Perancangan Sistem Monitoring Gas Hasil Pengolahan Sampah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan manusia dan

BAB III METODE PENELITIAN. kepada security atau pihak yang berwenang melalui komunikasi wireless dengan output

BAB I PENDAHULUAN. Polusi udara adalah salah satu masalah yang sangat meresahkan

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengendalian Gerak Robot Penghindar Halangan Menggunakan Citra dengan Kontrol PID

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ellyas, 2010).

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

TJ TUGAS AKHIR I - 3 SKS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILTER ASAP PADA INCINERATOR SAMPAH (RJ01)

Autonomous Surface Vehicle sebagai Alat Pemantau Lingkungan Menggunakan Metode Navigasi Waypoint

ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KADAR GAS BUANG CO PADA SEPEDA MOTOR MATIC BERBASIS ARDUINO DENGAN SENSOR MQ-7 TUGAS AKHIR NURHAYATI FITRI

BAB I PENDAHULUAN I - 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. vegetasi dan material karena ulah manusia (man made). Sedangkan menurut

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PURWARUPA PEMANTAU GAS HIDROGEN SULFIDA DALAM RUANG INDUSTRI KIMIA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. menggunakan sensor gas MQ-2 yang ditampilkan pada LCD 16x2 diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

Akuisisi Data Secara Wireless Untuk Sistem Monitoring Real Time Pada Produksi Biogas

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN SYARAT... ii. MOTTO... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. HALAMAN PENGESAHAN... v. HALAMAN PERNYATAAN...

APLIKASI BLUETOOTH SEBAGAI INTERFACING KENDALI MULTI- OUTPUT PADA SMART HOME

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

B A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

RANCANG BANGUN ALAT UKUR POLLUTANT STANDARD INDEX YANG TERINTEGRASI DENGAN PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR CUACA SECARA REAL TIME

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN ALAT

Rancang Bangun Alat Pendeteksi Kadar Gas Karbon Monoksida (CO) pada Kendaraan Bermotor Menggunakan Arduino Uno TUGAS AKHIR

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

DETEKTOR LPG MENGGUNAKAN SENSOR MQ-2 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega 328

BAB III RANCANG BANGUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam bab ini dijelaskan beberapa hal dasar yang meliputi latar belakang,

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN POLUTAN GAS H 2 S PADA LOKASI MANIFESTASI GEOTHERMAL GEDUNG SONGO MENGGUNAKAN SENSOR TGS 2602 TUGAS AKHIR

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Mulyayanti Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT

RANCANG BANGUN SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN MENGGUNAKAN SENSOR ASAP MQ 2 DAN SENSOR SUHU LM 35 BERBASIS ARDUINO UNO R3

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan,

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

Sistem Keamanan Terintegrasi Untuk Penanggulangan Kebocoran Gas LPG Berbasis Sensor MQ-2

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkembang pesat, khususnya dalam bidang teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

Alat Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Pada Sistem Rumah Tangga Berbasis Mikrokontroler

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

BAB III PERANCANGAN ALAT

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas wilayah yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gas dan Debu. Pada Tambang Bawah Tanah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Sikonek, rumah tinggal Sunggal, dan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS. Pada bab ini dibahas mengenai pengujian alat. Pengujian dilakukan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DETEKTOR ASAP SEDERHANA UNTUK MENJAGA KESEHATAN SISTEM PERNAPASAN MASYARAKAT

Transkripsi:

