BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitiaan. Setiap perusahaan yang didirikan dalam menjalankan kegiatan usahanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan dihadapkan pada fenomena di mana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk mengoptimalisasikan sumber daya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan dunia usaha yang tumbuh semakin cepat. menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. dagang maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperbaiki dan menyempurnakan bidang usahanya agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya.

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas. kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank untuk periode waktu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kondisi tingkat inflasi saat ini yang sering berubah-ubah sesuai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dan membuat perusahaan hidup dalam jangka panjang. Dalam era globalisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap pencapaian tujuan perusahaan. lain likuiditas perusahaan itu sendiri. Menurut Mamduh et al.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri, jasa dan perdagangan maupun sektor lain. Setiap. kelangsungan hidup perusahaan (going concern).

BAB I PENDAHULUAN. Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok untuk masyarakat. merupakan perusahaan yang sudah go public.

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dalam berbisnis. Menyebabkan lingkungan bisnis mengalami

BAB I PENDAHULUAN. apakah perusahaanya mengalami kemajuan atau kemunduran. Hal ini dapat dilihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi seperti ini menuntut perusahaan untuk mampu mengelola

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Perusahaan yang ingin bertahan dan sukses, haruslah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB I PENDAHULUAN. spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan. modal tersebut mengandung begitu banyak aspek.

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sekarang ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

BAB I LATAR BELAKANG. suatu perusahaan adalah dengan menganalisis laporan keuangannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan jenis perusahaan manufaktur

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba dari setiap kegiatannya sekaligus meningkatkan kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. hal seperti penerapan teknologi dan sistem informasi mutakhir. juga masalah yang berhubungan dengan pesaing perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masalah-masalah pelik, dimana masalah yang dihadapi oleh

I. PENDAHULUAN. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, maka diperlukan suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Rasio Lancar. Rasio Lancar 2.75

BAB I PENDAHULUAN. (tidak langsung lunas) dan akan menimbulkan piutang usaha (account receivable).

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur,

BAB I PENDAHULUAN. atau penilaian kinerja perusahaan oleh pihak manajemen menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Untuk itu tentu saja

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dan kelangsungan hidup perusahaan (going concern).

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bagian penting di dalam komunitas perekonomian global. Hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan di periode sebelumnya. Perubahan laba menjadi ukuran keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. aktiva lancar. Secara umum terdapat dua jenis likuiditas, yaitu likuiditas

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pesat, seiring

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu bank. Kegiatan yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Perkembangan bisnis Real Estate dan Property mengalami perkembangan. yang cukup pesat di Indonesia. Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan suatu perusahaan adalah untuk mencari keuntungan,

ANALISIS KEUANGAN PADA PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk ( ) : Dyta OktaLyana NPM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PENDAHULUAN. mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan-perusahaan sekarang ini bergerak lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. bertambah ketat. Perusahaan yang tidak mampu bersaing maka tidak akan

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS DALAM MENGUKUR TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY DAN TRADING COMPANY, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, peternakan, perumahan, kaeuangan dan usaha-usaha lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal terutama dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitiaan Setiap perusahaan yang didirikan dalam menjalankan kegiatan usahanya tidak terlepas dari tujuan utamanya, yaitu untuk memperoleh laba atau keuntungan semaksimal mungkin dan membuat perusahaan hidup dalam jangka panjang. Dalam era globalisasi seperti saat ini, munculnya kompetitor-kompetitor baru di berbagai sektor industri perusahaan membuat persaingan bisnis dari tahun ke tahun menjadi sangat ketat. Fenomena ekonomi yang terjadi ini menuntut setiap manajemen di perusahaan untuk berusaha melaksanakan strategi yang tepat. Berbagai strategi yang dijalankan seperti melakukan manajemen yang maksimal dan melakukan kebijakan kebijakan terbaik dalam mengelola kinerja bisnis mereka agar semakin siap diri dalam bersaing, berkembang, dan perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal, salah satu faktor yang dapat menjadi indikator dalam menilai kelangsungan hidup berdasarkan kinerja suatu perusahaan adalah tingkat likuiditas dari perusahaan itu sendiri. Likuiditas berfungsi untuk menunjukan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun pihak dalam perusahaan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk 1

