BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seirama dengan kemajuan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani (Trisnowati tamat, 2007:1.5). Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENERAPAN VARIASI MENGAJAR PADA SISWA/I KELAS VIII SMP KARTIKA 1 2 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara negara

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan yang sejalan dengan kebutuhan manusia.

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

I. PENDAHULUAN. beregu yang mengandung unsur kekompakkan dan kerjasama serta olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN. dua tim dengan 5 pemain pertim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor)

BAB I PENDAHULUAN. kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar adalah suatu atau serangkaian

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

Materi: Konsep Dasar Pendekatan Taktik dalam Permainan Sepakbola. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah masih cenderung dilaksanakan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruang lingkup Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

PENERAPAN IPTEKS. Popi Indrayani Nainggolan Sabar Surbakti

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN. maanfaat yang diperoleh langsung dari aktivitas olahraga tersebut baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. praktek kehidupan yang lebih cocok dengan situasi yang sedang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB I PENDAHULUAN. ini ditelaah lebih mendasar, maka akan terlihat lebih rumit dan begitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian dan definisi Pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga sekarang ini semakin berkembang pesat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR RINALDI ADITYA

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran

MODEL PEMBELAJARAN PASSING SEPAK BOLA DI SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Gerak merupakan perpindahan kedudukan terhadap benda lainnya baik

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang lebih baik.

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari anak-anak hingga orang dewasa setiap hari memainkan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Permainan sepak bola sangat membutuhkan kemampuan fisik dan taktik yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan mengarahkan peserta didik pada perubahan tingkah laku yang diinginkan. Pengertian ini kelihatan sangat simple dan sederhana, akan tetapi bila pengertian ini telah lebih mendasar, maka akan terlihat lebih rumit dan begitu kompleksnya proses yang dituntut dalam mengelolaan pelajaran itu sendiri. Hal tersebut biasa dipahami karena mengarahkan peserta didik menuju perubahan dan merupakan suatu pekerjaan yang berat. Pekerjaan ini membutuhkan suatu perencanaan yang mantap, berkesinambungan serta cara penerapan pada peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk menghantarkan peserta didik mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Sekolah juga dipercaya sebagai satu-satunya agar manusia pada zaman sekarang dapat hidup lebih baik dimasa yang akan datang keberhasilan pendidikan disekolah sangat tergantung pada proses belajar mengajar dikelas. Kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk membawa peserta didik pada perubahan tingkah laku yang diinginkan. Pada dasarnya pendidikan adalah usaha dasar yang menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar mereka. 1

2 Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan siswa. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, kesehatan, mental, sosial, serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai aktivitas jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan dan pertumbuhan watak. Sebagai subsistem dari pendidikan nasional, kegiatan jasmani disekolah wajib diikuti oleh semua siswa. Pembelajaran pendidikan jasmani disekolah masih cenderung dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan teknis dalam mengajarkan suatu cabang olahraga. Artinya, menitik beratkan pada pada penugasan teknik dasar kecabangan dan kurang mementingkan kemampuan pemahaman siswa terhadap hakekat permainan itu sendiri. Penerapan pendekatan teknis akan menyulitkan siswa dalam memahami makna permainan dalam suatu cabang olahraga, dampaknya siswa tidak tertarik pada proses pembelajaran. Suasana yang kurang menyenangkan dan menggembirakan tersebut akan membuat siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani disekolah atau diluar sekolah. Salah satu cabang olahraga yang populer baik tingkat SD, SMP, SMA maupun SMK yaitu permainan sepak bola. Sepak bola adalah merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 11

