PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 25 TAHUN 2014 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 25 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBAR PENGESAHAN. Disahkan di xxx, dd/mm/yy. Oleh. Kepala Penyelenggara Pelayanan xxx. Nama Pangkat NIP. Jakarta, dd/mm//yy.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : KP 247 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN DAN STANDAR BAGIAN (MANUAL OF STANDARD

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 440 TAHUN 2015 TENTANG

SOP ini berisi tentang prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan pemeliharaan secara rutin pada fasilitas telekomunikasi penerbangan.

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.289 TAHUN 2012 TENTANG

^PENYELENGGARAAN KALIBRASI FASILITAS DAN PROSEDUR

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 81 / VI / 2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Memmbang. a. perhubungan NomQr KM 21 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 173

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956);

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

Suatu peralatan navigasi memiliki MTBF = 2000 jam, periode waktu t = 1000 jam, maka keandalan R dari peralatan tersebut adalah :

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 271 TAHUN 2012

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.289 TAHUN 2012 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 596 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERl PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 44 TAHUN 2015 TENTANG

b. bahwa dalam rangka memberikan pedoman terhadap tata

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 173 TAHUN 2013 TENTANG

PART 69-01) PENGUJIAN LISENSI DAN RATING PERSONEL PEMANDU

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/83/VI/2005 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 04 TAHUN 2013 TENTANG

(AERONAUTICAL TELECOMMUNICATION SERVICE PROVIDERS)

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 182 TAHUN 2017 TENTANG

NOMOR: KP 081 TAHUN 2018 PROSEDUR PENETAPAN, PENGGUNAAN DAN PENUTUPAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 568 TAHUN 2011 TENTANG

mengenai kewenangan Inspektur Navigasi Penerbangan dalam melaksanakan pengawasan; bahwa dalam melaksanaan pengawasan sebagaimana

2016, No Informasi Aeronautika (Aeronautical Information Publication (AIP)) Indonesia secara elektronik; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

2016, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 030 TAHUN 2018 TENTANG TIM PERSIAPAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOM OR : KP 038 TAHUN 2017 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 216 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No personel ahli perawatan harus memiliki sertifikat kelulusan pelatihan pesawat udara tingkat dasar (basic aircraft training graduation

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 216 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 077 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR TEKNIS DAN OPERASI (MANUAL OF STANDARD CASR PART

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 578 TAHUN 2015 TENTANG

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 473 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Safety Regulations Part 65) Sertifikasi Ahli Perawatan Pesawat Udara (Licensing of Aircraft Maintenance Engineer) Edisi 1 Amandemen

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 39 / III / 2010 TENTANG

2016, No Penerbangan (Aeronautical Meteorological Information Services); Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

SKEP /40/ III / 2010

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 271 TAHUN 2012

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 313 ayat 3

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4075); 3. Peraturan Presiden Nomor 47

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR :.KP TAHUN TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 60 TAHUN 2016 TENTANG PENGALIHAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PENGAWASAN KEAMANAN PENERBANGAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

2 Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1Tahun 2009 tentang Penerbangan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 93 TAHUN 2015 TENTANG

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Inspektur Penerbangan. Kewenangan. Perubahan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 85 Tahun 2016 TENTANG

2017, No Indonesia Nomor 58 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 220 TAHUN 2017 TENTANG

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 436 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA

kegiatan angkutan udara bukan niaga dan lampirannya beserta bukti

Seseorang dapat mengajukan Perancangan Prosedur Penerbangan

2 Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tenta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN FUNGSI PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 82 TAHUN 2015 TENTANG

pemegang buku pedoman pendidikan dan/atau pelatihan personel bandar udara, kondisi dimaksud antara lain :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 139 TAHUN 2018 TENTANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN OPERASI FASILITAS KEAMANAN PENERBANGAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 93 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KESELAMATAN PENERBANGAN NASIONAL

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 580 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke

Kriteria penempatan pemancar sinyal ke segala arah berfrekuensi amat tinggi (VHF Omnidirectional Range / VOR)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA. Pelayanan Informasi. Aerodrome Forecast.

