3. BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
1. BAB I PENDAHULUAN

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL 5 PRAKTIKUM MULTIMEDIA EDITING FOTO DENGAN PHOTOSHOP CS4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala

3. Klik Horizontal Type Tool yang ada dalam toolbox 4. Lihat option bar, lalu pilih dan atur nilai-nilai pada option bar sehingga seperti:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

Kreasi Bingkai Gokil

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANCANGAN APLIKASI DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA-JONES

Sistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot

Membuat Frame (Gaussian Blur)

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

DETEKSI WAJAH BERBASIS SEGMENTASI WARNA KULIT MENGGUNAKAN RUANG WARNA YCbCr & TEMPLATE MATCHING

TUTORIAL DASAR ADOBE PHOTOSHOP CS.2. Disusun Oleh: ARI SUHARTANTO TKJ SMKN 1 GEGER MADIUN

Deteksi Warna. Resty Wulanningrum,S.Kom Universitas Nusantara PGRI Kediri

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

3 BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB I PERSYARATAN PRODUK

SOAL PILIHAN GANDA PREDIKSI UAS GENAP PENGOLAHAN CITRA DIGITAL KELAS XI MULTIMEDIA

LATIHAN SOAL MID SEMESTER 1 MATA PELAJARAN TIK KELAS XII IPA DAN IPS Oleh : Gianto, SPd

PENENTUAN THRESHOLD CITRA MULUT DENGAN METODE NORMAL PROBABILITY DENSITY FUNCTION (NPDF) GUNA MENDETEKSI MULUT PEMELAJAR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MENGGUNAKAN PROGRAM PENGOLAH GRAFIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Langkah pembuatan efek foto blending dengan Photoshop

pengambilan citra video, pemrosesan citra pada setiap frame,, pendeteksian objek

MODUL IV APLIKASI MULTIMEDIA

BAB III. Metode Penelitian

Aplikasi Deteksi Wajah pada Foto Dijital dalam Sistem Pengenalan Wajah

BAB I MENGENAL ADOBE PHOTOSHOP Apa itu Adobe Photoshop?

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN PHOTOSHOP CS2

1 Photoshop Tutorial Ari Saputro S. Kom. Adobe PHOTOSHOP

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

BAB III METODE PENELITIAN

Klasifikasi kelompok usia berdasarkan citra wajah menggunakan algoritma neural network dengan fitur face anthropometry dan kedalam kerutan

TRACE PHOTO DENGAN ADOBE ILLUSTRATOR. Langkah Trace Photo : 1. Buka Dokumen Baru pada Adobe Illustrator!

Mode Warna pada Image Ada beberapa mode warna yang dapat digunakan pada Photoshop. Masingmasing mode warna mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda, y

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Deteksi Senyum Menggunakan Fitur Gabor dan Histograms of Oriented Gradients pada Bagian Mulut, Hidung, dan Mata

MENGENAL ADOBE PHOTOSHOP

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MENGGUNAKAN. Program Pengayaan SMA N 1 SRAGEN 2008/2009 Bekti Ratna Timur Astuti,S.Kom

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Contoh Citra yang digunakan

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAAN METODE TEMPLATE MATCHING

PERANGKAT LUNAK DESAIN GRAFIS

Akhir Gambar Pratinjau

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. banyak dipelajari dan dikembangkan saat ini, baik oleh para pelajar, maupun para ahli.

Mengenal Perangkat Adobe Photoshop

BAB IV PREPROCESSING

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

PENGENALAN REAL TIME ABJAD BAHASA ISYARAT INDONESIA MENGGUNAKAN SEGMENTASI YCBCR M. Dedy Rosyadi 1), Fathul Hafidh 2), Mirza Yogy Kurniawan 3)

Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna

Aplikasi Pengolahan Citra DETEKSI WARNA. Achmad Basuki PENS-ITS, 26 Des 2006

Latihan 4 Efek Teks Terbakar

1. TUJUAN Setelah menyelesaikan modul ini, Anda diharapkan mengenal dasar desain grafis secara umum sebagai pedoman untuk mendesain objek.