Perancangan Sistem Monitoring Gas Hasil Pengolahan Sampah Sukamto, ST., MT Program Studi Teknik Komputer Kontrol Jurusan teknik Politeknik Negeri Madiun Madiun, Indonesia Email : sukamto@pnm.ac.id Abstrak Pengolahan sampah di tempat pembuangan akhir pasar Gondosuli, kecamatan Kare hanya sebatas penimbunan dan pembakaran. Padahal dengan pengolahan seperti itu dapat menimbulkan gas-gas yang dapat mengganggu kesehatan. Penelitian ini mengukur kadar gas yang dihasilkan dari pengolahan sampah. Kadar gas dideteksi oleh sensor MQ-4, MQ-7 dan MQ-8 yang kemudian di transfer menggunakan komunikasi Universal Synchronous/ Asynchronous Receiver/ Transmitter (USART) Arduino Uno sebagai pengolahan sistem ke ESP 8266. Alat ini menggunakan modul relay sebagai on/off otomatis warning light dan buzzer yang digunakan sebagai indikator. Indikator akan menyala saat kadar gas yang dideteksi Kata Kunci: Arduino Uno; MQ-4; MQ-7; MQ-8; Warning Light; Buzzer. I. PENDAHULUAN Pengelolaan sampah organik dan anorganik di pasar Gondosuli, desa Kare, kecamatan Kare, Kabupaten Madiun saat ini hanya sekedar menimbun dan membakar sampah di tempat pembuangan sampah. Sampah organik mengandung gas Hidrogen (H2), konsentrasi tinggi gas ini dapat memicu lingkungan menjadi kekurangan oksigen. Individu yang berada dalam kondisi seperti itu mungkin mengalami gejala meliputi sakit kepala, dering di telinga, pusing, mengantuk, pingsan, mual, dan depresi. Kulit korban dapat menjadi biru karena kekurangan oksigen. Hidrogen juga diperkirakan menyebabkan mutagenisitas, embryotoxicity serta teratogenik atau toksisitas reproduksi. Penimbunan sampah organik juga dapat menimbulkan emisi gas Metana (CH4). Metana merupakan salah satu gas rumah kaca dan merupakan penyebab pemanasan global dalam beberapa tahun terakhir. Efek akut dari terpapar gas metana adalah kekurangan oksigen, bahaya lain dari gas Metana ialah dengan tekanan tertentu jika kontak langsung dengan api atau percikan kecil api dapat memicu sebuah ledakan. Sedangkan pembakaran sampah sebenarnya juga membahayakan kesehatan orang-orang yang berada disekitarnya. Bahaya tersebut biasanya ditimbulkan oleh adanya emisi gas dan partikel debu. Gas-gas berbahaya yang ditimbulkan oleh pembakaran sampah antara lain adalah gas Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NO), Sulfur Dioksida (SO2), Dioxin dan Furan. Karbon Monoksida (CO) terbentuk akibat pembakaran yang tidak sempurna. Ketika terhirup CO dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk ikatan karbonsihemoglobin (HbCO). Badan manusia tidak bisa membedakan mana HbCO dan oksihemoglobin (HbO2), yang secara normal menstransfer O2 ke jaringan sel di badan. Hemoglobin yang semestinya mengangkut dan mengedarkan oksigen keseluruh tubuhb berubah fungsinya menjadi pembawa CO sehingga tubuh kekurangan Oksigen. Kekurangan Oksigen dalam dosis rendah akan menyebabkan sakit kepala dan kematian dalam dosis tinggi. Oleh sebab itu, dibuat perancangan sistem monitoring gas hasil pengolahan sampah. Gas yang dihasilkan akan dideteksi dengan sensor gas MQ-4, MQ-7 dan MQ-8. Sensor MQ-4 akan mendeteksi gas Metana, sensor MQ-7 akan mendeteksi gas Karbon Monoksida dan sensor MQ-8 akan mendeteksi gas Hidrogen. Tujuan dari memonitoring jumlah gas yang dihasilkan dari pengolahan sampah adalah diharapkan dengan adanya data terkait jumlah gas maka dapat diambil tindakan yang tepat guna mengurangi nilai gas yang ada dan pencegahan dampak yang merugikan. II. METODOLOGI A. Spesifikasi Alat Dalam perancangan sistem monitoring Gas hasil pengolahan sampah, spesifikasi alat yang akan digunakan adalah sebagai berikut : 1. Menggunakan 1 buah MQ-4 sebagai sensor pendeteksi Gas metana. 2. Menggunakan 1 buah MQ-7 sebagai sensor pendeteksi Gas karbon monoksida 3. Menggunakan 1 buah MQ-8 sebagai sensor pendeteksi Gas hidrogen. 4. Menggunakan Arduino Uno sebagai kontroler atau pengendali monitoring gas hasil pengolahan sampah dan komunikasi secara wireless. 5. Wemost D1 digunakan sebagai komunikasi wireless monitoring gas hasil pengolahan sampah dengan PC/Laptop. 121

