W O R K S H O P PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIS ANGGOTA BKPRD

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA

OLEH BUPATI BANGKA Ir. H. TARMIZI. H. SAAT, MM

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. lahan terbangun yang secara ekonomi lebih memiliki nilai. yang bermanfaat untuk kesehatan (Joga dan Ismaun, 2011).

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

LAPORAN AKHIR KATA PENGANTAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA. Keserasian Kawasan. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah

BAB II KETENTUAN UMUM

Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember Studio Perencanaan Kota 2014 EXECUTIVE SUMMARY

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan Perkotaan Metropolitan. Skala peta = 1: Jangka waktu perencanaan = 20 tahun

PENDAHULUAN Latar Belakang

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Perubahan disebabkan oleh berkembangnya berbagai kegiatan

IPB International Convention Center, Bogor, September 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

Research Development Roadmap Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional Universitas Gadjah Mada

2. Tata Ruang adalah wujud struktur dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan maupun tidak (Kamus Tata Ruang, Ditjen Cipta Karya, 1997).

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PENDAHULUAN Latar Belakang

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

Universitas Sumatera Utara

KETERPADUAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

Salah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 29 TAHUN 2002 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RENCANA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG TERBUKA, SERTA PRASARANA DAN SARANA UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KABUPATEN/KOTA

Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota DAFTAR ISI

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pembangunan di Kawasan Hijau. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Surabaya sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

KAJIAN PERUBAHAN SPASIAL KAWASAN PINGGIRAN KOTA SEMARANG DITINJAU DARI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TAHUN

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

Disajikan oleh: LIA MAULIDA, SH., MSi. (Kabag PUU II, Biro Hukum, Kemen PU)

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

PENDAHULUAN Latar belakang

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibahas dalam tesis ini. 1 Subkawasan Arjuna pada RTRW kota Bandung tahun merupakan kawasan Arjuna

BAB III TINJAUAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI SEKTORAL (12) TRANSPORTASI DARAT

28 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI TABEL V.1 KESESUAIAN JALUR HIJAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

EVALUASI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN MELALUI PENDEKATAN URBAN REDEVELOPMENT DI KAWASAN KEMAYORAN DKI JAKARTA TUGAS AKHIR

Tabel 28. Kesesuaian RUTRK untuk RTH terhadap Inmendagri No. 14 Tahun RUTRK Untuk RTH (ha)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

IDENTIFIKASI PERAN DAN MOTIVASI STAKE HOLDER DALAM PENYEDIAAN PRASARANA PERMUKIMAN DI WILAYAH PERBATASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

Penjelasan Substansi. Dokumen Lengkap, ada pada BAB IV

Research Development Roadmap Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional Universitas Gadjah Mada

BAB V STRATEGI PRIORITAS PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN CILOSEH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

MODUL 2: PENGENALAN DASAR-DASAR RENCANA RINCI KABUPATEN

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

W O R K S H O P IV - 1 DINAS PENGAIRAN DAN PERMUKIMAN P R O V I N S I L A M P U N G W O R K S H O P PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIS ANGGOTA BKPRD KABUPATEN/ KOTA SE- PROVINSI LAMPUNG 22-25 April 2013 M O D U L: PENETAPAN SUB YANG DIPERIORITASKAN PENANGANANNYA

W O R K S H O P IV - 2 D a f t a r I s I 4.1. TAHAPAN PENETAPAN SUB PRIORITAS... I-3 4.2. CONTOH PENETAPAN SUB YANG DIPRIORITASKAN... I-5

