STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KOMPARASI STRATEGI READING ALOUD DAN READING GUIDE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI TEGALGONDO WONOSARI TAHUN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KOMPARASI HASIL BELAJAR IPA ANTARA KELAS YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN DAN KELAS YANG DIAJAR DENGAN INDEX CARD MATCH

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Oleh karena itu keberhasilan anak didik sangat

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA INGAT MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 9 SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

Diajukan Oleh : Putri Kinasih Arius Sandra A

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh: RETNO AMBARWATI A

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HYPNOTEACHING DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI LIMIT FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan proses belajar mengajar didalam kelas, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

HASIL BELAJAR. Persyaratan. Disusun Oleh: A

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

PENGGUNAAN MEDIA GELAS FAKEL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH BASIN TAHUN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

ANALISIS SOAL - SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER MATEMATIKA DITINJAU DARI VALIDITAS ISI DI SMP NEGERI 1 SIDOHARJO WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: RAHMAD SANTOSA

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di MI karena

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman. Oleh karena itu pendidikan sangat cepat perkembanganannya semua ini

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI BRATAN II NO.

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

(Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Sambi Tahun Ajaran 2012/2013) Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Usulan Penelitian Diajukan untuk memenuhi Gelas Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh :

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan umum pendidikan masa kini adalah untuk memberi bekal agar kita

NASKAH PUBLIKASI TANTRI KURNIAWATI A54F PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMANDIRIAN SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD NEGERI DAWUNGAN 1 TAHUN AJARAN 2014/ 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS CARTOON ART TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 3 SD AISYIYAH UNGGULAN GEMOLONG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PENGARUH ICE BREAKING DAN MEDIA POSTER TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS III SISWA SD NEGERI PAJANG 3 SURAKARTAA

NASKAH PUBLIKASI. (PTK Pada Peserta Didik Kelas VIII H Semester Genap SMP Negeri 2 Banyudono Kab. Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN ALFA ZONE DENGAN SCENE SETTING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MUATAN IPA SISWA KELAS IV SDIT MTA GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2014/2015

pikir manusia. Astuti (2009:1) mengemukakan bahwa perkembangan pesat di bidang

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN DENGAN COURSE REVIEW HORAY DAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI BAKALAN 02

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR IPS ANTARA GUIDED TEACHING DENGAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SISWA KELAS IV SDIT AZ-ZAHRA SRAGEN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata 1 Jurusan Pendidikan Matematika

STUDI KOMPARASI PENERAPAN STRATEGI INDEX CARD MATCH DAN BERMAIN JAWABAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDIT HIDAYAH NGAWEN TAHUN 2014/2015

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS V SDN 2 SIDOHARJO POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN CTL BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau oleh Lingkungan Belajar Siswa

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI DAN GUIDED DISCOVERY DITINJAU DARI KEDISIPLINAN SISWA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL MIND MAPPING DAN SUPERITEM DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI GUIDED NOTE TAKING DENGAN CONCEPT MAPPING

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN INOVATIF PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN (PTK

ANALISIS KESESUAIAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER IPS TERPADU DENGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 SAMBI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN GNT DAN RESITASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Transkripsi:

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD N DUYUNGAN 2 DAN SD N DUYUNGAN 3, SIDOHARJO, SRAGEN TAHUN 2013/ 2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh : WULAN NURSITARINI A 510 100 140 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PERSETUJUAN STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD N DUYUNGAN 2 DAN SD N DUYUNGAN 3, SIDOHARJO, SRAGEN TAHUN 2013/ 2014 Dipersiapkan dan Disusun Oleh : WULAN NURSITARINI A510100140 Telah Disetujui dan Disyahkan oleh Pembimbing Untuk Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Mengetahui Pembimbing, Tanggal : Drs. Muhroji,S.E, M.Si

