PENDAHULUAN Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang pengembangannya sangat besar dan beragam. Namun, sampai saat ini sektor pertanian masih kurang dalam mensejahterakan petani dan memenuhi kebutuhan sendiri. Tanaman ubi kayu termasuk tanaman pangan, tetapi tanaman ini bukanlah komoditas prioritas sehingga produktivitas tanaman ini sangat sedikit. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya teknologi untuk meningkatkan pendapatan petani ubi kayu. Hal ini dikarenakan sumber daya alam dan sumber daya manusia belum dimanfaatkan secara maksimal dalam pengelolaan usaha tani ubi kayu, sehingga produktivitas hasil pertanian khususnya petani ubi kayu kurang berkembang. Sementara itu, permintaan terhadap komoditas ubi kayu cenderung semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah permintaan akan kebutuhan ubi kayu sebagai bahan baku industri, pakan ternak, atau bahkan sebagai bahan pangan. Akan tetapi kebutuhan akan bahan pangan tidak diimbangi dengan luas lahan yang tersedia, sehingga untuk meningkatkan produktivitas bahan pangan (ubi kayu) sangat terbatas. Selain itu, penurunan produktivitas ini juga sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim yang sulit diduga, dimana siklus kekeringan semakin pendek sehingga produksi pangan khususnya tanaman ubi kayu akan semakin sedikit walaupun tanaman ubi kayu dapat
tumbuh pada musim kemarau tetapi sangat mempengaruhi kapasitas produksi.
Mengingat kurangnya lahan yang dapat dijadikan sebagai lahan pertanian. Petani mulai menggarap lahan-lahan yang awalnya adalah lahan tanaman keras dan kemudian digarap dan diganti dengan lahan tanaman pangan dan hortikultura. Alasan lain mengapa petani menanam ubi kayu adalah karena tanaman keras kurang menjanjikan dimana waktu pemanenannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Lahan yang digunakan petani saat ini adalah lahan percobaan USU yang berada di kwala bekala yang sewaktu-waktu bisa saja diambil alih kembali oleh pihak USU sehingga petani tidak berani mengambil resiko untuk menanam tanaman keras (seperti : karet, kelapa sawit dan tanaman keras lainnya) karena petani lebih memikirkan keuntungan daripada resikonya. Keuntungan yang paling cepat, praktis dan efisien adalah dengan menanam tanaman muda (tanaman semusim) termasuk tanaman pangan (ubi kayu) yang lebih cepat menghasilkan keuntungan tanpa memperdulikan apakah tanah itu miring atau datar, cocok atau tidak cocok dan berbahaya atau tidak untuk dikelola. Petani beralih ke tanaman pangan (ubi kayu) karena beberapa faktor yaitu, cara penanaman mudah, tidak memerlukan perawatan, tidak perlu menggemburkan tanah terlebih dahulu dan cocok ditanam pada musim kemarau ataupun musim hujan. Baik atau tidaknya suatu kawasan DAS atau telah terdegradasinya suatu kawasan DAS dapat dilihat dari fluktuasi aliran permukaan (run-off) atau air limpasan (sungai), besarnya erosi dan sedimentasi yang terjadi, dan tingkat produktivitas lahan. Fluktuasi air larian yang tinggi antara musim hujan dengan musim kemarau menandakan bahwa tanah memiliki kemampuan yang kecil dalam menyerap dan menyimpan air (kapasitas infiltrasi rendah), sementara erosi dan
sedimentasi yang tinggi menandakan tanah memiliki kemantapan agregat yang rendah. Kemampuan tanah yang rendah dalam menyerap dan menyimpan air, bukan hanya menyebabkan tanaman akan mudah kekeringan pada musim kemarau, tetapi juga menyebabkan air yang mengalir di atas permukaan tanah (run-off) pada musim hujan menjadi lebih banyak sehingga akan menyebabkan lapisan tanah akan lebih banyak terkikis akibat erosi. Untuk itulah penulis melakukan penelitian ini, untuk mengetahui apakah pada lahan tanaman budidaya ubi kayu cocok ditanam di lahan yang mempunyai kemiringan 7 o (15,6%) atau tidak, karena kemiringan sangat rawan dengan erosi. Erosi berlangsung lebih cepat pada lahan yang mempunyai kemiringan dibandingkan pada lahan datar. Erosi dapat mengurangi kesuburan tanah karena pengikisan/erosi terjadi pada lapisan tanah permukaan/bagian atas akan menyebabkan terhanyutnya sejumlah besar zat hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Menurut Bennet pada tanah-tanah pertanian yang tererosi bersamaan dengan hanyutnya partikel-partikel tanah itu maka bahan-bahan organik serta unsur-unsur hara yang penting sebagai bahan makanan bagi tanaman akan terhanyutkan juga. Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi kerusakan yang ada, diperlukan pengendalian, usaha pencegahan serta usaha perbaikan (rehabilitasi) terutama oleh manusia itu sendiri. Tanpa adanya usaha pengendalian dan perlindungan yang permanen terhadap lahan-lahan pertanian maka budidaya akan tanaman pangan maupun industri tidak akan dapat berlangsung dengan baik. Pengendalian dapat dilakukan baik secara teknis pembuatan (sengkedan,
pembuatan rorak), secara vegetasi (crop rotation, strip cropping, counter cropping dan lain-lain), serta dengan cara kimiawi (pemakaian pupuk). Usaha pencegahan juga dapat dilakukan dengan memperkirakan laju erosi setiap tahunnya. Untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi dapat dilakukan dengan metode petak kecil dan dengan metode Universal Soil Loss Equation (USLE). Metode USLE digunakan untuk menghitung laju erosi dengan menggunakan rumus dari Wischmeier dan Smith (1960). Dimana rumusnya adalah A = R x K x LS x C x P. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung : 1) Laju erosi yang masih dapat ditoleransikan (T) pada penggunaan lahan tanaman pangan di lahan percobaan USU Kwala Bekala. 2) Besarnya laju erosi tanah (A) pada penggunaan lahan tanaman pangan di lahan percobaan USU Kwala Bekala. 3) Besarnya Tingkat Bahaya Erosi (TBE) pada penggunaan lahan tanaman pangan di lahan percobaan USU Kwala Bekala. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai : 1. Sebagai bahan bagi penulis untuk penulisan skripsi, yang merupakan suatu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,, Medan.
2. Sebagai dasar dalam mengelola lahan pertanian secara berkelanjutan, dengan tetap mempertimbangkan keuntungan ekonomis di satu sisi, tetapi di sisi lain tetap menjamin kelestarian sumber daya lahan. 3. Sumber informasi bagi pihak yang berkepentingan tentang tingkat bahaya erosi pada penggunaan lahan tanaman pangan di lahan percobaan USU Kwala Bekala.