8 BAB I 9 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh mesin. Transportasi darat merupakan moda transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri. Sarana dan Prasarana transportasi di Indonesia belum banyak yang berfungsi dengan baik. Berbagai isu strategis yang dihadapi dalam penyelenggaraan jalan, terutama jalan nasional perkotaan metropolitan diantaranya adalah kurang memadainya sistem jaringan jalan primer dalam melayani arus lalulintas. Hal ini telah menyebabkan terhambatnya arus barang/jasa dan manusia tingkat regional, nasional bahkan internasional yang menyebabkan biaya ekonomi dan sosial yang semakin tinggi. Meningkatnya waktu tempuh dan kecepatan rata-rata yang rendah secara langsung berdampak pada Biaya Operasi Kendaraan (BOK) yang tinggi. Hal ini di perparah dengan jumlah kendaran yang terus bertambah sehingga memberi dampak kemacetan yang cukup parah di berbagai kota besar di Indonesia, salah satunya kota Palembang, Sumatera Selatan. Palembang merupakan salah satu kota besar dan berkembang di Indonesia. Selain untuk tujuan wisata, Palembang juga sering dijadikan sebagai tuan rumah 1
2 penyelenggaraan event-event olahraga, baik nasional maupun internasional. Salah satu kawasan yang sering dijadikan tempat berlangsungnya event-event tersebut adalah kawasan Jakabaring Sport Center (JSC). Kawasan tersebut merupakan salah satu kawasan terpenting di kota Palembang. Selain itu, di kawasan tersebut juga terdapat kawasan perkantoran penting di Palembang. Kepadatan dan kemacetan arus lalu lintas dari dan menuju ke Jakabaring seringkali mengganggu pengguna jalan, itu terjadi terutama pada jam-jam sibuk seperti pulang kerja dan berangkat kerja, karena banyaknya kendaraan yang melintas di jalur tersebut. Kemacetan yang terjadi terutama pada simpang tak sebidang Jakabaring. Hal ini di tambah pula dengan arus dari simpang Ampera yang mengakibatkan antrian panjang dan tundaan yang lama, kenaikan penggunaan BBM dan polusi udara. Untuk menunjang penataan ruang kawasan Jakabaring Palembang ini maka di rencanakanlah pembangunan fly over Simpang Jakabaring dengan maksud untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan sehingga arus menjadi lancar dan nyaman. Pembangunan sebuah fly over dibutuhkan koordinasi proyek yang baik, mulai dari segi waktu, tenaga, dan biaya sehingga proyek tersebut dapat terlaksana dengan tepat waktu, tepat biaya dan tepat sasaran. Beberapa keterlambatan proyek yang terjadi di Indonesia banyak diakibatkan oleh berbagai permasalahan, diantaranya dari segi transportasi dan mobilisasi, birokrasi dan perijinan, kondisi di lapangan, sarana dan prasana yang kurang memadai dan masih banyak lagi. Untuk itu, penelitian ini diperuntukkan agar permasalahan dan hambatan yang
3 terjadi dalam pembangunan suatu proyek terutama pada proyek pembangunan flyover Jakabaring tahap 1 mengenai keterlambatan proyek dapat diminimalkan. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keterlambatan proyek; 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kunci sukses dalam pelaksanaan proyek flyover Jakabaring Tahap 1; C. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang faktor-faktor yang menjadi kelebihan dan kekurangan dalam penerapan dan manfaat sistem manajemen proyek untuk proyek konstruksi terlebih dalam penanggulangan keterlambatan proyek; 2. Mempunyai rumusan yang jelas dalam pelaksanaan proyek agar dapat dilakukan secara berkesinambungan. 3. Dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dan masukan bagi manajemen dalam menyikapi penanganan proyek-proyek konstruksi selanjutnya. D. Batasan Penelitian
4 Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, maka dibuat batasan masalah guna memperjelas arah penelitian, yaitu : 1. Penelitian dilakukan pada owner (Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Selatan) dan kontraktor (PT. Wijaya Karya) proyek pembangunan Fly over tahap 1, Simpang Jakabaring Palembang; 2. Penelitian terbatas pada pembangunan proyek flyover tahap 1, dimulai dari pembersihan lapangan sampai dengan pembangunan pier 2. 3. Penelitian terbatas pada pembahasan dampak dan kualitas manajemen proyek dari segi lingkungan, biaya dan waktu berdasarkan tahapan kegiatan proyek yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaksanaan proyek.. E. Keaslian Penelitian Adapun penelitian tentang kajian manajemen konstruksi proyek yang sudah pernah dilakukan antara lain dilakukan oleh : 1. Adiansyah (2008), memaparkan tentang kajian manajemen konstruksi proyek pada pembangunan Rumah Sakit Sari Asih Serang yang menitik beratkan pada penggunaan prinsip-prinsip Earned value management untuk menganalisis pembiayaan dan waktu pelaksanaan proyek dengan metode main contractor dan metode swakelola sedangkan pada penelitian ini menitikberatkan pada penelitian dilapangan yang kemudian dijabarkan melalui penjelasan mengenai keterlambatan proyek pembangunan flyover tahap 1 Jakabaring, Palembang.
5 2. Isworo (2012), melakukan analisis hubungan antara tingginya tingkat tuntutan kerja terhadap SDM yang disebabkan kurangnya pasokan SDM, kompetensi dan proses manajemen proyek dengan kinerja proyek dilihat dari sisi kualitas, waktu dan biaya pada proyek-proyek di PT. LEN Industri. Metode yang dilakukan yaitu dengan menyusun kuisioner yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode statistik PLS. Sedangkan penelitian pada proyek pembangunan flyover Jakabaring Tahap 1 tidak menggunakan kuisioner tetapi melalui pendekatan dan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mengetahui apa yang menjadi kendala dalam proyek tersebut. 3. Wibowo (2011), menganalisis tentang penerapan manajemen proyek untuk meningkatkan ketepatan waktu penyelesaian proyek di PT. Karunia Prima Engineering. Pada penelitian Wibowo lebih mengedepankan tentang unit analisis pada proyek-proyek yang pernah dilaksanakan oleh PT. Karunia Prima Engineering. Sedangkan pada penelitian ini, proyek yang di tinjau hanya berbatas pada keterlambatan proyek yang terjadi pada proyek pembangunan flyover Jakabaring Tahap 1 yang dilaksanakan oleh PT. Wijaya Karya.