B. Diagram Sistem Sistem gas hasil pengoahan sampah ini berguna untuk memonitoring perubahan kondisi kadar gas di udara.kadar gas diudara informasinya ditampilkan pada laya monitor di PC/Laptop. Sistem monitoring dilakukan dengan komunikasi wireless menggunakan wemos D1. Sistem monitoring merupakan suatu sistem alat yang terdiri dari sensor wemos D1, Arduino Uno, dan SD card. Serta tampilan pada website di PC/perangakat mobile. Berikut ini diagram kerja sistem monitoring gas hasil pengolahan sampah : Gambar 1. Diagram kerja sistem C. Flowchart Flowchart sistem monitoring gas hasil pengolahan sampah adalah sebagai berikut : Gambar 2. Flowchart sistem D. Prinsip Kerja Prinsip kerja dari sistem monitoring gas hasil pengolahan sampah ini untuk mendeteksi kadar gas hasil pengolahan sampah, dimana sistem monitoring ini menggunakan sensor MQ-4,MQ-7 dan MQ-8, Arduino Uno,wemos D1 dan SD card. Dalam sistem ini, sensor MQ-4 digunakan untuk mendeteksi gas metana, MQ-7 digunakan untuk mendeteksi gas karbon monoksida dan MQ-8 digunakan untuk mendeteksi gas hidrogen. Pada saat sensor MQ-4,MQ-7 dan MQ-8 mendeteksi adanya gas maka transmitter wemos D1 akan mengirimkan data kadar gas hasil pengolahan sampah di udara. Kemudian data akan ditampilkan di PC melalui Website. Digunakan udara sebagai media perantara komunikasi (komunikasi wireless) antara transmitter dan receiver. Kemudian data dari receiver wemos D1 akan diproses Arduino Uno PC/laptop untuk ditampilkan data kadar gas hasil pengolahan sampah di PC/laptop. III. HASIL DAN ANALISA A. Hasil Sistem monitoring gas hasil pengolahan sampah ini digunakan untuk mendeteksi kadar gs hasil pengolahan sampah, dimana sistem alat menggunakan sensor MQ- 4,MQ-7,MQ-8, Arduino Uno,emos D1 dan SD Card. Sensor MQ-4,MQ-7,MQ-8,digunakan untuk mendeteksi kadar gas hasil pengolahan sampah di tempat sampah. Pada saat sensor MQ-4,MQ-7,MQ-8,mendeteksi kadar gas hasil pengolahan sampah transmitter akan mengirimkan data kadar gas di udara. Kemudian Arduino di tempat sampah akan memproses data tersebut untuk dikirimkan ke wemos D1. Tahap pengujian dilakukan terhadap masing-masing bagian sistem sebagai perbandingan antara perencanaan dengan sistem yang telah dibuat. B. Pengujian Setiap Bagian Sistem Berikut hasil pengujian yang dilakukan antara lain : 1. Pengujian Sensor MQ-4 Sensor merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk membaca jarak benda. Dalam rangkaian ini sensor digunakan sebagai pembaca kadar gas metana di udara. Pengujian sensor MQ-4 ditunjukkan Gambar 3. : 122

