Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Gizi Balita Melalui Pemberian Pendidikan dan Buku Gizi

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Kader Posyandu Balita Melalui Praktek Pijat Bayi Menuju Balita Sehat

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:


PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI DESA TANGGUNGPRIGEL KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB IPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balita menjadi istilah umum bagi anak dengan usia dibawah 5 tahun (Sutomo

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

KUESIONER UNTUK KADER

IbM POSYANDU MENUJU LANSIA SEHAT DAN MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat dengan inti yaitu pelayanan medis melalui pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

ABSTRAK GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI DESA NGERING KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

Metik Prihandini, Dwi Indah Iswanti & Siti Nur Umariyah F STIKES Karya Husada Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Retraining Dan Pendampingan Kader Posyandu Remaja Dalam Melakukan Monitoring Status Gizi Di Desa Cokrobedog, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Sri Setiyo Ningrum NIM :

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA NGAMPEL KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016

Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA LAGU TERHADAP PRAKTIK MENCUCI TANGAN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Posyandu Terhadap Peningkatan Pengetahuan Orang Tua Balita Di Kelurahan Pinokalan Kecamatan Ranowulu Kota Bitung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS KADER POSYANDU

Desy Eliana, Solikhah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

SISTEM STUDI TENTANG. Disusun Oleh SRI III GIZI FAKULTAS

DEWI SUSANTI ( S)

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

Novita Nining Anggraini 1), Ratih Sari Wardani 2), Wahyu Umiyati 3) 1)2)3)

Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik. penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal tersebut maka

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu. Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

GAMBARAN PENGETAHUAN KADER DALAM PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT BAYI DESA NGLUMBER KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN B O J O N E G O R O

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 ( )

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

ANALISIS PENGETAHUAN GIZI IBU BALITA DI DESA PASIRLANGU CISARUA BANDUNG BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah melalui pelayanan kesehatan di posyandu. Kegiatan-kegiatan dalam

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER

TINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4

Rizka Artanti. Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Pasar Kliwon yang berada di wilayah Kota Surakarta.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masa bayi, lalu berkembang menjadi mandiri di akhir masa kanak-kanak, remaja,

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Transkripsi:

Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Gizi Balita Melalui Pemberian Pendidikan dan Buku Gizi Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati 1*, Ida Untari 2, Ratih Prananingrum 3 1 Prodi S1 Gizi, Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta 2 Prodi DIII Keperawatan, Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta 3 Prodi DIII Kebidanan, Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta *de_tiwi11@yahoo.co.id Keywords: Pengetahuan, Pendidikan Gizi, Buku Gizi, Kader, Posyandu Balita Abstrak Salah satu kegiatan yang berhubungan dengan gizi balita adalah posyandu. Masalah yang sering terjadi di posyandu balita adalah rendahnya pengetahuan kader tentang gizi balita dan masih sedikitnya kader yang mampu mengkreasikan menu pemberian makanan tambahan (PMT). Tujuan pengabdian kepada masyarakat yang direncanakan berupa peningkatan pengetahuan kader tentang gizi balita melalui pendidikan dan buku gizi. Sebanyak 41 responden yang terdiri dari 21 dari kader posyandu Cempaka IV dan 20 orang dari kader posyandu Murbo Indah. Hasil uji diketahui bahwa ada perbedaan nilai pengetahuan responden sebelum dan sesudah pemberian pendidikan dan buku gizi. Nilai pengetahuan sesudah lebih tinggi dibanding sebelum pemberian pendidikan dan buku gizi. Sebelum pemberian pendidikan dan buku gizi sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup tetapi sesudah pemberian pendidikan dan buku gizi sebagian besar tingkat pengetahuan responden masuk dalam kategori baik. Kesimpulannya pendidikan dan buku gizi dapat meningkatkan pengetahuan kader tentang gizi balita. 1. PENDAHULUAN Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan tindakan seseorang [1]. Pengetahuan terutama pengetahuan tentang gizi berpengaruh terhadap sikap dan perilaku pemberian makanan seorang ibu kepada bayi dan balitanya baik itu dari segi kualitas, kuantitas dan jumlah zat gizinya. Salah satu kegiatan yang berhubungan dengan gizi balita adalah posyandu [2]. Posyandu adalah upaya yang dilakukan dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan melalui kesadaran dan kemandirian. Kegiatan posyandu umumnya terdiri dari lima meja meliputi pendaftaran, penimbangan, pengisian KMS, penyuluhan kesehatan termasuk juga pemberian makanan tambahan, dan pelayanan kesehatan [3]. Pemberian makanan tambahan dan konsultasi gizi yang diberikan kepada ibu setiap bulannya saat kegiatan posyandu membantu ibu dalam memenuhi gizi bayi dan balitanya. Sistem lima meja yang harus dijalankan setiap posyandu, tidak semuanya dilakukan dengan baik oleh posyandu balita di Indonesia. Salah satunya adalah posyandu yang berada di wilayah Kelurahan Semanggi Kota Surakarta. Survei pendahuluan yang dilakukan didapatkan data bahwa Kelurahan Semanggi Surakarta terdiri dari 23 RW dengan 29 posyandu balita yang berarti semua RW mempunyai posyandu balita dan bahkan ISSN 2407-9189 25