PERATURAN DIREKTUR denderal PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 237 TAHUN 2014 TENTANG

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral) PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : SKEP/293/XII/2009 TENTANG

Transkripsi:

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 25 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 171-06, STANDAR PEMBUATAN BUKU MANUAL OPERASI PENYELENGGARA PELAYANAN TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN (ADVISORY CIRCULAR PART 171-06, AERONAUTICAL TELECOMMUNICATION SERVICE PROVIDER OPERATION MANUAL) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin keselamatan penyelenggaraan pelayanan telekomunikasi penerbangan, maka pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual) harus sesuai dengan standar teknis operasional penyelenggara pelayanan telekomunikasi penerbangan sebagaimana telah diamanatkan oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 57 tahun 2011 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171 (Civil Aviation Safety Regulations Part 171) Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Providers) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 29 Tahun 2013; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu diatur Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171-06, Standar Pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan ( Advisory Circular Part 171-06, (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual) dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara; Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor : 1 Tahun 2009, tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 57 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 29 Tahun 2013; 3. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 64 tahun 2011 tentang Kriteria, Tugas dan Wewenang Teknisi Penerbangan; 4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 68 Tahun 2002 tentang Struktur Organisasi Bandar Udara; 5. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/98/II/2009 (Advisory Circular Part 171 1) tentang Panduan untuk Petunjuk Standar dan Prosedur CASR 171;

6. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/28/II/2009 (Advisory Circular Part 171 2) tentang Panduan untuk Persiapan Kasus Keselamatan Mencakup Pelayanan CASR 171; 7. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/32/II/2009 (Advisory Circular Part 171 3) tentang Panduan untuk Persiapan Pembuatan Safety Management System (SMS); 8. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/31/II/2009 (Advisory Circular Part 171 4) tentang Perangkat Lunak dan Penggunaannya dalam Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan; 9. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP / 116 / VII /2010 (Advisory Circular Part 171 5) tentang Petunjuk dan Tata Cara Penyelenggaraan Kalibrasi Fasilitas Navigasi dan ProsedurPenerbangan; 10. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP / 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/157/IX/2003 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Pelaporan Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan; 12. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : 24 Tahun 2006 Tentang Jam Operasi Bandara. 13. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/83/VI/2005 tentang Prosedur Pengujian di Darat (Ground Inspection) Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan; 14. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/176/VI/2001 tentang Sertifikat Kecakapan Teknisi Elektronika Penerbangan Dan Teknisi Listrik Penerbangan; 15. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/113/VI/2002 tentang Kriteria Penempatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 171-06, STANDAR PEMBUATAN BUKU MANUAL OPERASI PENYELENGGARA PELAYANAN TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN (AERONAUTICAL TELECOMMUNICATION SERVICE PROVIDER OPERATION MANUAL) Pasal 1 Memberlakukan Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171-06, Standar Pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Advisory Circular CASR Part 171-06, Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual).

Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 25 Tahun 2014 Tanggal : 29 Januari 2014 ADVISORY CIRCULAR PART 171-6 (AC 171-6) PETUNJUK DAN TATA CARA PEMBUATAN BUKU MANUAL OPERASI PENYELENGGARA PELAYANAN TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN

CATATAN AMANDEMEN Nomor Amandemen Tanggal Amandemen Disisipkan Oleh Halaman

DAFTAR ISI Catatan Amandemen... i Daftar Isi... ii Dasar Hukum...... 1 Definisi...... 2 Tujuan...... 3 Penerapan...... 3 Ruang Lingkup... 3 Kerangka Buku Manual Operasi Penyelenggara Navigasi Penerbangan... 3 Susunan dan Isi Dari Buku Manual Operasi Penyelenggara Navigasi Penerbangan... 5

