BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan mutlak yang diperlukan dalam kehidupan manusia, serta ketersediaannya memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

Muhammad Kadri and Eko Banjarnahor Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK. Kata Kunci: metode resistivitas, XRD, dan batu kapur.

Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 1-8. Jurnal Einstein. Available online

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi saat ini semakin meningkat khususnya di wilayah

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

senyawa alkali, pembasmi hama, industri kaca, bata silica, bahan tahan api dan penjernihan air. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

GEOFISIKA EKSPLORASI. [Metode Geolistrik] Anggota kelompok : Maya Vergentina Budi Atmadhi Andi Sutriawan Wiranata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terutama Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa merupakan bagian dari

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB IV PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

Envilwan Berkat Harefa dan Pintor Simamora Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Pasirmunjul, Kabupaten Purwakarta, masuk ke dalam zona

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dzikri Wahdan Hakiki, 2015

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis merupakan negara yang mempunyai ketersediaan air yang cukup.

INVESTIGASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH JALUR LINTAS BENGKULU-CURUP KEPAHIYANG. HENNY JOHAN, S.Si

BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Metode Geologi

BAB I PENDAHULUAN. uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah

BAB I PENDAHULUAN. lempeng besar (Eurasia, Hindia-Australia, dan Pasifik) menjadikannya memiliki

ρ i = f(z i ) (1) V r = ρ ii 2π ρ a = K V AB 2

PENDUGAAN RESERVOIR DAERAH POTENSI PANAS BUMI PENCONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIC (AMT) DAERAH PANAS BUMI DOLOK MARAWA, KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II METODE PENELITIAN

Identifikasi Bidang Patahan Sesar Lembang dengan Metode Electrical Resistivity Tomography untuk Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Longsor

183 PENDUGAAN BIJIH BESI DENGAN GEOLISTRIK RESISTIVITY-2D DAN GEOMAGNET DI DAERAH SEBAYUR, DESA MAROKTUAH, KEC

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD ON DI DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA, MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

BAB I PENDAHULUAN. fosil, seperti minyak dan gas bumi, merupakan masalah bagi kita saat ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN AKUIFER AIR TANAH UNTUK MASYARAKAT PESISIR LINGKUNGAN BAHER KABUPATEN BANGKA SELATAN. Mardiah 1, Franto 2

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

PEMETAAN POTENSI AIRTANAH DALAM MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK DI KABUPATEN PONOROGO SEBAGAI ANTISPASI BENCANA KEKERINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu kawasan yang terbentuk akibat pertemuan tiga

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin SARI BACAAN

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

BAB III METODE PENELITIAN

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Penelitian

SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA. Eddy Sumardi, Timor Situmorang

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): Jurnal Einstein. Available online

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia mengalami serangkaian bencana

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

BAB 4 PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi

EKSPLORASI ENERGI PANAS BUMI DENGAN METODE GEOFISIKA DAN GEOKIMIA PADA DAERAH RIA-RIA, SIPOHOLON, KABUPATEN TAPANULI UTARA, SUMATERA UTARA

Manifestasi Panas Bumi Gradien Geothermal Eksplorasi Panas Bumi Analisis Geologi

Cara arus mengalir di bumi Elektronik (Ohmik) Arus mengalir lewat media padat (logam, batuan, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung

Cross Diagonal Survey Geolistrik Tahanan Jenis 3D untuk Menentukan Pola Penyebaran Batuan Basal di Daerah Pakuan Aji Lampung Timur

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 41-48

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Panas bumi (Geotermal) adalah sumber daya alam berupa air panas atau uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah permukaan oleh batuan beku panas. Air permukaan yang berasal dari sungai, hujan, danau, laut dan lain-lain meresap menjadi air tanah, mengalir dan bersentuhan dengan tubuh magma atau batuan beku panas tersebut, mendidih menjadi air panas dan uap panas. Uap dan air panas ini mengalir kembali ke permukaan melalui bidang-bidang rekahan di lapisan kulit bumi dan membentuk manifestasi panas bumi. Secara umum daerah panas bumi sudah dimanfaatkan sebagai objek wisata. Namun melihat potensi yang ada pada daerah panas bumi tersebut, perlu dikembangkan agar bisa lebih bermanfaat. Salah satu nya adalah sebagai sumber energi alternatif yaitu energi gheotermal. Panas bumi merupakan energi ramah lingkungan dan relatif murah untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik(sundhoro, 2006). Kepulauan Sumatera terletak pada pertemuan lempeng utama dunia yaitu lempeng Eurasia dan lempeng Australia, menyebabkan pulau Sumatera sering terjadi gempa bumi dan banyak dijumpai daerah potensi panas bumi. Daerah panas bumi Tinggi Raja berada di Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, Propinsi Sumatera Utara, pada koordinat geografis antara 02º36-03º18 Lintang Utara dan 98º32-99º35 Bujur Timur.Meskipun demikian panas bumi didaerah ini belum termanfaatkan secara optimal, kecuali sebagai tempat wisata dan pemandian umum. Perubahan struktur di bawah permukaan bumi terjadi akibat perubahan beban massa tanah dan batuan yang di permukaan bumi maupun di dalam bumi. Untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan akibat peristiwa tersebut, dapat digunakan beberapa metode geofisika.metoda geofisika yang sudah biasa digunakan dalam penyelidikan panas bumi adalah metode gayaberat, geolistrik dan magnetik. Pada penelitian ini akan 1

