MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII b SMP NEGERI 1 TIRAWUTA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING Rinus 1), Mustamin Anggo 2) 1) Alumni Program Studi Pendddikan Matematika, 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP UHO. E-mail: mustaminanggo@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: meningkatkan hasil belajar dan proses pembelajaran matematika siswa Kelas VIIb SMP Negeri 1 Tirawuta melalui metode pembelajaran penemuan terbimbing.berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada setiap tindakan siklus dari penelitian ini, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa: (1) Proses pembelajaran siswa kelas VIIb SMP Negeri 1 Tirawuta melalui metode penemuan terbimbing pada materi bangun datar segiempat dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I pada pertemuan pertama sebesar 62,69% dan pertemuan kedua sebesar 71,15%, sedangkan pada siklus II pertemuan pertama, kedua, dan ketiga berturut-turut sebesar 80%, 85,38%, dan 93,07%. Kata Kunci : metode pembelajaran; penemuan terbimbing, Pendahuluan Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada manusia untuk mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Agar mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka manusia berusaha mengembangkan dirinya dengan pendidikan. Oleh karena itu, masalah pendidikan perlu mendapat perhatian dan penanganan lebih yang menyangkut berbagai masalah yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan relevansinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah matematika. Oleh karena itu matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya jam pelajaran matematika di sekolah yang banyak. Selain itu pelajaran matematika diberikan di semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan sebagian di Perguruan Tinggi (PT), tidak seperti halnya dengan Rinus, Mustamin Anggo 109
mata pelajaran yang lain yang hanya diberikan pada jenjang tertentu. Pendidikan matematika sebagai bagian internal dari kurikulum sekolah mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategi dalam menyiapkan sumber Daya Manusia (SDM). Tujuan afektif belajar matematika di sekolah adalah sikap kirtis, cermat, obyektif dan terbuka, serta rasa ingin tahu dan senang belajar matematika. Dengan demikian matematika sebagai disiplin ilmu perlu dikuasai dan dipahami oleh segenap lapisan masyarakat terutama sekolah formal. Masalah utama dalam pembelajaran saat ini terletak pada masalah rendahnya hasil belajar siswa. Keberhasilan proses belajar mengajar pada umumnya diukur dari keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran tersebut. Pemahaman akan pengertian dan pandangan guru terhadap metode mengajar akan mempengaruhi peranan dan aktivitas siswa dalam belajar. Mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan saja melainkan mengandung makna yang lebih luas dan kompleks yaitu terjadinya komunikasi dan interaksi antara siswa dan guru. Pembelajaran merupakan suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap informasi dari pendidik, tetapi melibatkan berbagai kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan terutama jika menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Masalah rendahnya hasil belajar sepadan dengan apa yang dialami oleh siswa-siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tirawuta khususnya dalam belajar matematika. Hasil belajar matematika siswa di sekolah tersebut tergolong rendah. Hal ini ditunjukan dengan perolehan nilai rata-rata ulangan semester mata pelajaran matematika pada tiga tahun terakhir. Tahun pelajaran 2009/2010 nilai rata-rata ulangan semester siswa kelas VII sebesar 56,3. Tahun pelajaran 2010/2011 nilai rata-rata ulangan semester siswa sebesar 58, sedangkan pada tahun pelajaran 2011/2012 nilai rata-rata ulangan semester siswa sebesar 60,3 (Sumber:SMP Negeri 1 Tirawuta). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan salah seorang guru matematika kelas VII SMP Negeri 1 Tirawuta pada tanggal 22 Pebruari 2013, dibandingkan dengan kelas lain terlihat bahwa sebagian besar siswa kelas VIIb SMP Negeri 1 Tirawuta hasil belajar matematikanya masih rendah. Diketahui bahwa hasil ulangan harian pada materi sebelumnya yaitu segi tiga masih tergolong rendah, dengan nilai rata-ratanya hanya mencapai 55 dari skor maksimum 100. Nilai rata-rata ulangan harian tersebut berada di bawah standar ketuntasan belajar berdasarkan ketentuan sekolah, yakni secara klasikal sebesar 75% dan individu sebesar 65. Hasil diskusi peneliti dengan beberapa siswa SMP Negeri 1 Tirawuta pada tanggal 23 Pebruari 2013 menghasilkan informasi bahwa ketika proses pembelajaran matematika berlangsung, siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru yang kurang memberikan keleluasaan kepada siswa untuk aktif dalam 110 www.pendmatematikauho.hol.es