2 mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayaai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih (Dr. Kasmir 2012:128). Dengan melihat tingkat likuiditas perusahaan tersebut, suatu perusahaan dapat dikatakan dalam kondisi keuangan yang baik ataupun sebaliknya. Semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan jangka pendek atau yang harus segara dibayar. Dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang baik, karena dana jangka pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva lancar yang jumlah relatif banyak. Jika dipandang dari sisi manajemen, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur, persediaan yang relatif berlebihan atau karena kebijakan kredit perusahaan yang tidak baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha. Pengungkapan tingkat likuiditas antara rendah dan tinggi dipengaruhi oleh tingkat perputaran modal kerja pada suatu sistem operasi perusahaaan, Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa perusahaan memiliki alat likuid berupa kas dan surat-surat berharga. Dengan alat likuid tersebut perusahaan dapat membeli bahan mentah yang kemudian diproses melalui proses produksi menjadi barang jadi. Barang jadi kemudian dijual ke pasar baik secara tunai maupun secara kredit.

3 Perusahaan dituntut untuk melakukan berbagai kebijakan yang dapat menguntungkan perusahaan dalam rangka mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan dan untuk menghasilkan keuntungan (laba) semaksimal mungkin. Perusahaan memiliki banyak alternatif untuk melakukan kegiatan usahanya berjalan dengan lancar dan salah satunya dengan melakukan penjualan suatu produk atau jasa secara kredit. Penjualan secara kredit artinya pelanggan tidak langsung membayar tunai produk yang diberikan oleh perusahan, pembayaran produk dilakukan beberapa waktu setelah penerimaan produknya. Penjualan secara kredit tidak akan menghasilkan kas pada saat terjadi penjualan, tetapi menimbulkan perkiraan dalam bentuk piutang dagang. Pada saat piutang dagang telah dilunasi, maka piutang dagang tersebut akan berubah menjadi kas. Pembayaran piutang yang diterima oleh perusahaan dikemudian hari akan menimbulkan risiko bagi perusahaan, baik risiko terlambat bayar maupun risiko tidak dibayarkannya piutang. Jika risiko tersebut terlambat bayar atau tidak dibayar maka angka perputaran piutang akan rendah yang menyebabkan aktivitas perusahaan tergangu dan akhirnya di dalam pencapaian tujuan perusahaan menjadi tergangu pula. Persediaan sebagai salah satu aktiva lancar yang merupakan unsur paling aktif dalam operasi perusahaan dagang khususnya, yang secara berkelanjutan diperoleh dan diubah, lalu dijual kembali. Persediaan berperan sebagai sumber pendapatan bagi perusahaan yang dapat digunakan untuk membiayai kewajiban keuangan perusahaan diantaranya membiayai kegiatan operasional perusahaan atau kegiatan pokok lainnya. Setiap manajemen perusahaan perlu untuk

5 melakukan pengendalian yang optimal atas persediaan melalui perputaran persediaan untuk dapat pengukuran berapa kali dana yang terinvestasi dalam persediaan yang berputar dalam satu tahun. Apabila suatu perusahaan dapat mengelola persediaan dengan baik, maka perusahaan tersebut secepatnya dapat mengubah persediaan yang tersimpan melalui penjualan yang akan menghasilkan piutang dan kemudian akan bertransformasi menjadi kas pada saat penagihan. Salah satu strategi alternatif yang dipakai di setiap perusahaan guna memperlancar penjualan hasil produksinya adalah dengan melakukan penjualan secara kredit pada produk atau jasa yang ditawarkan kepada calon pelanggan. Penjualan kredit juga berperan sebagai salah satu alternatif dalam memenangi persaingan pasar yang semakin ketat terutama dalam bidang usaha sejenis. Sistem penjualan secara kredit akan menghasilkan perkiraan dalam bentuk piutang usaha. Piutang usaha tersebut akan bertransformasi menjadikas pada saat piutang tersebut jatuh tempo dan dilunasi oleh pelanggan sesuai penetapan jangka waktu yangdiberikan berdasarkan kebijakan kredit perusahaan. Namun pembayaran piutang yang diterima di kemudian hari akan menimbulkan resiko bagi perusahaan, baik resiko keterlambatan pelunasan piutang oleh pelanggan,hingga resiko tidak terbayarnya piutang tersebut. Jika terjadi hal seperti ini, maka akan berpengaruh pada tingkat perputaran piutang menjadi menurun dan mengakibatkan terganggunya aktivitas perusahaan dalam memaksimalisasikan nilai perusahaan tersebut. Jika jumlah piutang suatu perusahaan meningkat maka di satu sisi tingkat likuiditas akan naik yang diakibatkan meningkatnya pos aktiva lancar pada neraca perusahaan. Sebaliknya jika jumlah piutang turun maka di satu sisi tingkat likuiditas akan turun yang diakibatkan menurunnya pos aktiva lancar pada perusahaan. piutang yang tinggi maka kondisi modal yang ada akan semakin tinggi dan perusahaan dikatakan liquid. Apabila perputaran piutang rendah maka kondisi modal yang ada juga akan dikatakan rendah sehingga dikatakan illiquid atau tidak liquid.

