Ide pokok : Keputusan dibuat dalam bentuk kerjasama Perawat-Klien. Informed consent- berkaitan dengan etika dan hukum. Berkaitan dengan hukum- IC- masalah hukum dan pengadilan. Informed consent diberikan sebelum tindakan yang berkaitan dengan pasien. Pengertian : Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
Informed consent adalah persetujuan klien terhadap pengobatan atau prosedur yang akan dilakukan kepadanya setelah informasi lengkap diberikan, termasuk resiko atau dampak yang akan terjadi sebagai akibat dari tindakan tersebut, klien akan membubuhkan tanda tangan pada format yang sudah disediakan oleh institusi pelayanan setempat.
Adanya hak individu untuk dapat bebas dari bahaya atau serangan yang menyentuhnya Dilandasi oleh prinsip etik dan moral serta otonomi klien Permenkes RI No:585 dan 575 /Menkes/per/IX/1989
Menurut Katz & Capran, fungsi informed Consent : promosi otonomi individu. Proteksi terhadap pasien dan subjek. Menghindari kecurangan, penipuan dan paksaan. Mendorong adanya penelitian yang cermat. Promosi keputusan yang rasional Menyertakan publik. Semua tindakan medik/keperawatan yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan.
Persetujuan : Persetujuan ; Tertulis maupun lisan. Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat informasi yang adekuat. Cara penyampaian informasi disesuaikan dengan tingkat pendidikan serta kondisi dan situasi pasien. Setiap tindakan yang mengandung risiko tinggi harus dengan persetujuan, selain itu dengan lisan.
Informasi ; Informasi tentang tindakan harus diberikan baik diminta maupun tidak diminta. Informasi harus diberikan selengkap-lengkapnya kecuali dinilai dapat merugikan pasien. Informasi yang diberikan mencakup keuntungan dan kerugian dari tindakan. Informasi diberikan secara lisan. Informasi diberikan secara jujur dan benar, kecuali bila dinilai merugikan pasien. Dalam hal tindakan- harus diberikan oleh yang bersangkutan, terutama tindakan invasif. Dalam hal bukan tindakan invasif, dapat dilakukan oleh tenaga yang berwewenang.
Gambaran ttg tindakan/prosedur yang akan dilakukan Nama dan kualifikasi orang yang akan memberikan tindakan Potensial buruk yang mungkin terjadi (kematian, kerusakan otak, kecacatan dll) Gambaran alternatif tindakan dan prosedur Mendiskusikan kemungkinan dampak yangakan terjadi apabila tindakan tidak dilakukan
Dengan bahasa yang sempurna dan di tulis Dengan bahasa yang sempurna secara lisan Dengan bahasa yang tidak sempurna asal dapat diterima pihak lawan Dengan bahasa isyarat asal dapat diterima oleh pihak lawan Dengan diam atau membisu asal dapat dipahami atau diterima oleh pihak lawan
Pasien dewasa- sadar dan sehat mental. Dewasa : 21 tahun atau telah menikah. Bagi pasien dewasa yang berada di bawah pengampuan- persetujuan diberikan oleh wali/curator. Bagi pasien dewasa yang menderita gangguan mental- persetujuan oleh orang tua/ wali/curator. Pasien di bawah umur 21 tahun, tidak mempunyai orang tua/wali atau berhalangan, persetujuan diberikan keluarga terdekat/induk semang.
Tidak sadar/pingsan - tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan berada dalam kegawatan dan memerlukan tindakan segera untuk kepentingannya, tidak perlu persetujuan. Tindakan invasif : Tindakan langsung yang dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh.
Wali : Orang yang menurut hukum menggantikan orang lain yang belum dewasa untuk mewakili dalam melakukan perbuatan hukum, atau orang yang menurut hukum menggantikan kedudukan orang tua. Induk semang : Orang yang berkewajiban untuk mengawasi serta ikut bertanggung jawab terhadap pribadi orang lain, misalnya : Pimpinan asrama dari anak perantau, kepala RT dari seorang pembantu RT yang belum dewasa.
TERIMA KASIH