Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Musi Rawas

dokumen-dokumen yang mirip
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang nomor 25 tahun 1999, tentang. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah memberikan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KECAMATAN KUBUTAMBAHAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSPEKTORAT KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PENGADILAN TINGGI MANADO TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

KEPUTUSAN KEPALA BIRO ORGANISASI DAN PENDAYAGUNAAN APARATUR SETDA PROVINSI PAPUA NOMOR : 061 TAHUN 2016 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROVINSI SULAWESI SELATAN

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 34 Tahun 2016 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR

I K U D P R K P P. I K U Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman & Pertanahan DPR K P P K a b u p a t e n L a h a t 1-1

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) TAHUN

I N S P E K T O R A T

KATA PENGANTAR. Lamongan, Maret 2017 KEPALA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN LAMONGAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U )

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

RENCANA KERJA (RENJA)

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA - SKPD )

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUSI RAWAS

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

Bab II Perencanaan Kinerja

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG

BAB I PENDAHULUAN. gagalnya sebuah organisasi dalam melayani masyarakat?. Berikutnya, bagiamana standar dan proses

KATA PENGANTAR. Muara Beliti, 2014 Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas

WALIKOTA TEBING TINGGI

User [Pick the date]

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH KOTA MEDAN

BUPATI BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) (LAKIP TAHUN 2016 DINAS KOPERASI, UKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN GRESIK

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

KATA PENGANTAR RENJA DISPORA KAB. MURA

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur

BAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN ANGGARAN 2014 LINGKUNGAN HIDUP

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i

Transkripsi:

1 Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2016-2021

uji Syukur dipanjatkan Kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya Indikator Kinerja Utama (IKU) 2016-2021 Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Musi Rawas ini dapat diselesaikan. Penyusunan Indikator Kinerja Utama ini pada dasarnya merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Kami sadar bahwa dokumen IKU masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Kritik dan Saran senantiasa kami harapkan untuk perbaikan dan Penyempurnaan dalam Penyusunan IKU di tahun mendatang. Akhir kata semoga Indikator Kinerja Utama ini bermanfaat bagi Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Musi Rawas juga pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengevaluasi kinerja Dispora Kabupaten Musi Rawas. Muara Beliti, Mei 2017 KEPALA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN MUSI RAWAS, H. HERIYANTO, S.IP, M.Si PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 19670802 198810 1 001 2

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG iberlakukannya Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah memberikan kekuatan baru bagi Pengembangan Otonomi Pemerintah Daerah sesuai dengan Prakarsa dan Aspirasi Masyarakatnya dalam arti Daerah sudah diberi Kewenagan yang utuh dan bulat untuk merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi kebijakan kebijakan Daerah. Semangat reformasi dibidang Politik, Pemerintahan dan Pembangunan serta masyarakat telah mewarnai upaya Pendayagunaan Aparatur Negara dengan tuntutan mewujudkan Administrasi Negara yang mampu mendukung kelancaran tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance (LAN dan BPKP, 2000:1). Terselenggaraannya good governance merupakan prasyarat utama untuk dapat mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Dalam rangka itu, diperlukan pengembangan dan penerapan system penyelenggaraan pemerintahan dapat dilakukan secara berdayaguna dan berhasilguna. Perlunya system pertanggungjawaban daerah atas segala proses tindakan-tindakan yang dibuat dalam rangka tata tertib menuju instrukmen 3

akuntabilitas daerah. Inilah bagian terpenting untuk ditata, yang pada akhirnya menjadi instrumen good governance. Sehubungan dengan ini maka system akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah yang telah dibangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government, perlu terus dikembangan dan pelaporan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara serta berbagai Peraturan Perundangan dibawahnya. Dengan demikian, Anggaran Negara baik Pusat maupun Daerah menjadi Anggaran berbasis kinerja, yaitu Anggaran yang dihitung dan disusun berdasarkan Perencanaan Kinerja atau dengan kata lain berdasarkan kebutuhan untuk menghasilkan output dan outcome yng diinginkan masyarakat. Dengan Anggaran berbasis kinerja ini akan dapat dilakukan penelusuran alokasi Anggaran ke Kinerja yang direncanakan. Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam keranka penerapan tata pemerintahan yang baik adalah telah dikeluarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara RI Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007, tanggal 31 Mei 2007, tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) dilingkungan Insstansi Pemerintah. Berdasarkan Peraturan tersebut Indikator Kinerja Utama (IKU) aalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan menetapkan Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indikators) secara Formal untuk tujuan dan sasaran strategis masingmasing tingkatan (level) secara berjenjang. Dengan ditetapkannya Indikator Kinerja Utama (IKU) dilingkungan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Musi Rawas secara formal dalam suatu lembaga pemerintah, diharapkan akan diperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam 4

menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik serta diperolehnya ukuran keberhasilan dan pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis di Dispora Kabupaten Musi Rawas yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Jika kita tidak dapat mengukur apakah kegiatan dan program kita berhasil atau kinerja kita bagus, maka kita tidak memahami kegiatan atau program kita sendiri, jika kita tidak bias mengendalikannya maka kita tidak bias memperbaikinya. Lebih lanjut jika kita tdiak dapat mendemonstarsikan hasil dan kinerja kita maka kita tidak dapat berkomunikasi dengan para stakeholder kita secara baik. Jika kita mengukur kinerja dan hasil kita, maka kita tidak bias membedakan apakah kita berhasil atau gagal, kita tidak bias belajar darinya dan mungkin lebih parah lagi mengulangi kesalahan yang sama berkali-kali dan memboroskan sumber daya. Jika dapat mengukur kinerja kita, maka kita dapat mengetahui banyak hal seperti : 1. Dapat member penghargaan kepada yang berhasil; 2. Dapat mengetahui biaya sebenarnya; 3. Dapat menghubungkan antara biaya dan hasil; 4. Dapat menentukan apakah lebih baik dikerjakan sendiri atau perlu outsourcing; 5. Dapat meningkatnya kinerja; 6. Dapat memilih alternative terbaik; dsb. Singkatnya jika kita dapat mengukur kinerja kita akan dapat mengerjakan tugastugas kita secara baik dan lebih berhasil. Jadi secara konseptual Indikator Kinerja adalah alat penting dalam membangun sistem pengukur kinerja. Pengukuran kinerja untuk mengelola kinerja agar organisasi dapat hasil yang baik dan kinerja yang tinggi. 5

B. MAKSUD DAN TUJUAN Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) dimaksudkan untuk memberikan gambaran dalam menentukan langkah-langkah kinerja yang harus dilaksanakan oleh setiap Organisasi/ Instansi Pemerintah berdasarkan tugas pokok dan fuungsinya masingmasing. Sedangkan tujuan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah agar terwujud peningkatan pemahaman dan pemanfaatan IKU dalam perencanaan, penganggaran, pengukuran, pelaporan maupun pemberian penghargaan dan sanksi. Dengan demikian, tujuan penyusunan IKU ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Untuk mengukur kinerja; 2. Untuk mereview indicator pengukuran kinerja; 3. Pengembangan system pengukuran kinerja; 4. Pengembangan system pengukuran kinerja yang digunakan untuk member umpan balik berbagai organisasi dan pengunaan informasi kinerja; 5. Diseminasi informasi dan penyuluhan akan pentingnya penetapan indicator kinerja sebagai dasar pengukuran kinerja. 6. Review dan evaluasi kinerja secara mandiri oleh setiap instansi Pemerintah. C. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Agar diperoleh pemanfaatan yang optimal, maka sistematika pembahasan diupayakan untuk mampu dipahami agar dapat melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan dalam penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU), Sistematika tersebut adalah sebagai berikut : 6

BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini disajikan latar belakang perlunya penetapan indicator kinerja utama untuk setiap instansi pemerintah serta maksud dan tujuannya. BAB II. PENGERTIAN INDIKATOR KINERJA Pada bab ini diuraikan tentang definisi Indikator Kinerja, syarat dan criteria indikator kinerja yang baik serta bagaimana mengunakan indikator kinerja tersebut. BAB III. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Bab ini menyajikan tentang indikator kinerja utama, tujuan penggunaan indikator kinerja utama, tujuan penggunaan indikator kinerja utama, langkahlangkah yang dilaksanakan dalam rangka penetapan indikator kinerja utama, serta penerapan dan pengkomunikasiannya. BAB IV. INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Pada Bab ini dikemukakan indikator kinerja OPD Dinas yang sangat mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Musi Rawas 2016-2021 7