6 Perusahaan harus benar-benar teliti dalam menginvestasikan dana perusahaan dengan tujuan untuk menjaga likuiditas perusahaan. piutang akan sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan, karena piutang merupakan salah satu komponen modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas tanpa mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin timbul. Tingginya tingkat perputaran piutang merupakan salah satu alat ukur yang dipergunakan untuk menyelesaikan masalah likuiditas perusahaan. Ada banyak ukuran yang dipakai untuk melihat kondisi likuiditas suatu perusahaan, antara lain dengan menggunakan Quick ratio, rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin besar perbandingan aktiva lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan di atas penulis melakukan penelitian terhadap Perusahaan Mayora Indah Tbk. Perusahaan yang berdomosili di Tanggerang dengan pabrik berlokasi di Gedung Mayora, Jl. Tomang Raya No. 21-23, Jakarta. Pt Mayora Indah Tbk atau Mayora Group adalah salah satu kelompok bisnis produk konsumen di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 17 Februari 1977. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 Juli 1990. Berikut adalah Neraca Keuangan Perusahaan Mayora Indah Tbk,selama 12 tahun periode dari tahun 2001-2012 : Tabel 1.1 Piutang PT. Mayora Indah Tbk. Tahun Penjualan Bersih (Rp) Piutang Rata-rata (Rp) piutang (kali)

7 2001 833,977,149,663 214,131,174,226 3.89 2002 998,556,634,026 261,335,120,085 3.82 2003 1,103,893,272,095 278,141,218,690 3.97 2004 1,378,126,731,095 298,559,846,955 4.62 2005 1,706,184,294,249 332,301,548,575 5.13 2006 1,971,513,231,132 393,222,909,253 5.01 2007 2,828,440,024,641 512,857,573,501 5.52 2008 3,907,674,046,231 657,243,841,945 5.95 2009 4,777,175,386,540 797,489,361,969 5.99 2010 7,224,164,991,859 1,076,125,214,696 6.71 2011 9,453,865,992,878 1,483,956,009,646 6.37 2012 10,510,625,669,832 1,854,278,445,370 5.67 Sumber: Laporan Keuangan Pt. Mayora Indah Tbk. yang lising di BEI Tahun 200-2012 (data dioah). Padatabel 1.1 menggambarkan perkembangan perputaran piutang pada Pt. Mayora Indah Tbk, selama 12 tahun dari tahun 2001-2012.Data tersebut menunjukan perubahan perputaran piutang pada tahun 2009-2010 terjadi peningkatan yang baik karena kenaikan pada penjualan yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan rata-rata piutang.akan tetapi pada tahun berikutnya mengalami penurunan karena kenaikan pada penjualan lebih kecil dari pada kenaikan rata-rata piutang. Semakin besar rasio perputaran piutang akan semakin baik, karena dapat menjadi indikator untuk menilai kebijakan pinjaman dan kebijakan penagihan yang dimiliki perusahaan. Tabel 1.2 Persediaan PT. Mayora Indah Tbk. Tahun Harga Pokok Penjualan (Rp) Rata-rata Persediaan (Rp) Persediaan (kali) 2001 643,531,692,127 108,993,442,873 5.90 2002 724,447,815,688 96,374,932,540 7.52 2003 804,917,718,427 105,510,614,923 7.63 2004 1,035,627,709,619 153,696,905,552 6.74

