BAB I PENDAHULUAN. 1.5 Metodologi Penelitian. 1.1 Latar Belakang. Metodologi yang digunakan untuk. Pembangunan sarana fisik di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi utamanya di dalam bidang

III - 1 BAB III METODOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Lima Lantai Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

BAB V KESIMPULAN. Kedoya Jakarta Barat, dapat diambil beberapa kesimpulan: ganda dengan ukuran 50x50x5 untuk batang tarik dan 60x60x6 untuk batang

BAB III METODOLOGI 3.1. Pengumpulan Data Lapangan 3.2. Studi Pustaka 3.3. Metodologi Perencanaan Arsitektural dan Tata Ruang

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sebagai salah satu kota yang berkembang dengan pesat di dunia

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

BAB I PENDAHULUAN. syarat bangunan nyaman, maka deformasi bangunan tidak boleh besar. Untuk. memperoleh deformasi yang kecil, gedung harus kaku.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI III-1

BAB I PENDAHULUAN. tanah, dan batu digunakan langsung sebagai bahan utama pembuatan bangunan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM FLAT SLAB DAN SHEAR WALL

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PERANGANGAN

BAB III METODOLOGI. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Pustaka. Observasi Lapangan. Pengumpulan Data. Pengembangan Alternatif Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Alam Sutera office tower, dapat

ANALISA KOLOM STRUKTUR PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN LANTAI 1 KAMPUS II SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT KOTA METRO

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR TUJUH LANTAI DI PONTIANAK. Arikris Siboro 1), M. Yusuf 2), Aryanto 2) Abstrak

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tata Langkah Penelitian. Tata langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini : Mulai

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

ANALISIS KINERJA BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN DENAH BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT STOREY SKRIPSI

BAB II SIFAT BAHAN BETON DAN MEKANIKA LENTUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. gambar- gambar yang akan menjadi acuan dalam perancangan,. Berikut adalah gambar dan

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR SEWA DELAPAN LANTAI DI PONTIANAK ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data.

STUDI PENGGUNAAN BALOK ANAK PADA STRUKTUR PELAT BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 5 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. dampak pada perubahan pola kehidupan sosial masyarakat dengan trend

BAB I. penting. efek yang. tekan beton. lebih besar. Diilustrasikan I-1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pembangunan di bidang-bidang lain, seperti gedung pusat olahraga

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan Dalam perancangan struktur gedung perkantoran dengan Sistem Rangka Gedung (Building Frame System)

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Balok

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiansi waktu. Metode manejemen pada abad ke 21 ditandai dengan maraknya

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Condotel Sahid Jogja Lifestyle City. sudah mampu menahan gaya geser.

KONTROL ULANG PERENCANAAN PORTAL AS-7 GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

KAJIAN PORTAL BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG 3 DAN 4 LANTAI DI WILAYAH GEMPA I

DESAIN ULANG STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PLAZA HOTEL ROCKY PADANG PROYEK AKHIR. Oleh : HAZMAL HERMAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

STUDI PENERAPAN METODE REKAYASA NILAI PADA PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pelat Dinding Tangga Pondasi Sistem Informasi Definisi Sistem Informasi

Pada saat gempa terjadi, titik tangkap gaya gempa terhadap bangunan berada pada pusat massanya, sedangkan perlawanan yang dilakukan oleh bangunan berp

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA PADA GEDUNG TAMBAHAN KAMPUS I UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TUGAS AKHIR

Jl. Banyumas Wonosobo

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

Jurnal Teknik Sipil ITP Vol. 4 No.1 Januari 2017 ISSN:

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangunan gedung biasanya dibangun dengan metode konvensional dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII PENUTUP. Pada arah arah X. V y = ,68 kg = 642,44 ton. Pada arah Y

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAHAN KULIAH Struktur Beton II (TC305) KATA PENGANTAR

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan berkembangnya zaman maka beriringan pula dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan tinggi berkaitan erat dengan masalah kota, Permasalahan kota

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

Transkripsi:

