FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI POLI KEBIDANAN RUMAH SAKIT KESDAM BANDA ACEH Mayang Sari 1, Imelda 2 x + 41 halaman: 7 Tabel, 1 Gambar dan 7 Lampiran INTISARI Pre eklampsia adalah tekanan darah yang tinggi dan kelebihan kadar protein dalam urin. Ini hanya bisa terjadi selama kehamilan atau segera setelah persalinan. Untungnya, sebagian besar kasus bersifat ringan. Ia menyerang hanya 1 dari 14 Ibu, dan jarang menjadi lebih serius. Bila Pre eklampsia terjadi di minggu-minggu akhir kehamilan, dokter akan mengambil tindakan untuk segera mengeluarkan bayi. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Banda Aceh. Penelitian bersifat analitik dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang pernah memeriksa kehamilan pada bulan Januari sampai dengan Desember 2012 ke Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Banda Aceh. Untuk kelompok kasus dan kontrol diambil berdasarkan data yang ada di RS Kesdam Banda Aceh. Waktu pengumpulan data dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat buku register pasien di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda. Selanjutnya dianalisa secara univariat dan bivariat. Hasil Penelitian Ada hubungan umur ibu dengan kejadian pre eklampsia di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh dengan nilai P=0,000 dan OR=5,745. Tidak ada hubungan paritas dengan kejadian pre eklampsia di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh dengan nilai P=0,858 dan OR=0,563. Ada hubungan riwayat penyakit dengan kejadian pre eklampsia di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh dengan nilai P=0,000 dan OR=3,877,Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan umur riwayat penyakit, tidak ada hubungan paritas paritas pengaruh paritas dengan pre eklampsia. Diharapkan bagi Lahan penelitian agar dapat dijadikan sebagai referensi atas data yang telah ada, untuk mengkaji dan mengembangkan informasi khususnya tentang pre eklampsia Kata Kunci Daftar Bacaan : Umur, paritas, riwayat penyakit, pre eklampsia : 30 buku, 1 situs internet PENDAHULUAN Pre eklampsia adalah tekanan darah yang tinggi dan kelebihan kadar protein dalam urin. Ini hanya bisa terjadi selama kehamilan atau segera setelah persalinan. Untungnya, sebagian besar kasus bersifat ringan. Ia menyerang hanya 1 dari 14 Ibu, dan jarang menjadi lebih serius. Bila Pre
eklampsia terjadi di minggu-minggu akhir kehamilan, dokter akan mengambil tindakan untuk segera mengeluarkan bayi. Tapi bila pre-eklamsi terjadi di awal kehamilan, maka dokter akan berusaha memperpanjang kehamilan sampai bayi dianggap telah cukup kuat untuk lahir. Karena salah satu faktor pencetus Pre eklampsia adalah obesitas, sebaiknya Ibu menjalankan pola makan sehat dengan menu seimbang (Erwin, 2009). Tekanan darah tinggi pada ibu hamil menimbulkan dampak bervariasi. Mulai dari yang ringan hingga berat. Misalnya mengganggu organ ginjal ibu hamil, menyebabkan rendahnya berat badan bayi ketika lahir, dan melahirkan sebelum waktunya. Tekanan darah yang tinggi menyebabkan berkurangnya kiriman darah ke plasenta. Sudah pasti ini akan mengurangi suplai oksigen dan makanan bagi bayi. Akibatnya, perkembangan bayi pun jadi lambat, dan memicu terjadinya persalinan dini. Lebih fatal lagi, penyakit ini bisa menyebabkan lepasnya jaringan plasenta secara tiba-tiba dari uterus sebelum waktunya. Pre-eklamsi berakibat fatal jika tidak segera ditindak (Anita, 2007). Arulkumaran A, (2005) melaporkan angka kejadian Pre eklampsia di dunia sebesar 0-13%, di Singapura 0,13-6,6%, sedangkan di Indonesia 3,4-8,5%. Dari penelitian Soejoenoes di 12 RS rujukan pada tahun 1980 dengan jumlah sampel 19.506, didapatkan kasus Pre eklampsia 4,78%, kasus eklamsia 0,51%, dan AKP (Angka Kematian Perinatal 10,88/1000. Penelitian yang dilakukan oleh Soejoenoes pada 2000 di 12 RS Pendidikan di Indonesia, didapatkan kejadian Pre eklampsia-eklamsia 5,30% dengan kematian perinatal 10,83 perseribu (4,9 kali lebih besar dibandingkan dengan kehamilan normal). Kematian ibu memang menjadi perhatian dunia internasional. Organisasi Kesehaatan Dunia (WHO) memperkirakan diseluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap menit ada satu perempuan yang meninggal. Setelah perdarahan dan infeksi, Diagnosa dini Pre eklampsia dan Eklampsia amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan mengobati Pre eklampsia ringan agar tidak berlanjut menjadi Eklampsia. Dan tidak menyebabkan kematian maternal dan perinatal (Mochtar, 2002). Menurut World Health Organization (WHO), salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah Pre eklampsia (PE), angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian Pre eklampsia berkisar 6-7% dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan Pre eklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih tinggi. Di negara maju angka kejadian Pre eklampsia berkisar 6-7% dan eklampsia 0,1-0,7%, sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan Pre eklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih tinggi. Pre eklampsia salah satu sindrom yang dijumpai pada ibu hamil di atas 20 minggu terdiri dari