8 2005 1,329,237,841,197 178,153,792,881 7.46 2006 1,464,582,214,740 201,196,033,468 7.28 2007 2,199,880,212,358 248,698,467,085 8.85 2008 3,153,750,902,226 160,074,606,423 19.70 2009 3,643,389,861,189 256,017,850,279 14.23 2010 5,517,778,681,917 478,533,547,872 11.53 2011 7,795,454,967,722 917,357,173,216 8.50 2012 8,165,009,551,392 1,417,619,789,154 5.76 Sumber: Laporan Keuangan Pt. Mayora Indah Tbk. yang lising di BEI Tahun 200-2012 (data dioah). Pada tabel 1.2 menggambarkan seberapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun atau dalam satu periode. persediaan Pt Mayora Indah Tbk yang paling rendah yaitu terjadi pada tahun 2012 sebesar 5,76 kali, sedangkan perputaran persediaan yang paling tinggi adalah pada tahun 2008 sebesar 19,70 kali.semakin besar rasio ini menunjukan semakin baik perusahaan dalam mengelola persediaannya dalam satu periode, begitupun sebaliknya. Tabel 1.3 Analisis Likuiditas PT. Mayora Indah Tbk. Tahun Aktiva Lancar (Rp) Persediaan (Rp) Utang Lancar (Rp) Quick Ratio (kali) 2001 601,232,543,576 104,526,372,955 131,618,141,641 4.36 2002 683,148,580,393 88,223,492,125 114,013,596,970 8.59 2003 679,771,439,831 122,797,737,722 69,247,213,115 4.46 2004 637,640,761,534 184,596,073,382 124,850,238,097 2.37 2005 675,637,239,815 171,711,512,379 191,029,355,582 2.47 2006 796,222,894,072 230,680,554,557 203,672,604,624 1.59 2007 1,043,842,500,869 266,716,379,613 356,122,762,224 1.01 2008 1,684,852,654,975 534,328,833,233 769,800,272,970 1.51 2009 1,750,424,018,336 458,602,867,325 764,230,447,224 1.24 2010 2,684,853,761,819 498,464,228,419 1,040,333,647,369 1.18

9 2011 4,095,298,705,091 1,336,250,118,104 1,845,791,716,500 1.43 2012 5,313,599,558,516 1,498,989,460,205 1,924,434,119,144 1.98 Sumber: Laporan Keuangan Pt. Mayora Indah Tbk. yang lising di BEI Tahun 200-2012 (data dioah). Pada grafik 1.3 menggambarkan perkembangan rasio cepat (Quick Ratio) pada Pt. Mayora Indah Tbk, selama 12 tahun dari tahun 2001-2012. Pada tahun 2001-2002 mengalami kenaikan karena disebabken oleh kenaikan aktiva lancar, penurunan persediaan dan penurunan hutang lancar. Akan tetapi pada tahun berikutnya mengalami peurunan, penurunan ini terjadi setiap tahun sampai tahun 2007penurunan ini diakibatkan oleh naiknya aktiva lancar lebih kecil dari kenaikan hutang lancar dan persediaannya menurun dan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 1,982 yang tadinya hanya 1,434. Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengambil judul Pengaruh Piutang dan Persediaan Terhadap Likuiditas Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Mayora Indah Tbk Periode 2001-2012) 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan survei awal dengan melihat data laporan keuanga PT. Mayora Indah Tbk, maka dapat disimpulkan fenomena sebagai berikut: Pada 2002 dari perputaran piutang mengalami penurunan dari 2001, ini disebabkan karena kenaikan pada penjualan lebih kecil daripada kenaikan rata-rata piutang. Pada tahun 2003 sampai 2005 mengalami kenaikan karena kenaikan penjualan lebih besar dibandingkan dengan kenaikan rata-rata piutang. Dan di tahun 2006 menurun ini disebabkan karena kenaikan pada penjualan lebih kecil daripada kenaikan rata-rata piutang. Sedangkan pada tahun 2007 sampai pada tahun 2010 perputaran piutang mengalami kenaikan kenaikan penjualan yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan rata-rata piutang. Pada tahun 2011 dan 2012 perputaran piutang mengalami

10 penurunan karena kenaikan pada penjualan lebih kecil daripada kenaikan rata-rata piutang. persediaan Pt Mayora Indah Tbk yang paling rendah yaitu terjadi pada tahun 2012 sebesar 5,76 kali, sedangkan perputaran persediaan yang paling tinggi adalah pada tahun 2008 sebesar 19,70 kali. Semakin besar rasio ini menunjukan semakin baik perusahaan dalam mengelola persediaannya dalam satu periode, begitupun sebaliknya. Quick ratio perusahaan di tahun 2002 mengalami kenaikan menjadi 8,59 kali dibandingkan dengan 2001 yang hanya 4,35 kali. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan aktiva lancar ini terutama disebabkan karena kenaikan piutang usaha pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sedangkan penurunan hutang lancar disebabkan adanya penurunan hutang jangka panjang, dan pada persediaan penurunan yang terjadi karena adanya penurunan pada perkiraan persediaan. Pada tahun 2003 juga mengalami penurunan menjadi 2,37 kali penurunan ini disebabkan oleh penurunan aktiva lancar lebih kecil dari pada penurunan hutang lancar dan persediaannya mengalami kenaikan. Sedangkan pada tahun 2005 mengalami kenaikan menjadi 2,47 dan tahun berikutnya mengalami penurunan karena kenaikan aktiva lancar lebih kecil dari dapa hutang lancar dan meningkatnya persediaan. 1.3. Rumusan Masalah berikut: Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah secara spesifik sebagai 1. Bagaimana pengaruh perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas pada PT. Mayora Indah Tbk? 2. Bagaimana pengaruh perputaran persediaan terhadap tingkat likuiditas pada PT. Mayora

