DESAIN CONTAINER HOUSE SEBAGAI DIREKSI KIT YANG MUDAH DIPINDAHKAN DAN NYAMAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

Kata kunci : metode bekisting table form

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

BAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan

KONSTRUKSI PONDASI TAPAK DAN SLOOF PADA STRUKTUR BAWAH RUMAH SEDERHANA SATU LANTAI (171S)

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

menggunakan ketebalan 300 mm.


Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

Baja merupakan alternatif bangunan tahan gempa yang sangat baik karena sifat daktilitas dari baja itu sendiri.

Struktur dan Konstruksi II

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di bawahnya dari panas,hujan, angin, dan benda-benda lain yang bisa

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

STUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

BAB I PENDAHULUAN. struktur baja yang digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB I PEDAHULUAN. dan bahkan karena bobotnya yang ringan, bisa digunakan melebihi

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

PERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN PKKI 1961 NI-5 DAN SNI 7973:2013

PERHITUNGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG ASRAMA KEBIDANAN LEBO WONOAYU DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG

BAB III METODOLOGI PERANGANGAN

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM PADA BALOK ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

PERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN

TINJAUAN BALOK DAN KOLOM TERHADAP TEKANAN STRUKTUR ASRAMA DUA LANTAI HAISAL¹, SYAHRONI. ST², ARIE SYAHRUDDIN S, ST³ ABSTRAK

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan Latar Belakang

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

KEGAGALAN STRUKTUR DAN PENANGANANNYA

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan struktur yang kuat, aman dan murah. Baja adalah salah satu

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

SAMBUNGAN PADA RANGKA BATANG BETON PRACETAK

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI ORIENTASI SUMBU KOLOM

BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan tinggi berkaitan erat dengan masalah kota, Permasalahan kota

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

Naskah Seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI

MODIFIKASI GEDUNG FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE FLAT SLAB TUGAS AKHIR

Effisiensi Biaya Pelat Beton Komposit Baja Bergelombang Pada Proyek Pasar Baru Bratang Surabaya. Julistyana Tistogondo, ST, MT ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG HOTEL 8 LANTAI DI JALAN AHMAD YANI 2 KUBU RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB III METODOLOGI 3.1. Pengumpulan Data Lapangan 3.2. Studi Pustaka 3.3. Metodologi Perencanaan Arsitektural dan Tata Ruang

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN BALOK ANAK KONSTRUKSI PROPPED PADA BANGUNAN TINGKAT DUA DENGAN VARIASI JARAK BALOK DAN PORTAL DARI SEGI TEKNIK DAN BIAYA

TUGAS AKHIR RC

Jl. Banyumas Wonosobo

Transkripsi:

DESAIN CONTAINER HOUSE SEBAGAI DIREKSI KIT YANG MUDAH DIPINDAHKAN DAN NYAMAN Fega Pradana 1) dan A. Haris H. A. 2) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim No. 100 Surabaya, Indonesia email: fega.pradana@gmail.com 2) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya email: tambang_artha@rocketmail.com ABSTRAK Pembangunan infrastruktur Indonesia mulai merata di berbagai daerah terpencil. Lokasi proyek yang berada di pedalaman memiliki akses jalan yang sulit dijangkau kendaraan alat berat. Tak jarang lokasi proyek di daerah khatulistiwa dengan temperatur cuaca yang ekstrem. Dewasa ini banyak pabrikan direksi kit dari container bekas yang memiliki berat 2.4 ton ukuran 20 feet. Hal ini menghambat pekerja untuk melakukan pemindahan container di lokasi proyek, sehingga memakan waktu dan biaya. Ukuran direksi kit didapatkan dari container bekas yang dianalisa sesuai dengan ergonomi tubuh manusia. Guna memudahkan pemindahan di lokasi proyek dibuatlah container house yang bersifat knockdown dan baut sebagai penyambung konstruksinya. Untuk memilih bahan dinding yang mampu meredam panas dengan baik dipilihlah material yang memiliki tingkat konduktivitas rendah dengan ukuran yang ada di pasaran. Analisa perhitungan beban menggunakan SAP2000 dan pemodelan konstruksi kerangka menggunakan Tekla Structures, serta SketchUp. Hasil desain dan analisa didapatkan ukuran direksi kit panjang 6058 mm, lebar 2438 mm, tinggi 2591 mm. Berbahan dinding EPS (Expanded Polystyrene) 75 mm, atap PU (Polyurethane) 75 mm dan lantai dari GRC SuperPanel 15 mm. Sebagai direksi kit, container house ini mampu memikul beban hidup sebesar 200 kg/ sesuai diatur dalam PPIUG (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung). Dan biaya pembuatan sebesar Rp. 56.567.000,-. Kata Kunci: Container house, Knockdown, Direksi kit, Nyaman. PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik menyebabkan pembangunan infrastuktur mulai merata di berbagai daerah-daerah terpencil. Pemilik industri mulai melihat kesempatan ini untuk mengembangkan bisnisnya ke berbagai daerah guna mengefisienkan biaya operasional produksi. Lahan persawahan dan perhutanan kerap menjadi sasaran yang akan disulap menjadi area industri. Lokasi proyek yang berada di tengah hutan dan perkebunan memiliki akses jalan yang sulit dijangkau alat berat, hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam proyek pembangunan. Para pekerja kesulitan mencari tempat penginapan, biasanya mereka mendirikan tenda untuk beristirahat. Namun tenda tidak memiliki tingkat keamanan yang baik, karena tidak melindungi dari serangan binatang buas, ular dan serangga. Selain itu tenda bisa roboh jika sewaktu-waktu ada angin kencang. B-11-1