W O R K S H O P IV - 3 4.1. TAHAPAN PENETAPAN SUB YANG DIPRIORITASKAN Dalam penetapan lokasi Sub yang diprioritaskan penanganannya, dilakukan penilaian terhadap seluruh Sub dan yang kiranya dapat mewujudkan tujuan penataan ruang Perkotaan/. Proses penetapan sub yang diprioritaskan penanganannya didasarkan pada aspek : 1. Penetapan arahan fungsi utama yang ditetapkan pada setiap Sub dalam rencana pola ruang RDTR Kawasan Perkotaan/. 2. Penilaian tingkat kesesuaian fungsi utama dengan tujuan. 3. Perumusan nilai penting sub yang didasarkan pada besaran fungsi yang direncanakan terhadap fungsi perkotaan secara keseluruhan. 4. Penilaian terhadap kondisi sosial, ekonomi dan yang merupakan karakter dasar yang mendukung perkotaan. 5. Penilaian daya tampung dan daya dukung sebagai upaya ketersediaan ruang dalam perkotaan 6. Penilaian Kesesuaian dengan peraturan perundangan terkait terutama Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah disusun. Penentuan besaran aspek yang dinilai menggunakan sistem skoring dengan pemberian nilai antara 1 sampai dengan 5, secara keseluruhan setiap sub akan dinilai dengan menggunakan skor masing-masing berdasarkan tingkat kepentingan dan kesesuaian terhadap rencana pola ruang yang telah ditetapkan. berikut : Pemberian skor pada masing-masing aspek dilakukan dengan pertimbangan sebagai 1. Tingkat kesesuaian fungsi utama dengan tujuan, dengan skor : SKOR URAIAN 1 : sangat rendah, tidak memiliki hubungan sama sekali dengan tujuan 2 : rendah, tidak memiliki hubungan secara langsung dengan tujuan 3 : sedang,menunjang salah satu fungsi utama kota 4 : tinggi, memiliki hubungan yang erat dengan fungsi utama yang menunjang perkotaan 5 : sangat tinggi, memiliki hubungan yang sangat erat dan sangat bersesuaian dengan perkotaan

W O R K S H O P IV - 4 2. Nilai penting sub, dengan skor: SKOR URAIAN 1 : tidak penting, apabila kondisi yang akan direncanakan tidak sesuai dengan perkotaan 2 : kurang penting, apabila kondisi yang direncanakan kurang didukung oleh sarana pelayanan umum perkotaan 3 : cukup penting, apabila kondisi yang direncanakan cukup tersedia untuk perkotaan 4 : penting, bila baru didukung oleh sarana pelayanan umum dan sesuai dengan perkotaan 5 : sangat penting, bila kondisi yang akan direncanakan bersesuaian dan sangat potensial dalam perkotaan 3. Kondisi sosial, ekonomi dan : SKOR URAIAN 1 : tidak menunjang, memiliki karakter dasar yang sangat rendah (SDM rendah/kurang, ekonomi rendah dan kondisi kurang menunjang) 2 : kurang menunjang, memiliki karakter dasar yang rendah (SDM rendah/kurang, Ekonomi rendah dan kondisi cukup menunjang) 3 : cukup menunjang, memiliki karakter dasar cukup (SDM cukup, Ekonomi rendah dan kondisi cukup menunjang) 4 : menunjang, memiliki karakter dasar yang kuat (SDM tinggi, Ekonomi cukup-tinggi dan kondisi menunjang) dalam perkotaan 5 : sangat menunjang, memiliki karakter dasar yang sangat kuat (SDM tinggi, Ekonomi tinggi dan kondisi sangat menunjang) dalam perkotaan 4. Daya dukung dan daya tampung : SKOR URAIAN 1 : sangat rendah, ketersediaan ruang untuk perkotaan tidak tersedia 2 : rendah, daya dukung rendah daya tampung sedikit 3 : sedang, daya dukung rendah daya tampung banyak 4 : tinggi, daya tampung dan daya dukung seimbang 5 : sangat tinggi, daya dukung besar daya tampung banyak

W O R K S H O P IV - 5 5. Ketentuan peraturan perundangan terkait : SKOR URAIAN 1 : tidak sesuai dan tidak mendukung arahan RTRWdan tidak nampak adanya fungsi yang menunjang perkotaan 2 : kurang sesuai, hanya terdapat sebagian kecil fungsi kegiatan perkotaan yang mendukung pada sub dimaksud 3 : cukup sesuai, terdapat beberapa fungsi yang mendukung perkotaan 4 : sesuai,sebagian besar fungsi sesuai dan mendukung perkotaan 5 : sangat sesuai dan mendukung arahan RTRW 4.2. CONTOH PENETAPAN SUB YANG DIPRIORITASKAN berikut: Contoh Tahapan Penentuan Sub yang diprioritaskan penanganannya sebagai Tahap 1 Melihat tujuan penataan ruang Kawasan Perkotaan/. Penentuan Sub yang diprioritaskan penanganannya harus mengacu pada tujuan penataan ruang perkotaan/. Sebagaimana contoh tujuan penataan ruang perkotaan yang telah ditentukan pada bab sebelumnya yaitu mewujudkan A yang maju berbasis Perdagangan Jasa dan Pendidikan secara berkelanjutan. Tahap 2 Melihat fungsi utama masing-masing Sub Fungsi masing-masing sub dilihat pada bab pola ruang. Berikut ini contoh fungsi masing-masing Sub berdasarakan contoh pembagian sub yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, yaitu No Sub Fungsi Utama Sub 1 I Perumahan dan Pertanian 2 II Perumahan, kesehatan, perdaganganjasa, peribadatan 3 III Pendidikan, perumahan, perkantoran, perdagangan, dan pertanian. 4 IV Perkantoran, perdagangan-jasa, peribadatan, kesehatan, perumahan. 5 V Perumahan, Perdagangan-jasa, pergudangan, konservasi 6 VI Perumahan, perdagangan-jasa, konservasi 7 VII Perumahan, jasa, konservasi 8 VIII Pemerintahan, Perdagangan-Jasa,