2000 0,79 3000 0,69 4000 0,62 6000 0,57 7000 0,5 8000 0,49 9000 0,47 10000 0,44 Data yang didapat kemudian dimasukan ke Ms.Excel untuk diperoleh fungsi matematikanya. Gambar 3. Pengujian Sensor MQ-4 Kalibrasi dilakukan dengan penghitungan matematis dari grafik sensitifitas yang ada di datasheet.. Gambar 4 merupakan grafik senstifitas MQ-4. Gambar 5. Grafik sensitivitas Rs/Ro dengan nilai ppm MQ-4 Pengujian sensor gas MQ-4 dilakukan dengan cara mendeteksi gas metana yang berasal dari bio gas. Bio gas dihasilkan dari kotoran sapi, selang digunakan agar gas terkonsentrasi. Dari grafik sensitifitas dari gambar 7 dapat dilihat bahwa terdapat nilai R 2 =0,999, yang artinya tingkat keakuratan sensor MQ-4 99,99% dan selisih antara data kesatu, kedua dan seterusnya tidaklah berbeda jauh. Jadi nilai presentase error MQ-4 adalah 0,01% Gambar 4 Gafik Sensitifitas Sensor MQ-4 (Sumber: https://www.sparkfun.com/datasheets /Sensors/ Biometric/MQ-4.pdf) Berikut merupakan tabel nilai ppm yang dideteksi MQ- 4: 2. Pengujian MQ-7 Sensor merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk membaca jarak benda. Dalam rangkaian ini sensor digunakan sebagai pembaca kadar gas metana di udara. Pengujian sensor MQ-7 ditunjukkan gambar 5 : Tabel 1. Sensitivitas Rs/Ro Dengan Ppm MQ-4 ppm ro/rs 200 1,8 500 1,3 1000 1 123

Data yang didapat kemudian dimasukan ke Ms.Excel untuk diperoleh fungsi matematikanya Gambar 8. Grafik sensitivitas Rs/Ro dengan nilai ppm MQ-7 Gambar 6. Pengujian sensor MQ-7 Kalibrasi dilakukan dengan penghitungan matematis dari grafik sensitifitas yang ada di datasheet. Gambar 7merupakan grafik senstifitas MQ-7. Pengujian sensor gas MQ-7 dilakukan dengan cara mendeteksi asap yang dihasilkan dari pembakaran kertas koran. Dari grafik sensitifitas dari gambar 4.14 dapat dilihat bahwa terdapat nilai R 2 =0,9944, yang artinya tingkat keakuratan sensor MQ-7 99,44% dan selisih antara data kesatu, kedua dan seterusnya tidaklah berbeda jauh. Jadi nilai presentase error MQ-7 adalah 0,56% 3. Pengujian MQ-8 Sensor merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk membaca jarak benda. Dalam rangkaian ini sensor digunakan sebagai pembaca kadar gas metana di udara. Pengujian sensor MQ-8 ditunjukkan gambar 9 : Gambar 7 Gafik Sensitifitas Sensor MQ-7 Berikut merupakan tabel nilai ppm yang dideteksi MQ-7: Tabel 2. Sensitivitas Rs/Ro Dengan Ppm MQ-7 ppm ro/rs 20 3 50 1,8 100 0,8 200 0,6 300 0,49 400 0,4 500 0,35 600 0,3 700 0,27 800 0,25 1000 0,21 2000 0,15 Gambar 9. Gafik Sensitifitas Sensor MQ-8 Kalibrasi dilakukan dengan penghitungan matematis dari grafik sensitifitas yang ada di datasheet. Gambar 10 merupakan grafik senstifitas MQ-8. 124

