BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno

dokumen-dokumen yang mirip
Studi kasus pada pasien di RSUP Dr. Kariadi Semarang JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). UNAIDS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. helper Cluster of Differentiation 4 (CD4) positif dan makrofag),

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2013 di RSUP. Dr.

ABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

PENCEGAHAN HIV DAN AIDS BAGI PELAJAR

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dipengaruhi epidemi ini ditinjau dari jumlah infeksi dan dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu sindroma/

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai infeksi disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekelompok

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquaired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kasus infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS).

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

BAB I PENDAHULUAN. menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama sel T CD-4

4.6 Instrumen Penelitian Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Etika Penelitian BAB V.

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit infeksi yang hingga saat

I. PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu. Penurunan imunitas seluler penderita HIV dikarenakan sasaran utama

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014

ABSTRAK. Kata kunci: HIV-TB, CD4, Sputum BTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency

BAB 3 KERANGKA KONSEP. Gambar 3.1: Kerangka konsep tentang pola kelainan kulit pada pasien AIDS.

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Aquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS yang merupakan singkatan dari Acquired

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

ABSTRAK. Kata kunci : CD4, HIV, obat antiretroviral Kepustakaan : 15 ( )

BAB I PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit infeksi yang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired

BAB I PENDAHULUAN 1,2,3. 4 United Nations Programme on HIV/AIDS melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

Cheaper HIV viral load in-house assay and simplified HIV Test Algorithm

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) didefinisikan sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mencapai target Millenium Development Goal s (MDG s), peningkatan

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Komplikasi infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN CD4 COUNT PADA PASIEN HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

I. PENDAHULUAN. imuno kompromis infeksius yang berbahaya, dikenal sejak tahun Pada

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. perannya melawan infeksi dan penyakit. Infeksi yang terkait dengan. daya tahan tubuh penderita (Murtiastutik, 2008).

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada akhir tahun 2009 terdapat lebih dari kasus Acquired

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno Deficiency Syndrome(AIDS) saat ini telah menjadi masalah kesehatan global. Selama kurun waktu 25 tahun, infeksi HIV telah berkembang dengan pesat, bermula dari beberapa kasus di area dan populasi tertentu hingga menyebar ke seluruh area dan negara di dunia. 1 WHO (World Health Organization), Badan PBB untuk kesehatan dunia, memperkirakan AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali ditemukan pada 5 Juni 1981. Pada tahun 2005, AIDS telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa; lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan sumber daya manusia. Oleh karena itu, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. 2 Di Indonesia pertama kali diketahui terjadi pada seorang warganegara Belanda yang meninggal di RSUP Sanglah Bali akibat infeksi sekunder pada paru-paru. Sampai tahun 1990 penyakit ini masih belum mengkhawatirkan, namun sejak awal tahun 1991 telah mulai ada peningkatan kasus HIV/AIDS menjadi dua kali

lipat kurang dari setahun, bahkan mengalami peningkatan kasus secara ekponensial. 3 Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sindroma penyakit defisiensi imunitas seluler yang didapat, disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merusak sistem kekebalan tubuh yaitu CD4 (Lymphocyte T-Helper). 4,5 HIV adalah virus sitopatik yang diklasifikasikan dalam famili Retroviridae, subfamili Lentivirinae, genus Lentivirus termasuk virus RNA dengan berat molekul 9,7 kb (kilobases).sejak awal HIV/AIDS menjadi epidemik di seluruh dunia, para klinisi telah melakukan pemeriksaan jumlah sel CD4 pasien sebagai indikator penurunan sistem imun untuk memantau progresivitas infeksi HIV. Pada pertengahan tahun 1990, mulai dipantau secara rutin viral load HIV, yang secara langsung mengukur jumlah replikasi virus HIV dalam darah. 6 Definisi AIDS dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Atlanta tahun 1982 memasukkan lebih dari selusin infeksi opportunistics dan beberapa jenis kanker sebagai indikator spesifik akibat menurunnya kekebalan tubuh. Tahun 1987, definisi ini diperbaharui dan diperluas dengan memasukkan indikator penyakit tambahan dan menerima beberapa indikator penyakit tersebut sebagai diagnosa presumtif bila tes laboratorium menunjukkan bukti adanya infeksi HIV. 7 Tahun 1993, CDC merubah kembali definisi surveilans dari AIDS dengan memasukkan indikator penyakit tambahan. Semua orang yang terinfeksi HIV dengan CD4 + (hitung sel) < 200/cu mm atau pasien dengan CD4 + dan prosentase T-lymphocyte dari total lymphocyte < 14%, tanpa memperhatikan ii

