BAB I. PENDAHULUAN. perdagangan dan jasa. Tidak hanya itu saja, transportasi juga merupakan sarana

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung, selain itu

I. PENDAHULUAN. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (1995:104):

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan negara. Hal ini tercermin semakin meningkatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS 2017 PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas untuk mempermudah mobilitas masyarakat kota melalui sistem dan. maupun berpindah tempat untuk memenuhi kebutuhannya.

I. PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia yaitu

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI DESEMBER 2016 PROVINSI LAMPUNG

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/03/18/Th. V, 1 Maret 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI APRIL 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/06/18/Th. VI, 2 Juni 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MARET 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/05/18/Th. V, 2 Mei 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MARET 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/05/18/Th. IV, 2 MEI 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. VII, 3 Juli 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/03/18/Th. IV, 1 MARET 2016

I. PENDAHULUAN. kebijakan di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/04/18/Th. IV, 1 APRIL 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. IV, 1 JULI 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI OKTOBER 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/12/18/Th. IV, 1 Desember 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JUNI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/08/18/Th. IV, 1 Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/10/18/Th. IV, 3 Oktober 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI DESEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/02/18/Th. IV, 1 FEBRUARI 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/04/18/Th. V, 3 April 2017

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JULI 2017 PROVINSI LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JUNI 2017 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. VII, 1 Agustus 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. akan membawa dampak positif bagi perusahaan begitu juga sebaliknya apabila

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI JANUARI 2015 PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aktivitas yang tidak perlu berada pada satu tempat. Untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu proses bidang kegiatan dalam kehidupan masyarakat yang paling

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SEPTEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/11/18/Th. III, 2 NOPEMBER 2015

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SEPTEMBER 2017 PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk

I. PENDAHULUAN. Pengangkutan terbagi dalam dua hal, yaitu pengangkutan orang dan/atau barang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pembeli untuk meminta barang yang tersedia di pasar. Dengan

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan

BAB I PENDAHULUAN I.1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kurniawan dalam Sinambela (2006:5), pelayanan publik adalah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI FEBRUARI 2014 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/04/18/Th. III, 1 April 2015

Transportasi terdiri dari dua aspek, yaitu (1) prasarana atau infrastruktur seperti jalan raya, jalan rel, bandar udara dan pelabuhan laut; serta (2)

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi Laut, dan Transportasi Udara, namun transportasi yang paling

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor transportasi merupakan salah satu subsektor penting dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Permasalahan tersebut sangat dipengaruhi oleh sistem ruang wilayah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik (Public Service) merupakan segala macam kegiatan dalam

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan hukum yang sama bagi warga masyarakat. Untuk mencapai tujuan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari serta membuat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, yang. pembangunannya terus mengalami perkembangan yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM DISHUBKOMINFO SURAKARTA. a. Sejarah Dishubkominfo Surakarta

ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN ARMADA BUS TIC DI TINJAU DARI INVESTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PILIHAN PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN PERKOTAAN INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengetahui kuliatas pelayanan publik pembuatan Kartu Tanda Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat kuno sampai pada masyarakat modern saat ini. Aktivitas yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan darat, kendaraan laut, dan kendaraan udara. 1 Transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara tentunya mempunyai tata pemerintahan beserta unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan output berkualitas dalam bentuk barang dan jasa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sektor transportasi memiliki peranan yang cukup penting dalam peningkatan mobilitas warga, baik dari segi kepentingan umum maupun pelayanan perdagangan dan jasa. Tidak hanya itu saja, transportasi juga merupakan sarana yang strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkuat persatuan bangsa dan negara serta mempengaruhi semua aspek kehidupan bangsa dan negara. L.A.1968, dalam Adisasmita (2011: 5). Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki (i) penduduk dalam jumlah yang memadai dan berkemampuan, (ii) kekayaan sumberdaya alam, dan (iii) transoprtasi yang lancar. Transportasi melayani angkutan penduduk dari rumah ke tempat pekerjaan (sawah, ladang, pabrik, industri). Transportasi melayani angkutan komoditas atau barang hasil produk ke pasar-pasar dan selanjutnya ke konsumen-konsumen akhir, Jadi kegiatan konsumsi, rangkaian kegiatan produksi-transportasi-konsumen telah berlangsung sejenak dahulu kala, sejenak bermulanya peradaban manusia.

