2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: SRI BANDIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini, menuntut

I. PENDAHULUAN. dapat dihasilkan manusia pembangunan yang tangguh dan merata. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. peradapan bangsa yang bermartabat. untuk terus-menerus belajar. Seorang mahasiswa dalam meraih tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan pekerjannya guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dalam lingkungan yang lebih luas, harus dapat ditumbuh kembangkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. dapat bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah menjadi suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Pendidikan itu sendiri merupakan salah satu pondasi dasar bagi para penerus bangsa dan negara. Pendidikan dikatakan berkualitas apabila proses belajar mengajar berjalan dengan baik, efektif, efisien, dan menghasilkan lulusan yang kompeten. Sebagai suatu proses, pendidikan dalam kehidupan sangat dekat bahkan dapat dikatakan sebagai bagian yang integral dari kehidupan. Banyak perubahan terjadi dalam suatu negara karena campur tangan manusia kompeten di dalamnya, yang mampu memberikan perubahan-perubahan lebih baik. Setiap manusia memerlukan pendidikan karena pendidikan merupakan bagian terpenting dan kunci dalam keberhasilan pembangunan. Pemerintahan negara Indonesia memberikan perhatian khusus terhadap masalah pendidikan di Indonesia dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:7) disebutkan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari pernyataan di atas terlihat bahwa pendidikan merupakan sebuah proses pendewasaan bagi setiap manusia agar lebih berguna serta bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan orang lain, serta sebagai suatu alat untuk menyiapkan para generasi yang baru dalam menghadapi tantangan global yang ada. Selain itu, pendidikan sangatlah penting sebagai tempat untuk membangun manusia yang lebih baik serta pendidikan mampu memberikan sumber daya manusia yang berkualitas. Begitu banyak macam-macam pendidikan, salah satunya adalah pendidikan diperguruan tinggi. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga yang mampu mempersiapkan manusia-manusia kompeten, yang memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bidangnya. Perguruan tinggi harus mementingkan kualitas dan diperhatikan secara khusus serta serius agar tujuan tercapai secara bersama, karena proses pendidikan bukan merupakan

proses yang dilaksanakan secara sembarangan dan instan, tetapi proses yang terarah untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk memasuki perguruan tinggi, saat ini para siswa telah memiliki banyak kesempatan untuk masuk di Universitas yang diinginkan. Beragam Jalur penerimaan telah disediakan oleh setiap Universitas dan lengkap dengan jumlah biaya kuliahnya. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) membuka peluang untuk para calon mahasiswa baru yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Berbagai siswa dari lulusan SMA, SMK dan sederajat adalah yang diterima di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penerimaan calon mahasiswa tersebut dapat ditempuh dengan berbagai macam jalur masuk antara lain melalui jalur Penelusuran Minat Dan Bakat (PMDK) atau yang sekarang jalur SNMPTN undangan, Ujian Mandiri () dimana penseleksian calon mahasiswa ini berdasarkan masing-masing kampus dan calon mahasiswa dapat langsung memilih fakultas apa yang mereka inginkan selanjutnya, mereka mengikuti tes tertulis dan diseleksi. Selanjutnya adalah Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang merupakan program resmi pemerintah dan merupakan satusatunya pola seleksi yang dilaksanakan secara bersama oleh seluruh Perguruan Tinggi Negeri dengan soal yang sama serta pelaksanaannya secara serentak, dimana setiap peserta dapat memilih dua Perguruan Tinggi dan pada masing-masing Perguruan Tinggi mereka dapat memilih tiga program studi yang mereka inginkan dan yang terakhir yaitu Bidik Misi yang merupakan program pemerintah atau beasiswa tepat sasaran untuk siswa yang pintar tetapi tidak mampu. Untuk kampus UPI sendiri, terdiri dari berbagai fakultas dengan jurusan/ program studinya masing-masing. Fakultas tersebut adalah FIP (Fakultas Ilmu Pendidikan), FPMIPA (Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), FPOK (Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan), FPIPS (Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial), FPEB (Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, FPBS (Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni), FPTK (Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan) dan SPS (Sekolah Pasca Sarjana). Program Studi yang ada di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis terdiri dari 6 Program Studi yaitu : 1. Pendidikan Ekonomi 2. Pendidikan Akuntansi 3. Pendidikan Manajemen Bisnis 4. Pendidikan Manajemen Perkantoran