status klinis dianggap sebagai AIDS. Selain kriteria rendahnya jumlah CD4, definisi CDC tahun 1993 secara umum sudah diterima untuk tujuan klinis di negara maju, tetapi tetap terlalu rumit bagi negara berkembang. Negara berkembang terkadang kekurangan fasilitas laboratorium yang memadai untuk pemeriksaan histologis atau diagnosis kultur bagi indikator penyakit-penyakit spesifik. WHO merubah definisi kasus AIDS yang dirumuskan di Afrika untuk digunakan di negara berkembang pada tahun 1994 : yaitu menggabungkan tes serologi HIV, jika tersedia, dan termasuk beberapa indikator penyakit sebagai pelengkap diagnostik bagi mereka yang seropositif John Mellors, dkk dan Bryan Lau, dkk menunjukkan bahwa pemeriksaan viral load HIV merupakan prediktor yang lebih baik untuk melihat progresivitas infeksi HIV dibandingkan pemeriksaan jumlah CD4. 6, 8 Diagnosis infeksi HIV & AIDS dapat ditegakkan berdasarkan hal klinis WHO dan atau CDC. Di Indonesia diagnosis AIDS untuk keperluan surveilans epidemiologi dibuat bila menunjukkan tes HIV positif dan sekurang kurangnya didapatkan dua gejala mayor dan satu gejala minor. Gejala mayor tersebut mempunyai karakteristik berupa : berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan, diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan, demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan, penurunan kesadaran dan gangguan neurologis, ensefalopati HIV. Sedangkan gejala minor mempunyai karakteristik berupa batuk menetap lebih dari 1 bulan, dermatitis gneneralisata, herpes zoster multisegmental berulang, kandidiasis orofaringeal, herpes simpleks kronis progresif, iii

limfadenopati generalisata, infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita, retinitis oleh virus sitomegalo. 5 Deteksi virus memiliki peranan dalam menentukan risiko perkembangan klinis. Korelasi antara pengukuran virologi dan jumlah CD4 sangat penting karena salah satunya untuk mengetahui prognosis penyakit. 9,10,11,12 Sejumlah studi terbaru telah meneliti kepentingan relatif dari jumlah sel CD4 dan virologi dalam 10, 11 memprediksi tingkat progresi klinis dan kelangsungan hidup. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui hubungan antarastadium klinis,viral load dan CD4 pada pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Belum pernah ada penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara stadium klinis, viral load dan CD4 pada pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Adakah hubungan antara stadium klinis, viral load dan jumlah CD4 pada pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang? iv

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara stadium klinis, viral load dan jumlah CD4 pada pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui hubungan antara stadium klinis dengan viral load 2. Mengetahui hubungan antara stadium klinis dengan CD4 3. Mengetahui hubungan antara CD4 dengan viral load 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Umum Mendapatkan data mengenai hubungan antara stadium klinis,viral load dan jumlah CD4 pada pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 1.4.2 Manfaat Khusus 1. Mendapatkan data mengenai hubungan antara stadium klinis, viral load dan jumlah CD4 sehingga dapat memberikan informasi kepada medis dan paramedis agar pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan dalam menangani kejadian tersebut. 2. Dapat menjadi tambahan pengetahuan tentang hubungan antara stadium klinis, viral load dan jumlah CD4 pada pasien HIV/AIDS v

3. Dapat menjadi landasan untuk penelitian selanjutnya 1.5 Orisinilitas Tabel 1. Keaslian Penelitian Peneliti Judul Tahun Metode Subjek Hasil Penelitian Linda Viral load pada 2009 Cohort Pasien yang Viral Load dapat Astari, infeksi HIV (Viral terinfeksi digunakan untuk dkk 13 Load in HIV HIV memantau Infection) progresvitas penyakit HIV, permulaan terapi dan efetivitas terapi Nesti M, dkk 14 Correlation between viral load, 2012 Rertosp ective Menggunaka n anak anak Manifestasi klinik yang terjadi pada plasma levels of berumur 18 anak dengan CD4 CD8 T bulan sampai terinfeksi HIV yang lymphocytes and 14 tahun sudah mendapat AIDS related oral yang terapi ARV diseases : a terinfeksi multicentre study HIV AIDS on 30 HIV+ tapi sudah children in the mendapat HAART era terapi ARV vi