1. DASAR HUKUM 1.1 Undang-Undang RI Nomor : 1 Tahun 2009, tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 1.2 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 57 Tahun 2011tentang Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan; (sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 29 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 tahun 2011 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171 (Civil Aviation Safety Regulation Part 171) tentang Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider)); 1.3 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 64 tahun 2011 tentang Kriteria, Tugas dan Wewenang Teknisi Penerbangan; 1.4 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 68 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kejra Bandar Udara; 1.5 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/98/II/2009 (Advisory Circular Part 171 1) tentang Petunjuk dan Tata Cara Pemenuhan Persyaratan dan Standar Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil, Bagian 171-1 (Advisory Circular Part 171-1, Guidelines for Complying With Civil Aviation Safety Regulation Part 171 Requirement and Standards); 1.6 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/28/II/2009 (Advisory Circular Part 171 2) tentang Panduan untuk Persiapan Kasus Keselamatan yang Mencakup Pelayanan CASR 171; 1.7 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/32/II/2009 (Advisory Circular Part 171 3) tentang Panduan untuk Persiapan Pembuatan Safety Management System (SMS); 1.8 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/31/II/2009 (Advisory Circular Part 171 4) tentang Perangkat Lunak dan Penggunaannya dalam Pelayanan Radio Navigasi; 1.9 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP / 116 / VII /2010 (Advisory Circular Part 171 5) tentang Petunjuk dan Tata Cara Penyelenggaraan Kalibrasi Fasilitas Navigasi dan Prosedur Penerbangan; 1.10 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP / 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171 (Manual of Standard Part 171) Telekomunikasi Aeronautika (Aeronautical Telecommunication) dan Pelayanan Radio Navigasi (Radio Navigation Services); 1.11 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/157/IX/2003 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Pelaporan Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan; 1.12 Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor : 24 Tahun 2006 Tentang Jam Operasi Bandara;

1.13 Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/176/VI/2001 tentang Sertifikat Kecakapan Teknisi Elektronika Penerbangan dan Teknisi Listrik Penerbangan; 1.14 Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/113/VI/2002 tentang Kriteria Penempatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan; 1.15 Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/83/VI/2005 tentang Prosedur Pengujian di Darat (Ground Inspection) Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan; 1.16 ANNEX 10 Volume I tentang Radio Navigation Aids; 1.17 ANNEX 10 Volume II tentang Communication Procedure Including Those with PANS Status; 1.18 ANNEX 10 Volume III tentang Communication System; 1.19 ANNEX 10 Volume IV tentang Surveillance and Collision Avoidance System; 1.20 ANNEX 10 Volume V tentang Aeronautical Radio Frequency Spectrum Utilization; 1.21 Document 8071 Volume 1 tentang Testing of Ground-Based Radio Navigation System; 1.22 Document 8071 Volume 2 tentang Testing of Satellite-based Radio Navigation System. 2. DEFINISI Dalam Advisory Circular ini yang dimaksud dengan : 2.1 Buku Manual Operasi Penyelenggaraan Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan adalah dokumen yang terdiri dari data dan informasi teknis fasilitas telekomunikasi penerbangan, Standard Operating Procedure (SOP), Organisasi, Personel Teknik Telekomunikasi Penerbangan dan Sistem Manajemen Keselamatan, termasuk informasi terkini terkait Penyelenggaraan Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan. 2.2 Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara. 2.3 Direktur adalah Direktur Navigasi Penerbangan. 2.4 Fasilitas telekomunikasi penerbangan adalah fasilitas elektronika yang digunakan sebagai sarana penyelenggaraan keselamatan penerbangan yang meliputi komunikasi penerbangan, radio navigasi penerbangan, dan pengamatan penerbangan. 2.5 Navigasi Penerbangan adalah proses mengarahkan gerak pesawat udara dari satu titik ke titik yang lain dengan selamat dan lancar untuk menghindari bahaya dan/atau rintangan penerbangan. 2.6 Pelayanan telekomunikasi penerbangan adalah pelayanan telekomunikasi yang berbasis di darat dan satelit seperti tercantum dalam Annex 10 Konvensi Chicago dan dokumen terkait lainnya. 2.7 Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan adalah penyelenggara pelayanan yang memberikan pelayanan navigasi penerbangan pesawat udara di wilayah ruang udara Republik Indonesia.