11 Indah Tbk? 3. Seberapa besar pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap likuiditas pada PT. Mayora Indah Tbk? 1.4. Tujuan Penelitin Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui gambaran umum dari kegiatan perusahaan dalam perputaran piutang terhadap likuiditas perusahaan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas pada PT. Mayora Indah Tbk. 2. Untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan terhadap tingkatlikuiditas pada PT. Mayora Indah Tbk. 3. Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap tingkat likuiditas pada PT. Mayora Indah Tbk. 1.5. Kegunaan Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan dari hasil penelitian sebagai berikut: 1.5.1. Kegunaan Teoritis Memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menganalisis masalah dan hal-hal yang terdapat di perusahaan sebagai objek yang diteliti dengan mengembangkan dan menerapkan teori-

12 teori yang telah diperoleh selama kuliah sehingga dapat menambah wawasan, pengalaman, dan meningkatkan kematangan berfikir dalam pengambilan keputusan, sebagai salah satu referensi baik untuk kegiatan belajar dikelas maupun penyusunan penelitian selanjutnya pada waktu yang akan datang khususnya yang membahas topik yang sama. 1.5.2. Kegunaan Praktisi Sebagai bahan informasi dan masukan atau referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkannya yang ada hubungannya dengan perputaran piutang dan peeputaran persediaan tanterhadap likuiditas pada perusahaan. 1.6. Kerangka Pemikiran Perkembangan perusahaan dapat dicapai dengan meningkatkan kegiatan usaha perusahaan yaitu melalui perluasan maupun pemberian kemudahan pembayaran untuk pelanggan sehingga volume penjualan dapat ditingkatkan. Untuk itu perusahaan cenderung melakukan penjualan kredit. Penjualan yang dilakukan secara kredit menyebabkan perusahaan tidak langsung menerima pendapatan berupa kas, melainkan piutang. Penjualan kredit yang diterapkan perusahaan menimbulkan piutang, dimana dana yang di investasikan dalam piutang tersebut diharapkan akan kembali dalam waktu kurang dari satu tahun sehingga dapat dijadikan salah satu sumber pendapatan bagi perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek, maka dari itu diperlukan suatu aktivitas penagihan yang terencana untuk menjamin kelangsungan operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan jika perusahaan sanggup mempercepat perputaran piutang, maka waktu terikatnya modal pada piutang akan lebih pendek. Semakin tinggi perputaran piutang usaha, semakin cepat perusahaan

13 mendapatkan kas (uang tunai). 1.6.1. Pengaruh Piutang terhadap Likuiditas Piutang merupakan bagian dari pos aktiva lancar yang harus diperhatikan perputarannya. piutang merupakan hal yang penting agar kelangsungan perusahaan dapat dipertahankan, hal ini terkait dengan piutang sebagai proporsi dari aktiva lancar yang digunakan untuk menutupi utang (kewajiban jangka pendek), oleh karena itu tingkat perputaran piutang harus sangat diperhatikan untuk mempertahankan tingkat likuiditas perusahaan. Tingkat likuiditas perusahaan (kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancarnya) pada umumnya menjadi perhatian bagi pihak kreditor, karena tingkat likuiditas perusahaan menunjukan mampu atau tidak perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. piutang mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap likuiditas. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan menutupi kewajiban lancarnya. Hal ini berkenaan dengan tingkat perputaran piutang sebagai alat ukur proses konversi piutang menjadi kas yang akan digunakan sebagai alat bayar utang lancarnya. Seperti yang dinyatakan Lukman Syamsudin (2007 : 47): Adanya komposisi yang berbeda dari masing-masing aktiva lancar dan hutang lancar akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap tingkat likuiditas yang sesungguhnya. Oleh karena itu penting untuk melihat sesuatu yang terdapat dibalik pengukuran likuiditas secara menyeluruh untuk menentutan tingkat likuiditas yang sesungguhnya dari masing-masing komponen aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan adanya pengaruh tersebut, maka jelas terdapat hubungan antara perputaran piutang dengan tingkat likuiditas perusahaan. Bila seluruh piutang dagang dapat tertagih tepat waktu dan