3 orang pemain, bermain untuk memasukkan sebuah bola bundar kegawang lawan ( mencetak gol). Tim yang membuat gol lebih banyak maka tim tersebut menjadi pemenangnya. Biasanya dalam jangka waktu 90 menit, tetapi ada cara lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya seri. Akan diadakan pertambahan waktu 2 x 15 menit dan apabila dalam babak pertambahan waktu hasilnya masih seri maka akan diadakan adu tendangan pinalti. Peraturan terpenting dalam permainan sepak bola adalah para pemain tidak boleh menyentuh bola selama dalam permainan terkecuali penjaga gawang. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan permainan sepak bola, pemain atau siswa harus menguasai teknik-teknik dasar sepak bola yang baik. Teknik dasar bermain sepak bola adalah cara pengolahan bola maupun pengolahan gerakan tubuh dalam bermain sepak bola. Untuk dapat bermain sepak bola dengan baik, pemain atau siswa harus menguasai teknik dasar sepak bola dengan baik. Teknik-teknik dasar dalam permainan sepak bola terdiri dari beberapa macam yaitu, stop ball (menghentikan bola), shooting (menendang bola kegawang), passing (mengumpan), heading (menyundul bola), dan dribbling (menggiring bola), pemain harus menguasai teknik yang telah dipelajari dengan baik, karena teknik menggiring bola (dribbling) adalah salah satu teknik yang sangat berpengaruh terhadap permainan para pemain sepak bola. Dalam peningkatan hasil belajar dribbling ini pasti dibutuhkan peran guru dalam memberikan sebuah stimulus terhadap siswa melalui metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru pendidikan jasmani, dikarenakan aplikasi metode pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Karena pada zaman era

4 globalisasi ini siswa sudah terbiasa dengan belajar dari apa yang mereka lihat, dengar, dan sebagainya. Sehingga, jika guru pendidikan jasmani tidak menguasai gaya mengajar/metode belajar lainnya, akan membuat siswa semakin bosan dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri 050684 Tanjung Putus Kab.Langkat pada tanggal 17 september 2015 dan melihat nilai hasil belajar siswa pada sub kompetensi penguasaan bola dalam permainan sepak bola diperoleh bahwa siswa dari 30 orang siswa kelas V hanya 9 siswa (30%) sudah mencapai ketuntasan kelas dan 21 siswa (70%) belum mencapai ketuntasan kelas. Rata-rata nilai siswa masih jauh dibawah KKM sebesar 75. Selain permasalahan diatas, peneliti juga menemukan bahwa pada umumnya dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar disekolah, guru menggunakan metode pendekatan teknis sehingga pembelajaran monoton dan membuat siswa bosan untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Metode-metode praktek ditekankan berpusat pada guru dimana siswa melakukan berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru. Variasi pembelajaran yang ditawarkan belum berorientasi pada kemampuan siswa, sehingga siswa yang masih cenderung belum mampu melakukan dribbling belum difasilitasi oleh guru dan menyebabkan siswa tersebut merasa bosan karena tidak mampu mengikuti materi yang disajikan. Berdasarkan kondisi pembelajaran yang terjadi pada siswa SD Negeri 050684 Tanjung Putus Kab.Langkat, penulis merasa tertarik untuk menerapkan gaya mengajar inklusi terhadap salah satu teknik dasar sepak bola driblling pada siswa SD Negeri 050684 Tanjung Putus Kab.Langkat. Agar gerakan driblling