ABSTRAK STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKAPADA SISWA KELAS V SD N DUYUNGAN 2 DAN SDN DUYUNGAN 3, SIDOHARJO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/ 2014 WulanNursitarini, A510100140, Program Pendidikan Guru SekolahDasar, FakultasKeguruandanIlmuPendidikan, UniversitasMuhammadiyah Surakarta, 2013, 89 Halaman Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perbedaan penerapan penggunaan metode pembelajaran Hypnoteaching dengan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). (2) Metode pembelajaran Hypnoteaching lebih baik daripada model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) ditinjau dari hasil belajar matematika di kelas V SD N Duyungan 2 dan SD N Duyungan 3 Sidoharjo, Sragen. Jenis penelitian ini eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD N Duyungan 2 dan SD N Duyungan 3, Sidoharjo, Sragen. Teknik pengumpulan data dengan teknik tes, dokumentasi dan observasi. Instrumen diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji realibilitas. Sedangkan uji prasyarat analisis untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak menggunakan uji normalitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t. Hasil uji t yaitu t hitung > t tabel, yaitu 5,45 > 2,002. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan penerapan penggunaan antara metode pembelajaran Hypnoteaching dengan model pembelajarann Contextual Teaching Learning (CTL) ditinjau dari hasil belajar matematika di kelas V SD N Duyungan 2 dan SD N Duyungan 3 Sidoharjo, Sragen. Rata-rata nilai hasil belajar matematika metode pembelajaran Hypnoteaching adalah 86,88 dan nilai rata-rata nilai hasil belajar model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) adalah 63,09. Jadi metode pembelajaran Hypnoteaching lebih baik dibandingkan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). Kata Kunci : metode pembelajaran hypnoteaching, model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL), hasil belajar matematika

A. PENDAHULUAN Syamsul Mu arif (dalam Samino 2011:18) mengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja, teratur, dan berencana.sejalan dengan pengertian pendidikan tersebut terdapat beberapa mata pelajaran dalam menopang keberhasilan pendidikan, salah satu mata pelajaran tersebut adalah matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. SD N Duyungan 2 dan SD N Duyungan 3, Sidoharjo, Sragen ini juga sudah menerapkan kurikulum 2006 atau KTSP.Seharusnya siswa dalam pembelajaran banyak memunculkan kreativitas.siswa dituntut kreatif dan dan dapat menyelesaikan tugas serta mendapatkan hasil belajar yang baik. Guru harus dapat mengelola dan mengemas proses pembelajaran supaya terlihat menarik dan berkesan bagi siswa. Tetapi pada kenyataannya guru-guru menggunakan model dan metode pembelajaran yang membosankan dan kurang kreatif, sehingga

pembelajaran yang disampaikan kepada siswa hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tetapi pada kenyataannya guru-guru menggunakan metode pembelajaran yang membosankan dan kurang kreatif, sehingga pembelajaran yang disampaikan kepada siswa hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan observasi pada guru di SD N Duyungan 2 dan SD N Duyungan 3, Sidoharjo, Sragen.Permasalahan atau kendala yang dialami oleh guru dan siswa yaitu (1) Guru-guru kurang menguasai model dan metode pembelajaran yang baru dalam artian mereka belum mampu menguasai penemuan baru dalam model dan metode pembelajaran. Mereka belum bisa mengimplementasi model dan metode pembelajaran baru tersebut kepada siswa dengan kata lain guru belum kreatif dalam memberikan sentuhan model dan metode pembelajaran yang tidak membosankan untuk anak. Kebanyakan menggunakan metode yang bersifat konvensional, selain itu ada guru yang hanya menerangkan materi terus tanpa melihat kesiapan psikis dari siswanya sebelum pembelajaran dimulai. (2) materi matematika itu sendiri yang terkenal sulit, membingungkan dan memusingkan yang sudah tertanam di pikiran peserta didik. Materi matematika seakan-akan menjadi momok bagi kebanyakan siswa.mindset mereka mengatakan bahwa materi matematika itu sulit, sehingga ketika mengerjakan soal ulangan hasilnya kurang bahkan jelek.kenyataan ini adalah suatu persepsi negatif terhadap matematika. (3) Selain itu Adanya rasa bosan dan malas karena proses penyampaian materi oleh guru atau cara pengajaran oleh guru, dapat dilihat dari indikator sikap siswa diantaranya siswa mengantuk saat pelajaran berlangsung, siswa bercanda satu sama lain saat diterangkan oleh guru bahkan mengganggu teman yang lain yang menyebabkan materi yang disampaikan guru tidak sepenuhnya terserap oleh siswa sehingga hasil belajar matematika kurang maksimal.