2.1 Personel Teknik Telekomunikasi Penerbangan adalah orang yang terkait langsung dengan pelaksanaan pengoperasian dan/atau pemeliharaan dan/atau pemeriksaan fasilitas telekomunikasi penerbangan. 2.2 Sertifikat Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan adalah bukti terpenuhinya persyaratan keselamatan penerbangan dalam penyelenggaraan pelayanan telekomunikasi penerbangan yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara berdasarkan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 171. 3. TUJUAN Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171-06 Standar Pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual) ini sebagai acuan bagi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan dalam membuat, melaksanakan, mengevaluasi dan menyempurnakan secara berkelanjutan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan. 4. PENERAPAN Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171-06, Standar Pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual) merupakan panduan bagi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan dalam membuat dan menyusun Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual) 5. RUANG LINGKUP Tata cara pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual) yang dituangkan dalam peraturan ini adalah bersifat kondisi minimum dan pihak Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan wajib untuk menyempurnakannya sesuai dengan kondisi di lapangan. 6. KERANGKA BUKU MANUAL OPERASI PENYELENGGARA PELAYANAN TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN (AERONAUTICAL TELECOMMUNICATION SERVICE PROVIDER OPERATION MANUAL) Sebagaimana telah diamanatkan oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 57 Tahun 2011 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171 (Civil Aviation Safety Regulations Part 171) tentang Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 29 Tahun 2013, bahwa isi dari Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual) meliputi :

6.1 BAB I : Gambaran Umum Bagian 1.1 Dasar Hukum Bagian 1.2 Profil Penyelenggara Pelayanan Subbagian 1.2.1 Maksud Dan Tujuan Subbagian 1.2.2 Data Umum Subbagian 1.2.3 Pelayanan Yang Diberikan 6.2 BAB II : Struktur Organisasi Bagian 2.1 Struktur Organisasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan di Bandar Udara xxxx Bagian 2.2 Tugas Pokok Dan Fungsi Bagian 2.3 Data Personil 6.3 BAB III : Standar Pelayanan Bagian 3.1 Standar Kinerja Pelayanan Subbagian 3.1.1 Maksud Dan Tujuan SOP Subbagian 3.1.2 Ruang Lingkup Subbagian 3.1.3 SOP Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan Subbagian 3.1.4 SOP Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan Subbagian 3.1.5 SOP Pelaksanaan Groundcheck Subbagian 3.1.6 SOP Dokumentasi Subbagian 3.1.7 SOP Pelaporan Subbagian 3.1.8 SOP Prosedur Keamanan Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan Subbagian 3.1.9 SOP Perubahan Pelayanan Subbagian 3.1.10 SOP Penanganan Gangguan Pelayanan Bagian 3.2 Rumus Nilai Kinerja Pelayanan Bagian 3.3 Analisa Beban Kerja Teknisi Subbagian 3.3.1 Pertimbangan penghitungan kebutuhan teknisi penerbangan Subbagian 3.3.2 Contoh Penghitungan Analisa Beban Kerja Teknisi Telekomunikasi Penerbangan 6.4 BAB IV : Sistem Manajemen Keselamatan Bagian 4.1 Umum Bagian 4.2 Manajemen Keselamatan Penyelenggara Pelayanan Bagian 4.3 Pelaporan Data Keselamatan Bagian 4.4 Mekanisme Monitoring Berkelanjutan Bagian 4.5 Investigasi Kejadian Keselamatan Bagian 4.6 Forum Keselamatan Bagian 4.7 Pelatihan Personel 6.5 BAB V: Data Peralatan Telekomunikasi Penerbangan Bagian 5.1 Data Peralatan Telekomunikasi Penerbangan Bagian 5.2 Data Nilai Kinerja Pelayanan

6.6 BAB VI : Penutup Singkatan Lampiran 7. SUSUNAN DAN ISI DARI BUKU MANUAL OPERASI PENYELENGGARA PELAYANAN TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN (AERONAUTICAL TELECOMMUNICATION SERVICE PROVIDER OPERATION MANUAL) 7.1 Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171-06, Standar Pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Advisory Circular Part 171-06, Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual) bertujuan untuk menyeragamkan sistematika penyusunan dan isi Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual). 7.2 Pihak pemohon sertifikat Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan bertanggung jawab sepenuhnya atas akurasi informasi yang dituangkan dalam Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual). 7.3 Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual) merupakan dokumen hidup sehingga harus dilakukan perubahan untuk menjaga agar informasi yang tersedia tetap akurat. Informasi yang tercakup di dalam Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual) sekurang-kurangnya memuat informasi tentang Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan sesuai ketentuan yang telah diatur dalam KM 57 Tahun 2012, dengan urutan sebagai berikut meliputi : 7.3.1. Gambaran Umum Berisi tentang: 7.3.1.1. Profil Penyelenggara Pelayanan. 7.3.1.1.1 Maksud dan Tujuan penyusunan buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan. 7.3.1.1.2 Data umum: 1. Nama Penyelenggara Pelayanan; 2. Pengelola; 3. Alamat; 4. Lokasi; 5. Provinsi; 6. ARP; 7. Ruang Udara Yang Dilayani; 8. Jam Operasi; 9. Telepon; 10. Fax; 11. AFTN Address;

