BAB I PENDAHULUAN. dengan tiga kriteria utama, yaitu gangguan fungsi intelektual secara bermakna,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA MENGENAI KELAINAN GENETIK PENYEBAB DISABILITAS INTELEKTUAL DI KABUPATEN KENDAL

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

GAMBARAN KEJADIAN KECEMASAN PADA IBU PENDERITA RETARDASI MENTAL SINDROMIK DI SLB-C BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Anomali kongenital atau kelainan kongenital didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA MENGENAI KELAINAN GENETIK PENYEBAB DISABILITAS INTELEKTUAL DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. disebut tumor. Pertumbuhan tidak normal tersebut dapat terjadi di hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan anak (Permeneg PP&PA Nomor 10 Tahun 2011).

BAB I PENDAHULUAN. makin meningkat. Peningkatan jumlah lansia yang meningkat ini akan

BAB I PENDAHULUAN. American Public Health Association mendefinisikan anak cacat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. WHO Department of Gender, Women and Health mengatakan dalam. jurnal Gender in lung cancer and smoking research bahwa kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di Indonesia, mencatat populasi kelompok usia anak di. 89,5 juta penduduk termasuk dalam kelompok usia anak.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. timbul yang disertai rasa gatal pada kulit. Kelainan ini terutama terjadi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL. Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (noncommunicable

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah orang dengan gangguan skizofrenia dewasa ini semakin. terutama di negara-negara yang sedang berkembang seperti indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam fungsi intelektual ( kapasitas mental umum, seperti belajar, menalar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan salah satu aktivitas yang didapatkan dari adanya pergerakan tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Association on Intellectual and Developmental Disabilities (AAID, dan dahulu disebut

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI Kesenjangan. tenaga non-medis seperti dukun maupun kyai, (Kurniawan, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA MENGENAI KELAINAN GENETIK PENYEBAB DISABILITAS INTELEKTUAL DI KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Penggunaan komputer di setiap tempat kerja sangat membantu dan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyebut suatu kondisi akumulasi lemak pada hati tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

PANDUAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS PEKAUMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan masalah kesehatan, sosial, ekonomi yang penting di seluruh dunia dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia pada wanita setelah kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibandingkan populasi anak sehat (Witt et al., 2003). Pasien dengan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB I PENDAHULUAN. Populasi orang berusia lanjut di dunia saat ini mengalami pertumbuhan yang

Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15. Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menduduki urutan ke 10 dari urutan prevalensi penyakit. Inflamasi yang terjadi pada sistem saraf pusat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan case control yaitu membandingkan antara

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pada tahun 2002 dan peringkat ke 5 di seluruh dunia (Fauci et al., 2008).

Dr. Soeroyo Machfudz, Sp.A(K), MPH Sub.bag Tumbuh Kembang/Ped. Sosial INSKA RS. Hermina / Bag. IKA FK-UII Yogyakarta

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB

I. PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan faktor resiko primer penyakit jantung dan stroke. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang begitu penting bagi manusia. Hanya saja

BAB I PENDAHULUAN. muda sampai coklat tua mengenai area yang terpajan sinar. pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas, cakupan dari disabilitas terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan era globalisasi saat ini telah. memberikan dampak peningkatan urbanisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berarti. Anak datang menawarkan hari-hari baru yang lebih indah, karena

ABSTRAK SKRINING DEPRESI PADA IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA MENGGUNAKAN ALAT BECK DEPRESSION INVENTORY

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 90 % dan biasanya menyerang anak di bawah 15 tahun. 2. Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi masyarakat yang menderita alergi. Suatu survei yang dilakukan oleh World

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

POLA PEWARISAN PENYAKIT HIPERTENSI DALAM KELUARGA SEBAGAI SUMBER BELAJAR GENETIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian di Indonesia. World Health Organisation (2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. darahnya biasanya disebabkan perilaku mereka(alwani, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Disabilitas intelektual (dahulu dikenal dengan retardasi mental) didiagnosis dengan tiga kriteria utama, yaitu gangguan fungsi intelektual secara bermakna, gangguan fungsi adaptif, dan gangguan tersebut bermanifestasi sebelum usia 18 tahun. 1,3 Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders V (DSM-V), selain IQ < 70, disabilitas intelektual (DI) ditandai oleh defisit atau hendaya fungsi adaptif pada tiga area kemampuan, yaitu konseptual, sosial, dan praktis. 4 Prevalensi DI bervariasi antara 1-3% dari populasi. 1 Berdasarkan data statistik tahun 1995 terdapat 779.019 orang yang mengalami DI di Indonesia. 5 Terlepas dari fakta ini, pengetahuan tentang penyebab pasti dari DI masih terbatas. Di negara berkembang, kurang dari setengah kasus DI dapat diketahui penyebab spesifiknya. 6 Manifestasi klinis dan penyebab yang beragam menyebabkan kesulitan dalam menegakkan etiologi definitif. 7 Hal ini terutama terjadi pada DI ringan (IQ 55-70). Pada kasus DI sedang (IQ 40-45), berat (IQ 25-40), dan sangat berat (IQ <25) dipercaya bahwa faktor biologis dan kelainan genetik berperan besar, bahkan diperkirakan paling sedikit 60% kasus disebabkan oleh kelainan genetik. 7,8 Oliver dan Woodcock pada tahun 2008 melaporkan bahwa ada sekitar 1700 kelainan genetik yang berhubungan dengan DI dan 50% individu dari kasus DI berat memiliki kelainan genetik, sementara 1