2 Transportasi atau transport diartikan sebagai tindakan atau kegiatan mengangkut atau memindahkan muatan (barang dan orang) dari satu tempat ke tempat lainya, atau dari tempat asal ke tempat tujuan. Tempat asal merupakan daerah produksi dan tempat tujuan adalah daerah konsumen (pasar), t empat asal dapat pula merupakan daerah perumahan sendangkan tempat tujuan adalah tempat kerja, kantor, sekolah, kampus, rumah sakit, pasar, toko, pusat perbelanjaan, hotel, pelabuhan, bandara udara, dan masih banyak lainya. Ataupun dalam arah sebaliknya, tempat tujuan merupakan tempat asal dan tempat asal merupakan tempat tujuan. Angkutan kota di Indonesia diperkirakan berkembang pada tahun 1970 1980. Jogjakarta menandai munculnya kendaraan berkapasitas rendah pada awal 1970 yang dinamai COLT CAMPUS. Seperti namanya angkutan ini memang diperuntukan untuk melayani mahasiswa Universitas Gajah Mada yang hendak pergi ke kampus, Sementara di Jakarta kemunculan angkutan kota diawali dengan munculnya sedan bermerek MORRIS yang dimodifikasi oplet. (sumber :www.selasar.com/budaya/sejarah-angkutankota diakses 18 Januari 2015 pukul 20:30 WIB) Angkutan kota adalah salah satu sarana perhubungan dalam kota dan antar kota yang banyak digunakan di Indonesia, berupa mobil jenis minibus atau van yang dikendarai oleh seseorang supir dan dibantu juga oleh kondektur. Tugas kondektur adalah membantu supir untuk memanggil penumpang dan membantu dalam perawatan kendaraan, setiap jurusan dibedakan oleh warna armadanya atau melalui angka.

3 Di indonesia juga banyak sarana angkutan masal yang mempermudah sarana angkut bagi masyarakat, mulai dari sarana transportasi udara seperti pesawat sedangkan dari angkutan laut terdapat kapal laut dan ferry, dan disarana angkutan darat terdapat berbagai jenis angkutan seperti, kereta api, bus, pick up dan angkutan kota. Angkutan kota menjadi salah satu moda transportasi umum digunakan oleh masyarakat dalam melakukan aktivitas mulai dari berangkat kerja, kepasar bahkan untuk membantu siswa-siswa yang akan berangkat sekolah, selain itu angkutan kota juga bisa digunakan untuk mengangkut hasi bumi seperti sayuran dan buahbuahan. Kota Bandar Lampung sebenarnya memiliki beberapa sarana angkutan umum yang bisa digunakan oleh masyarakat seperti di kota-kota besar lainya, terdapat Bus Transit Rapit atau yang lebih dikenal dengan BRT, Taksi, dan Ojek. Selain itu terdapat angkutan kota. Akan tetapi angkutan kota yang masih menjadi primadona masyarakat kota Bandar Lampung dalam menunjang aktivitas mereka, selain harga ongkosnya yang murah, tingkat jangkauan angkutan kota sangat luas dan mudah di jangakauan oleh masyarakat. Bus Rapit Transit yang hanya melayani jalan-jalan utama di dalam pusat Kota Bandar Lampung, seperti Jl. Kartini. Jl. Raden Intan, Jl. Dipenogoro, Jl. Tengku umar, dan Jl. Z abidin Pagar Alam, tidak semua rute yang dimasuki oleh Bus Rapit Transithanya beberapa rute-rute tersebut, maka angkutan kota lah yang menjadi moda transportasi andalan masyarakat Kota Bandar Lampung.

4 Di Kota Bandar Lampung angkutan kota terdiri dari beberapa jurusan yang melayani masyarakat sesuai dengan kota atau kecamatan yang tersebar di Kota Bandar Lampung seperti tabel dibawah ini. Tabel 1.1 Warna Trayek Angkutan Penumpang Umum Dalam Kota Bandar Lampung NO JURUSAN WARNA 1. Tanjung Karang Rajabasa Biru Laut 2. Tanjung Karang Sukaraja Ungu 3. Sukaraja Serengsem Orange 4. Tanjung Karang Garuntang Hijau 5. Tanjung Karang Way Kandis Cream 6. Tanjung Karang Jl P. Trirtayasa Ir Sutami Putih/Hijau 7. Tanjung Karang Jl Ryacudu Ir Sutami Putih/Hijau Biru 8. Tanjung Karang Kemiling Merah Hati 9. Tanjung Karang Sukarame Abu Abu 10. Tanjung Karang Permata Biru Abu Abu/Biru 11. Tanjung Karang Sam Ratulangi Merah/Biru 12. Pasar Cimeng Lempasing Biru Dongker 13. Sukaraja Lempasing Biru Dongker 14. Rajabasa Pramuka Kemiling Kuning Jeruk (Sumber : Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung 2014).