5. Akuntansi 6. Manajemen Semua Program Studi tersebut menerima mahasiswa baru melalui jalur masuk PMDK,, SNMPTN dan Bidik Misi. Tetapi, jalur masuk yang paling banyak diminati oleh mahasiswa tersebut yaitu jalur masuk dan SNMPTN jadi secara tidak langsung Program Studi yang ada di FPEB didalamnya dominan mahasiswa dan SNMPTN. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh dari Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FPEB UPI. Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa yang Mengikuti Jalur dan SNMPTN Setiap Program Studi di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI No Program Studi Angkatan Jalur Masuk Jumlah SNMPTN Mahasiswa 2009 48 59 107 1 Pend. Ekonomi 2010 44 43 87 2011 33 47 80 2009 46 58 104 2 Pend. Akuntansi 2010 46 36 82 3 4 Pend. Manajemen Bisnis Pend. Manajemen Perkantoran 5 Akuntansi 2011 35 41 76 2009 48 54 102 2010 40 36 76 2011 30 47 77 2009 42 61 103 2010 48 36 84 2011 32 50 82 2009 43 60 103 2010 44 36 80 2011 44 55 99 2009 51 49 100 6 Manajemen 2010 41 38 79 2011 36 49 85 Jumlah 751 855 1606 Sumber : Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FPEB UPI (data diolah kembali) Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan adalah prestasi belajar. Mahasiswa sebagai sasaran dari pendidikan yang- menjadi faktor penentu keberhasilan belajarnya di Perguruan Tinggi. Dalam hal ini keberhasilan belajar terletak pada diri sendiri bagaimana dia mempertanggung jawabkannya. Melalui proses pendidikan, dapat dilihat bahwa prestasi belajar yang dicapai dengan prestasi belajar yang diharapkan itu seimbang. Tidak terlepas dari itu, prestasi belajar mampu menjadi tolok ukur dari pemahaman mahasiswa terhadap materi yang disampaikan.

Untuk menentukan hasil prestasi belajar mahasiswa, diperlukan indikator yang salah satunya ditunjukkan dengan tinggi atau rendahnya nilai hasil evaluasi belajar, baik itu nilai evaluasi di setiap semester maupun rekapitulasi nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tiap angkatan yang diperoleh dari proses belajar mengajar (PBM) yang telah dilaksanakan. Sesuai dengan Rencana Strategi (RENSTRA) Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB), dalam target 5 tahun kedepan selama tahun 2011-2015, rata-rata IPK yang diharapkan pada tahun 2013 terakhir yaitu sekurang-kurangnya 3,36 (pada skala 4) baseline 3,34. Jadi IPK lebih besar sama dengan dari 3,34 ( 3,34) seperti yang diharapkan pada umumnya oleh setiap Program Studi, yaitu menghasilkan mahasiswa dengan IPK tinggi serta menjadikan tenaga ahli yang kompeten di bidangnya. Hasil proses belajar mahasiswa yang mengikuti jalur masuk dan SNMPTN di setiap Program Studi dapat dilihat dari jumlah mahasiswa dan SNMPTN yang mendapatkan IPK di atas dan di bawah nilai standar RENSTRA FPEB 2011. Berdasarkan pra-penelitian yang dilakukan di semua Program Studi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis FPEB UPI angkatan 2009, ditemukan fenomena seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 1.2 dibawah ini. Tabel 1.2 Jumlah Mahasiswa Semua Program Studi FPEB yang Mendapatkan IPK dibawah dan diatas Standar RENSTRA FPEB-Angkatan 2009 No Program Studi Jalur Masuk Nilai IPK Jumlah Orang 1 Pendidikan Ekonomi 3,33 45 3,34 3 SNMPTN 3,33 50 3,34 9 2 Pendidikan Akuntansi 3,33 28 3,34 18 SNMPTN 3,33 24 3,34 34 3 Pendidikan Manajemen Bisnis 3,33 30 3,34 18 SNMPTN 3,33 23 3,34 31 4 3,33 22 Pendidikan Manajemen 3,34 20 Perkantoran 3,33 33 SNMPTN 3,34 28 3,33 29 5 Akuntansi 3,34 14 SNMPTN 3,33 30

