BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

Berbicara tentang hasil belajar ada beberapa pendapat yaitu:

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deana Zefania, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sains pada hakekatnya dapat dipandang sebagai produk dan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. 1. Model Pembelajaran Example Non Example

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006: 3) bahwa IPA berhubungan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Diskusi. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan,

PENERAPAN METODE THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KELAS V SDN PATI WETAN 01 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, dan

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. motivasi belajar. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan. bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang dapat memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik

Oleh: ENTIN SUPRIHATIN Guru Sekolah Dasar Heuleut. Kata Kunci: Hasil Belajar, pendekatan contextual teaching and learning

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di SD. OLEH ERMALINDA Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I.PENDAHULUAN. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masa mendatang akan semakin komplek. Menurut Undang-Undang Guru dan. yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Verra Septia Nursari, 2013

Penerapan Metode Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Inpres 2 Ambesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu media atau sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai penunjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

I. PENDAHULUAN. rendah hingga makhluk hidup tingkat tinggi. Biologi tidak hanya terdiri atas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peradaban dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut undang undang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Belajar dan Prestasi Belajar. 1. Pengertian Belajar dan Prestasi Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. interaksi aktif dilakukan pembelajaran dengan lingkungan, yang menghasilkan

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. 1. memberikan bimbingan dan selalau mendorong semangat belajar anak didik,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

Transkripsi:

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses, dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 10-11). Menurut Gagne and Berliner( 1983: 252) dalam Anni, Tri Catharina ( 2004: 2), belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah prilakunya karena hasil dari pengalaman. Menurut Morgan et.al ( 1986: 2) belajar merupakan perubahan yang relatif permanen yang terjadi karena dari praktik atau pengalaman. Menurut Slavin ( 1994: 152) dalam Anni, Tri Chatarina ( 2004: 2), belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Gagne ( 1997: 3) dalam Anni, Tri Chatarina( 2004: 2) belajar merupakan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. 2.1.2. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam berarti ilmu tentang pengetahuan alam. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolok ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan obyektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat. Sedangkan obyektif artinya sesuai dengan obyeknya, sesuai dengan kenyataannya atau sesuai 7

8 dengan pengalaman pengamatan melalui panca indra. Pengetahuan alam artinya pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya, sedangkan pengethuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Secara singkat Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Kaligis dan Hendro, 1991:3). IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistimatis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah (Depdiknas, 2004:6). Beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hakekat IPA adalah hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan. Dalam IPA mengandung tiga hal; proses (usaha manusia memahami alam semseta), prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan produk (kesimpulannya betul). 2.1.3. Nilai-nilai IPA IPA mempunyai banyak nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai yang terkandung di dalam IPA adalah sbagai berikut : a. Nilai-nilai sosial dari IPA terdiri dari nilai etika dan estetika, nilai moral dan nilai ekonomi. b. Nilai-nilai pedagogik/ pskologis dari IPA terdiri dari sikap mencintai kebenaran, sikap tidak berburuk sangka, menyadari kebenaran ilmu tidak mutlak, keyakinan bahwa tatanan alam bersifat teratur, bersifat toleran terhadap orang lain, bersifat ulet, bersikap teliti dan hati-hati, sikap ingin tahu, sikap optimis. 2.1.4. Pengertian Pembelajaran IPA di SD IPA didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (depdiknas 2006). Bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan

9 kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan. Asy ari, Muslichah (2006:22) menyatakan bahwa keterampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi dalam pembelajaran IPA meliputi keterampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasi, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta keterampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variable, menyusun definisi operasional, menafsirkan data,menganalisa dan mensintesis data. Poedjiati(2005:78) menyebutkan bahwa keterampilan dasar dalam pendekatan proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses dalam pembelajaran IPA di SD meliputi keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Kedua keterampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk mengasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru. Sehingga perlu dicaiptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu. Dengan demikian pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan alam di sekitarnya.setelah melakukan investigasi akan terungkap fakta atau diperoleh data. Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah : a. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya,

10 b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memcahkan masalah dan membuat keputusan, e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keterampilannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan f. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. 2.1.5. Pengertian Model Pembelajaran Examples non Examples Model Pembelajaran Examples non Examples atau juga biasa di sebut examples and non-examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar. Penggunaan Model Pembelajaran Examples non Examples ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti ; kemampuan berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan, dan kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya. Model pembelajaran Examples non Examples menggunakan gambar melalui OHP, proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Examples non Examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang

11 terdiri dari examples dan non-examples dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Examples non Examples dianggap perlu dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap examples dan non-examples diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada. 2.1.6. Langkah-langkah Model Pembelajaran Examples non Examples Tennyson dan Pork (1980 : 59) menyarankan bahwa jika guru akan menyajikan contoh dari suatu konsep maka ada tiga hal yang seharusnya diperhatikan, yaitu: Urutkan contoh dari yang gampang ke yang sulit. Pilih contoh contoh yang berbeda satu sama lain. Bandingkan dan bedakan contoh contoh dan bukan contoh Menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non-contoh akan membantu siswa untuk membangun makna yang kaya dan lebih mendalam dari sebuah konsep penting. Joyce and Weil (1986) dalam Buehl (1996) telah memberikan kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang menggunakan model inkuiri untuk memperkenalkan konsep yang baru dengan model Examples and non Examples. Kerangka konsep tersebut antara lain: Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non-contoh yang menjelaskan beberapa dari sebagian besar karakter atau atribut dari konsep baru. Menyajikan itu dalam satu waktu dan meminta siswa untuk memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar tersebut. Selama siswa memikirkan tentang tiap examples dan nonexamples tersebut, tanyakanlah pada mereka apa yang membuat kedua daftar itu berbeda.

12 Menyiapkan examples dan non examples tambahan, mengenai konsep yang lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah dibuatnya sehingga mampu memahami konsep yang baru. Meminta siswa untuk bekerja berpasangan untuk menggeneralisasikan konsep examples dan non-examples mereka. Setelah itu meminta tiap pasangan untuk menginformasikan di kelas untuk mendiskusikannya secara klasikal sehingga tiap siswa dapat memberikan umpan balik. Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan konsep yang telah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah didapat dari examples dan non-examples. Dari konsep dan uraian di atas maka untuk penerapan model pembelajaran Examples non Examples dengan media Powerpoint di kelas, harus diperhatikan berbagai tahapan pelaksanaan yaitu ; a. Guru mempersiapkan gambar- gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Guru menayangkan gambar-gambar melalui Powerpoint. c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk menganalisa gambar. d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas. e. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya. f. Berdasarkan hasil diskusi, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang hendak dicapai. g. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan. h. Guru mengadakan penilaian. 2.1.7 Multimedia Pembelajaran Power Point Multimedia Pembelajaran Adalah perangkat dan bahan ajar yang dibuat menggunakan teknologi komputer. Tidak seperti alat peraga pada umumnya, multimedia pembelajaran lebih mengedepankan simulasi berbasis komputer.salah satu tujuan multimedia pembelajaran selain untuk mendukung proses transfer pengetahuan dengan cara yang lebih mudah dipahami melalui gambar dan suara atau aktifitas interaktif lain menggunakan computer.

13 Power point adalah suatu aplikasi program komputer yang diciptakan Microsoft untuk keperluan menampilkan data-data dalam bentuk presentasi Beberapa keuntungan menggunakan multimedia pembelajaran power point diantaranya pendidik lebih cepat memberikan contoh nyata (meski tidak nyata karena hanya simulasi) kepada siswa yang daya tangkapnya sangat majemuk, kemudian dari sisi keaamanan lebih terjaga karena bentuk percobaannya hanya sebatas rekayasa komputer dan terakhir tidak ada bahan serta peralatan praktik yang dipertaruhkan karena rusak dan sebagainya karena semua alat dan bahan sudah disimulasikan. 2.2. Kerangka Berpikir 2.2.1 Kerangka Berpikir Setelah melihat hasil belajar kondisi awal siswa SD Negeri Gemuh 01 kurang dalam mencapai ketuntasan belajar pada palajaran IPA tentang materi Bumi dan Alam Semseta, maka menyusun rancangan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Examples non Examples dengan media Powerpoint dalam 2 siklus, siklus I dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, setelah siswa mengalami peningkatan dilanjutkan siklus II hingga mencapai hasil yang maksimal. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Examples non Examples Dengan Media Powerpoint Siswa Kelas V SD Negeri Gemuh 01 Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Langkah-langkah pembelajaran KBM Belum menggunakan model pembalajaran Examples non Examples Hasil belajar IPA rendah Mengunakan model pembelajaran Examples non Examples Hasil belajar IPA meningkat

14 2.2.2 Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: Melalui model pembelajaran Examples non Examples dengan media Powerpoint diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Pada pelajaran IPA tentang materi Bumi dan Alam Semesta di SD Negeri Gemuh 01 Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.