mengkomunikasikan gagasan atau ide-ide dalam memecahkan masalah. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran, siswa disuruh untuk duduk tenang, mendengarkan dan terus mendengarkan, kemudian mencatat apa yang diperintahkan oleh gurunya. Banyak siswa yang ribut di bagian belakang ketika guru menjelaskan apa yang ditulisnya di papan tulis, bahkan siswa-siswa tersebut berpura-pura memperhatikan ketika guru menoleh ke belakang. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti berkolaborasi dengan guru berupaya untuk memperbaiki hasil belajar dan proses pembelajaran di kelas tersebut. Hal yang perlu diutamakan dalam perbaikan ini adalah bagaimana siswa mampu mengembangkan konsep yang dimilikinya serta berinteraksi secara aktif dalam setiap proses belajar mengajar matematika, baik dengan guru maupun antar siswa. Oleh karena itu, perlu diterapkan metode pembelajaran dengan metode-metode yang bersifat merangsang interaksi dan kerja sama antar siswa serta guru dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran dan hasil belajar matematika. Salah satu tugas utama guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah adalah menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar aktif dan bersemangat, sebab dengan suasana belajar mengajar seperti ini akan berdampak positif dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Untuk itu, sebaiknya guru mempunyai kemampuan dalam memilih sekaligus menggunakan metode mengajar yang tepat. Sebagaimana kita ketahui bahwa metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik harus aktif untuk mencari, mengolah, dan menemukan dengan bimbingan proporsional dari guru dalam menemukan suatu konsep. Tingkat pemahaman matematika seorang siswa lebih dipengaruhi oleh pengalaman siswa itu sendiri. Sedangkan pembelajaran matematika merupakan usaha membantu siswa mengkontruksi pengetahuan melalui proses. Banyak metode yang dapat dipergunakan untuk mengaktifkan siswa antara lain metode pemecahan masalah, pembelajaran dengan menggunakan soalsoal terbuka, dan pembelajaran dengan metode penemuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penemuan terbimbing. Peneliti berharap dengan metode ini dapat mengoptimalkan kegiatan belajar siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dengan metode ini siswa dapat mengembangkan proses berpikir logis, kritis, analisis, serta aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian tindakan kelas yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIb SMP Negeri 1 Tirawuta Melalui Metode Penemuan Terbimbing Pada Materi Bangun Datar Segi Empat. Metode Rinus, Mustamin Anggo 111
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang ditandai dengan adanya suatu tindakan (aksi) tertentu dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran dan hasil belajar siswa di kelas. Penelitian ini diawali dengan melakukakan observasi dan wawancara singkat dengan guru matematika pada tanggal 22 Pebruari 2013 dan diskusi dengan beberapa orang siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tirawuta pada tanggal 23 Pebruari 2013. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan di kelas oleh peneliti yakni, mulai tanggal 08 Mei 01 Juni 2013 pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 di kelas VIIb SMP Negeri 1 Tirawuta. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIb dengan jumlah siswa 19 orang yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Faktor-faktor yang diteliti adalah sebagai berikut: (a) Faktor siswa, yaitu peningkatan hasil belajar siswa (hasil tes siklus I dan II), ketuntasan belajar siswa, keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran meliputi kehadiran siswa, memberi tanggapan atas pertanyaan guru dan teman, mengajukan pertanyaan, siswa yang perlu dibimbing, siswa yang belum mengerti materi, siswa yang beraktivitas lain pada saat mengerjakan LKS, siswa yang membuat kesimpulan dan mengumpulkan tugas. (b) Faktor guru, yaitu melihat bagaimana cara guru mempersiapkan dan melaksanakan skenario pembelajaran saat menerapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dengan tiap siklus mencakup 4 tahap, yakni (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan evaluasi (4) Refleksi. Sumber data yaitu siswa dan guru. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar siswa sedangkan data kualitatif diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari dua lembar observasi yakni lembar observasi guru dan lembar observasi aktivitas siswa serta jurnal refleksi diri. Teknik pengambilan data : data mengenai kondisi pelaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing diambil dengan menggunakan lembar observasi untuk guru dan siswa. Dimana data aktivitas guru berupa pengelolaan pengajaran dengan menggunakan metode pembelajaran penemuen terbimbing sedangkan data aktivitas siswa berupa kegiatan yang siswa lakukan selama pembelajaran berlangsung. Data mengenai hasil belajar matematika siswa diambil dengan menggunakan tes hasil belajar. Data mengenai refleksi diri diambil dengan menggunakan jurnal. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat dari dua segi yaitu: (a) dari segi proses, dikatakan berhasil jika minimal 80% pelaksanaan skenario pembelajaran berjalan dengan baik, (b) dari segi hasil, minimal 75% siswa telah mencapai ketuntasan belajar secara perorangan dengan memperoleh nilai 65 (ketentuan sekolah). 112 www.pendmatematikauho.hol.es
