BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN. hamil, pencegahan, pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Program ini

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. maupun janin yang di kandung. Berbagai macam kelainan yang timbul membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator pembangunan kesehatan adalah melihat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan wanita. Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. orangan, keluarga maupun masyarakat. Pelayanan antenatal adalah pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan kebidanan komperhensif mencangkup empat kegiatan. pemeriksaan berkesinambungan yaitu Asuhan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (millennium development goals/mdgs) yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak

ALI SADIKIN NIM : J

BAB 1 PE DAHULUA. setiap saat selama ibu hamil, pada waktu persalinan, pascapersalinan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi yang di kandung (Saifuddin, 2009:284). (Hani, 2011:12). Berdasarkan pengalaman praktek di polindes Kradenan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya telah menunjukkan kemajuan yang baik, namun masih

commit to user BAB I PENDAHULUAN

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi (fertilisasi) sampai lahirnya janin.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpengaruh tidah baik terhadap kehamilan tersebut (Prawiroharjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. (Fraser, 2009 h. 635). Pada umumnya kehamilan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. membawa resiko bagi ibu. Menurut World Health Organization

BAB 1 PEDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang alami artinya perubahan-perubahan

1

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008, p. 89).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB I PENDAHULUAN. suatu kejadian yang fisiologis/ alamiah, akan tetapi di dalam prosesnya dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di dunia ini sekitar 500.000 ibu meninggal karena proses kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% diantaranya di negara yang sedang berkembang, karena kondisi kesehatan ibu yang buruk dan fasilitas kesehatan yang kurang (Suhadi dkk, 2002). Derajat kesehatan penduduk secara optimal dapat diukur dengan indikator, antara lain angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan tingkat kesuburan penduduk yang sangat erat kaitannya dengan pelayanan KIA-KB. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) survei terakhir tahun 2007, angka kematian ibu (AKI) Indonesia sebesar 228/10.000 kelahiran hidup, sedangkan target yang ingin dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi 3/4 resiko jumlah kematian ibu yaitu 102/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu (AKI) untuk kota Yogyakarta tahun 2011 adalah 126/100 kelahiran hidup. Hasil penelitian (Depkes 2008), kehamilan dapat membawa resiko bagi ibu. Menurut WHO tahun 2002, memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita hamil, kehamilannya dapat mengancam jiwa. Kematian ibu artinya kematian seorang wanita pada saat hamil atau kematian yang terjadi dalam kurun 1

waktu 42 hari sejak penghentian kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinannya. Sedangkan data di Dinas Kesehatan kota Yogyakarta, pada tahun 2011 terjadi 6 kasus kematian ibu pada saat persalinan, 1 kasus kematian ibu pada saat kehamilan. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Kota Yogyakarta pada tahun 2011 mencapai 90,88 %. Persentase ibu hamil resiko tinggi yang ditemukan di kota Yogyakarta pada tahun 2011 sebesar 5,2 % yang berarti masih sekitar 4,99 % ibu hamil resiko tinggi yang tidak terdeteksi yang dikhawatirkan menjadi penyebab kamatian ibu dan bayi (Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, 2011). Penyebab utama angka kematian ibu yaitu perdarahan keracunan kehamilan yang disertai kejang-kejang, aborsi dan infeksi. Hasil persentase (Depkes RI, 2007) menyebutkan tiga faktor utama penyebab angka kematian ibu (AKI) yaitu perdarahan, hipertensi saat hamil atau pre eklamsi dan infeksi. Perdarahan menempati presentasi tertinggi penyebab kematian ibu sebesar (28%), anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil penyebab utama terjadinya perdarahan yang merupakan faktor kematian ibu. Persentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu adalah eklamsia sebesar (24%), kejang bisa terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol saat persalinan. Hipertensi dapat terjadi karena kehamilan, dan akan kembali normal setelah bayi lahir. Kondisi ini akan menjadi lebih berat bila hipertensi 2

diderita ibu sebelum hamil (Profil Kesehatan Indonesia 2007). Persentase tertinggi ketiga adalah infeksi sebesar 11%. Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh angka kematian ibu (AKI) disebabkan oleh perdarahan, proporsinya sebesar antara (10% - 60%). Walaupun seorang wanita bertahan hidup setelah mengalami perdarahan setelah persalinan, namun ia akan menderita kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (WHO, 2002). Penyebab kematian ibu paling banyak adalah akibat perdarahan, dan penyebab tidak langsung lainnya seperti terlambat mengenali tanda bahaya karena tidak mengetahui kehamilannya dalam resiko yang cukup tinggi, terlambat mencapai fasilitas untuk persalinan, dan terlambat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Tanda-tanda bahaya itu sendiri artinya tanda-tanda adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu dan janin. Tanda bahaya ini bisa terjadi pada awal kehamilan atau pada pertengahan atau pada akhir kehamilan. Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan yaitu perdarahan lewat jalan lahir, sakit kepala yang hebat biasanya menetap dan tidak hilang, perubahan visual (penglihatan) secara tiba-tiba seperti pandangan kabur, nyeri perut yang hebat, bengkak pada muka dan tangan, serta bayi kurang bergerak seperti biasa (Depkes RI, 2002). 3