5 Seiring majunya Kota Bandar Lampung maka kebutuhan masyarakat akan angkutan umum juga harus terpenuhi salah satunya moda transpoertasi angkutan kota, tercatat pada tahun 2014 angkutan kota pada mencapai 949 unit kendaran angkutan kota yang beroperasi di dalam Kota Bandar Lampung, namun sekitar 410 angkutan angkot sudah tidak layak beroperasi atau layak jalan dan jika diberikan izin untuk memperpanjang trayek, maka akan mengancam keselamatan penumpang angkutan kota, yang sudah diatur dalam Undang-Undang Lalu Lintas Angkutan Jalan Nomer 22 Tahun 2009, Pasal 48 disebutkan, bahwa kendaraan umum yang beropersi di jalan raya harus berdasarkan kelayakan jalan. (Sumber Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung Tahun 2014) Tabel 1.2 Jumlah Trayek Angkutan Yang Masih Beroperasi Di Kota Bandar Lampung Tahun 2014 NO JURUSAN WARNA JUMLAH TRAYEK TAHUN 2014 1 T. Karang-Rajabasa Biru Laut 78 2 T. Karang-Sukaraja Ungu 53 3 Sukaraja-Srengsem Orange 49 4 T. Karang-Garuntang Hijau Pupus 33 5 T.Karang-Jl. Teuku Umar (Way Cream 77 Halim 6 T.Karang-Trirtayasa-Simp. Ir. Putih/Hijau 6 Sutami 7 T. Karang-Kemiling Merah Hati 55 8 T.Karang-Sukarame Abu-Abu Muda 64 9 T. Karang-Permata Biru Abu-Abu/Biru 23 Dongker

6 10 T.Karang-Sam Ratulangi Merah Hati/Biru 17 11 Pasar Cimeng-Lempasing Biru Dongker/Abu- 10 Abu 12 Sukaraja-Lempasing Biru Dongker 7 (sumber: Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung 2014) jumlah trayek angkutan kota yang beroperasi hanya dua belas trayek dari empat belas trayek hal ini dikarenakan dua trayek sudah tidak digunakan lagi karena beberapa faktor salah satunya adalah jalur trayek yang terlalu jauh dan minim penumpang. Indikator layaknya sebuah angkutan kota layak jalan dan diberikan izin untuk mencari penumpang adalah sebagai berikut, fisik kendaraan yang masih bagus dan terawat, memiliki sabuk pengaman bagi supir angkutan kota maupun penumpang yang duduk dibagian depan atau sebelah supir angkutan kota, memiliki kotak P3K kotak ini digunakan untuk mengobati luka ringan bila terjadi kecelakaan lalu lintas pada angkutan kota tersebut, dan memiliki lampu bertuliskan angkot pada bagian atap angkutan kota seperti taksi. Pelayanan merupakan suatu kebutuhan oleh masyarakat dalam segala bidang yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, pelayanan merupakan salah satu tugas dan fungsi bagi administrasi publik. Akan tetapi masih saja terdapat kelemahan yang dialami oleh aparatur yang mengadakan pelayanan, salah satunya pokok pelayanan yang dilakukan oleh birokrasi, seperti dikatakan Osborne dan Gaebler dalam Sulistio (2009:38) ketidak tahuan siapa pelanggan mereka (yang harus dilayani). Banyak manajer dalam sektor pemerintahan tidak mengetahui pelanggan mereka.hal ini terjadi karena sebagaian besar badan pemerintahan tidak memperoleh dananya dari pelanggan.

7 Menurut Sulistio (2009:39) Terdapat karateristik kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh birokrasi hendaknya berdsarkan prinsip-prinsip dasar berikut ini. 1. Rasional, efektif dan efisien yang dilakukan melalui manajemen 2. Ilmiah, berdasarkan kajian dan penelitian serta didukung oleh cabang-cabang ilmu pengetahuan lainya 3. Inovatif, pembaruan yang dilakukan terus menerus untuk menghadapi lingkungan yang dinamis, berubah dan berkemang 4. Produktif, berorientasi kepada hasil kerja yang optimal 5. Profesionalisme, penggunaan tenaga kerja profesional, terampil dalam istilah The Right Man in The Right Pleace 6. Penggunaan teknologi modern yang tepat guna Selanjutnya untuk menyatakan apakah sutatu pelayanan publik dapat dikatagorikan sebagai jenias pelayanan yang berkualitas baik ataua tidak, Zhetaml dalam Sulistio (2009: 40) memberikan kriteria -kriteria pelayanan publik yang baik sebagai berikut: 1. Tangible, terdiri dari fasilitas fisik peralatan, personil dan komunikasi. 2. Reliable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat. 3. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggung jawab terhadap mutu layanan yang diberikan. 4. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan keterampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan layanan. 5. Courtesey, sikap atau prilaku ramah, bersahabat yang terhadap keingginan konsumen serta mau melakukan kontak hubungan pribadi.