Peneliti Judul Tahun Metode Subjek Hasil Penelitian Penelitian Mill EJ, Mortality by 2011 Cohort Pasien AIDS Dimulainya terapi dkk. 15 baseline CD4 cell berusia ARV dengan CD4 count among HIV setidaknya yang tinggi patients initiating 14 tahun (300sel/ml) akan antiretroviral yang lebih menurunkan therapy in Uganda terdaftar angka kematian dalam 10 daripada klinik di dimulainya terapi seluruh ARV pada CD4 Uganda yang rendah (50 sel/ml) Matthie Folliicular helper T 2011 Cohort Pasien HIV Pada pasien HIV u cell compartment AIDS AIDS jumlah CD4 Perreau, for HIV-1 dengan semakin menurun dkk 16 infection, jumlah CD4 apabila viral load replication and 400 sel dan tidak terkontrol production viral load yang jumlahnya 5000 vii

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret 2013 sampai dengan Juni 2013. viii

BAB I PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang Masalah Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno Deficiency Syndrome(AIDS) saat ini telah menjadi masalah kesehatan global. Selama kurun waktu 25 tahun, infeksi HIV telah berkembang dengan pesat, bermula dari beberapa kasus di area dan populasi tertentu hingga menyebar ke seluruh area dan negara di dunia. 1 WHO (World Health Organization), Badan PBB untuk kesehatan dunia, memperkirakan AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali ditemukan pada 5 Juni 1981. Pada tahun 2005, AIDS telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa; lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan sumber daya manusia. Oleh karena itu, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. 2 Di Indonesia pertama kali diketahui terjadi pada seorang warganegara Belanda yang meninggal di RSUP Sanglah Bali akibat infeksi sekunder pada paru-paru. Sampai tahun 1990 penyakit ini masih belum mengkhawatirkan, namun sejak awal tahun 1991 telah mulai ada peningkatan kasus HIV/AIDS menjadi dua kali

57 lipat kurang dari setahun, bahkan mengalami peningkatan kasus secara ekponensial. 3 Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sindroma penyakit defisiensi imunitas seluler yang didapat, disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merusak sistem kekebalan tubuh yaitu CD4 (Lymphocyte T-Helper). 4,5 HIV adalah virus sitopatik yang diklasifikasikan dalam famili Retroviridae, subfamili Lentivirinae, genus Lentivirus termasuk virus RNA dengan berat molekul 9,7 kb (kilobases).sejak awal HIV/AIDS menjadi epidemik di seluruh dunia, para klinisi telah melakukan pemeriksaan jumlah sel CD4 pasien sebagai indikator penurunan sistem imun untuk memantau progresivitas infeksi HIV. Pada pertengahan tahun 1990, mulai dipantau secara rutin viral load HIV, yang secara langsung mengukur jumlah replikasi virus HIV dalam darah. 6 Definisi AIDS dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Atlanta tahun 1982 memasukkan lebih dari selusin infeksi opportunistics dan beberapa jenis kanker sebagai indikator spesifik akibat menurunnya kekebalan tubuh. Tahun 1987, definisi ini diperbaharui dan diperluas dengan memasukkan indikator penyakit tambahan dan menerima beberapa indikator penyakit tersebut sebagai diagnosa presumtif bila tes laboratorium menunjukkan bukti adanya infeksi HIV. 7 Tahun 1993, CDC merubah kembali definisi surveilans dari AIDS dengan memasukkan indikator penyakit tambahan. Semua orang yang terinfeksi HIV dengan CD4 + (hitung sel) < 200/cu mm atau pasien dengan CD4 + dan prosentase T-lymphocyte dari total lymphocyte < 14%, tanpa memperhatikan