Adapun efek tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan misalnya, konstipasi (sembelit) efeknya rasa nyeri hebat di abdomen, tidak mengeluarkan gas (obstruksi), dan rasa nyeri di kuadran kanan bawah (appendicitis). Tanda bahaya yang lain adalah sering buang air kecil yang menyebabkan wanita hamil dapat menghadapi resiko yang besar untuk terjadinya infeksi saluran kemih. Efek yang paling besar dari tanda-tanda bahaya adalah menyebabkan kematian baik ibu maupun janin (Depkes, RI 2003). Kebijakan Departemen Kesehatan tahun 2002 dalam upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis yang disebut dengan Empat Pilar Motherhood yaitu KB, ANC, persalinan bersih dan aman, pelayanan pelayanan obstetri, dimana pilar kedua adalah asuhan antenatal yang bertujuan untuk memantau perkembangan kehamilan dan mendeteksi kelainan atau komplikasi yang menyertai kehamilan secara dini dan ditangani secara benar. Berdasarkan lesson learned dari upaya safe motherhood, maka pesan-pesan kuncinya adalah: (1) setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, (2) setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, (3) setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran (Depkes RI, 2002). Asuhan antenatal paling penting untuk menjamin agar proses alamiah tetep berjalan normal selama kehamilan. Kehamilan akan berkembang 4

menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan serta dapat mengancam jiwanya (Pusdiknakes, 2003). Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan berkembang selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi komplikasi pada kehamilan (Saifuddin dkk, 2002). Dari studi pendahuluan di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta, kunjungan K1 ibu hamil di Puskesmas Mergangsan pada tahun 2011 yaitu 100% sedangkan kunjungan K4 ibu hamil pada tahun 2011 yaitu 96,86 %. Dari data tersebut hasil cakupan yang terdeteksi dengan faktor resiko adalah 3,14 % ibu hamil. Dari hasil pengamatan dan informasi, masih banyak ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya ke pelayanan kesehatan dengan alasan berbagai faktor yaitu faktor sosial ekonomi, budaya dan transportasi, sehingga masih ditemukan ibu hamil yang belum mengetahui tanda dan bahaya kehamilan yang bisa mengancam ibu dan janin dalam kandungan. Hal ini menunjukkan pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan masih sangat minim. Berdasarkan kenyataan tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti, hubungan antara tingkat pengetahuan primigravida tentang tanda bahaya 5

kehamilan dengan frekuensi kunjungan antenatal care di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. Dalam Al-Qur an surah Az-Zumar ayat 6 dinyatakan bahwa manusia di ciptakan melalui 3 tahapan dalam rahim ibunya, Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam 3 tahapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak di sembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat di palingkan? (Al-Qur an, 39:6) B. Rumusan Masalah Antenatal care diperlukan untuk mengurangi resiko komplikasi kehamilan. Keberhasilan antenatal care berkaitan dengan frekuensi kunjungan antenatal care yang teratur atau baik pada ibu hamil. Tetapi frekuensi kunjungan antenatal care tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, mungkin salah satunya tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan masalah yaitu apakah ada hubungan tingkat pengetahuan primigravida tentang tanda bahaya pada kehamilan dengan frekuensi kunjungan Antenatal care di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta? C. Rumusan Tujuan 1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan primigravida tentang tanda bahaya pada kehamilan 6

dengan frekuensi kunjungan Antenatal care di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta 2. Tujuan khusus a) Mengetahui frekuensi kunjungan Antenatal care (ANC) primigravida ke pelayanan kesehatan b) Mengetahui tingkat pengetahuan primigravida dalam mendeteksi tanda-tanda bahaya kehamilan sebelum dan setelah melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan D. Manfaat penelitian 1. Masyarakat Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan untuk ibu hamil diwilayah Puskesmas Mergangsan. 2. Peneliti lain Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan evaluasi dan referensi dalam melakukan penelitian yang sejenis. 3. Instansi terkait Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan dalam melakukan tindakan pencegahan resiko kematian kehamilan. 4. Ilmu keperawatan Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi referensi bagi perawat yang akan melakukan penelitian yang sejenis. 7

E. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini dilakukan untuk primigravida di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta bulan Juni - Juli 2012. F. Penelitian terkait Hasil pelacakan peneliti menemukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini, antara lain: 1. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tanda bahaya pada kehamilan (Tombokan, 2002). Tempat penelitian di puskesmas Jetis. Populasi semua ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Jetis. Dengan hasil karakteristik responden tentang umur, paritas dan pendidikan tidak terdapat hubungan dengan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tanda bahaya pada kehamilan. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tanda bahaya pada kehamilan. Perbedaannya dengan peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan metode rancangan cross sectional data yang diperoleh dengan cara kuesioner, populasi, tempat berbeda. 2. Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap frekuensi kunjungan antenatal care trimester III (Akhiria, 2006). Tempat penelitian di puskesmas Kalasan, baik primigravida maupun multigravida. Dengan hasil tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap frekuensi kunjungan antenatal care. 8

Perbedaan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode rancangan cross sectional data yang diperoleh dengan cara kuesioner, populasi, tempat berbeda. 3. Pengetahuan kader posyandu tentang tanda bahaya kehamilan berdasarkan buku KIA diwilayah binaan puskesmas Khatulistiwa Kota Pontianak (Yenny, 2007). Pada penelitian tersebut didapatkan hasil: dari 51 responden, diperoleh data 46 orang (92,2%) dikategorikan baik, 3 orang (5,9%) dikategorikan cukup dan 2 orang (3,9%) dikategorikan kurang. Pada penelitian Yenny, tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan kader posyandu tentang tanda bahaya kehamilan berdasarkan buku KIA. Perbedaan penelitian ini adalah mengenai tingkat pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan frekuensi kunjungan ANC pada ibu primigravida, penelitian yang dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan metode rancangan cross sectional data yang diperoleh dengan cara kuesioner, populasi, tempat berbeda. 9