PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM

dokumen-dokumen yang mirip
Walikota Tasikmalaya

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

A. TARIF PELAYANAN PENUNJANG MEDIK (LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK)

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Tindakan Pemeriksaan Laboratorium Periode s/d

PENGAMBILAN SAMPLE DARAH M A R C H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 20 TAHUN 2007

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER

Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

TARIF PELAYANAN RAWAT INAP TARIP PELAYANAN JASA SARANA JASA PELAYANAN JUMLAH

PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK NOMOR 445 / /SK/ /2015 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN BUPATI NOMOR 188/06.01/SK/411.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pleura visceral yang membungkus paru-paru dan pleura parietal yang

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1406/MENKES/SK/XI/2002 TENTANG

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN

LAMPIRAN VI PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR : 19 TAHUN : 2011 TENTANG : TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PENUNJANG MEDIS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

Dr.Ozar Sanuddin, SpPK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien).

Pendahuluan. Tujuan Penggunaan

BAB III METODE PENELITIAN. total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam

PENANGANAN SPESIMEN LABORATORIUM NO NO Revisi Halaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

Anti Koagulansia, pengawet dan. Dr.Ozar Sanuddin, SpPK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

No. Dokumen. 02/Lab/Keperawatan/05/2014. Kebijakan : Harap diperhatikan kategori pasien. Ditetapkan STANDAR Tanggal Terbit

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. (agregasi) atau menempel pada benda asing (adhesi). Menghitung jumlah

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

UJI KUALITAS SERUM SIMPANAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH DI POLTEKKES KEMENKES KALTIM

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 36

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN GLUKOSA URIN

IK.MU / Automatic analyzer Cobas C- 311 I JAFFE I otomatis. 1 dari 6

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. Waktu penelitian adalah Desember April 2010.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 25 SERI C

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka. Glukosa darah berfungsi sebagi penyedia energi tubuh dan jaringanjaringan

PEMANTAPAN MUTU PRA-ANALITIK PEMERIKSAAN LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA

PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL SELAMA 0 HARI, 7 HARI, DAN 8 HARI PADA SUHU 4 C KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. studi pustaka, yaitu dengan cara menggambarkan hasil penelitian, dan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ILMU PATOLOGI KLINIK. Dr. BURHANUDDIN NST, SpPK-KN,FISH

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2011.

BAB I PENDAHULUAN. terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada didalam sampel, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam Urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG

MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Hewan Percobaan Vaksin AI-ND Pakan Kandang dan Perlengkapannya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Laboratorium MITRA SEHAT JEPARA. sampel di ambil secara total populasi

METODE PENGAMBILAN CONTOH UJI AIR.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober Pembuatan ekstrak

LEBIH DEKAT DENGAN OBAT

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO TENTANG

Ilmu Pengetahuan Alam

Transkripsi:

PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM II.1 PENGENDALIAN PRA ANALITIK II.1.1 Pengertian Pengendalian pra analitik adalah serangkaian kegiatan laboratorium saat pelayanan dimulai pada pasien berupa penerimaan pasien, pengambilan spesimen, pelabelan spesimen, penerimaan spesimen, penilaian spesimen, pengolahan spesimen hingga pengiriman spesimen dengan maksud agar spesimen benar-benar representatif sesuai dengan keadaan pasien, tidak terjadi kekeliruan jenis spesimen, dan mencegah tertukarnya spesimen-spesimen pasien satu sama lainnya. II.1.2 Tujuan Untuk menjamin bahwa spesimen-spesimen yang diterima benar dan dari pasien yang benar pula. II.1.3 Cara Pengendalian 1. Menyediakan Katalog pemeriksaan, berisi informasi : Persyaratan pasien & Jenis spesimen. 2. Cara pengambilan & volume. 3. Wadah Spesimen 4. Pengiriman & Penyimpanan Spesimen 5. Menyediakan Prosedur Operasi Baku (SOP), antara lain : SOP penanganan spesimen dan sampel. 6. Menyediakan pedoman-pedoman, antara lain : Pengambilan spesimen yang benar, Persyaratan spesimen dan persiapan pasien, Persyaratan sampel II.1.4 Kegiatan Pra Analitik II.1.4.1 Persiapan Pasien Secara Umum dan yang mempengaruhi a. Mempersiapkan pasien untuk pengambilan spesimen sesuai persyaratan umum dengan meminta pasien berpuasa antara 8 12 jam pada jam 22.00 dan pagi hari jam 07.00 09.00 dilakukan pengambilan spesimen. b. Menghindari pemakaian obat-obatan sebelum spesimen diambil di laboratorium. c. Menghindari aktifitas fisik/olah raga sebelum spesimen diambil d. Memperhatikan efek postur, pengambilan darah paling baik dengan duduk tenang dibandingkan berdiri karena keseimbangan cairan akan terganggu. e. Diet makan dan minum pasien dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. f. Merokok dan minum alkohol mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. g. Ketinggian suatu tempat (geografis) berpengaruh pada hasil pemeriksaan laboratorium. h. Demam akan menyebabkan kenaikan dan penurunan beberapa parameter pemeriksaan, waktu demam yang tepat akan dapat membantu menegakkan diagnosis. i. Trauma dapat menyebabkan terjadi hemostasis hingga pengenceran darah.

j. Variasi Circadian Rythme merupakan perubahan dari waktu ke waktu pada tubuh yang dipengaruhi waktu, siklus dan umur. k. Umur, ras, dan jenis kelamin paling berpengaruh terhadap hasil pengukuran dan nilai rujukan l. Kehamilan pada wanita perlu dipertimbangkan lama kehamilan yang berpengaruh pada pengenceran. II.1.4.2 Pengambilan Spesimen a. Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan tertentu : - bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia/deterjen, - Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi spesimen. - Mudah dicuci atau dibersihkan dari sampel sebelumnya. - Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan harus menggunakan peralatan yang steril. b. Wadah spesimen harus memenuhi : - Terbuat dari gelas atau plastik. Untuk spesimen darah harus terbuat dari gelas. - Tidak bocor atau merembes. - Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir. - Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen - Bersih dan kering - Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen - Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen. - Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai karena pengaruh sinar matahari, maka digunakan botol coklat. - Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman wadah harus steril. c. Pengawet : Diberikan agar sampel yang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya dalam waktu tertentu. Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah. d. Waktu : Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari, terutama untuk pemeriksaan Kimia klinik, Hematologi dan Imunologi karena umumnya nilai normal ditetapkan pada keadaan basal. e. Lokasi : Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Spesimen untuk pemeriksaan menggunakan darah vena umumnya diambil dari vena cubiti daerah siku. Spesimen darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di pergelangan tangan atau arteri femoralis di daerah lipat paha. Spesimen darah kapiler diambil dari ujung jari tengah tangan atau jari manis tangan bagian tepi atau pada derah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping telingan pada bayi. Tempat yang dipilih tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti cyanosis atau pucat, bekas luka dan radang f. Volume : Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa.

g. Teknik Pengambilan : Pengambilan spesimen harus dilaksanakan dengan cara yang benar, agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya. II.1.4.3 Pemberian Identitas Spesimen Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting baik pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah spesimen. Pada surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya memuat secara lengkap : - Tanggal permintaan - Tanggal dan jam pengambilan spesimen - Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat/ruang) termasuk rekam medik. - Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon) - Nomor laboratorium - Diagnosis.keterangan klinik. - Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian. - Pemeriksaan laboratorium yang diminta. - Jenis spesimen - Lokasi pengambilan spesimen - Volume spesimen - Pengawet yang digunakan - Nama pengambil spesimen. II.1.4.4 Pengolahan Spesimen Spesimen yang telah diambil dilakukan pengolahan untuk menghindari kerusakan pada spesimen tersebut.pengolahan spesimen berbeda-beda tergantung dari jenis spesimennya masing-masing. 1). Serum Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 2-30 menit, lalu di sentrifuge 3000 rpm selama 5-15 menit. Pemisahan serum dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan darah. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh. 2). Plasma Kocok darah EDTA atau citrat dengan segera secara perlahan-lahan. Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan spesimen. Plasma yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh. 3). Whole blood Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah berisi antikoagulan yang sesuai, lalu dihomogenisasi dengan cara goyang perlahan tabung. 4). Urine Urine yang didapatkan tidak perlu ada perlakuan secara khusus, kecuali pemeriksaan harus segera dilakukan sebelum 1 jam, sedangkan untuk pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan cara dimasukkan tabung dan sentrifuge selama 5 menit