Hasil Setelah pelaksanaan tindakan siklus I selama 2 kali pertemuan, diadakan evaluasi tes tindakan siklus I (lampiran 17: 103) yang bertujuan untuk melihat peningkatan hasil belajarnya terhadap materi bangun datar segiempat pada bagian mengenali pengertian dan sifat-sifta bangun datar segiempat. Hasil tes tindakan siklus I (lampiran 19: 107) menunjukkan bahwa sebanyak 12 siswa dari 19 siswa telah memperoleh nilai minimal 65 dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 63,16%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan, sehingga perlu dilanjutkan dengan tindakan pada siklus II. Pe mbahasan Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, pelaksanaan tindakan siklus I menunjukkan hasil bahwa belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dikatakan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I belum mencapai keberhasilan, dimana kegiatan guru baru mencapai 57,14% dan 71,42% serta kegiatan siswa 62,69% dan 71,15%. Oleh karena itu, peneliti bersama guru secara bersama-sama mendiskusikan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan siklus I untuk kemudian diperbaiki dan dilaksanakan pada tindakan siklus II. Pada tindakan siklus I juga terlihat bahwa penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing masih belum maksimal mengingat model pembelajaran ini baru pertama kali dilaksanakan di kelas VIIb SMP Negeri 1 Tirawuta. Sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan, kendala umum yang dihadapi adalah Masih banyak siswa yang tidak berdiskusi dengan teman kelompoknya, akibatnya banyak siswa yang kurang aktif dalam mengerjakan soal-soal dalam LKS karena mereka mengharapkan jawaban dari teman kelompoknya. Kemudian Masih banyak siswa yang tidak meminta bimbingan kepada guru sehingga konjektur yang disusun belum maksimal. Serta Hanya beberapa siswa yang dapat mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan bertanya serta memberikan tanggapan. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II selama 3 kali pertemuan, diadakan evaluasi tes tindakan siklus II (lampiran 41: 171) yang bertujuan untuk melihat peningkatan hasil belajarnya pada materi keliling, luas bangun datar segi empat yang telah dipelajari. Hasil tes tindakan siklus II (lampiran 43: 175) menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman siswa dibanding dengan siklus I yaitu dari 63,16% atau sebanyak 12 siswa yang telah memperoleh nilai 65 menjadi 84,21% atau sebanyak 16 siswa telah memperoleh nilai minimal 65. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa kelas VIIb SMP Negeri 1 Tirawuta dari siklus I ke siklus II. Hal ini disebabkan karena, faktor guru yaitu Guru mengorganisasikan waktu pembelajaran dengan baik, memberi motivasi dan apersepsi kepada siswa, Rinus, Mustamin Anggo 113
mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, mengarahkan, membimbing, dan memotivasi siswa untuk bertanya dan menyampaikan masukan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya. Faktor siswa yaitu Siswa mampu beradaptasi dengan metode pembelajaran yang diterapkan, memperhatikan penyampaian guru dan bersungguh-sungguh dalam belajar, telah bekerja sama dengan baik dalam memecahkan masalah atau soal-soal yang terdapat dalam LKS sehingga semua anggota kelompok memperoleh pengetahuan yang lebih dari anggota kelompok, aktif dalam memberi respon dalam kegiatan apersepsi dan memberikan tanggapan ketika ada jawaban dari kelompoknya yang berbeda dengan kelompok yang lain dan cukup baik dalam menyimpulkan materi yang telah diajarkan. Berdasarkan uraian pembahasan di atas dapat dikemukakan bahwa melalui metode pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar dan proses pembelajaran matematika khususnya pada materi bangun datar segi empat siswa kelas VIIb SMP Negeri 1 Tirawuta. Adapun hasil observasi terhadap siswa selama kegiatan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil observasi terhadap guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1 Hasil Rekapitulasi Observasi Siswa pada Pembelajaran Siklus I No Keterlaksanaan Skor Pengamatan Persentase (%) 1 Pertemuan I 163 62,69 2 Pertemuan II 185 71,15 Tabel 2 Hasil Rekapitulasi Observasi Guru Selama Pembelajaran Siklus I No Keterlaksanaan Skor Pengamatan Persentase (%) 1 Pertemuan I 8 57,14 2 Pertemuan II 10 71,42 Setiap akhir pertemuan pada setiap siklus dilakukan evaluasi. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat memberikan pemahaman dan pengertian kepada siswa selama proses belajar mengajar. Hasil analisis tes siklus I dapat dilihat pada Tabel 3. Pada tabel tersebut 114 www.pendmatematikauho.hol.es