Natrium Hidroksida ( ). Saat semua tercampur maka akan terjadi reaksi kimia, gas Hidrogen inilah yang digunakan sebagai pengujian. Dari grafik sensitifitas dari gambar 4.16 dapat dilihat bahwa terdapat nilai R 2 =0,9943, yang artinya tingkat keakuratan sensor MQ-7 99,43% dan selisih antara data kesatu, kedua dan seterusnya tidaklah berbeda jauh. Jadi nilai presentase error MQ-7 adalah 0,57% Gambar 10. Pengujisn Sensor MQ-8 Berikut merupakan tabel nilai ppm yang dideteksi MQ-8: Tabel 3. Hasil pengujian MQ-8 ppm ro/rs 100 0,25 200 0,18 300 0,15 400 0,14 500 0,12 600 0,11 700 0,1 800 0,099 900 0,098 1000 0,09 Data yang didapat kemudian dimasukan ke Ms.Excel untuk diperoleh fungsi matematikanya. 4. Pengujian Keseluruhan Pengujian alat ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat dapat memonitoring dengan baik atau tidak lalu membandingkan tujuan awal perancangan sistem monitoring gas hasil pengolahan sampah. Berikut ini langkah langkah pengujian keseluruhan alat: 1. Menjalankan dan menganalisa alat tersebut. 2. Menyimpulkan dari data yang didapat setelah pengujian secara total. 3. Hasil dibandingkan dengan tujuan awal dari pembuatan alat. Setelah mengikuti langkah langkah pengujian secara keseluruhan, hasil pengujian keseluruhan sistem ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3. Pengujian Keseluruhan No Pengujian Benar Salah 1 Sensor MQ-4-2 Sensor MQ-7-3 Sensor MQ-8-4 indikator - C. Analisa Pada pembuatan sistem monitoring gas hasil pengolahan sampah, dapat dianalisa pada sistem yang telah dilakukan pengujian. Hasil pengujian untuk sensor gas MQ-,MQ-7 dan MQ-9 dapat dilihat bahwa sensor dapat membacakadar gas.. Hasil pengujian untuk website dapat dilihat bahwa dalam tampilan website fungsi kolom data monitoring dapat menampilkan nilai pembacaan besarnya kadar gas yang dideteksi dari sensor. Pada tampilan web yang dibuat dapat menampilkan besarnya nilai pembacaan sensor. Ketika kadar gas elebihi ambang batas maka tampilan website akan berwarna merah jika kadar gas tidak melebihi tampilan akan tetap berwarna hijau. Gambar 11. Grafik sensitivitas Rs/Ro dengan nilai ppm MQ-8 Pengujian sensor gas MQ-8 dilakukan dengan cara mendeteksi gas yang dihasilkan dari reaksi kimia antara air ( ) dengan alumunium foil ( ) dan IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan analisa yang sudah dilakukan terhadap sistem monitoring gas hasil pengolahan sampah maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 125

1. Sistem Monitoring Gas Hasil Pengolahan Sampah menggunakan sensor gas MQ-4, MQ-7 dan MQ-8 untuk mendeteksi kadar gas. 2. Gas yang dideteksi adalah gas Metana, Karbon Monoksida dan Hidrogen. 3. Nilai kadar gas yang didapatkan oleh sensor akan dikirim menggunakan komunikasi Universal Synchronous/Asynchronous Receiver/Transmitter (USART) pada Arduino Uno. 4. Otomatisasi on/off indikator menggunakan nilai kadar gas yang dideteksi oleh sensor. Saat sensor mendeteksi kadar gas melebihi set point yang ditentukan maka indikator akan menyala begitu pula sebaliknya. DAFTAR PUSTAKA [1] Richard Blocher, 2004. Dasar Elektronika. Yogyakarta:Penerbit Andi [2] Hanwei Electronics, Technical data MQ 4 Gas Sensor [3] Hanwei Electronics, Technical data MQ 7 Gas Sensor [4] Rizky Arimurty Hadju, Landfill Gas, Pencegah Krisis Energi di Indonesia, Januari 2016 [5] Zhengzhou Winsen Electronics, Manual Flammable Gas Sensor (Model: MQ-8). 126