1500-2000 rpm, supernatan dibuang dan diambil sedimennya. Suspensi sedimen ini dicampur dengan cat Sternheirmer-Malbin Stain s untuk menonjolkan unsur sedimen dan memperjelas strukturnya. 5). Sputum Masukkan sputum ke dalam tabung steril yang berisi NaOH 4% sama banyak. Kocok dengan baik. Inkubasi pada suhu kamar 25-30 O C selama 15-20 menit dengan pengocokan teratur tiap 5 menit. Sentrifuge dengan kecepatan tinggi selama 8-10 menit. Endapan diambil dan supernatan dibuang pada air lysol. II.1.4.5 Menilai Spesimen Yang Tidak Memenuhi Syarat 1. Spesimen diterima oleh petugas loket dan sampling. 2. Penilaian spesimen harus dilakukan sesuai dengan jenis pemeriksaan. 3. Penilaian spesimen harus segera dilakukan setelah menerima spesimen. 4. Petugas laboratorium wajib menolak dan mengembalikan spesimen yang tidak memenuhi syarat pemeriksaan. 5. Spesimen yang ditolak diberitahukan lewat via aiphone ruangan atau yang mengantar spesimen. 6. Spesimen untuk pemeriksaan Patologi Aanatomi yang diantar ke laboratorium berupa jaringan biopsi dan operasi yang telah lebih 1 hari, tidak menggunakan pengawet, ditempatkan suhu ruang ditolak untuk pemeriksaan rujukan. 7. Kriteria penilaian dapat dilihat pada tabel dibawah ini : No Pemeriksaan Jenis Sampel Minimal Mutlak Ditolak volume Beku Lisis Keruh 1 Hematologi rutin Darah EDTA 3 ml + + - 2 Protein total Serum 0,2 ml - + - 3 Albumin/glob Serum 0,2 ml - + - 4 Bilirubin Total Serum 0,5 ml - + - 5 Bilirubin Direk Serum 0,5 ml - + - 6 Bilirubin Indirek Serum 0,5 ml - + - 7 AST (GOT) Serum 0,5 ml - + - 8 ALT (GPT) Serum 0,5 ml - + - 9 Ureum Serum 0,2 ml - + - 10 Creatinine Serum 0,5 ml - + - 11 Asam Urat Serum 0,2 ml - + - 12 Glukosa Serum/plasma 0,2 ml - + - 13 Cholesterol Serum 0,2 ml - + + 14 Trigliserida Serum 0,2 ml - + + 15 HDL Serum 0,5 ml - + + 16 LDL Serum 0,5 ml - + + 17 Natrium Serum 0,5 ml - + - 18 Kalium Serum 0,5 ml - + + 19 Calcium Serum 0,5 ml - + - 20 Chlorida Serum 0,5 ml - + - 21 Magnesium Serum 0,5 ml - + - Keterangan