14 memiliki jangka waktu yang relatif pendek, maka perusahaan akan lebih likuid. Jopei Jusuf, (2006 : 53) 1.6.2. Pengaruh Persediaan terhadap Likuiditas Persediaan sebagai salah satu aktiva lancar yang merupakan unsur paling aktif dalam operasi perusahaan dagang khususnya, yang secara berkelanjutan diperoleh dan diubah, lalu dijual kembali. Persediaan berperan sebagai sumber pendapatan bagi perusahaan yang dapat digunakan untuk membiayai kewajiban keuangan perusahaan diantaranya membiayai kegiatan operasional perusahaan atau kegiatan pokok lainnya. Setiap manajemen perusahaan perlu untuk melakukan pengendalian yang optimal atas persediaan melalui perputaran persediaan untuk dapat pengukuran berapa kali dana yang terinvestasi dalam persediaan yang berputar dalam satu tahun. Apabila suatu perusahaan dapat mengelola persediaan dengan baik, maka perusahaan tersebut secepatnya dapat mengubah persediaan yang tersimpan melalui penjualan yang akan menghasilkan piutang dan kemudian akan bertransformasi menjadi kas pada saat penagihan. 1.6.3. Pengaruh Piutang dan Persediaan Terhadap Likuiditas Likuiditas perusahaan sangat penting yakni jika dilihat dari dampak yang berasal dari ketidak mampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Keadaan likuiditas perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio-rasio likuiditas, dalam penelitian ini rasio yang digunakan yaitu rasio cepat. Rasio cepat yakni kemampuan aktiva lancar suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya tepat pada waktunya. piutang akan sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan, karena piutang merupakan salah satu komponen modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas tanpa mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin timbul. Tingginya

15 tingkat perputaran piutang merupakan salah satu alat ukur yang dipergunakan untuk menyelesaikan masalah likuiditas perusahaan, sedangkan persediaan merupakan salah satu bagian aktiva lancar yang nantinya akan menjadi barang dagang saat dijual. Penjualan tersebut akan menghasilkan kas atau piutang bagi perusahaan yang kemudian akan digunakan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (kewajiban lancar). Sehingga semakin tinggi perputaran persediaan berarti semakin cepat bagi perusahaan untuk memperoleh aliran kas dan membantu perusahaan untuk meningkatkan likuiditas perusahaan tersebut. Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Piutang (X1) Persediaan (X2) Rasio Likuiditas (Y) Quick Ratio(Rasio Cepat) 1.7. Penelitian Terdahulu Tabel 1.4 Ringkasan Tinjauan penelitian No Penelitian Judul Variabel Hasil penelitian Penelitian penelitian

16 1 Rizl Bustanul Ridwan (2009) Pengaruh perputaran Piutang terhadap tingkat likuiditas pada Pt. Kable Farma Tbk piutang (variabel independen X), Likuiditas (variabel devenden Y). piutang berpengaruh secara simultan terhadap likuiditas. 2 L Vendy Widhianmojo (2009) 3 Ribka Olivia Septhanie W (2010) Pengaruh Piutang, Kas dan Persediaan barang Terhadap Tingkat Likuiditas koprasi Pengaruh persediaan dan perputaran piutang terhadap likuiditas perusahaan Industri Rokok yang terdaftar di BEI Pengaruh perputaran piutang (variabel independen X1) Kas (variabel independen X2) persediaan (variabel X3) Likuiditas (variabel dependen) Pengaruh perputaran persediaa (variabel independen X1) piutang (variabel independen X2) Likuiditas (variabel dependen) piutang, perputaran kas dan perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas. persediaan, perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas. 1.8. Hipotesis Menurut Sugiyono (2012:84), Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap

17 rumusan masalah. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. H01 : piutang tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Ha1: piutang berpengaruh terhadap likuiditas. 2. H02 : persediaan tidak berpengruh terhadap likuiditas. Ha2 : persediaan berpengaruh terhadap likuiditas. 3. H03 : piutang dan persediaan tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Ha3 : piutang dan persediaan berpengaruh terhadap likuiditas.