hipertensi dan proteinuria dengan atau tanpa edema (Amelda, 2009). Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI ) tahun 2009 Angka Kematian Ibu ( AKI ) masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup. (SDKI, 2009). Kejadian Pre eklampsia dikatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat apabila Case Fatality Rate (CFR) Pre eklampsia mencapai 1,4 sampai 1,8%. Penyebab preeklampsia belum diketahui sampai sekarang secara pasti, bukan hanya satu faktor melainkan beberapa faktor dan besarnya kemungkinan preeklampsia akan menimbulkan komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian. Akan tetapi untuk mendeteksi preeklampsia sedini mungkin dengan melalui antenatal secara teratur mulai trimester I sampai dengan trimester III dalam upaya mencegah preeklampsia menjadi lebih berat. (Manuaba. 2008) Faktor yang berhubungan dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil diantaranya umur, paritas, riwayat penyakit. Umur seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan ekonomi (Ruswana, 2007). Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau sama dengan 500 gram yang pernah dilahirkan hidup maupun mati. Bila berat badan tak diketahui maka dipakai umur kehamilan, yaitu 24 minggu. (Sarwono, 2005). Riwayat penyakit sebelumnya juga merupakan fsktor terjadinya pre eklampsia pada ibu hamil. Penyakit yang diderita sebelumnya bisa berupa diabetes mellitus, dan hipertensi. Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2006 tercatat 224 jiwa per 100.000 kelahiran Hidup. Angka kematian ibu yang disebabkan karena Pre eklampsia sebesar 12,8% dan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2010 angka kejadian Pre eklampsia sebesar 10,2% (Dinkes Aceh, 2012). METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini merupakan penelitian survey yang bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional Untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pre eklampsia di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Banda Aceh. Populasi pada penelitian ini adalah pasien seluruh ibu hamil yang pernah memeriksa kehamilan pada bulan Januari sampai dengan Desember 2012 ke Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Banda Aceh Pengambilan sampel secara semua ibu yang memeriksa kehamilan dan menderita pre eklampsia untuk kelompok kasus berjumlah 63 orang, sedangkan ibu yang memeriksa kehamilan tidak menderita pre eklampsia untuk kelompok kontrol
berjumlah 63 orang. Untuk kelompok kasus dan kontrol diambil berdasarkan data yang ada di RS Kesdam Banda Aceh Variabel yang diteliti adalah, umur, paritas,riwayat penyakit. Metode pengumpulan data penelitianini menggunakan data skunder. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti 63 orang responden yang mengalami pre eklampsia (control) dan juga pada 60 orang responden yang tidak pre eklampsia (kasus) di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Pre Eklampsia Pada Ibu Hamil di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Banda Aceh Tahun 2013 No Kejadian Pre F % Eklampsia Pre Eklampsia Tidak Pre 63 63 50 50 Eklampsia Jumlah 126 100 Sumber: Data Sekunder tahun 2013 Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa ibu yang mengalami kejadian pre eklampsia yaitu sebanyak 63 orang (50%) dan tidak pre eklampsia sebanyak 63 orang (50%) di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh. a. Umur Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Banda Aceh Tahun 2013 Umur F % Berisiko 62 49,2 Tidak Berisiko 64 50,8 Jumlah 126 100 Sumber: Data Sekunder Tahun 2013 Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa responden yang umur tidak beresiko yaitu 64 orang ( 50,8%) terhadap kejadian pre eklampsia di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Banda Aceh.olah ta b. Paritas Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Tahun 2013 No Paritas F % Primipara Multipara/Grande 70 56 55,6 44 Jumlah 126 100 Sumber: Data Sekunder Tahun 2013 Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa responden yang mempunyai paritas primipara yaitu 70 orang ( 55,6%) terhadap kejadian pre eklampsia di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh. olah t c. Riwayat Penyakit Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Penyakit di Poli Kebidanan
Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Tahun 2013 No Riwayat Penyakit F % Ya Tidak 65 61 51,6 48,4 Jumlah 126 100 Sumber: Data Sekunder tahun 2013 (Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa responden yang mempunyai riwayat penyakit yaitu sebanyak 65 orang (51,6%) terhadap terhadap kejadian pre eklampsia di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Analisa Bivariat a. Umur dengan Faktor Resiko Kejadian Pre Eklampsia Tabel 5.5 Hubungan Umur Dengan Faktor Resiko Kejadian Pre Eklampsia di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Tahun 2013 Pre Eklampsia Umur Pre Eklampsia Tidak Pre Total N Eklampsia o f % f % f % Berisiko 49 79,0 13 21,0 62 100 Tidak 14 21,9 50 78,1 64 100 Berisiko Sumber: Data Sekunder tahun 2013 P OR value 0,000 5,745 Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari 62 orang ibu yang umur berisiko ternyata 49 orang (79,0%) mengalami pre eklampsia sedangkan dari 62 orang ibu yang umur tidak berisiko terntaya 50 orang tidak pre eklampsia.ohasil analisis uji chi square test menunjukkan bahwa ada hubungan umur ibu dengan kejadian pre eklampsia (p=0,000) dan umur ibu yang berisiko mengalami pre eklampsia 5,7 kali lebih besar dibandingkan dengan umur ibu yang tidak berisiko di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh.
b. Paritas dengan Faktor Resiko Kejadian Pre Eklampsia Tabel 5.6 Hubungan Paritas Dengan Faktor Resiko Kejadian Pre Eklampsia di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Tahun 2013 Paritas Pre Eklampsia Pre Tidak Pre Total N Eklampsia Eklampsia P OR o f % F % f % value Primipara Multipara/ Grande 36 27 51,4 48,2 34 29 48,6 51,8 70 56 100 100 0,858 0,563 Sumber: Data Sekunder tahun 2013 Berdasarkan tabel 5.6 diketahui paritas dengan kejadian pre eklampsia bahwa dari 70 responden yang mempunyai paritas primipara ternyata 36 orang (51,4%) (p=0,858) dan ibu yang mempunyai paritas primipara mempunyai resiko 0,5 kali lebih mengalami pre eklampsia sedangkan dari 56 besar mengalami pre eklampsia responden yang mempunyai paritas dibandingkan dengan ibu yang primipara ternyata 29 orang (51,85) tidak pre eklampsia.ohasil analisis uji chi square multipara/grande di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh. test menunjukkan bahwa tidak ada hubungan c. Riwayat Penyakit dengan Faktor Resiko Kejadian Pre Eklampsia Tabel 5.7 Hubungan Umur Dengan Faktor Resiko Kejadian Pre Eklampsia di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Tahun 2013 Pre Eklampsia Riwayat Pre Eklampsia Tidak Pre Total No Penyakit Eklampsia P Value OR F % f % f % Ya Tidak 48 15 73,8 24,6 17 46 26,2 75,4 65 61 100 100 0,000 3,877 Sumber: Data Sekunder tahun 2013 Berdasarkan tabel 5.7 diketahui dari 61 orang responden yang tidak bahwa responden dari 65 responden yang mempunyai riwayat penyakit ternyata 48 orang (73,8%) mengalami pre eklampsia dan mempunyai riwayat penyakit ternyata 46 orang (75,4%) tetapi tidak pre eklampsia di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam
Iskandar Muda Kota Banda Aceh.oHasil analisis uji chi square test menunjukkan bahwa ada hubungan riwayat penyakit dengan kejadian pre eklampsia (p=0,000) dan ibu yang mempunyai riwayat penyakit 3,8 kali lebih besar mengalami pre eklampsia dibandingkan dengan yang tidak mempunyai riwayat penyakit di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh. B. Pembahasan Umur dengan Kejadian Pre Eklampsia Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 62 orang ibu yang umur berisiko ternyata 49 orang (79,0%) mengalami pre eklampsia sedangkan dari 62 orang ibu yang umur tidak berisiko terntaya 50 orang tidak pre eklampsia.ohasil analisis uji chi square test menunjukkan bahwa ada hubungan umur ibu dengan kejadian pre eklampsia (p=0,000) dan umur ibu yang berisiko mengalami pre eklampsia 5,7 kali lebih besar dibandingkan dengan umur ibu yang tidak berisiko di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh. Penelitian ini sudah pernah dilakukan oleh Wahyuny (2013) tentang Faktor resiko kejadian preeclampsia di RSKD Ibu Dan Anak Siti Fatimah Makassar tahun 2011-201 Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur ibu (p= 0,000 OR 3,734 95% CI: 1,878-7,423); paritas (p= 0,000 OR 3,425 95% CI: 1,731-6,774), pemeriksaan kehamilan (ANC) (p= 0,003 OR 2,729 95% CI: 1,395-5,339) berisiko secara bermakna sedangkan faktor Obesitas (p= 0,417 OR 2,375 95% CI: 0,421-13,392) dan olahraga (p= 0,705 OR 1,563 95% CI: 0,337-7,242) tidak bermakna. Umur adalah determinan yang paling berpengaruh terhadap kejadian preeklampsia (OR = 2,492). Penelitian ini menyarankan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilannya secara teratur dan rutin untuk meminimalkan risiko kejadian preeklampsia dan kepada petugas kesehatan agar melaksanakan pelayanan antenatal secara maksimal sesuai standard Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah Umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada Umur madya, individu akan lebih berperan penelitian dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju Umur tua, selain itu orang Umur madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada Umur ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup : semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun
sejalan dengan bertambahnya Umur, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya umur. Menurut asumsi peneliti mayoritas responden yang mempunyai umur berisiko ternyata mengalami pre eklampsia. hal ini menunjukkan bahwa ibu yang sudah mempunyai umur berisiko (<2 0 tahun dan >35 tahun) sangat berisiko terhadap kejadian pre eklampsia, namun tidak semua ibu juga yang mempunyai umur < 20 tahun mengalami pre eklampsia. Paritas dengan Faktor Resiko Kejadian Pre Eklampsia Hasil penelitian menunjukka bahwa bahwa dari 70 responden yang mempunyai paritas primipara ternyata 36 orang (51,4%) mengalami pre eklampsia sedangkan dari 56 responden yang mempunyai paritas primipara ternyata 29 orang (51,85) tidak pre eklampsia.ohasil analisis uji chi square test menunjukkan bahwa tidak ada hubungan paritas dengan kejadian pre eklampsia (p=0,858) dan ibu yang mempunyai paritas primipara mempunyai resiko 0,5 kali lebih besar mengalami pre eklampsia dibandingkan dengan ibu yang multipara/grande di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh. Penelitian ini sudah pernah dilakukan oleh Rian (2011) tentang Hubungan antara primigravida dengan pre eklampsia di RSU Bhakti Yudha Depok Periode Januari 2006 Desember 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara primigravida dengan pre eklampsia dan primigravida memiliki risiko 2,3 kali lebih besar terkena pre eklampsia dibandingkan dengan multigravida. Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Primipara dan gravida pada Umur di atas 35 tahun merupakan kelompok risiko tinggi untuk toksemia gravidarum. Kematian maternal akan meningkat tinggi jika sudah menjadi eklamsi (Winkjosastro, 2002). Menurut asumsi peneliti mayoritas responden yang mempunyai paritas primipara ternyata mengalami pre eklampsia. hal ini menunjukkan bahwa ibu yang baru pertama kali mempunyai resiko terhadap kejadian pre eklampsia, ttetapi tidak ibu primipara mengalami kejadian pre eklampsia. 3. Riwayat Penyakit dengan Faktor Resiko Kejadian Pre Eklampsia Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dari 65 responden yang mempunyai riwayat penyakit ternyata 48 orang (73,8%) mengalami pre eklampsia dan dari 61 orang responden yang tidak mempunyai riwayat penyakit ternyata 46 orang (75,4%) tetapi tidak pre eklampsia di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam
Iskandar Muda Kota Banda Aceh.oHasil analisis uji chi square test menunjukkan bahwa ada hubungan riwayat penyakit dengan kejadian pre eklampsia (p=0,000) dan ibu yang mempunyai riwayat penyakit 3,8 kali lebih besar mengalami pre eklampsia dibandingkan dengan yang tidak mempunyai riwayat penyakit di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh. Penelitian ini sudah pernah dilakukan oleh Kiswatin (2009) tentang pengaruh pre eklampsia terhadap kejadian persalinan preterm di RSU dr. Soetomo Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu pre eklampsia mempunyai resiko lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak preeklampsia. Komplikasi persalinan preterm dapat ditangani dengan adanya pelaksanaan deteksi dini pada selama kehamilan berlangsung. Pre eklamsi ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa (Winkjosastro, 2002). Eklamsia merupakan serangan konvulsi yang mendadak atau suatu kondisi yang dirumuskan penyakit hipertensi yang terjadi oleh