Modern ini, sebagian besar para pekerja proyek lebih memilih untuk mendirikan sebuah direksi kit dari kontainer bekas. Kontainer bekas ini berbahan dasar baja dengan berat kosong 2.4 ton untuk ukuran 20 feet. Konstruksinya non-knockdown sehingga dalam operasionalnya harus menggunakan alat berat. Namun saat ini banyak perusahaan yang melakukan proyek di luar kota terutama daerah terpencil karena Sumber Daya Alam (SDA) di daerah terpencil jauh lebih banyak dibandingkan di perkotaan. Penduduk di daerah-daerah itu sebagian besar berprofesi sebagai petani. Sehingga untuk mendatangkan alat berat itu harus sewa dari kota yang notabene jaraknya sangat jauh bisa mencapai 2-3 jam perjalanan. Akibatnya biaya sewa alat berat menjadi mahal, waktunya pun lama karena harus menunggu kedatangan alat berat tersebut. Dari sana diperlukan sebuah inovasi untuk mendesain direksi kit yang dapat dengan mudah dibangun tanpa alat berat yaitu container house (conhouse). Semua komponen dibuat dengan mesin dipabrik (off site). Setelah semuanya siap, kemudian dirangkai di lokasi. Konstruksinya berupa komponen-komponen knockdown. Tak perlu menggunakan alat berat untuk mendirikannya sehingga waktu yang dibutuhkan lebih singkat. Pekerjaan proyek pembangunan merupakan pekerjaan yang bersifat nomaden (berpindah-pindah), tak jarang pula kadang menangani proyek yang memiliki suhu cuaca ekstrem seperti diarea garis khatulistiwa. Container house ini akan dirancang menggunakan dinding yang memiliki daya isolator panas dengan baik, sehingga ruangan menjadi nyaman meskipun tanpa menggunakan AC dan kipas angin serta harapannya akan menjadi jawaban dari masalah-masalah di lapangan. METODE Untuk mendapatkan hasil yang optimal, proses penelitian ini menggunakan diagram alir pada Gambar 1. Tidak Ya Gambar 1. Diagram Alir Penelitian B-11-2

