FILM BERBAHASA INGGRIS UNTUK MENUMBUHKAN MINAT PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR BAHASA INGGRIS Oleh : Ilham, M.Pd* ABSTRAK Salah satu cara untuk menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar Bahasa Inggris yakni dengan cara memanfaatkan teknologi. Film adalah sebuah media yang dapat menghantarkan pembelajaran secara langsung terhadap si penonton itu sendiri. Film berbahasa Inggris merupakan salah satu cara dalam meningkatkan minat peserta didik dalam belajar bahasa Inggris. Setiap judul film keluar setiap harinya memberikan kesempatan yang terbuka lebar bagi para penikmat film. Media untuk menonton film juga sangat banyak, baik melalui televisi, bioskop dan tv berlangganan. Film berbahasa Inggris dapat mengajak peserta didik untuk berfikir dan juga berimajinasi dengan berbagai obyek tampilan yang ada di film, sehingga minat peserta didik untuk belajar berbahasa Inggris dapat tumbuh. Kata Kunci : Minat Belajar, Bahasa Inggris, Film berbahasa Inggris PENDAHULUAN Bahasa merupakan salah satu kunci pemersatu yang mana untuk berfungfsi sebagai alat untuk berkomunikasi antara satu orang dengan yang lain. Yang mana dengan Bahasa itu sendiri kita dapat mengekspresikan segala sesuatu yang ingin terucap dari dalam diri atau hati kita. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang seharusnya tidak salah jika kita pelajari karena banyak hal yang akan kita dapatkan jika kita belajar Bahasa Inggris sendiri, misalnya saja dalam menambah relasi, berdiskusi, dan saling berbagi ilmu pengetahuan (Discussion and Sharing). Pada prinsipnya untuk bisa berbicara dalam Bahasa Inggris seseorang harus berlatih untuk menyimak kosa-kata Bahasa Inggris dan mengucapkan Bahasa Inggris dalam beraktivitas. Menurut Tarigan (2008: 3) mengatakan bahwa: Berbicara merupakan instrument yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak, baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengomunikasikan gagasangagasannya, apakah dia waspada serta antusias atau tidak. Ada yang beranggapan bahwa belajar Bahasa Inggris sangat sulit, tetapi di satu sisi ada pula yang beranggapan bahwa belajar Bahasa Inggris sungguh mudah. Terdapat dua sisi yang berbeda mengenai belajar Bahasa Inggris itu sendiri. Ilham, M.Pd* Dosen FKIP UM Palangkaraya 47
Untuk bisa mempelajari Bahasa Inggris dengan baik harus terlebih dahulu memahami hakekat dari belajar. Menurut Slamento (Djamarah, 2011:13) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Hirgard dan Brower (Hamalik,2010:45) Belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan pengalaman. Sedangkan manurut Sadiman (2010:2) Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat. Di Indonesia, beberapa sekolah telah menerapkan pembelajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, bahkan tidak jarang Sekolah yang berstandar Internasional bahkan sekolah pecontohan mewajibkan para peserta didiknya untuk menggunakan Bahasa Inggris khususnya kelas Bilingual. Akan tetapi hal tersebut tidaklah terdukung secara kuat karena dalam kehidupan sehari-hari praktik penggunaan Bahasa Inggris hanya terbatas di Sekolah yang mana terbatas pada jam sekolah atau tambahan belajar Bahasa Inggris di saat kursus. Berbagai cara telah ditempuh oleh para pengajar Bahasa Inggris untuk menumbuhkan semangat belajar para peserta didiknya untuk tetap berusaha memaksimalkan skill yang ada untuk mengembangkan kemampuan untuk belajar Bahasa Inggris. Berbagai metode telah dikembangkan oleh para guru untuk menggebrak kemampuan para peserta didik untuk lebih produktif dalam mengembangkan minat belajar bahasa Inggris. Selain dianggap sulit oleh para peserta didik untuk belajar bahasa yang bukan bahasa wajib atau kita boleh sebut bukan bahasa kita, guru berjuang untuk dapat menumbuh kembangkan minat belajar dari peserta didik itu sendiri dalam belajar Bahasa Inggris. Menurut Hilgard (Munadi,2013:27) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan dan bakat adalah kemampuan untuk belajar. Untuk menumbuhkan minat dari para peserta didik itu sendiri tidaklah mudah, karena tidak semua peserta didik mau untuk belajar. Seperti dalam hal yang tertuang di atas salah satu cara untuk menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar Bahasa Inggris yakni dengan cara memanfaatkan teknologi. Adapun yang menjadi perhatian bagi peserta didik adalah menonton film, salah satunya adalah film berbahasa Inggris. Film merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningaktkan pemahaman dalam mempelajari Bahasa Inggris. Heinick (Rusman,2013:159) Media merupakan alat saluran komunikasi, media dapat didefinisikan sebagai perantara sumber pesan dengan menerima pesan. Dalam hal ini terlihat adanya hubungan antara media dengan pesan dan metode. Sedangkan menurut Gerlach dan Ely (Arsyad,2011:3) Media apabila dipaami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang Ilham, M.Pd* Dosen FKIP UM Palangkaraya 48
membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Kegiatan menonton film merupakan kegiatan yang rutin dilakukan oleh para peserta didik, dari peserta didik sekolah dasar maupun hingga peserta didik sekolah menengah atas. Film adalah sebuah media yang dapat menghantarkan pembelajaran secara langsung terhadap si penonton itu sendiri. Trianton (2013) mengatakan bahwa Film adalah sesuatu yang dapat berpengaruh besar meski hanya berupa tontonan. Itulah sebabnya Film mempunyai fungsi pendidikan, hiburan, informasi, dan pendorong tumbuhnya industri kreatif lainnya. Film dapat digolongkan kedalam media pembelajaran karena ada unsur media Audio Visual. Hal ini sesuai dengan pendapat Munadi (2013:54-57) menyatakan media pembelajaran dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar sebagai berikut: 1) Media Audio. Media audio adalah media yang arahnya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. 2) Media Visual. Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. 3) Media Audio Visual. Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. 4) Media Multimedia. Media Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Film berbahasa Inggris merupakan salah satu cara dalam meningkatkan minat peserta didik dalam belajar bahasa Inggris. Setiap judul film keluar setiap harinya memberikan kesempatan yang terbuka lebar bagi para penikmat film. Media untuk menonton film juga sangat banyak, baik melalui televisi, bioskop dan tv berlangganan. Hiburan alternatif melalui media televisi, mampu menerobos memasuki setiap rumah dan bisa dinikmati secara gratis. Tulisan ini mencoba mengupas bagaimana minat peserta didik belajar bahasa Inggris dengan menonton film berbahasa Inggris. PEMBAHASAN Salah satu cara untuk membentuk keinginan seseorang adalah dengan adanya minat. Jika dalam melakukan sesuatu hal dalam hal ini keinginan seseorang atau peserta didik untuk belajar adalah dipengaruhi oleh minat itu sendiri. Apalagi dalam hal belajar sendiri, setiap guru tidak dapat mengontrol sepenuhnya keinginan peserta didik apalagi dalam hal belajar, terkadang ada beberapa yang saat gurunya sedang memberikan materi pelajaran, tetapi hati dan fikiran peserta didik tersebut tidak tertarik atau bahkan jauh dari penguasaan materi yang diberikan oleh gurunya. Ketiga poin tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lain, saling berpadu untuk tujuan utama yakni tercapainya cita-cita proses belajar yang baik. Mengacu kepada Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 mengenai Guru dan Dosen. Guru dan Dosen didefinisikan adalah sebagai seorang Ilham, M.Pd* Dosen FKIP UM Palangkaraya 49
yang profesional, orang yang ahli atau pandai dalam menjalankan pekerjaan atau keahliannya. Artinya dalam mengerjakan tugas pokoknya sebagai seorang pengajar Guru atau Dosen dituntut mampu melaksanakan pengajaran dengan baik. Namun ada kalanya pembelajaran tidak bisa dilaksanakan dengan baik sehingga materi pelajaran yang diajarkan tidak bisa dipahami oleh peserta didik. Terlebih lagi betapa sulitnya mengajarkan bahasa Inggris kepada peserta didik, dengan alasan bahwa Bahasa Inggris bukanlah bahasa yang sering digunakan dalam kegiatan seharihari, karena hanya sebagai mata pelajaran di sekolah. Dalam beberapa kasus di sekolah Bahasa Inggris merupakan sebagai mata pelajaran muatan lokal (Local Content). Metode mengajar harus diusahakan tepat, seefisien dan seefektif mungkin sesuai dengan kondisi peserta didik, agar peserta didik dapat belajar dengan baik. Jika dari kreatifitas cara pengajaran Guru tersebut baik maka peserta didik tersebut tertarik untuk belajar dari hasil maka dari situlah muncul minat untuk menikmati pelajaran tersebut. Dalam hal itu belajar tidak hanya sebagai kewajiban peserta didik tetapi lebih kepada kenikmatan peserta didik itu sendiri dalam belajar. Kewajiban mengenai wajib belajar sendiri bertujuan untuk dapat mengembangkan potensi agar dapat hidup mandiri di dalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tidak lepas dari hal kewajiban belajar, minat belajar dari peserta didik itu sendiri berdasarkan terhadap materi atau isi yang diberikan oleh guru atau dosen itu sendiri. Salah satu cara untuk mengikat emosional guru kepada peserta didik tersebut untuk membentuk minat itu sendiri adalah dengan media. Daryanto (2010:10) fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. 2) Mengamati benda/peristiwa yang sukar di kunjungi, baik karena jarak jauh, berbahaya, atau terlarang. 3) Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/ hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukuran yang tidak memungkinkan. 