12. E-mail; dan 13. NPWP. 7.3.1.1.3 Pelayanan yang diberikan: Aeronautical Broadcasting Service; 1. Aeronautical Fixed Service; 2. Aeronautical Mobile Service; 3. ATC Data Processing and Display; 4. Aeronautical Radio Navigation Service; 5. Surveillance; dan 6. Pelayanan lainnya. 7.3.1.1.4 Data pelayanan yang diberikan dalam bentuk tabel dengan memuat: Nomor; 1. Jenis Pelayanan; dan 2. Peralatan yang digunakan(jenis, Tipe, Merek dan jumlah); 3. Kategori; dan 4. Lokasi Penempatan Peralatan. 7.3.1.2. Dasar Hukum yang digunakan dalam pengoperasian pelayanan telekomunikasi penerbangan. 7.3.2. Struktur Organisasi 7.3.2.1. Struktur Organisasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan pada Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan. 7.3.2.2. Tugas pokok dan fungsi: 1. Pimpinan Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan; 2. Manajer/Kepala Divisi/Kepala Kelompok Teknisi bidang Teknik Telekomunikasi Penerbangan; 3. Kepala Dinas/Asisten Manajer/Pimpoksi Fasilitas bidang Teknik Telekomunikasi Penerbangan; 4. Penanggungjawab Tugas Operasi/Koordinator Pelaksana bidang Teknik Telekomunikasi Penerbangan; 5. Kelompok Teknisi Pelaksana Bidang Teknik Telekomunikasi Penerbangan; dan 6. Personel lain yang terdapat di masing-masing unit yang terkait dengan pelayanan telekomunikasi penerbangan. 7.3.2.3. Data Personel: 1. Nama, pangkat, golongan, NIP; 2. Pendidikan; 3. Sertifikat Kecakapan; dan 4. Rating. 7.3.3. Standar Pelayanan 7.3.3.1. Standar Kinerja Pelayanan Standar kinerja pelayanan dituangkan dalam bentuk Standard Operating Procedure (SOP)

7.3.3.1.1. Standard Operating Procedure (SOP) a. SOP Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan: 1) SOP Pengoperasian Peralatan SOP ini berisi tentang prosedur pengoperasian peralatan, yang mengacu pada buku manual peralatan sesuai dengan jenis dan tipe masingmasing peralatan. Checklist Pengoperasian Peralatan mencakup hal-hal mengenai : a) Cara menghidupkan peralatan; dan b) Cara mematikan peralatan. 2) SOP Pemeliharaan Peralatan SOP ini berisi tentang prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan pemeliharaan rutin pada fasilitas telekomunikasi penerbangan. Checklist SOP Pemeliharaan Peralatan mencakup hal-hal mengenai: a) Penyiapan Rencana Pemeliharaan peralatan; b) Penyiapan Peralatan Penunjang Pemeliharaan; c) Pemeliharaan Harian; d) Pemeliharaan Mingguan; e) Pemeliharaan Bulanan; f) Pemeliharaan Triwulanan; g) Pemeliharaan Semesteran; dan h) Pemeliharaan Tahunan. 3) SOP Perbaikan Peralatan SOP ini berisi tentang prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan perbaikan fasilitas telekomunikasi penerbangan. Checklist SOP Perbaikan Peralatan mencakup hal-hal mulai dari: a) persiapan perbaikan; b) koordinasi; c) pelaksanaan perbaikan; d) pelaporan hasil perbaikan.