57 status klinis dianggap sebagai AIDS. Selain kriteria rendahnya jumlah CD4, definisi CDC tahun 1993 secara umum sudah diterima untuk tujuan klinis di negara maju, tetapi tetap terlalu rumit bagi negara berkembang. Negara berkembang terkadang kekurangan fasilitas laboratorium yang memadai untuk pemeriksaan histologis atau diagnosis kultur bagi indikator penyakit-penyakit spesifik. WHO merubah definisi kasus AIDS yang dirumuskan di Afrika untuk digunakan di negara berkembang pada tahun 1994 : yaitu menggabungkan tes serologi HIV, jika tersedia, dan termasuk beberapa indikator penyakit sebagai pelengkap diagnostik bagi mereka yang seropositif John Mellors, dkk dan Bryan Lau, dkk menunjukkan bahwa pemeriksaan viral load HIV merupakan prediktor yang lebih baik untuk melihat progresivitas infeksi HIV dibandingkan pemeriksaan jumlah CD4. 6, 8 Diagnosis infeksi HIV & AIDS dapat ditegakkan berdasarkan hal klinis WHO dan atau CDC. Di Indonesia diagnosis AIDS untuk keperluan surveilans epidemiologi dibuat bila menunjukkan tes HIV positif dan sekurang kurangnya didapatkan dua gejala mayor dan satu gejala minor. Gejala mayor tersebut mempunyai karakteristik berupa : berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan, diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan, demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan, penurunan kesadaran dan gangguan neurologis, ensefalopati HIV. Sedangkan gejala minor mempunyai karakteristik berupa batuk menetap lebih dari 1 bulan, dermatitis gneneralisata, herpes zoster multisegmental berulang, kandidiasis orofaringeal, herpes simpleks kronis progresif,

57 limfadenopati generalisata, infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita, retinitis oleh virus sitomegalo. 5 Deteksi virus memiliki peranan dalam menentukan risiko perkembangan klinis. Korelasi antara pengukuran virologi dan jumlah CD4 sangat penting karena salah satunya untuk mengetahui prognosis penyakit. 9,10,11,12 Sejumlah studi terbaru telah meneliti kepentingan relatif dari jumlah sel CD4 dan virologi dalam 10, 11 memprediksi tingkat progresi klinis dan kelangsungan hidup. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui hubungan antarastadium klinis,viral load dan CD4 pada pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Belum pernah ada penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara stadium klinis, viral load dan CD4 pada pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Adakah hubungan antara stadium klinis, viral load dan jumlah CD4 pada pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang?

57 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara stadium klinis, viral load dan jumlah CD4 pada pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui hubungan antara stadium klinis dengan viral load 2. Mengetahui hubungan antara stadium klinis dengan CD4 3. Mengetahui hubungan antara CD4 dengan viral load 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Umum Mendapatkan data mengenai hubungan antara stadium klinis,viral load dan jumlah CD4 pada pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 1.6.2 Manfaat Khusus 4. Mendapatkan data mengenai hubungan antara stadium klinis, viral load dan jumlah CD4 sehingga dapat memberikan informasi kepada medis dan paramedis agar pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan dalam menangani kejadian tersebut. 5. Dapat menjadi tambahan pengetahuan tentang hubungan antara stadium klinis, viral load dan jumlah CD4 pada pasien HIV/AIDS

57 6. Dapat menjadi landasan untuk penelitian selanjutnya 1.7 Orisinilitas Tabel 1. Keaslian Penelitian Peneliti Judul Tahun Metode Subjek Hasil Penelitian Linda Viral load pada 2009 Cohort Pasien yang Viral Load dapat Astari, infeksi HIV (Viral terinfeksi digunakan untuk dkk 13 Load in HIV HIV memantau Infection) progresvitas penyakit HIV, permulaan terapi dan efetivitas terapi Nesti M, dkk 14 Correlation between viral load, 2012 Rertosp ective Menggunaka n anak anak Manifestasi klinik yang terjadi pada plasma levels of berumur 18 anak dengan CD4 CD8 T bulan sampai terinfeksi HIV yang lymphocytes and 14 tahun sudah mendapat AIDS related oral yang terapi ARV diseases : a terinfeksi multicentre study HIV AIDS on 30 HIV+ tapi sudah children in the mendapat HAART era terapi ARV

57 Peneliti Judul Tahun Metode Subjek Hasil Penelitian Penelitian Mill EJ, Mortality by 2011 Cohort Pasien AIDS Dimulainya terapi dkk. 15 baseline CD4 cell berusia ARV dengan CD4 count among HIV setidaknya yang tinggi patients initiating 14 tahun (300sel/ml) akan antiretroviral yang lebih menurunkan therapy in Uganda terdaftar angka kematian dalam 10 daripada klinik di dimulainya terapi seluruh ARV pada CD4 Uganda yang rendah (50 sel/ml) Matthie Folliicular helper T 2011 Cohort Pasien HIV Pada pasien HIV u cell compartment AIDS AIDS jumlah CD4 Perreau, for HIV-1 dengan semakin menurun dkk 16 infection, jumlah CD4 apabila viral load replication and 400 sel dan tidak terkontrol production viral load yang jumlahnya 5000

57 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret 2013 sampai dengan Juni 2013.

57

65