memperlihatkan bahwa jumlah siswa yang tuntas hanya 7 orang dari 19 siswa. Ini berarti ketuntasan klasikalnya baru Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 2013 mencapai 63,16 persen. Selanjutnya, persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil belajar matematika siswa pada siklus tindakan I. No. Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) Rata-rata 1 Belum Tuntas 7 36,84 68,38 2 Tuntas 12 63,16 Total 19 100 Secara umum, hasil observasi siswa pada pembelajaran siklus II dapat dilihat pada Tabel 4. Adapun hasil observasi Tabel 4 terhadap guru selama pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil ketuntasan belajar matematika siswa tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Hasil Rekapitulasi Observasi Siswa Pada Pembelajaran Siklus II No. Keterlaksanaan Skor pengamatan Persentase (%) 1 Pertemuan I 208 80 2 Pertemuan II 222 85,38 3 Pertemuan III 242 93,07 Tabel 5 Hasil Rekapitulasi Observasi Guru Selama Proses Pembelajan Siklus II No. Keterlaksanaan Skor pengamatan Persentase (%) 1 Pertemuan I 11 78,57 2 Pertemuan II 12 85,71 3 Pertemuan III 13 92,85 Rinus, Mustamin Anggo 115
Tabel 6 Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus II No. Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) Rata-rata 1 Belum Tuntas 3 15,79 2 Tuntas 16 84,21 Total 19 100 74,19 Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada setiap tindakan siklus dari penelitian ini, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa: Pertama: Melalui metode pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran matematika di kelas VII b SMP Negeri 1 Tirawuta pada materi bangun datar segi empat. Hal ini dapat dilihat dari keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru mengalami peningkatan dari siklus I (pertemuan I sebesar 57,14% dan pertemuan II sebesar 71,42%) ke siklus II (pertemuan I sebesar 78,57%, pertemuan II sebesar 85,71%, dan pertemuan III sebesar 92,85%). Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I (pertemuan I sebesar 62,69% dan pertemuan II sebesar 71,15%) ke siklus II (pertemuan I sebesar 80%, pertemuan II sebesar 85,38%, dan pertemuan III sebesar 93,07%). Kedua: Melalui metode pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan kuantitas hasil belajar matematika siswa di kelas VII b SMP Negeri 1 Tirawuta pada materi bangun datar segi empat. Hal ini dapat dilihat dari tes hasil belajar pada siklus I dan siklus II. Hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan dari siklus I (rata-rata hasil belajar sebesar 68,38 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 63,16% (12 orang) siswa yang mencapai nilai 65 dan ketidaktuntasan belajar sebesar 36,84 (7 orang) siswa yang tidak mencapai nilai 65) ke siklus II (rata-rata hasil belajar sebesar 74,19 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 84,21% (16 orang) siswa yang mencapai 65 dan ketidaktuntasan belajar sebesar 15,79 (3 orang) siswa yang tidak mencapai nilai 65). Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut: Pertama: Kepada para guru diharapkan dapat menggunakan metode pembelajaran Penemuan Terbimbing dalam 116 www.pendmatematikauho.hol.es
proses pembelajaran matematika pada materi-materi geometri khususnya materi bangun datar segi empat untuk meningkatkan hasil belajar siswa guna perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran di sekolah-sekolah. Kedua: Kepada para peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian tentang metode pembelajaran yang lain yang bisa meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga bisa bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan negara dalam upaya pembangunan sumber daya manusia di bidang pendidikan. Daftar Rujukan Aisyah, Nyimas, 2007, Pengembangan Pembelajaran Matematika SD, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pjs.Direktur Ketenagaan. Markaban, 2006, Model Pembelajaran dengan Pendekatan Penemuan. terbimbing, Diknas Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Matematika, Yogyakarta. Muhsetyo, Gatot, 2008, Pembelajaran Matematika SD, Jakarta, Universitas Terbuka. Mulyasa, E., 2002, Manajemen Berbasis sekolah, Bandung, Remaja Rosdakarya. Ruseffendi, E. T., 1988, Pengantar pada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Menigkatkan CBSA,Tarsito, Bandung. Widdiharto, Rachmadi, 2004, Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Departemen Pendidikan Nasional Jenderal Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Matematika, Widyaiswara PPPG Matematika, Yogyakarta Rinus, Mustamin Anggo 117