W O R K S H O P IV - 6 No Sub Fungsi Utama Sub Pendidikan, Kesehatan, Olahraga, Peribadatan Tahap 3 Melakukan Penilaian terhadap masing-masing Sub Setelah diketahui fungsi masing-masing Sub kemudian dilakukan penilaian dengan metode skor, untuk melihat mana Sub yang memiliki keterkaitan kuat dalam menunjang tujuan. Penilaian disesuaikan dengan 5 aspek dalam penentuan prioritas sebagaimana telah disebutkan sebelumnya yaitu: 1. Kesesuaikan dengan tujuan ; 2. Nilai penting Sub ; 3. Kondisi sosial, ekonomi dan ; 4. Daya dukung dan daya tampung; dan 5. Ketentuan peraturan perundangan terkait. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tabel, berikut ini contoh skor masingmasing Sub BWp berdasarkan aspek yang menentukan, yaitu: I SUB FUNGSI UTAMA SUB Perumahan dan Pertanian TINGKAT KESESUAIAN DENGAN TUJUAN Rendah Tidak memiliki hub langsung dengan pengemb perdagangan dan pendidikan NILAI PENTING SUB Kurang penting karena permukiman baru skala kecil dan mengkonservasi KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN Kurang menunjang Ek: Berbasis pertanian dan perdagangan skala kecil Sos - bud: Masyarakat pheri urban dan akan menyatu dengan permukiman baru Link: Sebagian perlu dikonservasi () DUKUNG DAN TAMPUNG Sedang DD: 282,26 Ha DT:77.038 KETENTUAN PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT Kurang sesuai karena : Hanya mendukung untuk zona pertanian berkelanjutan Skor - 2 Skor - 2 Skor 2 Skor - 3 Skor - 3 TOTAL SKOR 12

W O R K S H O P IV - 7 II III SUB FUNGSI UTAMA SUB Perumahan, kesehatan, perdaganganjasa, peribadatan Pendidikan, perumahan, perkantoran, perdagangan, pertanian TINGKAT KESESUAIAN DENGAN TUJUAN Tinggi menunjang kota dengan perdagangan baru, perumahan dan terdapat sarana pelayanan umum berupa kesehatan, perdagangan dan peribadatan NILAI PENTING SUB Penting Pengembangan perumahan yang didukung oleh kesehatan dan perubadatan sebagai bagian SPU KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN Sangat Menunjang Ek: jasa skala kota Sos bud: Membentuk masyarakat kampung dan perumahan baru Link: Perubahan jasa serta terjadi peningkatan kegiatan DUKUNG DAN TAMPUNG Sedang DD: 46,14 Ha DT:68.576 Skor - 4 Skor - 4 Skor - 5 Skor - 3 Skor - 5 Tinggi menunjang kota dengan perkantoran, potensial berkembang perdagangan dan pelayanan sarana umum Penting karena : Merupakan potensial pendukung perkembangan perkantoran. Menunjang, Ek: perkantoran skala kota Sos bud: Membentuk Perumahan untuk perdagangan dan sebagian masyarakat tinggal di kampung. Link: Mempertahankan Sedang : DD: 13,51 Ha DT: 64.420 KETENTUAN PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT Sangat sesuai : Mendukung perumahan perkotaan dan prasarana umum Sangat Sesuai : Mendukung prasarana umum TOTAL SKOR 21 21 IV Perkantoran, perdaganganjasa, peribadatan, kesehatan, perumahan Skor - 4 Skor - 4 Skor - 5 Skor - 3 Skor - 5 Tinggi menunjang kota dengan perkantoran, prasarana pelayanan umum, potensial berkembang jasa skala wilayah Sangat Penting : Merupakan potensial dan padat di perkotaan, pendukung perkembangan perkantoran, kesehatan dan perubadatan. Sangat menunjang, karena : Ek: perkantoran skala kota Sos bud: Membentuk jasa baru serta sebagai pusat kegiatan masyarakat Rendah, DD:112,89Ha DT:35.733 Sangat Sesuai : Mendukung prasarana umum 21