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

PRAKTEK : MEMBUAT LOGO

PHOTOSHOP PANDUAN BELAJAR. Bagian Pertama SUDAH DIPRAKTEKAN SECARA KLINIS DAN SISTEMATIS. Dibuat oleh : K A M A L U D I N

Latihan Menggunakan Polygonal Lasso Tool Latihan Menggunakan Quick Mask Mode Latihan Menggunakan Filter Extract...77

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Tahap & Hasil Langkah Penelitian Literatur & Referensi. Memahami konsep deteksi wajah

Dasar-dasar Photoshop

PENGGUNAAN SLICE. Tujuan Instruksional

BAB II LANDASAN TEORI

Pengenalan Benda di Jalan Raya dengan Metode Kalman Filter. Roslyn Yuniar Amrullah

Mengganti Warna Background Pas Foto dengan Menggunakan

Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector

BAB 2 LANDASAN TEORI

ADOBE PHOTOSHOP PENGENALAN TOOLS

BAB II LANDASAN TEORI

FERY ANDRIYANTO

Menghilangkan Visible Watermark pada Gambar Menggunakan Software Adobe Photoshop

ADOBE PHOTOSHOP CS3. Euis Sutinah. Abstrak. Pendahuluan.

PENGGUNAAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN ALGORITMA EDGE DETECTION DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN KONTUR JALAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 Editing Foto. Tool Menggambar

APLIKASI PENGHITUNG JUMLAH WAJAH DALAM SEBUAH CITRA DIGITAL BERDASARKAN SEGMENTASI WARNA KULIT

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transforming & Retouching

PELACAKAN LEVEL KETINGGIAN AIR BERDASARKAN WARNA DENGAN BACKGROUND SUBSTRACTION

Ketika ingin mengambil salah satu objek dalam sebuah foto/gambar tentu merasa kesulitan. Objek yang diambil sebesar objek tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman

Dielektrika, ISSN Vol. 3, No. 1 : 53-59, Pebruari 2016

Lancar Menggunakan Adobe Photoshop

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Histogram Warna Pada Image

Transkripsi:

3. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen, dengan tahapan penelitian sebagai berikut: 1. Pengumpulan data Tahap ini dilakukan sebagai langkah awal dari suatu penelitian. Studi literatur dilakukan pada literatur yang sesuai dengan penelitian yang akan dikerjakan. Dataset citra yang digunakan pada penelitian ini menggunakan dataset public yang sama dengan dataset citra yang digunakan penelitian sebelumnya. 2. Pengolahan awal data Pengolahan awal data merupakan tahap untuk mempersiapkan data yang telah diperoleh dari tahap pengumpulan data sebelum dilanjutkan ke tahap selanjutnya. 3. Metode yang diusulkan Tahap ini membahas metode/model yang akan digunakan untuk penelitian. 4. Eksperimen dan pengujian metode Tahap ini akan menjelaskan tahapan penelitian dan teknik pengujian yang akan digunakan. 5. Evaluasi dan validasi hasil Tahap ini akan membahas tentang hasil evaluasi dari eksperimen yang telah dilakukan. 3.1.1 Pengumpulan Data Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kinerja pada penelitian sebelumnya yaitu metode fusion antara Gaussian model dan 2D-smoothing histogram yang diusulkan Tan [10]. Mengingat hal tersebut, maka dataset citra yang 21