satu RW ada yang mempunyai 2 posyandu balita. Kepengurusan posyandu balita mempunyai batas atau periodesasi selama 4 tahun dan disahkan melalui surat keputusan Kepala Kelurahan Semanggi nomor 411.1/03A/I/2013. Kondisi di masing-masing posyandu balita di Kelurahan Semanggi berbeda-beda tergantung dari keaktifan kader posyandu, keterampilan serta pengetahuan kader posyandu, partisipasi ibu balita, dan kelengkapan alat yang digunakan dalam proses kegiatan posyandu. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan strata posyandu. Posyandu terdiri dari 4 strata yaitu pratama, madya, purnama, dan mandiri [3]. Permasalahan yang didapatkan dalam kegiatan posyandu balita antara lain belum rutinnya kader kesehatan mendapatkan penyuluhan tentang maksud dan tujuan penyelenggaraan posyandu balita, sasaran posyandu baik pada bayi dan balita, wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil serta masih sedikitnya pengkaderan masyarakat untuk kegiatan posyandu dan rendahnya pengetahuan kader dalam mengkreasikan menu pemberian makanan tambahan (PMT). Pada tahun 2014 Kelurahan Semanggi mempunyai kebijakan bidang kesejahteraan anak berupa pencanangan Kelurahan Siaga dan Kelurahan Layak Anak (KLA). Keberhasilan kebijakan ini membutuhkan sinergi dan kerjasama dari banyak sektor, seperti sektor pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Salah satu kerjasama yang dilakukan adalah STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta dengan Kelurahan Semanggi dalam Program Desa Siaga Sehat salah satunya satunya adalah peningkatan kualitas program pemberdayaan masyarakat dalam hal ini posyandu balita. Tujuan pengabdian kepada masyarakat yang direncanakan berupa peningkatan pengetahuan kader tentang gizi balita melalui pendidikan dan buku gizi. 2. METODE Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat adalah one group pretest postest design [4]. Kegiatan yang dilakukan berupa pendidikan gizi dengan materi gizi pada balita kepada kader posyandu. Kegiatan ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang terjadi di posyandu balita. Berikut adalah gambar saat pemberian pendidikan gizi Gambar 1. Pendidikan Gizi kepada Kader Posyandu balita yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah posyandu balita Cempaka IV dan Murbo Indah. Jumlah kader posyandu yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 41 orang. Pendidikan gizi ini dilaksanakan secara terstruktur meliputi kegiatan pre tes dan post tes, ceramah dan diskusi, kerjasama kelompok, dan demontrasi. Keberhasilan kegiatan ini diukur dengan kuesioner mengenai gizi pada balita yang diberikan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan dan buku gizi. Pendidikan yang berhasil dapat dilihat dari meningkatnya nilai pengetahuan setelah kegiatan. Luaran dari pengabdian masyarakat ini berupa buku Menu makanan sehat untuk balita yang diberikan kepada kader posyandu dan terdokumentasi dengan nomor ISBN (Indeks Serial Buku Nasional) saat pendidikan gizi berlangsung. Buku ini berisi tentang halhal yang berkaitan dengan gizi bayi dan balita disertai dengan contoh resep masakan dengan 26 ISSN 2407-9189

