BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakan oleh peralatan teknik untuk penggerakannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Jenis-jenis kendaran bermotor dapat bermacam-macam mulai dari mobil, bus, sepeda motor, kendaran ofroad, truk ringan, sampai truk berat. Salah satu kota besar yang memiliki peningkatan jumlah kendaraan setiap tahunnya yaitu D.I. Yogyakarta. Pertumbuhan kendaraan di kota tersebut juga tidak terlepas dari keberadaan D.I. Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota yang memiliki destinasi wisata dan budaya sehingga menarik minat masyarakat lokal maupun internasional untuk datang dan berkunjung ke Yogyakarta. Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan kendaraan di D.I Yogyakarta semakin tidak terkontrol. NKLD DIY (2010) menyatakan bahwa sepeda motor, mobil penumpang, mobil beban dan bis jumlahnya mengalami peningkatan masingmasing sebesar 5,43%, 6,5%, 7,54% dan 6,46% per tahun. Seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini,
Tabel 1. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Yogyakarta Kondisi ini semakin diperburuk dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan sarana angkutan umum sehingga memicu kepadatan dan kemacetan yang menyebabkan timbulnya polusi udara. Polusi udara akibat asap kendaraan bermotor membawa dampak yang membahayakan bagi Lingkungan dan kesehatan Manusia, karena asap tersebut mengandung CO yaitu hasil pembakaran yang tidak sempurna, sehingga dapat mengganggu proses pernapasan bagi manusia. Menurut Soedomo, dkk (1990) transportasi darat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap setengah dari total emisi SPM10, untuk sebagian besar timbal, CO, HC, dan NOx di daerah perkotaan, dengan konsentrasi utama terdapat di daerah lalu lintas yang padat, dimana tingkat pencemaran udara sudah dan atau hampir melampaui standar kualitas udara. Untuk mencegah dan mengurangi pencemaran udara yang ada di kota Yogyakarta adalah dengan melakukan penghijauan, atau pengadaan ruang terbuka hijau; dapat berbentuk tanaman jalur hijau, kebun, pekarangan, dan hutan kota yang dapat berfungsi sebagai paru-paru kota (Fakuara, 1987). Dinas Pekerja Umum kota Yogyakarta melakukan penanaman tanaman pelindung jalan (jalur
hijau) di seluruh ruas jalan baik itu di pusat kota maupun di area perumahan. Tanaman yang ditanam di pinggir jalan selain sebagai penghias maupun peneduh juga memiliki kegunaan sebagai sumber oksigen ( ) yang dihasilkan dalam proses fotosintesis. Selain itu ada beberapa tanaman yang dapat mengikat zat-zat pencemar udara. Tanaman-tanaman tersebut memungkinkan untuk mengatasi polusi udara. Kemampuan tanaman menyerap ( tergantung dari sifat fisiologisnya dan tidak dapat lepas dari metabolisme tanaman tersebut. Salah satu jenis tanaman pelindung jalan adalah tanjung yang paling banyak dijumpai di setiap ruas jalan kota Yogyakarta. Indikator bahwa jenis pohon cocok atau tidak digunakan sebagai pohon pelindung jalan dapat dilihat dari kondisi fisik dan fisiologis pohon. Kondisi fisik berupa kenampakan luarnya yaitu pertumbuhan dari mulai ukuran sampai perubahan warna yang terjadi sedangkan kondisi fisiologis dapat dilihat dari laju fotosintesis tanaman. Namun sayangnya tidak semua jenis tanaman memiliki respon yang sama terhadap pencemar sehingga ada jenis yang toleran maupun intoleran. Hal tersebut dapat dilihat dari laju fotosintesis tanaman, semakin cepat suatu tanaman melakukan fotosintesis maka semakin banyak pula oksigen yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang laju fotosintesis terhadap tanaman pelindung jalan jenis tanjung. Karena hampir setiap ruas jalan ditemui jenis tersebut baik pada jalan yang terpapar polusi tinggi maupun rendah. Sehingga dapat diketahui seberapa besarkah pengaruh pencemaran terhadap laju fotosintesis.
1.2. Permasalahan Kadar yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan panas dari bumi ke atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas. Peristiwa ini disebut dengan efek rumah kaca. Efek rumah kaca ini mempengaruhi terjadinya kenaikan suhu udara di bumi (pemanasan global). Pencemaran udara akibat emisi bahan bakar kendaraan bermotor menjadi penyebab terbesar terjadinya pemanasan global. Di Indonesia sebagian besar pencemaran udara disebabkan oleh buangan emisi gas kendaraan bermotor. Emisi gas buang merupakan polutan yang mengotori udara. Gas buang kendaraan yang dimaksudkan di sini adalah gas sisa proses pembakaran yang dibuang ke udara bebas melalui saluran buang kendaraan. Terdapat empat emisi pokok yang dihasilkan oleh kendaraan. Adapun keempat emisi tersebut adalah senyawa hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel yang keluar dari gas buang (Mulyanto, 2007). Salah satu solusi untuk mengurangi dampak dari emisi akibat gas buangan kendaraan bermotor adalah dengan menanam tanaman pelindung pada setiap ruas jalan. Dengan ditanaminya tanaman pelindung maka akan dapat mencegah dan mengurangi emisi gas buangan kendaraan bermotor. Tanaman mampu menghasilkan oksigen ( ) dengan memanfaatkan yang ada di udara dalam proses fotosintesis. Namun ternyata tanaman akan memberikan respon yang berbeda apabila tingakat emisi gas buangan sudah berada diambang batas wajar, serta juga akan berpengaruh terhadap kondisi fisik tanaman.
Berangkat dari hal tersebut maka akan sangat menarik untuk diteliti bagaimanakah fotosinteis daun bekerja ketika berada di lokasi dengan tingkat polusi ringan dan berat. Serta apakah dengan menanam tanaman pelindung jalan sudah merupakan solusi yang paling tepat, dengan kondisi yang seperti sekarang yaitu jumlah kendaraan yang semakin meningkat setiap tahunnya. 1.2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh pencemaran udara akibat emisi kendaraan bermotor terhadap laju fotosintesis tanaman Tanjung. 2. Mengetahui laju fotosintesis yang dipengaruhi oleh letak daun pada tajuk. 3. Mengetahui perbedaan kerapatan stomata dan kadar klorofil pada lokasi yang berbeda tingkat pencemaran udara. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi mengenai laju fotosintesis tanaman tanjung yang dipengaruhi oleh pencemaran udara akibat emisi kendaraan bermotor. 2. Memberikan informasi mengenai pentingnya kualitas udara terhadap proses fisiologi tanaman. 3. Memberikan informasi pengaruh pencemaran udara terhadap lingkungan. 4. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.