22 digunakan pada penelitian ini menggunakan dataset yang sama dengan dataset citra yang digunakan pada penelitian sebelumnya. Pengukuran kinerja pada penelitian ini akan menggunakan dataset citra yang sama yang digunakan oleh penelitian sebelumnya yaitu dari dataset Pratheepan Yogarajah [7]. Dengan menggunakan dataset yang sama, maka akan dapat dibandingkan dan diketahui apakah metode yang diusulkan dapat meningkatkan kinerja penelitian sebelumnya atau tidak. Dataset Pratheepan Yogarajah [7] merupakan dataset public (dapat diakses secara bebas oleh siapa saja), yang dapat diambil dari url: http://web.fsktm.um.edu.my/~cschan/source/face_dataset.zip. Dataset ini berisi 78 citra yang terbagi menjadi dari 2 buah folder yaitu FacePhoto dan FamilyPhoto. Folder FacePhoto berisi 32 citra yang merupakan single subject manusia dengan jenis background yang tidak terlalu kompleks (simple background). Sedangkan folder FamilyPhoto berisi 46 citra yang merupakan multiple subject manusia dan memiliki background dengan komposisi yang rumit (complex background). Citra dalam folder FamilyPhoto ini berisikan foto kumpulan beberapa orang dengan bermacam-macam background. 3.1.2 Pengolahan Awal Data 78 citra dalam Dataset Pratheepan Yogarajah [7] yang digunakan secara apa adanya dalam penelitian ini tanpa melalui pengolahan awal. Citra-citra tersebut hanya ditempatkan sesuai dengan folder aslinya dan kemudian dalam folder tersebut ditambahkan juga citra ground truth yang diperlukan untuk mengukur kinerja metode yang diusulkan. 3.1.2.1 Pembuatan Citra Ground Truth Citra ground truth diperlukan untuk dapat mengukur kinerja dari metode yang diusulkan. Citra ground truth dibuat dengan melakukan segmentasi secara manual

23 menggunakan aplikasi pengolah citra Adobe Photoshop. Langkah yang dilakukan adalah: 1. Seleksi citra yang dianggap sebagai kulit manusia secara manual menggunakan tool seleksi Lasso Tool dan Polygonal Lasso Tool yang ada pada aplikasi Adobe Photoshop. Proses ini tampak pada gambar 4(a) dan 5(a). 2. Dalam kondisi seleksi masih aktif, buat layer baru dengan nama skin kemudian dengan menggunakan Paint Bucket Tool, warnai dengan putih (R=255, G=255, B=255). Proses ini terlihat pada gambar 4(b) dan 5(b). 3. Buat satu lagi layer dengan nama nonskin, kemudian seleksi keselurahan layer dan isi dengan warna hitam (R=0, G=0, B=0) menggunakan Paint Bucket Tool. Proses ini dapat dilihat pada gambar 4(c) dan 5(c) 4. Atur urutan layer sehingga layer skin berada pada posisi paling atas, layer non skin berada di bawahnya, dan layer background yang merupakan citra asli berada di posisi paling bawah seperti tampak pada gambar 4(d) dan 5(d). 5. Simpan dengan format *.jpg. (a) citra kulit dipilih dengan selection tool (b) buat layer skin dan warnai putih selection (c) buat layer nonskin dan warnai dengan hitam (d) susunan layer Gambar 4 Proses pembuatan citra ground truth untuk FacePhoto

24 (a) citra kulit dipilih dengan selection tool (b) buat layer skin dan warnai putih selection (c) buat layer nonskin dan warnai dengan hitam (d) susunan layer Gambar 5 Proses pembuatan citra ground truth untuk FamilyPhoto Setelah citra ground truth untuk 32 citra pada folder FacePhoto dan 46 citra ground truth pada folder FamilyPhoto selesai dibuat, maka dapat di gabungkan bersama folder penyimpanan citra asli untuk memudahkan dalam proses pemanggilan file citra oleh Matlab pada saat eksperimen. Hasil citra ground truth untuk FacePhoto dapat dilihat pada gambar 6, dan hasil citra ground truth untuk citra FamilyPhoto dapat dilihat pada gambar 7.