nilai gizi yang tercantum di setiap masakan (gambar 2). Gambar 2. Buku Menu Makanan Sehat Untuk Balita 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Posyandu balita Cempaka IV dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 15 sedangkan Posyandu Murbo Indah pada tanggal 9. Jumlah balita dalam setiap kegiatan kurang lebih 80 balita. Kegiatan pendidikan gizi dilakukan selama 2 hari pada hari Senin dan Selasa tanggal 15 dan 16 Mei 2017. Kegiatan ini mengundang Bapak lurah, Ketua RW dari kedua lokasi, Ketua PKK kelurahan, ketua LPPM dan ketua STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Lokasi yang digunakan di gedung serba guna Semanggi RW17 Surakarta. Jumlah kader yang ikut dalam pendidikan gizi sejumlah 41 orang yang terdiri dari 21 dari kader posyandu Cempaka IV dan 20 orang dari kader posyandu Murbo Indah. Pada saat pelaksanaan pre dan post test tidak bisa dilakukan secara keseluruhan karena beberapa kader ada yang tidak mengikuti pre test maupun postes dan ada yang hanya mengikuti pre test saja dan post tes saja. Jumlah kader yang dapat dilakukan evaluasi sejumlah 36 orang. Karakteristik dari seluruh responden adalah berjenis kelamin perempuan 41 (100%) dengan rata-rata usia 35 tahun. Perbedaan nilai pengetahuan responden sebelum dan sesudah pemberian pendidikan dan buku gizi dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Perbedaan Nilai Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Pemberian Pendidikan dan Buku Gizi Jenis Data Nilai pre test Nilai post test t p* Rerata 3,78 4,75 SD 1,19 1,44-5,528 0,000 * Paired t Test Tabel 1 menunjukkan bahwa berdasarkan Paired t test didapatkan nilai p = 0,000 yang berarti ada perbedaan nilai pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan gizi. Rerata nilai sesudah pemberian pendidikan dan buku gizi (post test) lebih tinggi dibanding dengan nilai sebelum pemberian pendidikan dan buku gizi (pre test). Tabel 2. Diskripsi Kategori Pengetahuan Sebelum Pemberian Pendidikan dan Buku Gizi Kategori n % Pengetahuan Baik 9 25,0 Cukup 23 63,9 Kurang 4 11,1 Total 36 100 Pada tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden sebelum pemberian pendidikan dan buku gizi masuk dalam kategori cukup yaitu sebanyak 23 responden (63,9%). Tabel 3. Diskripsi Kategori Pengetahuan Sesudah Pemberian Pendidikan dan Buku Gizi Kategori n % Pengetahuan Baik 22 61,1 Cukup 11 30,6 Kurang 3 8,3 Total 36 100 Pada tabel 3, menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden sesudah pemberian pendidikan dan buku gizi ISSN 2407-9189 27