BAB II PENGERTIAN INDIKATOR KINERJA A. PENGERTIAN INDIKATOR KINERJA ndikator adalah variable yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan-perubahan yyang terjadi. Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan, tetapi kerap kali hanya member petunjuk (indikasi) tentang keadaan secara keseluruhan tersebut sebagai suatu perkiraan. Dapat dikatakan indikator bukanlah ukuran exact melainkan indikasi dari keadaan yang disepakati bersama oleh anggota yang dijadikan sebagai alat ukur. Sedangkan kinerja adalah keluaran/ hasil dari kegiatan/ program yang hendak atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan angggaran dengan kuantitas dan kualitas terukur. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengertian Indikator Kinerja dapat dipahami sepertia dibawah ini : Indikator Kinerja adalah sesuatu yang dijadikan alat ukur kinerja atau hasil yang dicapai; Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan. Indikator Kinerja kinerja memberikan penjelasn baik secara kuantitatif dan kualitatif mengenai apa yang diukur untuk menetukan apakah tujuan sudah tercapai. 8

Indikator kinerja adalah sesuatu yang mengindikasikan terwujudnya kinerja yang diinginkan. Indikator kinerja adalah ukuran kinerja yang digunakan untuk mengetahui perkembangan upaya dalam mencapai hasil kerja. Oleh karena itu, indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi. Selain itu, indikator kinerja digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja hari demi hari organisasi/ unit kerja yang bersangkutan menunjukan kemajuan dalam rangka menuju tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan startegis. Dengan demikian, tanpa indikator kinerja sulit bagi kita untuk menilai kerja (keberhasilan atau ketidakberhasilan) kebijakan/ program/ kegiatan dan pada akhirnya sulit juga untuk menilai kinerja instansi/ unit kerja pelaksanaanya. Membuat rencana kerja berarti membuat rencana mengenai outcome yang akan dilaksanakan oleh organisasi. Rencana yang hanya berpokus mengenai penggunaan input, pemilihan kegiatan dan output yang akan dibuat baru merupakan rencana kerja. Instansi Pemerintah belum disebut kinerja sebelum dapat menunjukan keberhasilan pencapaian outcome-nya. Namun demikian outcome mungkin baru bias dicapai setelah beberapa tahun kemudian. Untuk hal seperti ini instansi pemerintah harus mampu menunjukan hubungan antara output dan aktivasi yang telah dikerjakan setiap tahunnya dengan kinerja yang baru akan diperoleh dimasa yang akan dating. Kapan kinerja dapat dicapai juga sudah harus direncanakan sejak awal. Apabila hal tersebut telah dipenuhi, instansi pemerintah tersebut telah dapat menyatakan. 9

Perlu dibedakan apa yang akan dihasilkan (Kinerja) dengan apa yang akan dikerjakan (Aktivasi) atau apa yang akan dibuat (Output) dan hal yang perlu dibedakan juga adalah antara kinerja yang akan diukur dengan Indikator Kinerja yang akan digunakan untuk mengukur apabila kinerja menyatakan mengenai suatu kondisi tesebut misalnya Meningkatkan Disiplin Pegawai merupakan contoh kinerja yang akan diukur yang sering dianggap merupakan indikator yang dapat mengambarkan mengenai disiplin yang meningkat misalnya jumlah pegawai yang mendapat hukuman disiplin atau rata-rata hari kehadiran pegawai dalam satu tahun B. SYARAT DAN KRITERIA INDIKATOR KINERJA Sebelum menetapkan seperangkat indikator kinerja, terlebih dahulu perlu diketahui syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu indikator kinerja. Syarat-syarat yang berlaku untuk semua indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut : 1. Relevan : Indikator Kinerja harus berhubungan dengan apa yang diukur dan secara obyektif dapat digunakan untuk pengambilan keputusan atau kesimpulan tentang pencapaian apa yang diukur. 2. Menjadi prioritas dan harus berguna untuk menunjukan keberhasilan, kemajuan atau pencapaian (Accomplishment); 3. Efektif dan layak : data/informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja yang bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah dan dianalisis dengan biaya yang layak. Indikator kinerja yang aik dan cukup memadai, setidak-tidaknya memenuhi criteria yang terdiri dari : 10