2 digunakan metode geolistrik karena dapat digunakan untuk mengetahui struktur bawah permukaan berdasarkan variasi tahanan jenis batuannya. Eksplorasi pendahuluan dapat dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik. Beberapa penelitian telah menggunakan metode geolistrik, diantaranya oleh Dede Lim (2006) dalam penyelidikan geologi dan geokimia di daerah Dolok Morawa dan memperoleh suhu antara 36,4-66,5 0 C dan ph normal (6,57-7,63). Dedi Suryadi Kusuma (2006) dalam penyelidikan gaya berat dan geomagnet memperoleh anomali magnet rendah dan sedang dengan harga anomali magnet total lebih kecil dari -525 nt sd. -175 nt. Togi Barita (2011) dengan menggunakan metode geolistrik dapat mengetahui lapisan yang mengalami longsor adalah lapisan batuan yang berada pada kedalaman 1,25-3,82 meter dengan harga resistivitas 198Ωm-361 Ωm di Desa Togur Kecamatan Dolok Silau Simalungun. Metode geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang didasarkan pada penerapan konsep kelistrikan pada masalah kebumian. Tujuannya adalah untuk memperkirakan sifat kelistrikan medium atau formasi batuan bawah permukaan terutama kemampuannya untuk menghantarkan atau menghambat listrik (konduktivitas atau resistivitas). Kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik ditunjukkan oleh besarnya harga konduktivitas listrik atau daya hantar listrik. Metode geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengetahui keadaan permukaan, seperti penyelidikan air tanah, keberadaan suhu reservoir dan batuan-batuan penyusun dari resistivitas yang diperoleh. Cara kerja metode geolistrik secara sederhana dapat dianalogikan dengan rangkaian listrik. Jika arus dari suatu sumber dialirkan ke suatu beban listrik maka besarnya resistansi (R) dapat diperkirakan berdasarkan besarnya potensial sumber dan besarnya arus yang mengalir. Untuk mengetahui jenisjenis batuan yang ada pada masing-masing titik disesuaikan dengan besar kecilnya nilai tahanan jenis yang dimiliki serta data geologi pada daerah penelitian. Kemudian untuk hasil pemodelan Dua Dimensi (2-D) didapatkan

3 dari pengolahan data resistivitas dengan menggunakan softwareres2dinv sehingga diperoleh model penampang 2-D bawah permukaan sepanjang lintasan dimana nilai tahanan jenis dibedakan berdasarkan warna untuk melihat nilai resistivitas pada setiap lapisan. Dengan menggunakan geolistrik resistivitas dapat ditentukan resistivitas batuan yang ada pada daerah panas bumi sehingga kita dapat mengetahui resistivitas batuan bawah permukaan daerah potensi panas bumi. Sehingga penulis memilih judul : Penentuan Resistivitas Batuan dan Mineral Daerah Panas Bumi Tinggi Raja Dengan Menggunakan Metode GeolistrikKecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka identifikasi masalah dari penulisan ini adalah: 1. Kurangnya pemanfaatan sumber daya alam berupa panas bumi sebagai energi alternatif di wilayah Indonesia terutama Sumatera. 2. Kurangnya perhatian dari pihak-pihak terkait di wilayah Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun, hingga saat ini pemanfaatan sumber panas bumi yang terdapat di desa Tinggi Raja kurang optimal hanya digunakan sebagai objek wisata. 3. Penerapan metode geolistrik sebagai eksplorasi pendahuluan yang selanjutnya dapat diikuti eksplorasi detail terhadap potensi panas bumi daerah desa Tinggi Raja.

4 1.3.Batasan Masalah Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Menerapkan metode geolistrik sebagai eksplorasi pendahuluan untuk menentukan resistivitas batuan di daerah potensi panas bumi di desa Tinggi Raja. 2. Penentuan Resistivitas batuan dibawah permukaan daerah sumber panas bumi dengan menggunakan metode geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger. 3. Data yang ditentukan adalah data resistivitas dari sebaran batuan dan mineral di bawah permukaan panas bumi di desa Tinggi Raja dari hasil pengolahan data menggunakan software Res2Dinv. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka masalah yang akan dibahas dirumuskan ke dalam tiga poin, yakni: 1. Bagaimana penerapan metode geolistrik dalam menentukan resistivitas di daerah potensi panas bumi di desa Tinggi Raja. 2. Bagaimana nilai resistivitas batuan-batuan yang ada di bawah permukaaan daerah panas bumi di desa Tinggi Raja. 3. Bagaimana pemetaan batuan di bawah permukaan daerah potensi panas bumi berdasarkan nilai resistivitasnya di daerah panas bumi Tinggi Raja. 1.5. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan bertujuan : 1. Untuk mengetahui penerapan metode geolistrik sebagai eksplorasi pendahuluan di daerah panas bumi desa Tinggi Raja. 2. Untuk mengetahui nilai resistivitas batuan yang terdapat di bawah permukaan daerah sumber panas bumi desa Tinggi Raja. 3. Mengetahui penyebaran batuan dan mineral penyusun di bawah permukaan panas bumi di desa Tinggi Raja.

5 1.6. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan informasi tentang potensi panas bumi di Sumatera Utara. 2. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut tentang pengembangan potensipanas bumi Tinggi Raja. 3. Sebagai salah satu informasi tentang penyebaran batuan dan mineral di bawah permukaan panas bumi di desa Tinggi Raja.