BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan, terkhusus para investor yang akan melakukan investasi. Sinyal ini dapat berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik (Investor). Signaling theory juga menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan infomasi laporan keuangan pada pihak internal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi tersebut adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan pihak investor karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan prospek yang akan datang dibandingkan dengan pihak luar (Minar Simanungkalit, 2009). Pada motivasi signaling manajemen melakukan kebijakan akrual yang mengarah pada presistensi laba. Motivasi signaling mendorong manajemen menyajikan laporan laba yang dapat mencerminkan laba sesungguhnya. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri 10
informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba aktiva yang tepat. Asumsi utama dari teori sinyal ini memberikan ruang bagi investor untuk mengetahui bagaimana keputusan yang akan diambilnya berkaitan dengan nilai perusahaan tersebut. Akibatnya, ketika rasio leverage, profitabilitas, earning per share Ukuran perusahaan menunjukkan nilai yang berubah, hal ini otomatis memberikan informasi pada investor dalam memberikan penilaian nilai 2.1.1 Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan merupakan persepsi investor keberhasilan perusahaan, nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya pada kinerja perusahaan kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan serta prospek yang menjanjikan dari kemampuan perusahaan tersebut di masa yang akan datang dalam meningkatkan kemakmuran para investor. perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah dengan harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham mencerminkan penilaian investor secara 11
keseluruhan atas ekuitas Van Horne (1998) menyatakan bahwa firm value is represented by the market price og the company s common stock artinya nilai perusahaan ditunjukkan dari harga saham perusahaan itu sendiri. perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada para pemegang saham. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka semakin tinggi pula harapan kemakmuran para pemegang sahamnya. perusahaan atau dikenal juga dengan istilah firm value merupakan konsep yang penting bagi para investor, karena firm value merupakan indikator bagi pasar untuk dapat menilai suatu perusahaan secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan Price to Book Value (PBV). PBV dapat menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif jumlah modal yang diinvestasikan. PBV merupakan rasio antara harga saham nilai bukunya, yang dirumuskan sebagai berikut: PBV= Market price per share of commen stock Book value per share of commen stock Price to Book Value merupakan rasio untuk menentukan nilai intrinsik saham, yang akan mempengaruhi keputusan investor untuk membeli atau menjual saham. PBV menunjukkan seberapa besar kemampuan suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang relative tinggi jumlah modal yang diinvestasikan. yang memiliki rasio PBV yang meningkat dari 12
tahun ke tahun berarti perusahaan tersebut berhasil menciptakan meningkatkan nilai Semakin tinggi rasio PBV dapat diartikan semakin tinggi suatu perusahaan dinilai oleh para investor dibandingkan dengan a yang telah ditanamkan di Beberapa keunggulan dari PBV yaitu : 1. PBV mempunyai ukuran intuitif yang relatif stabil yang dapat diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan PBV sebagai perbandingan. 2. PBV memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan- perusahaan yang sama sebagai petunjuk aya under/ over valuation. 3. dengan negative earning yang tidak dapat dinilai dengan PER dapat dievaluasi dengan menggunakan PBV. Keterbatasan dari PBV adalah : 1. Dalam mengukur PBV berkaitan dengan historical cost basis, walaupun lebih objektif dibandingkan dengan nilai lainya, tetap saja tidak dapat mencerminkan nilai terkini. 2. Jika nilai rasio sama dengan 1,0 maka market price sama dengan book value, jika nilainya kurang dari 1, price lebih rendah dari book value. 3. Investor harus bijak lebih berhati-hari dalam menginterpretasi rasio ini, karena tidak semua keputusan penting perusahaan berkaitan dengan 13
rasio ini, sebaiknya investor terlebih dahulu mempertimbangkan jawaban atas pertanyaan seperti, how relevant is book value to the business? 2.1.2 Rasio leverage Menurut Kasmir (2008:159), rasio leverage menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutang dengan kekayaan yang dimilikinya. yang mempunyai proporsi hutang lebih banyak dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang lebih besar, maka perusahaan dengan leverage yang tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi kebutuhan informasi krediturnya. Menurut Brigham Houston (2001) stuktur modal merupakan kombinasi hutang ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang Dalam studi- studi empiris, leverage didefinisikan sebagai sebuah ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat penggunaan hutang dalam membiayai aktiva Ada tiga ukuran leverage yang sering digunakan sebagai proxy dari struktur modal yaitu rasio total debt to total asset, rasio long-term debt to total asset short-term debt to total asset. Penggunaan modal pinjamam yang biasa disebut leverage dimaksudkan untuk meningkatkan kekayaan pemilik. Menurut Brigham Houston (2001), Hal ini dikarenakan penggunaan leverage mempunyai implikasi penting memberikan manfaat yaitu ; 14