Apabila tidak segera ditindak lanjuti, maka proses pembelajaran tidak akan berjalan secara optimal dan tentu saja tujuan dari mata pelajaran tidak akan tercapai. Pemilihan metode dan model pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa. Banyak metode pembelajaran inovatif yang dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dan sesuai yang diharapkan, salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran hypnoteaching. Metode pembelajaran hypnoteaching merupakan metode pembelajaran yang menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar karena alam bawah sadar lebih besar dominasinya terhadap cara kerja otak. Menurut N. Yustisia (2012:75) hypnoteaching merupakan metode pembelajaran yang dalam penyampaian materi, guru memakai bahasa-bahasa bawah sadar yang bisa menumbuhkan ketertarikan tersendiri kepada anak didik. Selain metode pembelajaran hypnoteaching, juga terdapat model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). Menurut Elaine B. Jhonson (2008:66 ) CTL, suatu model pembelajaran yang berbeda, melakukan lebih daripada sekedar menuntun para siswa dalam menggabungkan subjek-subjek akademik dengan konteks keadaan mereka sendiri. CTL juga melibatkan siswa dalam mencari makna konteks itu sendiri. Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan penggunaan metode pembelajaran hipnoteaching dengan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dalam mengoptimalkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD N Duyungan 2 dan SD N Duyungan 3, Sidoharjo, Sragen.Berdasarkan hal tersebut maka penulis mengadakan penelitian yang berjudul : Studi Komparasi Penggunaan Metode Pembelajaran Hipnoteaching dengan Model

Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SD N Duyungan 2 dan SD N Duyungan 3, Sidoharjo, Sragen Tahun Ajaran 2013/ 2014. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SD N Duyungan 2 dan SDN Duyungan 3 Sidoharjo, Sragen. Waktu yang dilaksanakan untuk kegiatan penelitian ini selama 4 bulan. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan (Suharsimi Arikunto, 2006:3).Adapun tujuan penelitian eksperimen adalah untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen, sehingga dapat diketahui perlakuan cara yang terbaik antara dua kelompok satu (I) dan kelompok dua (II). Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Duyungan 2 dan SD N Duyungan 3, Sidoharjo, Sragen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran hypnoteaching untuk kelompok perlakuan I dan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) untuk kelompok perlakuan II.Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika. Untuk memperoleh data digunakan metode dokumentasi, metode observasi dan metode tes. Pengumpulan data melalui metode dokumentasi dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan data tentang sekolah, daftar nama siswa, nilai mid semester matematika pada siswa kelas V SD N Duyungan 2 dan SD N Duyungan 3 Sidoharjo, Sragen. Metode observasi digunakan peneliti untuk mencocokkan antara data sebenarnya dengan data yang tertulis.

Sedangkan metode tes dalam penelitain ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika. Tes dilakukan pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif pilihan ganda sebanyak 20 soal.sebelum tes diujikan terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk mendapatkan materi tes yang valid dan realibel.adapun untuk analisis butir soal terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan realibilitas. Apabila soal telah valid dan reliabel, maka tahap selanjutnya adalah teknik analisis data.namun, sebelumnya dialkukan uji prasyarat yaitu uji normalitas. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika dengan metode pembelajaran hypnoteaching dan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) adalah dengan menggunakan uji t dan untuk mengetahui penggunaan metode yang lebih baik antara metode pembelajaran hyonoteaching dan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap hasil belajar matematika adalah menggunakan nilai rata-rata hasil belajar. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan try outuntuk mengetahui validitas dan realibilitas soal yang akandigunakan dalam penelitian. Soal sebanyak 20 berupa soal pilihan ganda.sebanyak 15 soal dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian dan soal juga reliabel. Tahap selanjutnya adalah uji keseimbangan untuk mengetahui apakah kedua kelas seimbang.ternyata kedua kelas tersebut seimbang.tahap selanjutnya adalah uji normalitas untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut memiliki data hasil belajar yang berdistribusi normal atau tidak dan ternyata kedua kelas memiliki data hasil belajar yang berdistribusi normal.