b. SOP Pelaksanaan Kalibrasi SOP ini mencakup pola koordinasi antara pihak Penyelenggara Pelayanan dengan Balai Kaibrasi Fasilitas Penerbangan serta Direktorat Navigasi Penerbangan sebagai Regulator. Selain itu juga, mencakup hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum, selama dan setelah pelaksanaan kalibrasi. SOP Pelaksanaan Kalibrasi berisi hal-hal mengenai: 1) Persiapan Kalibrasi peralatan berupa: a) Koordinasi; b) Menyiapkan peralatan pendukung; c) Penyiapan data dukung; dan d) Menyiapkan peralatan yang akan dikalibrasi. 2) Pelaksanaan Kalibrasi berupa: a) Rapat koordinasi lanjutan; b) Pencatatan pembacaan parameter peralatan (Data Fasilitas); c) Pencatatan hasil pengukuran ; dan d) Penyesuaian (Adjustment). 3) Checklist SOP Pelaksanaan Kalibrasi tugas personel teknisi berisi hal-hal mengenai: a) pemeriksaan Modulasi b) pemeriksaan Course Alignment (0 DDM) c) pemeriksaan Course Width d) pemeriksaan Course Alignment and Structure e) Melakukan pemeriksaan Monitor: i. Course Width to Narrow Alarm; ii. Course Width to Wide Alarm; iii. Course Width to Normal; iv. Course Alignment Alarm 90 Hz; v. Course Alignment Alarm 150 Hz; vi. Course Alignment to Normal; vii. Coverage in RF Level Alarm (Reduced Power); dan viii. Standby Power. 4) Kegiatan setelah kalibrasi penerbangan; dan 5) Laporan Hasil Kalibrasi.

c. SOP Pelaksanaan Ground Check SOP Pelaksanaan Ground Check berisi hal-hal mengenai : 1) Prosedur yang harus dilakukan dalam pelaksanaan ground check yang mencakup pengukuran parameter dan pengukuran output; 2) Prosedur Pelaksanaan Ground Check Peralatan; 3) Checklist Pelaksanaan Ground Check sesuai dengan Form pada Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/157/IX/03 Tahun 2003 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Pelaporan Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan. d. SOP Dokumentasi SOP ini merupakan prosedur yang dilaksanakan dalam melakukan dokumentasi terhadap data-data yang dimiliki sebagai penyelenggara, baik hard copy maupun soft copy. Dokumen dan data yang harus didokumentasikan adalah : 1) Peraturan-peraturan yang menjadi referensi standar hukum (peraturan nasional dan internasional); 2) Dokumen Manual Operasi ; 3) Buku manual peralatan / fasilitas (pabrikan). 4) Standard Operating Procedure (SOP), 5) Data Site Acceptance Test (SAT) ; 6) Data Flight Commissioning ; 7) Data kalibrasi peralatan / fasilitas ; 8) Data Ground Check ; 9) Sejarah peralatan / fasilitas ; 10) Log Book ; 11) Data personil teknik telekomunikasi penerbangan; 12) Dokumen dan data yang berhubungan dengan penyelenggara pelayanan. Tahapan Dokumentasi Berisikan uaraian mengenai tahapan-tahapan dalam melakukan dokumentasi

e. SOP Pelaporan SOP ini mencakup prosedur dalam melaporkan hasil kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas telekomunikasi penerbangan. Prosedur Pelaporan pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari Laporan Berkala (laporan bulanan) dan laporan khusus. (Format laporan berkala dan laporan khusus tercantum dalam contoh buku manual operasi) f. SOP Keamanan Fasilitas SOP ini mencakup prosedur untuk mengamankan fasilitas telekomunikasi penerbangan baik yang berupa perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware). Pengamanan dilakukan terhadap: 1) Pengamanan penunjang sipil a) Bangunan Sipil b) Bangunan Penunjang - Antena c) Access Road 2) Pengamanan teknis a) Pengamanan perangkat keras (hardware) b) Pengamanan perangkat lunak (software) g. SOP Perubahan Pelayanan SOP perubahan pelayanan ini merupakan prosedur yang dilakukan jika penyelenggara pelayanan xxx akan melakukan perubahan pelayanan dan/ atau perubahan fasilitas telekomunikasi penerbangan termasuk penerapan pelayanan atau fasilitas baru. SOP perubahan pelayanan mencakup hal-hal mulai dari persiapan draft amandemen, personil, fasilitas, pelaporan perubahan, pengiriman dokumen, penggabungan dokumen, sosialisasi sampai dengan melaksanakan perubahan pelayanan tersebut. h. SOP Penanganan Gangguan Pelayanan