8 6. Credebility sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan masyarakat. 7. Securty, jasa pelayanan yang diberikan harus dijamin bebas dari berbagai bahaya dan resiko. 8. Accesibility, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan. 9. Communication, kemauan penerima layanan untuk mendengarkan suara, keingan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu menyampaikan informasi baru kepada masyarakat. 10. Understanding the customer, melakukan segala usaha untuk mengetahui kebutuhan pelanggan. Kireterian lain tentang pelayanan publik yang baik sebagaimana dikemukakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) yakni: kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efiesiensi, ekonomis, keadilan yang merata, ketepatan waktu serta kriteria kuantitatif lainya jumlah warga yang meminta pelayanan dalam kurun waktu tertentu, lamanya waktu pemberian layanan sesuai dengan permintaan, penggunaan perangkat-perangkat moderen untuk mempercepat pemberian layanan dan frekuensi keluhan maupun pujian dari masyarakat penerima layanan. Dinas Perhubungan adalah instansi milik Pemerintah yang bergerak pada bidang pengawasan dan uji layak transportasi seperti angkutan kota, bus, angkutan barang, pick up dan lain-lain selain itu Dinas Perhubungan juga menerbitkan dan mengurus surat izin usaha angkutan barang dan angkutan kota. Hinga saat ini Dinas Perhubungan yang masih berwenang dalam mengawasi kendaraan yang dijadikan moda transportasi umum.

9 Selain mengawasi dan memberikan izin angkutan umum Dinas Perhubungan juga memeriksa kelayakan kendaraan dengan memperpanjang izin trayek angkutan kota, izin ini diberikan bila angkutan kota masih memenuhi syarat layak jalan. Sementara itu Kualitas Pelayanan pegawai Dinas Perhubungan dalam melayani supir atau pemilik angkutan kota pada sektor penerbitan perpanjangan izin trayek angkutan kota masih dirasakan kurang baik dan masih tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur maupun UU No 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik. Menurut Khairul pemilik angkutan kota pada saat perpajanga izin trayek angkutan kota di Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, supir angkot masih banyak yang menjadi korban pungli dan ketika inggin memperpanjang izin trayek selalu dipersulit, bahkan ada oknum Dinas Perhubungan yang menyebutkan besaran biayayang diminta. (Sumber :http://www.radarlampung.co.id/read/bandarlampungdiakses 12 Januari 2015 pukul 13:30 WIB) Menurut Amin pemilik angkutan kota, pada saat mengurus surat izin di Dinas Perhubungan, proses pelayanan penerbitan surat izin trayek angkutan kota masih kurang baik hal ini dikarenakan ketepatan waktu yang tidak sesauai dengan Standar Operasional Prosedur Dinas Perhubungan, bila mengacu pada Standar Operasional Prosedur ketepatan waktu pelayanan hanya memakan waktu dua hari, namun pada kenyataanya ketepatan waktu pelayanan memakan waktu selama enam hari. (Hasil Wawancara 12 Febuari 2015 )

10 Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Kualitas Pelayanan Dinas Perhubungan Dalam Memperpanjang Izin Trayek Angkutan Kota (Angkot) di Kota Bandar Lampung B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan definisi latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang dikaji oleh peneliti adalah : 1. Bagaimanakah Kualitas Pelayanan Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung terhadap pemilik angkutan kota dalam memperpanjang izin trayek angkutan kota? 2. Apa saja hambatan yang dialami oleh Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung pada saat memperpanjang izin trayek angkutan kota? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Kualitas Pelayanan Dinas Perhubungan dalam melayani supir atau pemilik angkutan kota pada sektor penerbitan perpanjangan izin trayek angkutan kota. D. KEGUNAAN PENELITIAN Kegunaan penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek secara teoritis dan praktis 1. Secarateoritis, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan penelitian dalam kajian Ilmu Administrasi Negara khususnya mengenai pelayanan publik.

11 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan dan referensi di Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung untuk meningkatkan pelayanan dan sebagai salah satu bahan acuan untuk referensi penelitian lebih lanjut bagi pengembang ide para penelitian dalam melakukan penelitian dengan tema atau masalah yang serupa.