25 Gambar 6 Citra ground truth FacePhoto (32 citra) Gambar 7 Citra ground truth FamilyPhoto (46 citra) 3.1.3 Metode yang Diusulkan Penelitian ini akan berusaha mengatasi kelemahan-kelemahan dan meningkatkan kinerja deteksi kulit manusia pada metode fusion antara Gaussian model dan 2Dsmoothing histogram yang diusulkan oleh Tan [10]. Metode yang diusulkan memiliki ide dasar yang sama dengan penelitian sebelumnya, yaitu dengan memanfaatkan

26 informasi kulit pada region wajah untuk menemukan pixel lain dalam citra yang diduga sebagai kulit manusia. Ketergantungan yang tinggi terhadap keberhasilan deteksi kedua mata untuk menemukan posisi koordinat ROI wajah dalam citra pada penelitian sebelumnya, akan diatasi dengan penggunaan algoritma deteksi wajah yang diperkenalkan oleh Viola dan Jones [12]. Algoritma Viola-Jones untuk pendeteksian wajah dipilih karena mampu bekerja dengan cukup cepat [13], populer, dan telah diimplementasikan secara luas [13], [14]. OpenCV dan Matlab juga menggunakan algoritma Viola-Jones untuk deteksi objek karena algoritma Viola-Jones pada dasarnya adalah sebuah object detection framework, sehingga tidak hanya dapat mendeteksi wajah saja. Algoritma Viola-Jones dapat digunakan untuk melakukan deteksi pada objek apapun termasuk bagian-bagian wajah (face parts) seperti mata, hidung, dan mulut, tergantung dari classifier yang dilatihkan pada saat training. Jika ada area yang terdeteksi sebagai wajah, maka face parts juga dideteksi keberadaannya di dalam area wajah yang terdeteksi tersebut. Tujuannya adalah untuk mengurangi false positive dari algoritma pendeteksian wajah Viola-Jones, yaitu banyaknya area bukan wajah yang terdeteksi sebagai wajah. Caranya adalah dengan memberikan persyaratan bahwa suatu area yang terdeteksi akan diklasifikasikan sebagai benar-benar area wajah (ROI wajah) jika dalam area tersebut juga terdeteksi minimal ada 3 buah face parts. Setelah ROI wajah terdeteksi, kemudian dilakukan cropping sehingga menghasilkan ROI wajah dalam bentuk elips. Citra ROI wajah tersebut terdiri dari bagian yang halus (smooth region) dan bagian yang kasar (non-smooth region). Smooth region adalah bagian citra dari ROI wajah yang merepresentasikan kulit wajah, dan non-smooth region adalah bagian-bagian wajah yang lain seperti face parts (mata dan mulut, hidung), rambut (kumis, cambang, jenggot, dan alis), dan juga region kasar yang tercipta karena kontur wajah (kerut di sekitar mata dan mulut). Smooth region inilah yang akan digunakan sebagai sampel untuk memperbaharui model dan menemukan pixel kulit lain dalam citra, sehingga sangat