1) Pembayaran bunga adalah tax deductible, yang menurunkan biaya efektif hutang. 2) Debt holder memperoleh return yang pasti. 3) Melalui leverage dimungkinkan laba per lembar saham akan meningkat. 4) Kendali operasi perusahaan oleh pemegang saham yang ada tidak berubah. Kerugian yang ditimbulkan dari penggunaan leverage, yaitu : 1) Semakin tinggi debt ratio, semakin beresiko perusahaa, karena semakin tinggi biaya tetapnya yaitu berupa pembayaran bunga. 2) Jika sewaktu-waktu perusahaan kesulitan keuangan operating income tidak cukup untuk menutup beban bunga, maka akan menyebabkan kebangkrutan. Dari pendapat Brigham Houston tersebut dapat dijelaskan bahwa hutang bisa berpengaruh positif maupun negatif nilai Pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil daripada biaya yang ditimbulkannya. Para pemilik perusahaan biasanya menciptakan hutang pada tingkat tertentu untuk menaikkan nilai Bagi perusahaan, hutang mempunyai dua keuntungan. Pemegang hutang (debt holder) mendapat pengembalian yang tetap yang pertama. Kedua, bunga yang dibayarkan dapat mengurangi beban pajak 15
sehingga menurunkan efektif dari hutang. Mengingat hutang adalah instrumen yang sensitif perubahan nilai Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham karena penggunaan hutang diharapkan mampu menambah tingkat pengembalian perusahaan sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan harga perusahaan tersebut melalui pemenuhan modal yang dibutuhkan perusahaan dalam rangka melancarkan kegiatan operasional. Ketersediaan modal akan membuat perusahaan mampu bertahan bahkan mampu berkembang menjadi lebih besar. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa rasio leverage mempunyai hubungan negatif signifikan nilai Artinya semakin tinggi rasio leverage suatu perusahaan, maka nilai perusahaannya akan turun. 2.1.3 Profitabilitas Profitabilitas merupakan suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang akan memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin dengan semakin baik, karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat tingginya profitabilitas. profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return On Investment (ROI) yang merupakan ukuran efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. 16
Profitabilitas berpengaruh signifikan dalam meningkatkan nilai perusahaan, artinya profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Selanjutnya permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat. 2.1.4 Earning per share Earning per share adalah perbandingan antara laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba setelah pajak dikurangi dividen saham preferen) dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama periode perhitungan yang dilakukan. Dengan demikian, EPS merupakan besaran pendapatan yang diterima oleh para pemegang saham dari setiap lembar saham biasa yang beredar dalam periode waktu tertentu. Laba per lembar saham akan sangat diperhatikan oleh peserta saham, karena besarnya laba per lembar saham dari suatu bank merupakan cerminan dari nilai bank tersebut. Berikut adalah rumus earning per share: Earning Per Share = NIAT Devidend Preferred Stock Number of share outstanding x 100% Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS berarti semakin besar laba yang disediakan bagi pemegang saham, artinya EPS merupakan ukuran tingkat kesejahteraan para pemegang saham. Hal ini otomatis akan 17
mempengaruhi nilai perusahaan, hubungannya positif artinya EPS yang tinggi akan memberikan indikasi nilai perusahaan semakin baik. 2.1.5 Ukuran perusahaan Ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan log of total assets. Log of total assets ini digunakan untuk mengurangi perbedaan signifikan antara ukuran perusahaan yang besar dengan ukuran perusahaan yang terlalu kecil, maka nilai total aset dibentuk menjadi logaritma natural. -perusahaan besar biasanya lebih suka melakukan diversifikasi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil memiliki kemungkinan untuk bangkrut lebih kecil. yang melakukan diversifikasi perusahaan yang memiliki kemungkinan untuk bangkrut yang lebih kecil tentunya menyiratkan akan nilai perusahaan yang lebih baik. Selain itu jika perusahaan memiliki total asset yang besar, maka pihak manajemen akan lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan itu tentunya dimanfaatkan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan, meningkatkan kegiatan operasional perusahaan, tentu saja untuk meningkatkan nilai perusahaan tersebut. 2.2 Review Penelitian Terdahulu Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor- 18
faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, antara lain : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti 1 Sebtika (2013) Judul Pengaruh Kinerja Keuangan,Struktur, Penelitian dependen: Hasil Penelitian Secara simultan, seluruh variabel Modal,UkuranPeru independen dalam sahaan,pertumbuha penelitian ini n, berpengaruh signifikan Kebijakan Investasi nilai independen: Secara pada Struktur parsial, kinerja Modal, keuangan (ROE), Perbankan yang Ukuran ukuran perusahaan Terdaftar di BEI., (size), kebijakan Pertumbuhan investasi (PER), berpengaruh positif signifikan nilai Kebijakan perusahaan (PBV), Investasi segkan struktur modal (DER) pertumbuhan perusahaan (growth) tidak berpengaruh signifikan nilai perusahaan (PBV). 2 Prapaska (2012) Analisis Pengaruh Tingkat dependen: Secara parsial, variabel tingkat profitabilitas 19
Profitabilitas, keputusan investasi Keputusan berpengaruh positif Investasi, nilai Keputusan perusahaan, Penaan, independen: segkan variabel Kebijakan Profitabilitas, keputusan penaan Dividen Keputusan kebijakan Investasi, deviden berpengaruh pada Keputusan negatif nilai Manufaktur di BEI Penaan, Berikut Tahun 2009-2010 ini disajikan tabel Kebijakan penelitian terdahulu Dividen yang membahas tentang nilai perusahaan 3 Nova H.(2010) Analisis Pengaruh dependen : Secara simultan, arus kas bersih, profitabilitas Kinerja Arus (ROE), kebijakan Kas, Profitabilitas dividen (DPR) Dan Kebijakan berpengaruh Dividen signifikan independen: nilai pada Arus Kas, Secara parsial, arus Perbankan yang Profitabilitas kas bersih berpengaruh Terdaftar di Dan secara signifikan Bursa Efek Kebijakan nilai Indonesia. Dividen perusahaan, segkan profitabilitas (ROE) kebijakan dividen (DPR)tidakberpengaruh 20
secara signifikan nilai 4 Utami (2009) Pengaruh Struktur Modal, dependen: Secara simultan, struktur modal (DER), Ukuran, ukuran perusahaan, Kebijakan kebijakan dividen Dividen (DPR) berpengaruh positif signifikan Manufaktur yang independen : nilai Go Public di Struktur BEI. Modal, Segkan secara Ukuran, parsial, hanya kebijakan dividen Kebijakan (DPR) yang Dividen berpengaruh positif signifikan nilai 5 Safrida (2008) Pengaruh Struktur Modal dependen: Secara simultan, struktur modal Pertumbuhan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif pada signifikan independen : nilai Manufaktur di Struktur Segkan Bursa Efek Modal secara parsial, struktur Jakarta, Pertumbuhan modal berpengaruh 21
negatif signifikan nilai perusahaan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan nilai Sumber : Penelitian Sebtika (2013), Prapaska (2012), Nova H(2010), Utami (2009), Safrida (2008) 2.2 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel independen (variabel bebas) dengan variabel dependen (variabel terikat). independen dalam penelitian ini adalah rasio leverage, profitabilitas, earning per share, ukuran dependen dalam penelitian ini adalah nilai Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, hasil penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: 22
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Rasio leverage (X 1 ) H1 Profitabilitas (X 2 ) Earning per share (X 3 ) H2 H3 (Y) Ukuran (X 4 ) H4 H5 Berdasarkan kerangka konseptual diatas, dapat diketahui bahwa variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio leverage, profitabilitas, earning per share, ukuran Segkan variable dependenya adalah nilai Rasio leverage didefinisikan sebagai sebuah ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat penggunaan hutang jangka pendek maupun jangka panjang dalam membiayai aktiva bisa berpengaruh positif maupun negatif nilai Pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil daripada biaya yang 23
ditimbulkannya. Para pemilik perusahaan biasanya menciptakan hutang pada tingkat tertentu untuk menaikkan nilai Profitabilitas merupakan suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba baik dalam hubunganya dengan penjualan, assets maupun laba bagi modal sendiri yang akan memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan Profitabilitas berpengaruh signifikan dalam meningkatkan nilai perusahaan, dalam penelitiannya menunjukkan profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Selanjutnya permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat. Earning per share adalah perbandingan antara laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba setelah pajak dikurangi dividen saham preferen) dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama periode perhitungan yang dilakukan. Semakin tinggi nilai EPS berarti semakin besar laba yang disediakan bagi pemegang saham, artinya EPS merupakan ukuran tingkat kesejahteraan para pemegang saham. Hal ini otomatis akan mempengaruhi nilai perusahaan, hubungannya positif artinya EPS yang tinggi akan memberikan indikasi nilai perusahaan semakin baik. Ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan log of total assets. Log of total assets ini digunakan untuk mengurangi perbedaan 24
signifikan antara ukuran perusahaan yang besar dengan ukuran perusahaan yang terlalu kecil,maka nilai total aset dibentuk menjadi logaritma natural. Selain itu jika perusahaan memiliki total asset yang besar, maka pihak manajemen akan lebi leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan itu tentunya dimanfaatkan untuk dapat mencapai tujuan 25