SOP ini berisi prosedur tahapan pelaksanaan apabila terjadi gangguan pelayanan telekomunikasi penerbangan. 7.3.3.1.2. Checklist Standard Operating Procedure (SOP) berbentuk tabel dengan susunan: a. Nama, Merek dan Tipe alat; b. Nomor; c. Jenis/(Item); d. Pemenuhan (ya/tidak); dan e. Catatan. 7.3.3.2. Rumus Nilai Kinerja Pelayanan 1. ketersediaan peralatan (availability); 2. Penghitungan waktu rata-rata antara kegagalan (MTBF) dan ketersediaan (A); 3. Penghitungan waktu rata-rata perbaikan peralatan/ Mean Time To Repair (MTTR); dan 4. Keandalan Peralatan (reliability). 7.3.3.3. Analisa Beban Kerja Personil Teknisi 1. Dalam menentukan jumlah teknisi telekomunikasi penerbangan pada suatu penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan berdasarkan pada 2 (dua) kriteria yaitu: a) kebutuhan teknisi untuk pemeliharaan peralatan; dan b) kebutuhan teknis untuk dinas bergilir. 2. Total Kebutuhan Teknisi Telekomunikasi Penerbangan Total kebutuhan teknisi telekomunikasi penerbangan adalah jumlah teknisi untuk pemeliharaan ditambah jumlah teknisi untuk dinas bergilir (shift). 7.3.4. Sistem Manajemen Keselamatan 7.3.4.1. Umum 7.3.4.2. Manajemen Keselamatan Penyelenggaraan Pelayanan 1. Berisi tentang suatu unit khusus yang memiliki tanggung jawab dalam penanganan isu-isu keselamatan pelayanan telekomunikasi dan radio navigasi penerbangan; 2. Berisi struktur unit keselamatan yang berisi nama dan jabatan dalam unit tersebut; dan 3. Penjelasan tugas pokok dan fungsi pada struktur organisasi unit keselamatan tersebut. 7.3.4.3. Pelaporan Data Keselamatan Laporan data keselamatan yang berfungsi untuk menyediakan data mengenai isu-isu keselamatan kepada Manajer

Keselamatan dan personel terkait lainnya pada pihak Penyelenggara Pelayanan xxxx. Laporan tersebut terdiri dari hal-hal sebagai berikut: 1. Laporan Bahaya (Hazard); 2. Mekanisme Pelaporan; dan 3. Kejadian Bahaya yang Harus Dilaporkan. (Format tercantum dalam contoh buku manual operasi) 7.3.4.4. Mekanisme Monitoring berkelanjutan Mekanisme monitoring berkelanjutan terdiri dari hal-hal sebagai berikut: 1. Rencana Monitoring Keselamatan 2. Form Pengecekan (Meter Reading, Ground Check dan Checklist) 3. Organisasi audit, dimana dalam melaksanakan audit, terdapat 3 (tiga) tingkatan, seperti berikut: a) Self auditing; b) Independent internal audit; dan c) Auditing by regulator. 7.3.4.5. Investigasi Kejadian Keselamatan Unit SMS akan melakukan Insvestigasi kejadian yang dilaksanakan pada saat terjadi kecelakaan, dimana kecelakaan tersebut terkait dengan penyelenggaraan pelayanan telekomunikasi penerbangan. Unit SMS juga berkoordinasi dan membantu KNKT dalam melaksanakan Investigasi kejadian serius dan membuat laporan pelaksanaan Investigasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 7.3.4.6. Forum Keselamatan Merupakan suatu forum yang bertujuan untuk memfasilitasi masalah keselamatan dengan pihak-pihak terkait 7.3.4.7. Pelatihan Personel Terdiri dari hal-hal sebagai berikut: 1. Tujuan; 2. Kompetensi; dan 3. Pelatihan untuk teknisi, yaitu rencana pelatihan personil teknisi dalam 5 tahun. 7.3.5. Data Peralatan Telekomunikasi Penerbangan 7.3.5.1. Data Peralatan Berisikan tabel data dengan hal-hal sebagai berikut: 1. Nomor; 2. Nama peralatan; 3. Merek; 4. Tipe; 5. Daya; 6. Frekuensi;

Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 25 Tahun 2014 Tanggal : 29 Januari 2014 Sebagai PENYELENGGARA PELAYANAN TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN (CASR PART 171) di PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN PADA BANDAR UDARA XXX