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG RUKO 3 LANTAI JALAN D.I PANJAITAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAKABEYA DAN PROGRAM SAP 2000 DISUSUN OLEH : Johan Galanthe BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sarana fisik di Indonesia semakin pesat seiring dengan digalakannya modernisasi oleh pemerintah dengan tujuan menyongsong era globalisasi. 1.2 Identifikasi Masalah Masalah-masalah yang muncul pada sistem perhitungan struktur pada suatu bangunan. 1.3 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dari penyusunan tugas akhir ini adalah menghitung suatu struktur bangunan. Tujuan perhitungan struktur ini adalah untuk mengetahui perhitungan takabeya dan program SAP 2000 1.4 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penyusunan tugas akhir ini terbatas pada perhitungan struktur saja. 1.5 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah diatas adalah dengan menggunakan : 1. Studi lapangan, terbagi menjadi observasi dan wawancara. 2. Studi kepustakaan 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk menyelesaikan penelitian ini, dilakukan di Jl. Jln DI PANJAITAN samarinda. 1.7 Sistematika Penulisan BAB 1 Pendahuluan Membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian serta sistematika penulisan dari laporan tugas akhir. BAB 11 Landasan Teori Mengiuraikan tentang teori ataupun pengertian yang menunjang, relevan

dan berhubungan dengan masalah yang akan penyusun capai di dalam penyusunan tugas akhir ini. BAB III Analisis Sistem dan Perancangan Sistem Menguraikan tentang struktur organisasi, tinjauan terhadap tabungan, analisa sistem mengenai Flowmap dari seluruh prosedur. Serta Perancangan sistem yang terdiri dari, Even list, Diagram Konteks, DFD, Struktur program, Entiti relationship diagram, Desain database serta Desain input dan output. BAB IV Implementasi Menguraikan tentang Implementasi, cara kerja program dan manfaat dari program aplikasi pengolahan data tabungan. BAB V Kesimpulan dan Saran Menguraikan tentang kesimpulan dan saran yang diharapkan akan membantu peningkatan kualitas penyusun selanjutnya.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pengolahan Data 2.2 Bangunan Gedung Bertingkat Bangunan bertingkat adalah bangunan yang mempunyai lebih dari satu lantai secara vertikal. Pada umumnya bangunan bertingkat dibangun atas dasar keterbatasan tanah, mahalnya harga tanah diperkotaan, dan tingginya tingkat permintaan ruang untuk berbagai macam kegiatan. 2.1. Struktur Beton Bertulang Struktur beton bertulang pada masa sekarang ini menjadi bahan konstruksi yang penting. Hal tersebut dikarenakan melihat fakta bahwa bahan konstruksi beton bertulang merupakan bahan pilihan utama konsumen dalam pelaksanaan pembangunan. Baik pembangunan gedung bertingkat maupun jalan atau jembatan. 2.2 Proses Perencanaan Struktur Dalam melakukan sebuah proses perencanaan perlu ditetapkan kriteria-kriteria yang akan digunakan sebagai tolok ukur kelayakan pelaksanaan pembangunan. Beberapa kriteria yang dimaksud adalah : 1. Kemampulayanan (Service ability) 2. Nilai Efisiensi Bangunan 3. Pemilihan Konstruksi dan Metode Pelaksanaan 4. Biaya (Cost) 2.3 Pembebanan Pada Struktur Bangunan Beban yang bekerja pada struktur bangunan khususnya bangunan gedung, dibedakan menjadi 2 macam, yaitu beban vertikal dan beban horizontal.. 2.4 Aspek Aspek Perencanaan Aspek aspek perencanaan yang ditinjau sebelum dilakukan proses desain harus dilihat secara rinci. Karena dengan cara tersebut dapat dipahami segala implikasi dari berbagai alternatif yang akan dilakukan. Pilihan yang rasional mengenai struktur final yang akan dilaksanakan harus mampu mengadopsi segala aspek yang bersangkutan dengan perencanaan. Salah satu tinjauan mengenai dasar perilaku material digunakan dalam pemilihan sistem struktur bangunan. Sistem fungsional dari gedung mempunyai hubungan yang erat dengan