4) Mendengarkan suara yang sukar ditangkap telinga secara langsung. Media dapat menjadi sumber belajar yang baik karena banyak hal yang didapat oleh guru maupun peserta didik. Guru dapat terbantu dalam memberikan materi dan peserta didik mudah dalam menyerap materi pelajaran itu sendiri. Selain Guru, dan materi, ada hal yang tidak kalah penting. Yakni adanya peserta didik itu sendiri dalam proses belajar mengajar. Seperti yang kita ketahui tanpa adanya peserta didik proses belajar dan mengajar tidak dapat berjalan dengan baik. Peserta didik sebagai penerima materi pelajaran. Peserta didik yang mana masih tertarik dengan hal-hal seperti bermain dan menonton. Sehingga bisa jadi menonton memberikan dampak positif dan negatif. Film berbahasa Inggris adalah film yang berisi informasi atau hiburan tetapi menggunakan bahasa pengantar yakni Bahasa Inggris. Bahasa ini juga sudah menjadi bahasa resmi di hampir 60 negara di seluruh dunia. Ilham, M.Pd* Dosen FKIP UM Palangkaraya 50
Bahasa Inggris mengalami banyak perubahan, kosa kata nya pun mengalami penambahan yang sangat pesat. Sebenarnya kamus besar bahasa Inggris ada banyak, namun yang paling terkenal adalah kammus besar aksen british yakni Oxford dan kamus besar aksen Amerika yakni Longman. Kedua kamus ini adalah kamus yang paling banyak digunakan sebagai referensi. Film sebagai media hiburan berperan penting dalam perkembangan sikap dari pembentukan karakter peserta didik. Tidak hanya peserta didik ada banyak hal pengaruh pembawaan film sebagai media hiburan, baik dari sisi negatif ataupun juga positif. Seperti yang kita ketahui, akibat pengaruh dari media televisi bisa menimbulkan fitnah atapun juga hal yang baik seperti berita di televisi. Sehingga kita sebagai penikmat hiburan dapat secara langsung melihat perkembangan dunia. Dalam hal ini kenapa film bahasa Inggris bagus untuk menumbuhkan minat peserta didik atau pembelajar untuk belajar berbahasa Inggris. Peserta didik dalam belajar melalui film adalah melihat dan mendengar apa yang tokoh (pelaku) yang ada di film tersebut. Pada saat yang sama, tokoh (pelaku) yang ada di film juga berbicara kepada lawan mainnya atau melakukan sesuatu. Sehinga ada 2 hal yang didapat oleh para peserta didik yakni melatih speaking dan listening. Peserta didik dapat menirukan gaya berbicara dan mendengar apa yang diucapkan oleh tokoh yang ada di film sehingga aspek tersebut mendukung pembelajaran dan minat peserta didik dalam berbahasa Inggris. Film dapat mengajak peserta didik untuk berfikir dan juga berimajinasi dengan berbagai obyek tampilan yang ada di film. Imajinasi peserta didik dalam masa pertumbuhannya berperan penting untuk mengembangkan kreatifitas anak jika dibina dengan baik. Tidak heran jika televisi di Indonesia diawasi penuh oleh lembaga Komisi Penyiaran Indonesia. Karena apabila siaran acara yang diterima oleh peserta didik tersebut buruk, yang mana dalam hal ini mengenai perilaku misalnya seperti kasus pemerkosaan, pembunuhan, perkelahian akan mudah sekali ditiru oleh anak tersebut. Sehingga memang di Indonesia diperlukan sekali lembaga yang mengawasi penyiaran dan lembaga sensor. KESIMPULAN DAN SARAN Selain melatih speaking dan juga listening, film berbahasa Inggris juga melatih peserta didik tersebut untuk reading bahkan writing yang mana jika dalam film tersebut tersedia Subtitle yang sebenarnya bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam hal pengenalan bahasa Inggris. Film berbahasa Inggris mempunyai banyak manfaat jika memang benar di manage dengan baik oleh para guru dalam membantu proses belajar mengajar. Bahkan seperti yang sudah peneliti uraikan di atas, manfaatkan yang didapatkan lebih dari apa yang dieskpektasikan, khususnya oleh Guru, Dosen atau Tutor pelajaran Bahasa Inggris. Alangkah lebih baik jika Guru, Dosen atau Tutor pelajaran Bahasa Inggris bisa ber-kreatif dalam menggunakan media film sebagai media Ilham, M.Pd* Dosen FKIP UM Palangkaraya 51
pembelajaran yang baik dan memang harus membimbing peserta didik dengan baik dalam memilih film yang akan ditonton sebagai media pembelajaran, karena ada efek yang akan ditimbulkan efek positif dan negatif dari apa yang sudah peserta didik simak dari acara televisi atau film tersebut. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Djamarah,B.S. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. (2010). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi (GP Press Group). Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008. Mengenai Wajib Belajar. Jakarta: Depdiknas. Rusman. (2013). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta. Sadiman, dkk. (2010). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers. Trianton, Teguh. 2013. Film Sebagai Media Belajar. Yogyakarta: Graha Ilmu. Tarigan, Henry Guntur, (2008). Bebicara. Bandung: Percetakan Angkasa. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas. Ilham, M.Pd* Dosen FKIP UM Palangkaraya 52