1. Spesifik : artinya indikator kinerja harus sesuai dengan program dan kegiatan sehingga mudah dipahami dalam memberikan informasi yang tepat tentang hasil atau capaian kinerja kegiatan dan sasaran. 2. Dapat dicapai : artinya indikator kinerja yang ditetapkan harus menantang namun bukan hal yang mustahil untuk dicapai dan dalam kendali instansi pemerintah. 3. Relevan : artinya suatu indikator kinerja harus dapat mengukur sedekat mungkin dengan hasil yang akandiukur. 4. Menggambarkan sesuatu yang diukur : artinya indikator yang baik merupakan ukuran dari suatu keberhasilan. Harus terdapat kesepakatan tentang interprestasi terhadap hasil yang akan digunakan sebagai ukuran. 5. Dapat dikualifikasikan dan diukur : artinya indikator dalam angka (jumlah atau persentase) atau dapat diukur dan dapat ditentukan kapan dapat dicapai. Sedangkan indikator kualitatif adalahh indikator yang bersifat pengamatan deskriptif (pendapat ahli atas suatu kekuatan instansi atau penjelasan mengenai suatu perilaku). C. TIPE DAN JENIS INDIKATOR KINERJA Berdasarrkan tipenya, indikator kinerja dapat dibagi menjadi : 1. Kualitatif : mengunakan skala (misalnya :baik, cukup, kurang). 2. Kuantitatif absolute : menggunakan angka absolute (misalnya : orang, unit); 3. Persentase : Menggunakan perbandingan angka absolute dari yang diukur dengan populasinya (misalnya : 50%, 100%) 4. Rasio : Membandingkan angka absolute denag angka absolute lain yang terkait (misalnya : rasio jumlah tenaga auditor dibandingkan jumlah obyek pemeriksaan); 11

5. Rata-rata : angka rata-rata dari suatu populasi atau total kejadian (misalnya : ratarata biaya pelatihan peserta dalam suatu diklat); 6. Indeks : angka patokan dari beberapa variable kejadian berdasarkan suatu rumus tertentu (misalnya : indeks harga saham, indeks pembangunan manusia). Untuk tujuan analisa dan perencanaan indikator kinerja juga dapat diklafikasikan kedalam beberapa jenis, seperti : 1. Sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output dan outcome (kuantitas, kualitas dan kehematan); 2. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam menghasilkan barang/ jasa (frekuensi proses, ketaatan terhadap jadwal dan ketaatan terhadap ketentuan/standar) 3. Output dalam bentuk barang/jasa yang dihasilkan dari suatu kegiatan (kuantitas, kuualitas dan efisien); 4. Hasil actual/diharapkan dari barang dan jasa yang dihasilkan (peningkatan kuantitas, kualitas, efisien, evektifitas, perbaikan proses, perubahan prilaku dan peningkatan pendapatan); 5. Akibat langsung atau tidak langsung dari tercapainya tujuan indikator dampak adalah indikator outcome pada tingkat yang lebih tinggi hingga ultimate). D. PENGGUNAAN INDIKATOR KINERJA Seiring dengan gelombang menuju kepemerintahan yang baik (good govermance) instansi pemerintah diwajibkan untuk memenuhi kinerja yang telah diperjanjikan dan memberikan bukti mengenai pemenuhi janji tersebut. Untuk mengukur kinerja digunakan alat ukur yang disebut dengan indikator kinerja. 12

Indikator kinerja akan memberikan gambaran mengenai apaka instansi pemerintah berhasil atau gagal, sesuai ketentuan atau tidak dalam memenuhi janjinya. Dengan adanya informasi tesebut, organisasi dapat membuat keputusan-keputusan yang dapat memperbaikan kegagalan, mempertahankan keberhasilan dan meningkatkan kinerjanya di masa akan datang. Secara umum indikator kinerja memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : 1. Memperjelas tentang beberapa kemajuan pelaksanaan kegiatan/program dan kebijakan organisasi. 2. Menciptakan consensus yang dibagun oleh berbagai pihak terkait untuk menghindari kesalahan interprestasi selama pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan dan dalam menilai kinerjanya termasuk kinerja instansi penerintaan yang melaksanakannya. 3. Membangun dasar dagi pengukuran analisis dan evalusi kinerja organisasi/unit kerja 13