Direksi kit merupakan hal yang wajib ada dalam proses pembangunan proyek. Sebagian besar para pekerja menggunakan direksi kit yang terbuat dari kayu dan triplek. Direksi kit tersebut hanya bisa digunakan hanya sekali pakai. Dari masalah itu timbullah sebuah direksi kit dari container bekas yang bisa digunakan berkali-kali pada proyek yang berbeda, akan tetapi terdapat kesulitan dalam proses bongkar muat dan pemindahannya. Dari sana di desain sebuah direksi kit yang mudah dipindahkan dan nyaman dengan proses sebagai berikut: a. Pembuatan kerangka direksi kit container house yang knockdown sehingga mempermudah proses bongkar muat dan pemindahan b. Pemilihan bahan dinding yang memiliki tingkat konduktivitas rendah sehingga mampu meredam panas cuaca dengan baik yang akan membuat ruangan menjadi lebih nyaman c. Pemilihan ukuran bahan dinding yang ada di pasaran HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai bentuk yang sudah ada yaitu menggunakan bentuk dan ukuran kontainer 20 feet. Kerangka container house ini dibuat dari baja dan dibentuk sedemikian rupa sehingga memudahkan pengguna serta berfungsi secara maksimal. Ukuran container house akan tampak seperti Gambar 2. Gambar 2. Dimensi Container House Guna memudahkan operasional di lapangan tanpa menggunakan alat berat, container house ini dibuat secara knockdown dan terbagi menjadi 3 bagian assembli yaitu assembli atap, kolom, dan lantai. a. Kerangka Atap Berbahan plat bending 3 mm dengan spesifikasi material SS400. Kerangka atap merupakan satu kesatuan assembli yang telah difabrikasi di pabrik sehingga menjadi satu bagian utuh sebuah kerangka baja yang berfungsi sebagai kerangka atap. Bentuk penampang dan perletakkannya dapat dilihat pada Gambar 3. B-11-3

Gambar 3. Penampang Balok Atas dan Perletakannya b. Penutup Atap Penutup atap merupakan bagian yang berkontak langsung dengan sinar matahari, sehingga memerlukan bahas khusus yang tahan terhadap panas matahari secara langsung.sesuai dengan analisa yang dilakukan bahwa material yang cocok untuk penutup atap adalah PU (Polyurethane). Dengan ukuran 2350 mm x 1175 mm x 75 mm dan berat 50 kg/unit. Gambar 4. PU (Polyurethane) sebagai Penutup Atap Container House c. Kolom Berbahan dasar dari plat bending 3 mm dengan spesifikasi material SS400. Tampak seperti Gambar 5. Gambar 5. Penampang Kolom dan Bentuk 3D B-11-4

d. Dinding Dinding adalah permukaan yang paling luas yang menyusun container house, sehingga material yang dipakai harus ringan. Berdasarkan pemilihan material diperoleh material dinding adalah EPS (Expanded Polystyrene) karena memiliki sifat isolasi panas yang baik dan berbobot ringan. Ukuran 2350 mm x 1175 mm x 75 mm dengan berat 19,5 kg/unit. Bentuk EPS (Expanded Polystyrene) dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. EPS (Expanded Polystyrene) sebagai Dinding Container House e. Kerangka Lantai Berbahan dasar dari plat bending 3 mm dengan spesifikasi material SS400. Tampak seperti Gambar 7. Gambar 7. Penampang Balok Bawah dan Perletakannya f. Lantai Lantai merupakan bagian yang sangat penting pada container house ini karena yang memikul keseluruhan beban didalamnya. Material yang digunakan untuk lantai adalah GRC Super Panel dengan ukuran 15 mm x 1220 mm x 2440 mm dengan berat 69 Kg/unit. Sesuai dengan katalog produk terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan GRC, antara lain menyebutkan bahwa jarak rangka bawah ± 40 cm, dan guna memperindah tampilah harus dilakukan finishing dengan vinil lantai. Untuk lebih jelas lihat pada Gambar 8. B-11-5

Gambar 8. GRC SuperPanel dan Vinil Lantai Ketiga assembli kerangka yaitu assembli atap, assembli kolom dan assembli lantai akan tampak seperti Gambar 9 jika dirangkai. Gambar 9. Kerangka Container House Knockdown g. Perhitungan Baut Berdasarkan perhitungan baut dan persyaratan sesuai SNI didapat baut M10 dengan susunan seperti Gambar 10. Gambar 10. Susunan Baut dan 3D h. Perhitungan Beban Untuk mengetahui kemampuan kerangka container house dalam memikul beban, berikut perhitungannya: Dengan menggunakan material SS400 didapatkan data material sebagai berikut: Defleksi izin (ΔLizin) = = = 1.682 cm = 16.82 mm Tegangan tarik izin (σt) = 1600 kg/ Tegangan normal izin (σn) = 1600 kg/ Tegangan lentur izin (σizin) = 2400 kg/ B-11-6