27 penting untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya smooth region dan memisahkannya dari non-smooth region. Semakin banyak mendapatkan smooth region dan semakin banyak dapat menghilangkan non-smooth region, maka model akan semakin baik, dan akan mendapatkan model yang tepat untuk mencari pixel lain dalam citra, sehingga pada akhirnya kinerja deteksi kulit manusia akan meningkat. Pada penelitian sebelumnya, untuk menghilangkan non-smooth region hanya dengan cara menggunakan deteksi tepi sobel dan kemudian memperbesar pixel tepi/edge yang ditemukan tersebut dengan operasi dilasi. Untuk meningkatkan kinerja dari penelitian deteksi kulit manusia yang telah dilakukan sebelumnya, maka penelitian ini akan berfokus pada permasalahan pemisahan non-smooth region dari smooth region ini. Untuk menghapus sisa non-smooth region yang lain seperti rambut dan nonsmooth region yang terbentuk karena kontur wajah hingga akhirnya hanya akan menyisakan smooth region, maka diusulkan melakukan deteksi awal kulit manusia pada ROI wajah dengan menggunakan sampel region kotak kecil yang berukuran 4% dari luas ROI wajah yang terdeteksi yang berada pada pusat koordinat ROI wajah yang terdeteksi. Teknik ini diperkenalkan pada penelitian yang dibuat oleh Bilal [17], namun pada penelitian tersebut ukuran sampel kotak yang digunakan adalah 10x10 pixel dan model klasifikasi yang ditemukan langsung digunakan untuk mencari pixel lain dalam citra yang diduga sebagai kulit manusia. Menurut Bilal [17], penggunaan pixel pada pusat ROI wajah karena asumsi bahwa pada area sekitar koordinat pusat ROI wajah, adalah area yang paling sedikit mengandung non-smooth region. Normal probability density function (normal PDF) digunakan untuk mencari pixel kulit lain dalam ROI wajah dengan menghitung probabilitas dari tiap pixel dalam ROI wajah terhadap sampel kotak kecil yang berukuran 4% dari ROI wajah tersebut. Pixel ROI wajah dengan probabilitas lebih tinggi dari threshold yang ditentukan akan dianggap sebagai smooth region dan pixel ROI wajah dengan probabilitas di bawah threshold akan dihapus karena dianggap sebagai non-smooth region.

28 Untuk meyakinkan bahwa non-smooth region pada ROI wajah telah dibersihkan, maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan blur dan dithering menjadi 3 warna, kemudian menghapus warna yang memiliki jumlah pixel paling sedikit. Hasil dari dither tersebut kemudian dilakukan filling untuk mengisi hole yang terdapat pada ROI wajah untuk mendapatkan area smooth region yang lebih baik. Setelah non-smooth region dapat dihilangkan dari ROI wajah, dan hanya menyisakan smooth region, maka normal probability density function (normal PDF) kembali digunakan untuk mencari pixel kulit lain dalam citra testing dengan mencari probabilitas dari tiap pixel dalam citra testing terhadap ROI wajah yang telah dihilangkan non-smooth region-nya. Pixel pada citra dengan probabilitas lebih tinggi dari threshold yang ditentukan akan dianggap sebagai kulit dan pixel dengan probabilitas di bawah threshold akan dianggap sebagai bukan kulit. Jika dalam sebuah citra dengan jenis multiple subject terdapat beberapa ROI wajah yang terdeteksi, maka langkah pemrosesan seperti yang tampak pada gambar 8 akan dilakukan untuk mencari pixel kulit lain dalam citra untuk setiap ROI wajah yang terdeteksi tersebut. Namun untuk hasil akhirnya akan dilakukan voting (pemungutan suara) dari citra yang dihasilkan setiap ROI wajah tersebut. Peraturan voting yang digunakan adalah jika lebih banyak dari 1/3 jumlah ROI wajah terdeteksi yang menyatakan bahwa sebuah pixel adalah kulit, maka pixel tersebut akan dianggap/diklasifikasikan sebagai kulit. Framework metode yang diusulkan pada penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 8. Pada framework tersebut dapat dilihat perbedaan metode yang diusulkan dengan metode pada penelitian sebelumnya. Tabel 1 juga menampilkan perbedaan metode yang diusulkan pada penelitian ini dengan metode yang diusulkan oleh Tan. Color space yang digunakan pada penelitian ini adalah penggabungan antara color space HSV (hanya digunakan komponen H dan S), color space ycbcr (hanya menggunakan komponen Cb dan Cr), dan color space RGB (hanya menggunakan komponen R). Pada color space HSV dan ycbcr komponen yang menyatakan iluminasi yaitu V dan y tidak digunakan untuk perhitungan karena diharapkan