BAB III PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA A. PENGERTIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA alam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk itu pertama kali yang perlu dilakukan instansi pemerintah adalah menentukan apa yang menjadi kinerja utama dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Kineja utama dari instansi adalah hal utama apa yamg akan di wujudlan oleh instansi yang bersangkutan. Dengan demikina kinerja utama terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah, sehingga IKU adalah merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan. B. TUJUAN PENGGUNAAAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Tujuan dari ditetapkannya indikator kinerja utama bagi setiap instansi pemerintah adalah: 1. Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja yang baik. 14

2. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Dengan ditetapkannya indikator kinerja utama, instansi pemerintah dapat menggunakannya untuk beberapa dokumen, antara lain: Perencanaan Tahunan Perencanaan Anggaran Penyusunan Dokumen Penetapan Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Pemantauan dan Pengendalian Kinerja Pelaksanaan Program dan Kegiatan Dalam penyusunan perencanaan hangka menengah seperti Rencana Pembanguanan Jangka Menengah Daerah, Rencana Strategis (Renstra) K/L maupun SKPD, maka IKU ini akan digunakan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pelaksanaan dokumen perencanaan tersebut. Dalam berbagai literatur selalu disebutkan bahwa kriteria dokumen perencanaan yang baik adalah jika dokumen tersebut dapat dievaluasi sejauh mana keberhasilannya. Evaluasi keberhasilan tersebut hanya dapat dilakukan jika dalam dokumen perencanaan telah dilengkapi dengan seperangkat indikator kinerja yang akan mengukur capaian pelaksanaan pembangunan. Dalam perencanaan kinerja tahunan, maka IKU inin akan menjadi pemandu dalam menentukan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada suatu tahun tertentu. Dengan demikian setiap tahunnya, suatu instansi pemerintah harus merencanakan program dan kegiatan sesuai dengan ukuran keberhasilan yang telah ditetapkan. Selanjutnya program dan kegiatan yang telah direncanakan tersebut yang harus 15

diajukan usulan anggarannya dalam dokumen RKA K/L ataupun RKA SKPD. Dengan pendekatan ini maka akan diperoleh beberapa manfaaf, yaitu: 1. Program dan kegiatan yang dilaksanakan suatu instansi pemerintah akan terkait langsung dengan ukuran keberhasilan instansi tersebut yang merupakan penjabaran dari tugas dan fungsi instansi. 2. Terdapat keselarasan antara indikator kinerja kegiatan dengan IKU instansi yang bersangkutan. 3. Anggaran hanya dipergunakan untuk program dan kegiatan yang memang akan mendukung keberhasilan instansi dalam upaya pelaksanaan tugas dan fungsi Setelah pelaksanaan program dan kegiatan, maka dilakukan pengukuran berdasarkan IKU yang telah ditetapkan tersebut. Hasil pengukuran ini selanjutnya dituangkan dalam laporan kinerja instansi yang bersangkutan serta sebagai dasar pelaksanaan evaluasi kinerja untuk mewujudkan perbaikan kinerja secara berkesinambungan. C. LANGKAH-LANGKAH PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Menentukan IKU suatu instansi pemerintah memerlukan suatu proses langsung yang meliputi penyaringan yang berulang-ulang, kerjasama dan pengembangan konsensus serta pemikiran yang hati-hati. Penetapannya wajib menggunakan prinsipprinsip kehati-hatian, kecermatan, keterbukaan, dan transparansi guna menghasilkan informasi kinerja yang handal. IKU pada setiap tingkatan unit organisasi meliputi indikator keluaran (output) dan hasil (outcome) dengan tatanan sebagai berikut: 16