Tegangan geser izin (τizin) = 0.58 x σt = 0.58 x 1600 = 928 kg/ Defleksi (ΔL) = 13.49 mm Defleksi (ΔL) < Defleksi izin (ΔLizin) = 13.49 mm < 16.82 mm (Approved) Tegangan normal (σ) < Tegangan normal izin (σn) = 1196.109 kg/ < 1600 kg/ (Approved) Tegangan lentur (σmax) < Tegangan lentur izin (σizin) = 1379.24 kg/ < 2400 kg/ (Approved) Tegangan geser (τmax) < Tegangan geser izin (τizin) = 46.39 kg/ < 928 kg/ (Approved) Bentuk utuh direksi kit container house knockdown dapat dilihat pada gambar 11 sebagai berikut: Gambar 11. Container House Knockdown h. Perhitungan RAB Biaya pembuatan container house sebesar Rp. 56.567.000,- untuk sepuluh kali (estimasi kasar) pemakaian. Ini lebih terjangkau dibandingkan dengan menggunakan direksi kit konvensional yang terbuat dari kayu dengan biaya pembuatan Rp. 15.000.000,- sekali pakai. Dengan analogi bahwa Rp. 56.567.000,- < Rp. 150.000.000,- KESIMPULAN Berdasarkan pada hasil perhitungan dan desain container house sebagai direksi kit yang mudah dipindahkan dan nyaman dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisa dan ergonomi di dapatkan ukuran container house adalah sebagai berikut: Panjang = 6058 mm Lebar = 2438 mm Tinggi = 2591 mm Mampu menahan beban hidup pada lantai sebesar 200 kg/ m 2 2. Hasil analisa material yang digunakan pada penutup container house adalah sebagai berikut: Dinding adalah EPS (Expanded Polystyrene) Penutup atap adalah PU (Polyurethane) B-11-7

Lantai adalah GRC SuperPanel 15 mm Dari ketiga jenis material tersebut dapat digunakan sebagai bahan konstruksi container house yang mampu meredam panas dengan baik dan memiliki konduktivitas sebesar 0.03 W/mK 3. Biaya pembuatan container house sebesar Rp. 56.567.000,- untuk sepuluh kali (estimasi kasar) pemakaian. Ini lebih terjangkau dibandingkan dengan menggunakan direksi kit konvensional yang tetbuat dari kayu dengan biaya pembuatan Rp. 15.000.000,- sekali pakai saja. Dari hasil penelitian dihasilkan beberapa saran antara lain: Saran dalam menggunakan container house yang harus diperhatikan saat dioperasikan adalah: 1. Demi kenyamanan dan keamanan dalam menggunakan container house sebagai direksi kit diharapkan menggunakan pondasi dangkal pada ujung bawah kolomkolomnya. 2. Jika container house ini digunakan sebagai gudang alat-alat yang memiliki bobot cukup berat, maka perlu diwaspadai, karena container house ini hanya di desain sebagai direksi kit yang fungsinya sama dengan tempat tinggal DAFTAR PUSTAKA Anak Kelautan. (2014). Mengenal Peti Kemas, https://anakkelautan.wordpress.com/2014/11/ 12/mengenal-peti-kemas/, terakhir diakses tanggal 30 September 2015 B-foam. (2012). R-value dan U-value b-foam, http://www.b-foam.com/kalkulasi-rvalueuvalue-bfoam.php, terakhir diakses tanggal 09 September 2015 Citraisolasindo. (2016). Polyurethane, http://citraisolasindo.com/?page_id=111, terakhir diakses tanggal 20 September 2015 EPS Industry Alliance. (2012). EPS provides structural integrity and design flexibility for builder across a variety of industries and needs, http://www.epsindustry.org/buildingconstruction, terakhir diakses tanggal 24 Mei 2015 Ervianto, Wulfram I. (2005). Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: ANDI Nurmianto, Eko. (2008). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: GUNA WIDYA Schodek, Daniel L. (1999). Struktur. Jakarta: ERLANGGA Setiawan, Agus. (2008). Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (sesuai SNI 03-1729- 2002). Jakarta: ERLANGGA The Engineering ToolBox.(2015). Thermal Conductivity of Materials and Gases, http://www. engineeringtoolbox.com/thermal-conductivity-d_429.html, terakhir diakses tanggal 21 Februari 2016 Wikipedia. (2015). Peti Kemas, https://id.wikipedia.org/wiki/peti_kemas, terakhir diakses tanggal 13 September 2015 B-11-8