22 Alk. Phospatase Serum 0,5 ml - + - 23 HBsAg Stick Serum/plasma 0,5 ml - + - 24 Anti Hbs Stick Serum/plasma 0,5 ml - + - 25 HBsAg Titer Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 26 AntiHBs Titer Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 27 Anti Hbc IgM Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 28 Anti Hbe Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 29 Hbe Ag Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 30 Anti HCV IgM Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 31 Anti HAV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 32 Anti HCV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 33 HCV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 34 FT3 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 35 FT4 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 36 TSHs Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 37 T3 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 38 T4 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 39 CEA Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 40 AFP Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 41 C-Peptida Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 42 Besi Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 43 TIBC Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 44 HbA1c Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 45 CRP Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 46 RAF Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 47 ASTO Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 48 VDRL Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 49 TPHA Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 50 Ca 125 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 61 Ca 15.3 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 62 Ca 19.9 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 63 Ferritin Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 64 Anti H Pillory Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 65 Anti Toxoplasma Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 66 Progesteron Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 67 Testosteron Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 68 Anti Rubella Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 69 D-Dimer Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 70 CMV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 71 LH Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 72 CKMB Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 73 Anti TB Serum 0,2 ml - + - 74 HIV Stick Serum 0,2 ml - + - 75 Analisa Gas Darah Darah Arteri 3 ml + + - Dirujuk 76 Troponin T Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 77 CK NAC Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 78 LDH Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 79 a-amylase Serum 0,5 ml - + - Dirujuk 80 APTT Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk 81 Titer Fibrinogen Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk 82 Protrombin Time Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk 83 Trombin Time Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk 84 Recalcifikasi Time Darah Citrat 0,5 ml + - - Dirujuk 85 Urine Lengkap Urine pagi 10 ml - - - 86 Urine Esbach Urine 24 jam volume - - - 87 PPT Urine pagi 5 ml - - - 88 BTA SPS Sputum SPS SPS - - - 89 Sperma Mani segar - - - - 90 LCS Segar 3 ml - - - 91 Transudat-eksudat Segar 3 ml - - - 92 Urine Narkoba Segar di lab 5 ml - - - 93 Creatinine klirens Urine 24 jam volume - - -

94 Blood Smear Darah EDTA 1 ml + + - 95 Malaria Darah Slide 1 ml - - - 95 Filaria 1 ml - - - 97 Reitz serum Slide - - - - 98 Spesimen GO Slide/sekret - - - - 99 Jamur Candida Slide/sekret - - - - 100 Sediaan PA +Formalin - - - - Dirujuk II.1.4.6 Penyimpanan Spesimen Spesimen yang sudah diambil harus segera dikirim ke laboratorium untuk diperiksa, karena stabilitas spesimen dapat berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas spesimen antara lain : a. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia. b. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen. c. Terjadi penguapan. d. Pengaruh suhu. e. Terkena paparan sinar matahari. Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Persyaratan penyimpanan beberapa spesimen untuk beberapa pemeriksaan laboratorium harus memperhatikan jenis spesimen, antikoagulan/pengawet dan wadah serta stabilitasnya. Beberapa cara penyimpanan spesimen : a. Disimpan pada suhu kamar b. Disimpan dalam lemari es suhu 2-8 O C c. Dibekukan suhu -20 O C, -70 O C atau -120 O C d. Dapat diberikan bahan pengawet e. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum atau lisat. II.1.4.7 Pengiriman Spesimen Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain, sebaiknya dikirim dalam bentuk yang reatif stabil. Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman spesimen antara lain : a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen. b. Tidak terkena sinar matahari langsung c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk pemberian label yang bertuliskan Bahan Pemeriksaan Infeksius atau Bahan Pemeriksaan Berbahaya. d. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat. II.1.4 Mempertahankan Mutu Pra Analitik 1. Mengerjakan proses/prosedur sesuai standar (SPO) yang telah ditentukan. 2. Melaksanakan dan mengevaluasi program QC. 3. Pengawasan dan monitoring kegiatan harian untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin muncul. 4. Ketersediaan anggaran dana dan personil yang memadai untuk kegiatan.

5. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan staf laboratorium. 6. Adanya dukungan penuh dari pihak manajemen dalam melakukan pelayanan yang standar dan bermutu. Sumber data : Good Laboratory Practise (2004) dan Buku Pedoman dan SOP Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin (2012) http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2012/11/pengendalian-mutulaboratorium.html