2 kasus DI ringan sekitar 20% memiliki kelainan genetik. Jumlah penderita DI dengan kelainan genetik sebagai etiologi definitifnya akan terus meningkat seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan, dan ketersediaan teknologi untuk mengidentifikasi kelainan genetik. 9 Sindrom Down dan sindrom fragile X adalah kelainan genetik yang paling sering menyebabkan DI. 10 Kelainan genetik lainnya yang terkenal di antaranya adalah sindrom Prader Willi dan Angelman. 1,6 Kelainan genetik penyebab DI dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan klinis, sitogenetika, dan molekuler. 11 Di kalangan masyarakat awam, penyebab disabilitas masih dipertanyakan. Puluhan tahun yang lalu atau mungkin bahkan sampai saat ini, disabilitas dihubungkan dengan bencana dan dosa. Banyak orang tua masih merasa sebagai penyebab terjadinya kelainan pada anak mereka. Beberapa orang tua memang telah mengetahui penyebab disabilitas anaknya, tetapi tidak sedikit yang masih mencari jawaban. 12 Mengetahui penyebab disabilitas sangat penting bagi orang tua agar dapat menerima keadaan anakanak mereka dan mengatasi kondisi ini dengan baik. 9,12 Salah satu cara untuk lebih mengenal penyebab DI adalah menambah pengetahuan mengenai kelainan genetik. Pengetahuan dasar tentang genetik juga sangat esensial untuk mengerti pemeriksaan dan konseling genetik. 13 Beberapa orang tua menyatakan perasaan lega dan bebas dari rasa bersalah setelah mempelajari kelainan genetik. 9 Di samping itu, orang tua dapat mengetahui riwayat dan perjalanan penyakit, gejala, kebutuhan medis, dan komplikasi penyakit

3 yang dapat diantisipasi dan dicegah, sehingga juga memudahkan untuk pengawasan kebutuhan dan perencanaan pendidikan anak mereka. Terlebih lagi, keluarga dapat membangun koneksi dengan kelompok atau keluarga lain yang didiagnosis dengan penyakit yang sama. 7 Beberapa kelainan genetik penyebab DI juga dapat diwariskan, sehingga dengan berbekal pengetahuan ini orang tua dapat mencegah kejadian DI pada keturunan berikutnya. 14 Orang tua dapat memperoleh informasi mengenai kelainan genetik dari berbagai sumber. Informasi dapat didapatkan dari dokter saat si anak dinyatakan menderita disabilitas. Orang tua yang kurang puas dengan penjelasan dokter dan yang memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar dapat memperluas pengetahuannya dengan meminjam literatur di perpustakaan, mencari tahu di buku-buku referensi, membaca artikel di koran, atau bertanya pada orang tua lain yang memiliki anak dengan penyakit yang sama. 15 Terlebih lagi, pada zaman sekarang informasi mengenai genetik, kondisikondisi terkait, penatalaksanaan, dan komunitas pendukung dapat diakses secara online sehingga informasi didapat dengan mudah dan cepat. 16 Tidak hanya sumber informasi, pengetahuan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya. Penelitian mengenai pengetahuan masyarakat tentang genetik dan pemeriksaan genetik sudah banyak dilakukan karena kini pengaruh faktor genetik terhadap suatu penyakit semakin banyak ditemukan. 17 Di kemudian hari diperkirakan bahwa genetik akan lebih banyak berperan dalam praktik kedokteran klinis, misalnya sebagai sarana pemeriksaan rutin untuk diagnosis, pencegahan, memprediksi terjadinya suatu

4 penyakit, dan membantu intervensi untuk pencegahan awal. 14,17 Oleh karena itu, pengetahuan mengenai genetik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sangat penting untuk diketahui masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan. 18,19 Belum adanya penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyabab DI membuat penulis tertarik untuk meneliti hal ini. Hambatan-hambatan yang menghalangi orang tua untuk mengerti informasi medis dan genetik dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam meningkatkan kualitas hidup anaknya. Penelitian ini penting dilakukan untuk mendukung kerja ahli genetik, dokter klinis, akademisi, dan profesional lainnya yang berperan dalam membantu orang tua mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan tentang kelainan genetik. 1.2 Permasalahan penelitian Bagaimanakah tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyebab disabilitas intelektual di Kabupaten Kendal dan faktor apa sajakah yang mempengaruhinya? 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyebab disabilitas intelektual di Kabupaten Kendal.