1. Pada tingkat kementerian negara/ departemen. LPND/ pemerintah/ provinsi/ kabuapten/ kota sekurang-kurangnya menggunakan indikator hasil (outcome) sesuai dengan kewenagang tugas dan fungsi 2. Pada unit organisasi setingkat esselon I menggunakjan indikator hasil (ourcome) dan atau keluaran (output) yang setingkat lebih tinggi dari keluaran (ourput) unit kerja dibawahnya 3. Pada unit organisasi setingkat esselon II/ SKPD/ Unit Kerja mandiri sekurangkurangnya meggunakan indikator keluaran (output) Dengan memperhatikan persyaratan dan kriteria indikator kinerja, maka langkahlangkah yang umum dalam penentuan IKU instansi pemerintah dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap pertama: klarifikasi apa yang menjadi kinerja utama, pernyataan hasil (result statement) atau tujuan/ sasaran yang ingin dicapai. 2. Tahap kedua: menyusun daftar awak IKU yang mungkin dapat digunakan 3. Tahap ketiga: melakukan penilaian setiap IKU yang terdapat dalam daftar awal indikator kinerja 4. Tahap keempat: memilih IKU Berdasarkan pendekatan sumber data, data kinerja dapat dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Data kinerja primer adalah data kinerja yang diperoleh langsung dari responden. Data kinerja sekunder adalah data kinerja yang diperoleh secara tidak langsung dari responden tetapi dari pihak/ instansi lain. 17

D. PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI BERBAGAI TINGKATAN Menurut beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini, terdapat beberapa tingkatan perencanaan dan pertanggungjawaban. Seperti yang dianut pada Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga, terdapat tiga tingkatan, yaitu: 1. Tingkat satuan kerja 2. Tingkat unit kerja 3. Tingkat kementerian/ lembaga Yang dimaksud dengan Kementerian Negara adalah organisasi dalam Pemerintah Republik Indonesia yang dipimpin oleh Menteri untuk melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang tertentu. Sedangkan lembaga adalah organisasi nonkementerian negara dan instansu lain pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya. Kemudian yang dimaksud dengan unit organisasi adalah bagian dari suatu Kementerian Negara/ Lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengkoordinasian dan/ atau pelaksanaan suatu programm. Dan yang dimaksud dengan satuan kerja adalah bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian Negara/ Lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program. 18

BAB IV INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Indikator kinerja merupakan alat atau media yang dipergunakan dalam mengukur tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah dalam mencapai tujuan dan sasaran. Biasanya indikator kinerja akan memberikan rambu atau sinyal mengenai apakah kegiatan atau sasaran yang diukur telah berhasil dilaksanakan atau telah dicapai sesuai dengan yang direcanakan. Indikator kinerja yang baik akan menghasilkan informasi kinerja yang memberikan validitas yang lebih baik dan lebih menggambarkan kinerja suatu organisasi. Selanjutnya apabila didukung dengan suatu sistem pengumpulan dan pengolah data kinerja yang memadai, maka kondisi ini akan dapat membimbing dan mengarahkan organisasi pada hasil pengukuran yang handal (reliable) mengenai hasil apa saja yang telah diperoleh selama periode aktivitasnya. Penetapan indikator kinerja untuk memberikan gambaran tolak ukur keberhasilan pencapaian Visi dan Misi Dinas, secara khusus untuk mengukur tingkat keberhasilan di bidang kepemudaan dan keolahragaan. Prestasi Dinas OPD selama lima tahun ke depan dapat digambarkan dan ditetapkan secara kualitatif dan kuantitatif yang mencerminkan gambaran capaian indikator kinerja program (outcome/hasil) yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan jangka menengah dan indikator kegiatan (output/keluaran) 19

Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja yang akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan Dinas, ditetapkan secara cermat dengan memperhatikan kondisi riil saat ini serta memperhatikan berbagai pertimbangan yang mempengaruhi kinerja OPD Dinas kedepan baik pengaruh dari luar (external) maupun dari dalam (internal), Oleh karena penetapan indikator kinerja merupakan syarat penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan, maka dalam menetapkan rencana kinerja harus mengacu pada tujuan dan sasaran serta indikator kinerja yang termuat dalam Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Musi Rawas 2016-2021. Lebih jauh lagi, indikator kinerja tidak hanya digunakan pada saat menyusun laporan pertanggungjawaban. Indikator kinerja juga merupakan komponen yang sangat krusial pada saat merencanakan kinerja. Berbagai peraturan perundang-undangan sudah mewajibkan pemerintah untuk menentukan indikator kinerja pada saat membuat perencanaan. Dengan adanya indikator kinerja, perecanaan sudah mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan untuk menentukan apakah rencana yang ditetapkan telah dapat dicapai. Penetapan indikator kinerja pada saat merencanakan kinerja akan lebih meningkatkan kualitas perencanaan dengan menghindari penetapan-penetapan sasaran yang sulit untuk diukur dan dibuktikan secara objek keberhasilannya. Pada Bab ini dikemukakan indikator kinerja OPD Dinas yang sangat mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Musi Rawas 2016-2021. Indikator tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 20

