dan jenisnya disaring berturutturut dengan penyari secara selektif akan memisahkan kelompok kandungan kimia tersebut, mula-mula disari dengan pelarut yang bersifat non polar, kemudian disari dengan pelarut kurang polar dan terakhir dengan pelarut polar (Harbone, 1987). E. Landasan Teori Penelitian ekstrak etanol 50% daun sendok (Plantago mayor L.) pada tikus putih diberikan secara peroral dengan dosis 50 dan 150 mg/kgbb menimbulkan efek antidiare setara dengan Loperamid (Sundari, 2005), penelitian yang lain yaitu penelitian ekstak etanol 96% daun sendok (Plantago mayor L.) pada mencit jantan galur Swiss Webster ada dosis 65, 125 dan 250 mg/kgbb menunjukkan adanya kemampuan antidiare (Hastuti, 2008).

10 F. Hipotesis Fraksi larut air ekstrak etanol 50% daun sendok (Plantago mayor L.) diduga mempunyai efek antidiare pada mencit jantan yang diinduksi oleum ricini.