masuk dalam kategori baik yaitu 22 responden (61,1%). Hasil uji analisis dengan paired t test diketahui bahwa ada perbedaan nilai pengetahuan responden sebelum dan sesudah pemberian pendidikan dan buku gizi (tabel 1). Nilai pengetahuan sesudah lebih tinggi dibanding sebelum pemberian pendidikan dan buku gizi. Hal ini berarti terjadi peningkatan yang signifikan pada nilai pengetahuan responden. Tabel 2 dan 3 menunjukkan terjadinya perubahan pada kategori pengetahuan responden. Semula sebelum pemberian pendidikan gizi dan buku gizi sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup tetapi sesudah pemberian pendidikan dan buku gizi sebagian besar tingkat pengetahuan responden masuk dalam kategori baik. Pendidikan gizi dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Adanya peningkatan pengetahuan diharapkan akan terjadi perilaku yang lebih baik terhadap gizi dan kesehatan [5]. Selain itu pendidikan gizi berupa penyuluhan merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan gizi seseorang. Penyuluhan gizi menjadi landasan terjadinya perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penyuluhan gizi di Posyandu perlu ditingkatkan aktivitasnya supaya tidak terabaikan [6]. Kurangnya pengetahuan tentang gizi akan berpengaruh pada penerapan informasi tentang gizi dalam kehiduan seharihari [7]. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa ada pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan dan sikap tentang gizi anak sekolah dasar [8]. Pengaruh buku gizi terhadap peningkatan pengetahuan kader sejalan dengan penelitian yang yang menyatakan bahwa buku saku gizi berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan gizi pada anak SD di Sleman Yogyakarta [9]. Hal ini diperkuat oleh teori yang menyatakan bahwa pengetahuan meningkat karena pancaindera menentukan berapa banyak informasi yang diserap jika melibatkan mata, telinga, diskusi serta latihan [10]. Peningkatan pengetahuan kader pada saat diberikan pendidikan dan buku gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya motivasi kader dalam keikutsertaan pendidikan gizi, kemampuan dan sikap kader dalam menerima dan memahami materi yang diberikan, dan metode yang digunakan saat pendidikan gizi. Metode yang digunakan pada pendidikan gizi ini meliputi pre post test, ceramah dan diskusi, kerjasama kelompok dan demonstrasi. Salah satu demonstrasi yang diberikan kepada responden adalah demonstrasi memasak salah satu menu makanan sehat untuk balita (gambar 3). Gambar 3. Demonstrasi memasak salah satu menu makanan sehat untuk balita. Peningkatan pengetahuan kader tentang gizi balita berakibat pula pada peningkatan pemahaman kader pada masalah gizi balita sehingga terjadinya malnutrisi pada balita akan terdeteksi sedini mungkin dan dapat dicegah serta segera diatasi. Selain itu, dengan adanya buku gizi yang sudah disertai dengan contoh-contoh resep masakan akan membuat kader mempunyai pedoman dan inovasi dalam memberikan PMT pada balita. 4. KESIMPULAN Pengetahuan kader tentang gizi pada balita meningkat setelah pemberian pendidikan dan buku gizi. 28 ISSN 2407-9189

UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Lurah Semanggi, Bapak Ketua RW 17 dan 21 yang telah membantu terlaksananya pendidikan gizi ini, ketua STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta dan LPPM yang telah memberi kami kesempatan untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dan seluruh masyarakat yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga dengan pendidikan dan buku gizi pada kader dapat meningkatkan kesehatan balita terutama yang berkaitan dengan gizi di wilayah Semanggi Pasar Kliwon Surakarta. REFERENSI [1] Notoatmodjo S.. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2003 [2] Kementerian Kesehatan RI.. Buku Pegangan Kader Posyandu. Jakarta. 2012 [3] Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Depkes RI, Jakarta. 2006. [4] Hidayat AA.. Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. 2007 [5] Machfoedz I dan Suryani S.. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya. 2007 [6] Yuliana., Khomsan Ali., Patmonodewo S., Riyadi H., Muchtadi D.. Pengaruh Penyuluhan Gizi Kesehatan Dan Faktor Lainnya Terhadap Pertumbuhan Anak Usia Prasekolah. Jurnal Gizi dan Pangan. Vol 1 (2): 8-16. 2006 [7] Suhardjo.. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara. 2003 [8] Nuryanto, Pramono A, Niken P, Muis SF.. Pengaruh Pendidikan Gizi Terhadap Pengetahuan dan Sikap tentang gizi anak Sekolah Dasar. Jurnal Gizi Indonesia. Vol 3 (1):32-36. 2014 [9] Eliana D dan Solikhah. Pengaruh Buku Saku Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan Gizi Pada Anak Kelas 5 Muhammadiyah Dadapan Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta. KES MAS. Vol 6(2):162-232. 2012 [10] Rapiasih, NW, Prawiningdyah Y, Lestari LA.. Pelatihan Hygiene Sanitasi dan Poster Berpengaruh Terhadap Pengetahuan Perilaku Penjamah Makanan Dan Kelaikan Hygiene Sanitasi Di Instalasi Gizi RSUP Sanglah Denpasar. Jurnal Gizi Klinik Klinik Indonesia. Vol.7.2010 (2):64-73. ISSN 2407-9189 29

30 ISSN 2407-9189