29 dengan tidak melibatkan komponen iluminasi dalam perhitungan, maka akan lebih tahan terhadap perubahan iluminasi. 1. Temukan ROI wajah Metode Lama: 1. Deteksi mata dengan MPT 2. Perkirakan posisi wajah 3. Crop dan slice dengan elips Metode yang diusulkan: 1. Deteksi wajah dengan Viola-Jones 2. Crop dan slice dengan elips 2. Temukan smooth region dan hilangkan non-smooth region dari ROI wajah yang terdeteksi Metode Lama: 1. Deteksi tepi sobel 2. dilasi Metode yang diusulkan : 1. Ambil sampel 4% dari ROI wajah pada titik pusat ROI wajah 2. Hitung probabilitas tiap pixel ROI wajah terhadap sampel 4% ROI wajah dengan normal PDF 3. Pixel dengan probabilitas > threshold dianggap sebagai smooth region, pixel dengan probabilitas< threshold dihapus 4. Lakukan proses blur, lalu lakukan dither menjadi 3 warna dan hapus area dengan jumlah pixel paling sedikit 5. Lakukan proses filling untuk mengisi hole yang terdapat pada ROI wajah untuk mendapatkan area smooth region yang lebih baik 3. Gunakan ROI wajah untuk mencari pixel yang diduga kulit pada citra Metode Lama: 1. Tentukan dynamic threshold dari 95% confidence interval 2. Terapkan pada pixel lain pada citra 3. Jika terdapat beberapa ROI wajah terdeteksi pada citra multiple subject, maka hasil akhir adalah penggabungan langsung citra yang dihasilkan ROI wajah yang terdeteksi tersebut Metode yang diusulkan: 1. Hitung probabilitas tiap pixel citra testing terhadap sampel ROI wajah yang telah dibersihkan non-smooth region-nya dengan normal PDF 2. Pixel dengan probabilitas>threshold dianggap sebagai kulit 3. Jika terdapat beberapa ROI wajah terdeteksi pada citra multiple subject, maka dilakukan proses voting. Jika lebih banyak dari 1/3 jumlah ROI wajah terdeteksi yang menyatakan bahwa sebuah pixel adalah kulit, maka pixel tersebut adalah kulit Gambar 8 Framework metode yang diusulkan

30 Tabel 1 Perbedaan metode yang diusulkan dengan metode Tan Proses Metode Tan [10] Metode yang Diusulkan Deteksi ROI wajah Deteksi mata dengan MPT, kemudian dari posisi mata yang ditemukan, hitung posisi ROI wajah Deteksi wajah dengan Viola Jones Proses pemisahan smooth region dari non-smooth region pada ROI wajah yang terdeteksi Deteksi tepi sobel lalu dilakukan dilasi 1. Ambil sampel 4% dari ROI wajah pada titik pusat ROI wajah 2. Hitung probabilitas tiap pixel ROI wajah terhadap sampel 4% ROI wajah dengan normal PDF 3. Pixel dengan probabilitas > threshold dianggap sebagai smooth region, pixel dengan probabilitas< threshold dihapus 4. Lakukan proses blur, lalu lakukan dither menjadi 3 warna dan hapus area dengan jumlah pixel paling sedikit 5. Lakukan proses filling untuk mengisi hole yang terdapat pada ROI wajah untuk mendapatkan area smooth region yang lebih baik Proses untuk mendapatkan hasil akhir pada citra multiple subject jika ada lebih dari satu ROI wajah yang terdeteksi Metode utama yang digunakan Hasil akhir adalah penggabungan langsung citra yang dihasilkan ROI wajah yang terdeteksi Penggabungan antara Gaussian model dan 2Dsmoothing histogram Hasil akhir melalui proses voting. Jika lebih banyak dari 1/3 jumlah ROI wajah menyatakan pixel tersebut kulit, maka pixel tersebut akan dianggap sebagai kulit Perhitungan probabilitas dengan Normal Probability Density Function (normal PDF)