5 1.3.2 Tujuan khusus 1) Mendeskripsikan tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyebab disabilitas intelektual 2) Menganalisis pengaruh usia terhadap tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyebab disabilitas intelektual 3) Menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyebab disabilitas intelektual 4) Menganalisis pengaruh tingkat pendapatan terhadap tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyebab disabilitas intelektual 5) Menganalisis pengaruh paparan informasi terhadap tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyebab disabilitas intelektual 6) Menganalisis pengaruh pengalaman konsultasi ke dokter terhadap tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyebab disabilitas intelektual 7) Mendeskripsikan karakterisitik sosial budaya dan lingkungan dari orang tua penderita disabilitas intelektual 1.4 Manfaat penelitian 1) Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyebab disabilitas intelektual

6 2) Dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan instansi yang terkait untuk menggiatkan penyebaran informasi mengenai kelainan genetik 3) Dapat digunakan sebagai sumber data penelitian selanjutnya 1.5 Keaslian penelitian Penulis telah melakukan upaya penelusuran pustaka, tetapi tidak menemukan adanya penelitian atau publikasi sebelumnya yang melaporkan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan orang tua tentang kelainan genetik penyebab disabiltas intelektual. Beberapa penelitian terkait adalah sebagai berikut: Tabel 1. Penelitian yang berhubungan dengan pengetahuan genetik No Peneliti Metode Penelitian Hasil 1. Lisa Kessler dkk. Jenis penelitian: Tingkat pendidikan Knowledge About Observsional deskriptif-analitik berpengaruh paling Genetics Among Subjek penelitian: besar terhadap African American. Journal of Genetic Counseling, Vol. 16, No. 2, April 2007. 20 109 orang Amerika-Afrika dewasa Variabel bebas: a. gender b. status pernikahan c. tingkat pendidikan d. status pekerjaan e. tingkat pendapatan tingkat pengetahuan genetik. f. status merokok g. riwayat keluarga kanker paru h. fasilitas kesehatan i. keyakinan akan pengaruh genetik terhadap kperilaku merokok Variabel terikat: Tingkat pengetahuan genetik Cara pengukuran: Survei wawancara telepon. Data yang diukur:

7 2. Susanne B. Haga dkk. Public Knowledge of and Attitudes Toward Genetics and Genetic Testing. GENETIC TESTING AND MOLECULAR BIOMARKERS Volume 17, Number 4, 2013. 18 a. Karakteristik sosiodemografi: usia, status pernikahan, pendidikan, status pekerjaan b. Faktor klinis: riwayat kanker paru keluarga, status merokok c. Sumber pelayanan kesehatan d. Keyakinan akan pengaruh genetik terhadap perilaku merokok Survei dilanjutkan dengan pengisian soal pilihan berganda untuk mengukur pengetahuan genetik. Soal terdiri dari konsep yang berhubungan dengan riwayat keluarga, kelainan sporadik, terminologi dasar dalam genetik klinis seperti arti kata mutasi, genom, dan kromosom. Jenis penelitian: Observasional deskriptif-analitik Subjek penelitian: 300 orang Durham, North Carolina (60% kulit putih, 70% wanita, 65% lulusan sarjana) Variabel bebas: a. ras b. tingkat pendidikan c. usia d. riwayat keluarga DM tipe 2 Variabel terikat: a. pengetahuan genetik b. persepsi pengetahuan genetik c. ketertarikan dan sikap terhadap genetik Cara pengukuran: Instrumen penelitian berupa kuesioner. Data yang dikur adalah: a. Karakteristik subjek (jenis kelamin, ras, usia, tingkat pendidikan, riwayat keluarga DM tipe 2, tingkat pendapatan keluarga) b. Pengetahuan genetik c. Sikap terhadap genetik Skor pengetahuan genetik bervariasi antara 50% sampai 100% (rata-rata 84%) dan faktorfaktor yang mempengaruhinya adalah ras, usia, dan tingkat pendidikan. Untuk sikap terhadap genetik dan pemeriksaan genetik, 51.3% bersikap positif.

8 3. Tara J. Schmidlen dkk. Genetic Knowledge Among Participants in the Coriell Personalized Medicine Collaborative. Journal of Genetic Counseling, 2015. 21 Jenis penelitian: Observasional deskriptif-analitik Subjek penelitian: 4062 peserta Coriell Personalized Medicine Collaborative (CPMC) Variabel bebas: a. Genetic backround (pengalaman membaca website CPCM, paparan informasi tentang genetik, menerima konseling genetik, persepsi diri mengenai pengetahuan genetik) b. Jenis kelamin c. Usia d. Ras e. Tingkat pendidikan f. Tingkat pendapatan g. Cohort (CPCM Community, Fox Chase Cancer Center, Ohio State University Medical Center, United States Air Force) h. Tenaga kesehatan Variabel terikat: Pengetahuan genetik Cara ukur: Kuesioner Rata-rata skor pengetahuan genetik sebesar 76%. Subjek yang telah terpapar informasi genetik, bekerja sebagai tenaga kesehatan, dan tingkat pendidikan tinggi memiliki skor yang lebih besar. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena subjek penelitian ini adalah orang tua dari anak dengan disabilitas intelektual. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan yang khusus berkaitan dengan kelainan genetik yang dapat menyebabkan DI.