pemilihan struktur atas. Pola yang dibentuk oleh konfigurasi struktural mempunyai hubungan erat dengan pola yang dibentuk berdasarkan pengaturan fungsional. Dalam proses perancangan struktural perlu dicari derajat kedekatan antara sistem struktural yang akan digunakan dengan tujuan desain (tujuan yang akan dikaitkan dengan masalah arsitektural, efisiensi, serviceability, kemudahan pelaksanaan dan biaya). Adapun faktor yang menentukan dalam pemilihan jenis struktur sebagai berikut : 1. Aspek arsitektural Aspek arsitektural dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan jiwa manusia akan suatu keindahan. Bentuk bentuk struktur yang direncanakan sudah semestinya mengacu pada pemenuhan kebutuhan yang dimaksud. 2. Aspek fungsional Perencanaan struktur yang baik sangat memperhatikan fungsi dari bangunan tersebut. Dalam kaitannya dengan penggunaan ruang, aspek fungsional sangat mempengaruhi besarnya dimensi bangunan yang direncanakan. 3. Kekuatan dan kestabilan struktur Kekuatan dan kestabilan struktur mempunyai kaitan yang erat dengan kemampuan struktur untuk menerima beban beban yang bekerja, baik beban vertikal maupun beban lateral dan kestabilan struktur baik arah vertikal maupun lateral. 4. Faktor ekonomi dan kemudahan pelaksanaan Biasanya dari suatu gedung dapat digunakan beberapa sistem struktur yang bisa digunakan, maka faktor ekonomi dan kemudahan pelaksanaan merupakan faktor yang mempengaruhi sistem struktur yang dipilih. 5. Aspek lingkungan Aspek lain yang ikut menentukan dalam perancangan dan pelaksanaan suatu proyek adalah aspek lingkungan. Dengan adanya suatu proyek yang diharapkan akan memperbaiki kondisi lingkungan dan kemasyarakatan. Sebagai contoh dalam perencanaan lokasi dan denah haruslah mempertimbangkan kondisi lingkungan apakah rencana kita nantinya akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar baik secara fisik maupun kemasyarakatan atau bahkan sebaliknya akan dapat menimbulkan dampak yang positif.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang diteliti atau akan dibahas, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 3.3.1 Data Primer Cara pengumpulan data yang digunakan adalah mengukur langsung kelapangan, mendata,menganalisa dan lainnya. 3.3.2 Data Sekunder Data data atau gambar yang didapat dari pihak kontraktor maupun instansi terkait. Maka peneliti mengumpulan data sebagai berikut : 1. Teknik kepustakaan yaitu dengan mendapatkan informasi dan data mengenai teori-teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang diperoleh dari literatur-literatur, bahan kuliah, majalah konstruksi, media internet dan media cetak lainnya. 2. Wawancara : data yang diperoleh melalui wawancara langsung (Direct interview) dengan berbagi pihak yang terkait dengan pekerjaan tersebut di atas. 3.2 Metode Pengolahan Dan Menganalisis Data Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisis dan pengolahan data dengan cara : 1. Menghitung menggunakan metode Takabeya. 2. Menghitung menggunakan software SAP 2000 3.3 Pengertian Flow Chart Flow chart adalah kumpulan simbol-simbol dan notasi-notasi yang menunjukkan bagaimana program diorganisasikan/diatur, untuk membentuk suatu fungsi yang dimaksudkan. Terlihat disini bahwa flow chart atau dikenal pula dengan diagram alur, terdiri dari bangunbangun, persegi panjang, belah ketupat, jajaran genjang, lingkaran dan berbagai simbol khusus yang dirangkaikan secara sederhana. Setiap simbol menyatakan aksi yang dilakukan oleh program dua urutan dari aksi tersebut diatur sesuai dengan arah panah pada garis yang menghubungkan simbol-simbol tersebut. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Pelat Atap : - Mutu Beton : K - 300 - Tul. Lapangan X : Ø10 100 - Tul. Lapangan Y : Ø10 100 - Tul. Tumpuan X : Ø10 100 - Tul. Tumpuan Y : Ø10 100 b. Pelat Lantai : - Mutu Beton : K - 300 - Tul. Lapangan X : Ø10 100 - Tul. Lapangan Y : Ø10 100 - Tul. Tumpuan X : Ø10 100 - Tul. Tumpuan Y : Ø10 70 c. Balok : - Mutu Beton : K - 350 - Tul. Tumpuan Utama : 8 D 19 - Tul. Begel Tumpuan : Ø8-100 - Tul. Lapangan Utama : 8 D 19 - Tul. Begel Lapangan : Ø8 200 d. Kolom : - Mutu Beton : K - 350 - Tulangan : 14 D 19 - Tulangan Begel : Ø8 150 4.2 Saran 1. Pada pengerjaan struktur bangunan rumah toko, sebaiknya mutu pengecoran dan penulangan dapat terpasang dan terstruktur dengan baik. Agar bangunan dapat berdiri dengan kokoh dan baik.

DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Pekerjaan Umum, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung ( SKSNI T-15-1991-03 ), Direktorat Yayasan LPMB Jakarta,1991. 2. Departemen Pekerjaan Umum, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung ( PPIG ), Direktorat Yayasan Badan Penerbit PU, 1987. 3. Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan Gedung ( SKBI 1.3.53.1987 ), Yayasan Badan Penerbit PU,1987. 4. W.C. Vis, Gideon Kusuma, Ir, Dasar dasar Perencanaan Beton Bertulang Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03, Erlangga Jakarta,1997. 5. Badan Standardisasi Nasional ( BSN ), Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung ( SNI 03 1729 2002 )