No Indikator 1. Pemuda dan Olah Raga Tabel 1.1 Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Dinas Pemuda dan Olahraga Kab. Musi Rawas Kondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD (2016) Target Capaian Setiap Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD (2021) 2021 1.1 Jumlah Organisasi Pemuda - - 18 18 18 18 18 1.2 Persentase Meningkatkan Peran Serta Pemuda 1.3 Jumlah Pemuda yang Mengikuti Pelatihan Kewirausahaan 1.4 Jumlah Pemuda Yang Mengikuti Sosialisasi Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba 1.5 Jumlah Pelatih dan Wasit yang bersetifikasi 1.6 Persentase Meningkatnya prestasi olahraga 1.7 Persentase Meningkatnya sarana dan prasarana olahraga 96% 97% 97% 97% 98% 98% 98% - - - 28 42 42 50 - - - 100 100 100 100 - - - 100 100 100 100 97% 97% 98% 98% 98% 99% 99% 91% 92% 93% 94% 96% 97% 97% 21

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016-2021 Nama OPD Tugas dan Fungsi : Dinas Pemuda dan Olahraga : 1. Penyusunan Perencanaan di Bidang Pemuda dan Olahraga 2. Perumus Kebijakan Teknis Bidang Pemuda dan Olahraga 3. Pelaksanaan Urusan Pemerintah dan Pelayanan Umum Bidang Pemuda dan Olahraga 4. Pembinaan, Koordinasi, Pengendalian dan Fasilitasi Pelaksanaan Kegiatan Bidang Pemudan dan Olahraga 5. Pelaksanaan kegiataan Penatausahaan Dinas Pemuda dan Olahraga. 6. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan Bupati, sesuai dengan Tugas dan Fungsinya. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama (IKU) Penanggung Jawab Sumber Data Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) 1 Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda 1,1 Jumlah Organisasi Pemuda Bidang Pemuda Laporan Triwulan Realisasi adalah total prosentasi capaian x 100% banyaknya kegiatan 2 Peningkatan Peran Serta Kepemudaan 2,1 Persentase Meningkatkan Peran Serta Pemuda Bidang Pemuda Laporan Triwulan Realisasi adalah total prosentasi capaian x 100% dibagi banyaknya kegiatan 3 Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda 3,1 Jumlah Pemuda Yang Mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Bidang Pemuda Laporan Triwulan Realisasi adalah total prosentasi capaian x 100% dibagi banyaknya kegiatan 4 Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba 4,1 Jumlah Pemuda yang Mengikuti Sosialisasi Penyuluhan Pencegahan Bidang Pemuda Laporan Triwulan Realisasi adalah total prosentasi capaian x 100% 22

Penyalahgunaan Narkoba dibagi banyaknya kegiatan 5 Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga 5,1 Jumlah Wasit dan Pelatih Yang Berprestasi Bidang Olahraga Laporan Triwulan Realisasi adalah total prosentasi capaian x 100% dibagi banyaknya kegiatan 6 Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga 6,1 Persentase Meningkatnya Prestasi Olahraga Bidang Olahraga Laporan Triwulan Realisasi adalah total prosentasi capaian x 100% dibagi banyaknya kegiatan 7 Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga 7,1 Persentase Meningkatnya Sarana dan Prasarana Olahraga Bidang Sarana dan Prasarana Laporan Triwulan Realisasi adalah total prosentasi capaian x 100% dibagi banyaknya kegiatan KEPALA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN MUSI RAWAS H. HERIYANTO, S.IP, M.Si Pembina Utama Muda Nip.19670802 198810 1 001 23