Selanjutnya kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda. Kelas V SD N Duyungan 2 sebagai kelas eksperimen I yang diberi perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaranhyipnoteachingdan kelas V SD N Duyungan 3 sebagai kelas eksperimen II diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). Setelah kedua kelas mendapat perlakuan tersebut, dilakukan tes hasil belajar matematika untuk dibandingkan hasilnya. Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan peneliti dapat dibuat kesimpulan bahwa ada perbedaan penerapan penggunaan metode pembelajaran hypnoteachingdengan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas V SD N Duyungan 2 dan SD N Duyungan 3, Sidoharjo, Sragen Tahun 2013/2014. Hal ini karena t hitung > t tabel, yaitu 5,45> 2,002. Sedangkan hipotesis kedua dapat dibuktikan melalui nilai rata-rata kelas V SD N Duyungan 2 yang menggunakan metode pembelajaran hypnoteaching adalah 86,88. Sedangkan nilai rata-rata kelas V SD N Duyungan 3 menggunakan model pembelajaran CTL adalah 63,09. Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar matematika kelas V SD N Duyungan 2 yang menggunakan metode pembelajaran hypnoteaching lebih baik daripada dengan kelas V SD N Duyungan 3 yang menggunakan model pembelajaran CTL, yaitu 86,88> 63,09 berarti hipotesis kedua yang menyatakan Hasil belajar matematika yang menggunakan metode pembelajaran hypnoteaching lebih baik dari hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) pada siswa kelas V SD N Duyungan 2 dan SD N Duyungan 3 tahun 2013/2014. Dapat diterima. Metode pembelajaran hypnoteaching terkesan lebih menyenangkan dapat dilihat dari respon siswa yang aktif dan ceria ketika menerima materi matematika yaitu luas trapesium dan layang-layang. Sebagaimana dijelaskan oleh N. Yustisia (2012:76) hypnoteaching merupakan perpaduan pengajaran yang melibatkan pikiran sadar dan bawah sadar. Hypnoteaching ini

merupakan metode pembelajaran yang kreatif, unik, sekaligus imajinatif. Siswa diajak guru untuk belajar secara kreatif dan suasana kegaiatan pembelajaran menyenagkan karena guru selalu memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat siswa ketika belajar.itu terbukti melalui kegiatan pembelajaran yaitu, di awal pembelajaran menggunakan kegiatan relaksasi supaya anak dapat nyaman, tenang dan siap dalam psikis mereka sebelum menerima materi pelajaran, selain itu anak juga diberikan masukan-masukan yang positif melalui kata-kata positif yang disugestikan oleh guru. Jadi anak terlihat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Itu merupakan kelebihan dari penggunaan metode pembelajaran hypnoteaching. Sehingga rata-rata nilai siswa lebih bagus daripada nilai rata-rata siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran CTL. Sedangkan kegiatan pembelajaran materi matematika luas trapesium dan layang-layang yang menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Leaning (CTL) siswanya kurang antusias dalam menerima materi pelajaran dan siswa yang mau aktif dalam kegiatan pembelajaran hanya beberapa, berbeda ketika menggunakan metode pembelajaran hypnoteaching dimana siswa yang aktif lebih banyak dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, siswa juga kurang ceria dalam menerima materi pembelajaran. Padahal dalam penggunaan model pembelajaran hypnoteaching sudah mengikuti konsep pada pembelajaran CTL yaitu disesuaikan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam keadaan nyata di lingkungan dan siswa berusaha menemukan masalah yang harus dipecahkan. D. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut ini : 1. Berdasarkan uji t dapat disimpulkan bahwa harga thitung > ttabel atau 5,45>2,002, sehingga Ho ditolak. Oleh karena itu, Ha diterima.

Artinya, ada perbedaan antar metode pembelajaran hipnoteachingdengan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) terhadap hasil belajar matematika kelas V SD N Duyungan 2 dan kelas V SD N Duyungan 3 Sidoharjo, Sragen tahun ajaran 2013/2014. 2. Nilai rata-rata hasil belajar matematika kelas V SD N Duyungan 2 lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar matematika kelas V SD N Duyungan 3 yaitu 86,88 > 63,09, sehingga hipotesis kedua diterima. Artinya, hasil belajar matematika yang menggunakan metode pembelajaran hypnoteaching lebih baik daripada hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) pada siswa kelas V SD N Duyungan 2 dan SD N Duyungan 3, Sidoharjo, Sragen tahun 2013/2014.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta Jhonson, Elaine. 2009. Contextual Teaching & Learning. Bandung : MCL Kamulyan, Mulyadi Sri & Risminawati. 2012. Model-model Pembelajaran Inovatif di Sekolah Dasar. Surakarta : BP-FKIP UMS Navis, Ali Akbar. 2013. Hypnoteaching. Jogjakarta : Ar-ruzz Media Samino. 2011. Manajemen Pendidikan. Surakarta : Fairuz Media Yustisia, N. 2012. Hypnoteaching.Jogjakarta : Ar-ruzz Media