5 pada permainan sepak bola menunjukan hasil yang lebih baik. Gaya mengajar Inklusi adalah suatu gaya pembelajaran yang digunakan oleh guru, dengan cara menyajikan materi pembelajaran secara rinci dan menawarkan tingkat-tingkat kesulitan yang berbeda secara berurutan, yang bertujuan agar siswa kreatif dan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari suatu keterampilan gerak. Sesuai dengan karakteristik gaya mengajar inklusi, gaya mengajar inklusi dikembangkan sesuai dengan tempo dan kemampuan masing-masing (Rusli Lutan,2000:15). Dalam gaya mengajar inklusi siswa didorong untuk menentukan tingkat penampilannya. Tujuan dari gaya mengajar inklusi menurut Mosston dalam Agus S.Suryobroto (2001:61) Yaitu: melibatkan semua siswa, penyesuaian terdapat perbedaan individu, memberi kesempatan untuk memulai kemampuan sendiri, memberi kesempatan untuk memulai bekerja dengan tugas-tugas yang ringan keberat, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, belajar melihat hubungan antara kemampuan dan tugas apa yang dapat dilakukan siswa. Dengan adanya penerapan gaya mengajar inklusi terhadap proses pembelajaran sepak bola diharapkan siswa akan dapat lebih optimal dalam proses belajar. Oleh karena itu, dengan penerapan gaya mengajar inklusi pada proses pembelajaran driblling bola dalam permainan sepak bola diharapkan agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Metode pembelajaran pada driblling bola yang baru, diterapkan bisa memperbaiki proses pembelajaran dalam driblling bola pada permainan sepak bola. Agar standart kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang

6 ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk memecahkan masalah tersebut dengan melakukan penerapan gaya mengajar inklusi dalam mengajarkan materi sepak bola yaitu driblling bola dengan kaki bagian luar. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang Penerapan Gaya Mengajar Inklusi dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dribbling Menggunakan Kaki Bagian Luar Permainan Sepak Bola Pada Siswa Kelas V SD Negeri 050684 Tanjung Putus Kab.Langkat Tahun Ajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut, Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa? Apakah gaya mengajar inklusi merupakan hal yang perlu dipergunakan dalam melangsungkan proses pembelajaran keterampilan driblling sepak bola? Apakah melalui penerapan gaya mengajar inklusi dapat mempengaruhi hasil belajar driblling bola pada siswa dalam permainan sepak bola? Apakah pembelajaran dengan penerapan gaya mengajar inklusi dapat meningkatkan semangat dan hasil belajar siswa dalam driblling bola pada permainan sepak bola?

7 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, maka peneliti membatasi pada penggunaan gaya mengajar inklusi dapat meningkatkan hasil belajar dribbling menggunakan kaki bagian luar dalam permainan sepak bola pada siswa kelas V SD Negeri 050684 Tanjung Putus Kab. Langkat Tahun Ajaran 2016/2017. Yang menjadi variabel terikat hasil belajar dribbling dalam permainan sepak bola, sedangkan variabel bebas gaya mengajar inklusi. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka dalam penelitian ini diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: Apakah Terdapat Peningkatan Hasil Belajar Dribbling Menggunakan Kaki Bagian Luar Permainan Sepak Bola Melalui Penerapan Gaya Mengajar Inklusi Pada Siswa Kelas V SD Negeri 050684 Tanjung Putus Kab.Langkat Tahun Ajaran 2016/2017. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan dalam rumusan masalah, yang menjadi tujuan ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar driblling bola menggunakan kaki bagian luar Pada permainan sepak bola melalui penerapan gaya mengajar inklusi pada siswa Kelas V SD Negeri 050684 Tanjung Putus Kab.Langkat Tahun Ajaran 2016/2017.

8 F. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, diharapkan akan memberikan manfaat bagi proses belajar mengajar khususnya pendidikan jasmani, adapun manfaat tersebut antara lain : 1. Bagi siswa, untuk menambah pengetahuan, wawasan dan menciptakan pembelajaran driblling bola dalam permainan sepak bola lebih menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Penelitian ini diharapkan, membantu guru pendidikan jasmani SD Negeri 050684 Tanjung Putus Kab.Langkat, untuk memperbaiki pelajaran yang dikelola sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran seperti apa yang diharapkan. 3. Bagi sekolah, diharapkan dengan adanya kegiatan yang dilakukan serta hasil yang diberikan membawa dampak positif terhadap perkembangan sekolah yang berdampak pada peningkatan hasil belajar sehingga dapat tercapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu peningkatan hasil belajar siswa dengan meningkatkan keberhasilan siswa berarti meningkatkan mutu sekolah. 4. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman langsung untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan jasmani.