3,34 30 3,33 28 3,34 23 6 Manajemen 3,33 27 SNMPTN 3,34 22 Jumlah 619 Sumber : Bidang Akademik FPEB Data Diolah Kembali Dari Tabel di atas terlihat bahwa prestasi belajar mahasiswa di setiap Program Studi sebagian masih belum mencapai hasil yang maksimal. Hal ini terlihat hampir sebagian dari total jumlah mahasiswa angkatan 2009 masih memiliki nilai IPK di bawah harapan standar RENSTRA FPEB tahun 2011, sedangkan untuk mahasiswa SNMPTN sebagian telah memenuhi standar nilai RENSTRA dan bila dilihat dari prestasi belajar IPK rata-rata angkatan 2009 jalur dan SNMPTN tiap Program Studi, dapat diperoleh sebagai berikut : Tabel 1.3 Perbandingan IPK Rata-rata Mahasiswa dan SNMPTN Semua Program Studi di FPEB Angkatan 2009 No Program Studi Angkatan Jalur Masuk SNMPTN 1 Pendidikan Ekonomi 2009 2,94 2,97 2 Pendidikan Akuntansi 2009 3,26 3,28 3 Pendidikan Manajemen Bisnis 2009 3,24 3,46 4 Pendidikan Manajemen Perkantoran 2009 3,33 3,33 5 Akuntansi 2009 3,21 3,38 6 Manajemen 2009 3,31 3,33 Sumber : Bidang Akademik FPEB Data Diolah Kembali Berdasarkan Tabel 1.3 IPK mahasiswa pada tiap Program Studi angkatan 2009 lebih rendah jika dibandingkan dengan mahasiswa SNMPTN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2009 IPK mahasiswa 2,94 dan SNMPTN 2,97 (selisih keduanya 0,03). Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 selisihnya 0,02, sedangkan mahasiswa lebih rendah dibandingkan mahasiswa SNMPTN. Begitupun dengan kondisi pada Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis, Pendidikan Manajemen Perkantoran, Akuntansi dan Manajemen masing-masing selisih nilai rata-rata IPK angkatan 2009 mahasiswa lebih rendah dibandingkan mahasiswa SNMPTN. Data tersebut diperoleh dari bidang akademik dan kemahasiswaan FPEB. Selain itu indikator yang dianggap dan dipakai untuk menentukan prestasi belajar mahasiswa adalah seberapa besar tingkat pengulangan mata kuliah mahasiswa tersebut, maka

ketika semakin sedikit atau bahkan tidak ada pengulangan mata kuliah, berarti mahasiswa tersebut prestasi belajarnya semakin tinggi. Indikator tersebut berhubungan erat dengan pencapaian SKS di tiap semesternya. Oleh karena itu, berikut dibawah ini adalah Tabel yang menggambarkan tingkat pengulangan mata kuliah dan pencapaian SKS mahasiswa dan SNMPTN khususnya angkatan 2009 tiap Program Studi di FPEB: Tabel 1.4 Tingkat Pengulangan Mata Kuliah dan Pencapaian SKS Mahasiswa dan SNMPTN Semua Program Studi di FPEB Angkatan 2009 No 1 2 3 4 Program Studi Pendidikan Ekonomi Pendidikan Akuntansi Pendidikan Manajemen Bisnis Pendidikan Manajemen Perkantoran 5 Akuntansi 6 Manajemen Jalur Masuk Jumlah Mahasiswa Jumlah Pengulangan Mata Kuliah Pencapaian SKS Jumlah Persentase Pencapaian SKS (%) 48 37 4573 63,51 SNMPTN 59 55 6061 68,49 46 66 4195 60,80 SNMPTN 58 41 5260 60,46 48 15 5097 70,79 SNMPTN 54 8 5515 68,09 42 6 4603 73,06 SNMPTN 61 4 6469 70,70 43 93 3408 54,28 SNMPTN 60 92 5480 62,56 51 18 5240 70,37 SNMPTN 49 15 4854 67,85 Jumlah 619 450 60755 Tabel diatas menggambarkan masih besar mahasiswa dengan tingkat pengulangan mata kuliah yang tinggi dan pencapaian SKS yang kurang. Dari data diatas jumlah terbanyak mahasiswa yang mengulang mata kulaihnya yaitu Program Studi Akuntansi sebesar 93 untuk jalur masuk dan 92 jalur masuk SNMPTN. Hal hal tersebut diatas disebabkan oleh beberapa faktor, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berasal dari diri individu itu sendiri seperti minat, motivasi dan bakat. Sedangkan faktor ekstern berasal dari luar diri individu yaitu lingkungan keluarga, lingkungan kampus, lingkungan masyarakat.

Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi dalam belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar yang terdiri dari fakor jasmaniah faktor psikologis dan faktor kelelahan. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi dalam belajar yang ada diluar individu yang terdiri dari faktor keluarga faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang akan dikaji oleh peneliti yaitu kebiasaan belajar sebagai faktor internal, sedangkan faktor eksternalnya yaitu keadaan ekonomi keluarga. Pertama, peneliti akan menganalisis permasalahan kebiasaan belajar di lingkungan mahasiswa, yang mana kebiasaan belajar ini dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Menurut Teori Koneksionisme yang menyatakan bahwa, tingkah laku manusia berasal dari suatu hubungan atau stimulus respon sebanyak-banyaknya. Orang-orang yang menguasai hubungan stimulus respon sebanyak-banyaknya ialah orang yang pandai atau berhasil dalam belajarnya. Pembentukan stimulus respon itu dilakukan melalui ulangan-ulangan begitupun kebiasaan belajar, karena kebiasaan belajar itu cara belajar seseorang yang terus diulangulang yang nantinya akan menjadi kebiasaan. Dan kebiasaan belajar yang baik itu akan mempengaruhi kepada hasil belajar yang diperoleh juga akan baik. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian sebelumnya yang meneliti mengenai pengaruh variabel kebiasaan belajar terhadap hasil belajar yaitu hasil penelitian Anisa Nurdiana pada siswa kelas XI IPS dalam mata pelajaran akuntansi bahwa kebiasaan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, penelitian dari Prestinova Rismadewy mengenai pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar yang mempunyai pengaruh positif. Sehingga, ketika mahasiswa dalam kebiasaan belajarnya bagus, maka akan berdampak terhadap prestasi belajarnya. Kebiasaan belajar ini diyakini akan membuat mahasiswa lebih termotivasi lagi dalam belajarnya, dengan begitu mahasiswa akan mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan pengorbanannya dalam belajar. Begitupun halnya dengan permasalahan keadaan ekonomi keluarga, faktor eksternal ini juga dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa.

Keadaan ekonomi keluarga mahasiswa berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia yang pertama yaitu kebutuhan fisiologi. Jika kebutuhan fisiologi mahasiswa seperti sandang, pangan, papan, dan kesehatan tidak terpenuhi secara layak, maka tentunya akan menghambat proses belajarnya. Mahasiswa dari keluarga yang keadaan ekonomi rendah akan berdampak kebutuhan fisiologi yang tidak terpenuhi secara optimal. Mahasiswa akan sulit berkonsentrasi belajar jika dalam keadaan lapar atau sakit, keadaan ini tentunya akan mengganggu proses belajarnya. Selain itu, Slameto (2003:63) mengemukakan mengenai pengaruh keadaan ekonomi keluarga siswa terhadap belajar siswa sebagai berikut. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar anak juga terganggu. Akibat yang lain anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder dengan teman yang lain, hal ini pasti akan mengganggu belajar anak. Bahkan mungkin anak harus bekerja mencari nafkah sebagai pembantu orang tuanya walaupun sebenarnya anak belum saatnya untuk bekerja, hal yang begitu juga akan mengganggu belajar anak. Diperkuat juga oleh hasil penelitian sebelumnya oleh Ike Pratiwi Fitriani bahwa keadaan ekonomi keluarga berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Begitupun penelitian dari Indra Arisanto mengenai pengaruh keadaan sosial ekonomi keluarga berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Menurut pemaparan yang telah dijelaskan diatas, maka prestasi belajar mahasiswa sangat dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi orang tua. Orang tua bertanggung jawab membiayai pendidikan anaknya. Secara logika, pendidikan seorang anak itu tidak terlepas dari keadaan sosial ekonomi orang tua. Apabila keadaan sosial ekonomi orang tua rendah secara material untuk menyediakan fasilitas pendukung pendidikan anak sangat rendah, maka pendidikan anak tergantung pada keadaan sosial ekonomi orangtua. Berdasarkan kondisi diatas, penulis melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Keadaan Ekonomi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran kebiasaan belajar, keadaan ekonomi keluarga dan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) UPI. 2. Bagaimana pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) UPI. 3. Bagaimana pengaruh keadaan ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) UPI. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kebiasaan belajar dan keadaan ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis FPEB UPI. Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran kebiasaan belajar, keadaan ekonomi keluarga dan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) UPI. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh keadaan ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) UPI. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh keadaan ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) UPI. 1.4.1 Manfaat Penelitian a. Teoritis (Akademik) Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan pemikiran mengenai indikator kebiasaan belajar dan keadaan ekonomi keluarga yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Khususnya mahasiswa pada setiap Program Studi di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis FPEB UPI dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa tersebut. b. Empiris (Praktis) 1. Untuk dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan di dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Sebagai bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut khususnya tentang indikator kebiasaan belajar dan keadaan ekonomi keluarga yang mempengaruhi prestasi belajar

mahasiswa.