W O R K S H O P IV - 8 SUB FUNGSI UTAMA SUB TINGKAT KESESUAIAN DENGAN TUJUAN NILAI PENTING SUB KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN didukung alunalun kota. Link: Meningkatkan kualitas dengan RTH dan sempadan sungai DUKUNG DAN TAMPUNG KETENTUAN PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT TOTAL SKOR V Perumahan, perdaganganjasa, pergudangan, konservasi Skor - 4 Skor - 5 Skor - 5 Skor - 2 Skor - 5 Tinggi Penting karena : Menunjang, Rendah, Sangat Sesuai : menunjang Pengembangan Mendukung baru untuk Ek: DD: 189,71 kota dengan perumahan yang Ha perumahan didukung oleh pasar DT: 47.429 perkotaan dan sarana dan sarana umum prasarana pelayanan umum, serta umum dan perumahan pergudangan perlindungan Sos bud: dan hidup Membentuk hidup masyarakat kampung dan perumahan baru Link: Perubahan peningkatan preservasi 19 VI Perumahan, perdagangan jasa, konservasi Skor - 4 Skor - 4 Skor - 4 Skor - 2 Skor - 5 Sedang Penting, karena : Menunjang, Sedang Cukup sesuai menunjang Pengembangan karena : baru untuk Ek: DD: 326,24 Mendukung kota dengan perumahan yang Ha didukung oleh pasar DT: 96.227 perumahan sarana dan perkotaan dan prasarana pelayanan sarana umum umum, dan umum dan perumahan perlindungan Sos bud: hidup hidup Membentuk masyarakat kampung dan perumahan baru Link: Perubahan peningkatan preservasi 19 VII Perumahan, perdagangan Skor - 4 Skor - 4 Skor - 4 Skor - 2 Skor - 5 Sedang Penting, karena : Menunjang, Sedang Cukup menunjang Pengembangan karena : sesuai 17

W O R K S H O P IV - 9 SUB FUNGSI UTAMA SUB jasa, konservasi TINGKAT KESESUAIAN DENGAN TUJUAN kota dengan prasarana umum, dan hidup NILAI PENTING SUB baru untuk perumahan yang didukung oleh sarana pelayanan umum dan perlindungan hidup KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN Ek: pasar dan perumahan Sos bud: Membentuk masyarakat kampung dan perumahan baru Link: Perubahan peningkatan preservasi DUKUNG DAN TAMPUNG DD: 283,77 Ha DT: 71.921 KETENTUAN PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT Mendukung perumahan perkotaan dan sarana umum TOTAL SKOR VIII (Koridor) Pemerintahan, Perdagangan- Jasa, Pendidikan, Kesehatan, Olahraga, Peribadatan Skor - 3 Skor - 4 Skor - 4 Skor - 3 Skor - 3 SangatTinggi Sangat penting, Sangat Tinggi Sangat Sesuai merupakan Menunjang : DD : 3,5 Km dengan fungsi utama Merupakan Ek: DT : 3400 jiwa utama perkotaan dengan fungsi utama perkantoran, perkotaan dengan berbagai jasa, pendidikan, perkembangan skala sarana kesehatan, tertinggi pelayanan umum peribadatan, dan kota olah raga Sos bud: Membentuk kegiatan masyarakat skala kota. Link: Meningkatkan kualitas dengan RTH penataan bangunan 23 Skor - 5 Skor - 5 Skor - 5 Skor - 3 Skor - 5 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui mana Sub yang diprioritaskan penanganannya berdasarkan skor tertinggi. Dihasilkan bahwa skor tertinggi terdapat di Sub VIII (koridor) dengan fungsi pemerintahan, perdagangan-jasa, pendidikan, kesehatan, olahraga dan peribadatan. Berdasarkan fungsi sub terpilih yang diketahui memiliki karakteristik berupa koridor maka ditentukan tema penanganannya adalah Pengembangan Kawasan Terpadu Sepanjang Koridor. Tema penanganan akan mempengaruhi fukos

W O R K S H O P IV - 10 yang akan direncanakan di Sub terpilih. Jika berupa jaringan jalan dapat diberikan contoh sebagai berikut: 1. Penataan bangunan melalui RTBL; 2. Pengembangan perdagangan dan jasa; 3. Penataan sempadan jalan; 4. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau; 5. Pengembangan jalur pejalan kaki; dan 6. Penataan sektor informal.