kehamilan, menyebabkan kejang dan koma, (kamus istilah medis, 2001). Pre eklampsia merupakan serangan kejang yang diikuti oleh koma, yang terjadi pada wanita hamil dan nifas (Sarwono, 2006). Menurut asumsi mayoritas responden mempunyai riwayat penyakit ternyata mengalami pre eklampsia, hal ini menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai riwayat penyakit lebih besar berisiko mengalami pre eklampsia. pre eklampsia terjadi pada ibu yang sebelumnya mempunyai riwayat penyakit. Kesimpulan Ada hubungan umur ibu dengan kejadian pre eklampsia di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh dengan nilai P=0,000 dan OR=5,745. Tidak ada hubungan paritas dengan kejadian pre eklampsia di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh dengan nilai P=0,858 dan OR=0,563. 3. Ada hubungan riwayat penyakit dengan kejadian pre eklampsia di Poli Kebidanan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh dengan nilai P=0,000 dan OR=3,877 A. Saran Lahan Penelitian Diharapkan bagi lahan penelitian agar dapat menambahkan literature yang berhubungan dengan kejadian pre eklampsia. Jurusan Kebidanan Bagi Jurusan Kebidanan agar dapat menambahkan referensi untuk menambahkan pengetahuan mahasiswa khususnya tentang kejadian pre eklampsia pada ibu hamil.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan bahan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengetahuan ibu dengan kejadian Pre eklampsia khususnya di Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan. DAFTAR PUSTAKA Amelda, 2009 Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Kolinesterase Pada Perempuan Usia Subur Di Daerah Pertanian. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang Amin, 2009. Preeklamsi ibu hami. http//;www.tempo.co.id/medika /arsip/preeklasia. Diakses pada tanggal 15 Januari 2012 Ananta, 2004. Pre eklampsi Pada Wanita Hamil,, Jakarta: Aneka Ilmu Anita, 2007. Upaya Menurunkan Angka Kesakitan Dan Angka Kematian Ibu Pada Penderita Pre eklampsia dan Eklampsia. Medan: USU Repository. Arikunto, 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta:Bina. Aksara. Arulkumaran, A, 2005. Antioksidan untuk Mencegah Pre eklampsia, Jakarta: Rhineka Ilmu Arystiawari. 2007. Tips Libatkan Suami Saat Persalinan Remaja. Rosdakarya. Jakarta Bobak, dkk, 2005. Buku Ajar keperawatan maternitas Edisi 4. Jakarta :EGC. Budiarto, 2003. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan: Studi Kasus di Perusahaan Penerbangan X Usahawan, No. 03 Tahun 2010, Maret Chapman, 200 Asuhan Kebidanan Persalinan dan Melahirkan, Buku Kedokteran, Jakarta Cuningham, 2006. Obstetri William Volume 1-2 edisi 2 Jakarta: EGC Dinkes NAD, 2008. Profil Kesehatan. Dinkes Erwin, 2009. Hipentensi Pada Kehamilan dan Pencegahannya, Jakarta: Rhineka Cipta. Mansjoer, 200 Pre eklampsia dan Faktor yang Mempengaruhinya, Semarang: Aneka Ilmu, Manuaba, 2006. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC, 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Mochtar, 200 Sinopsis Obstetri, Penerbit EGC, Jakarta, 2007. Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD Dr. Soetomo, RSUD Dr. Soetomo Niven, 2000. Psikologi Kesehatan : Pengatar untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain. Terjemahan Agung Waluyo. Edisi kedua. EGC. Jakarta
Notoatmodjo, 2010. Ilmu Kesehatan masyarakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama., 2010. Promosi kesehatan teori dan Aplikasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama., 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama., 2010. Metodologi penelitian kesehatan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Prawirohardjo, 200 Pengobatan Pre eklampsi Berat / Eklampsia, Jakarta: Rhineka Cipta POGI, 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC. Riduwan, 2003. Dasar-dasar Statistik. Alfabeta, Bandung Rustam, 2008. Penyakit Hipertensi dalam Kehamilan, Jakarta: Rosydakarya Remaja. Sabri & Hastono, 2008. Statistika Penelitian. Pustaka Buana. Bandung Saifuddin, 200 Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Sarwono, 2004. Ilmu Kebidanan, Edisi Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirorahardjo. SDKI, 2009. Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2003/2004. http://www.datastatistikindonesia.com/sdki/. 16 Januari 2013 Shennan & Chappel, 200 Issu Mutakhir Tentang Komplikasi Kehamilan ( Preeklampsia Dan Eklampsia). Available from : http://ridwanamiruddin.files.w ordpress.com/2007/09/currentbaru- preeklamsi.doc. [ Accesed 26 Januari 2013]