Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance di. mana salah satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan menunjukkan sejauh

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU LABUHANBATU

AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF

BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB VII P E N U T U P

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

Daftar Tabel. Halaman

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP.

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak = x 100 % Jumlah anak usia 4-6 tahun =

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

Indikator Kinerja Utama Kabupaten CilacapPeriode

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global

GUBERNUR GORONTALO, KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 277 / 02/ VII / 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM

Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Tabel Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

TABEL IX PENENTUAN INDIKATOR KINERJA KOTA MAKASSAR Kondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD (2014)

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan

BAB VI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

3. TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN (IKK II.3)

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

Jumlah Penduduk usia 15 thn ke atas dapat baca tulis x100% Jumlah penduduk usia 15th ke atas

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2014

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 A. Capaian Indikator Kinerja Utama B. Bab Evaluasi 3 Berisi dan : 1. Analisis Capaian Indikator Capaian Kinerja Utama Kinerja 2013 C. 2. Akuntabilitas Evaluasi dan Anggaran Analisis Capaian Kinerja 3. Pencapaian Kinerja Lainnya 4. Akuntabilitas Anggaran Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perubahan, di mana program/ kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran, hasil maupun dampak. Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance di mana salah satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan menunjukkan sejauh mana sebuah instansi pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan publik yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Karena itulah, pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah dicapai. Sebagai bagian dari komitmen Pemda Kabupaten Gowa untuk membangun akuntabilitas kinerja ini, pembangunan web E- SAKIP 30 30 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa adalah bagian kunci untuk mendorong pelembagaan pengendalian, evaluasi yang transparan dan berorientasi pada perbaikan pelayanan publik. Pijakan yang dipergunakan adalah sistem akuntabilitas kinerja ini adalah berpedoman kepada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam regulasi ini, antara lain juga mengatur tentang kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja Organisasi pemerintah. Tabel berikut menggambarkan skala nilai peringkat kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yang juga dipakai dalam penyusunan Laporan Kinerja ini. Tabel 1 Skala Nilai Peringkat Kinerja NO Interval Nilai Realisasi Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja Kinerja 1. 91 Sangat Tinggi 2. 76 90 Tinggi 3. 66 75 Sedang 4. 51 65 Rendah 5. 50 Sangat Rendah A. Capaian Indikator Kinerja Utama 2015 Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan akan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Kriteria penilaian yang diuraikan dalam tabel 3.2 selanjutnya akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Pemda Kabupaten PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 31

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 Gowa untuk tahun 2015. Pencapaian IKU tahun 2015 secara ringkas ditunjukkan oleh tabel berikut ini: Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Utama Pengukuran Tahun 2015 Target NO Indikator Capaian Akhir 2014 Target Realisasi Capaian RPJMD 1 Angka Melek Huruf (%) 89,81 83 96,79 116,61 83 2 Angka rata-rata lama 9,66 9,67 9,67 100 6,8 sekolah 3 Angka Kematian ibu 12 12 14 83,33 7 4 Angka Kematian Bayi 10 10 16 40 24 dan Balita 5 Angka Usia Harapan 72,04 72,28 71,58 99,03 72,45 Hidup 6 Meningkatnya Pertumbuhan ekonomi 6,94 6,8 6,94 102,06 6,3 % - 6,8 % kabupaten Gowa 7 Menurunnya laju inflasi 6,24 6,24 8,51 36,37 5,3 8 Menurunnya angka kemiskinan 9 Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat 10 Ketersediaan pangan utama 11 Ketersediaan pangan alternatif 12 Meningkatnya produksi kakao 13 Meningkatnya produksi kopi 14 Meningkatnya produksi sapi potong 15 Meningkatnya produksi perikanan budidaya 16 Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan 17 Opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah 18 Berkembangnya jumlah UMKM Unggulan 19 Menurunnya luas hutan dan lahan kritis (di luar dan dalam kawasan 8,73% 8,73% 8 108,362 8% 12.375.868 15.232.767 16.920.000 111,08 15.232. 767 130.567 215 210.129 97,73 151.741 53,33 60 54 90 65 74,56% 74,56 74,56 100 74,56% 90,52% 90,52 90,52 100 90,52% 6,2 6,2 6,2 100 6,2 11,2 11,28 11,28 100 11,28 CC CC - - CC WTP WTP - - WTP 14 18 18 100 18 57,28 57,28 39,94 100 60 32 32 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Dari 19 Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati Gowa tahun 2015, kinerja yang dicapai menunjukkan bahwa 19 IKU telah memenuhi kriteria sangat tinggi (13 IKU), Kriteria tinggi (2 Iku) maupun bahkan 2 Iku yang Belum mempunyai data realisasi yaitu Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan dan Opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah. Mayoritas IKU Bupati Gowa 2015 telah berhasil dicapai dengan kriteria sangat tinggi (68,42 %) dan Tinggi (10,53 %). Untuk pencapaian dengan kriteria sangat tinggi, bahkan 4 dari 13 IKU atau 21.0 5% diantaranya, realisasinya bahkan mencapai lebih dari 100% dari rencana kinerja yang dicanangkan. B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Bagian ini akan menguraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja yang menjelaskan capaian kinerja secara umum sebagaimana sudah diuraikan dalam sub bab sebelumnya. Penyajian untuk sub bab ini akan disajikan per sasaran strategis. Beberapa Sasaran strategis yang terkait digabungkan menjadi satu dalam analisis ini. Secara umum Pemerintah PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 33

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 Kabupaten Gowa telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Tingkat capaian kebijakan sebesar 93,83%. Rincian analisis capaian masing-masing Sasaran menurut Misi Pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Gowa 2010-2015 dapat diuraikan sebagai berikut: Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Jumlah sasaran pada misi 1 yang diukur kinerjanya: 4 sasaran. Jumlah indikator kinerja yang digunakan: 61 indikator. Sebanyak 51 indikator (83,61 %) mencapai kinerja sangat tinggi, 6 indikator (9,84 %) berkinerja tinggi, 1 indikator (1,64 %) berkinerja sedang, 2 indikator (3,28 %) berkinerja rendah dan1 indikator (1,64 %) berkinerja sangat rendah. Misi Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat dibagi menjadi 4 sasaran masing-masing Meningkatnya Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan, meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan Kualitas Pelayanan Kesehatan, meningkatnya Daya Beli Masyarakat dan berkurangnya disparitas kesejahteraan masyarakat. Dari 4 sasaran dengan penjelasan sebagai berikut : 34 34 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Misi 1 Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan Pendidikan memiliki peranan yang sangat vital sekaligus merupakan suatu wadah yang sangat tepat didalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Selain daripada itu pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, sehingga melalui peningkatan pelayanan pendidikan, maka upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat pula ditingkatkan. Dalam rangka meningkatakan kualitas Sumber Daya Manusia Kabupaten Gowa telah menetapkan satu Sasaran Strategis RPJMD Tahun 2010-2015 yang menjadi acuan bagi pembangunan dan pelayanan dibidang pendidikan. Berikut ini adalah capaian kinerja sasaran strategis Meningkatnya Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan pada Tahun 2014 sekaligus perbandingan realisasi capaian kinerja dari tahun sebelumnya sebagai berikut : Tabel 3. Target dan Realisasi Sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Pendidikan Aksesibilitas dan No Indikator Sasaran Satuan Capaian 2014 Pengukuran Tahun 2015 Target Realisasi Capaian Target Akhir RPJMD 2015 Kinerja (Naik/ Turun) 1. Angka Melek % 89,81 116,61 83 Naik 83,00 96,79 Huruf (%) 2. Angka rata-rata Tahun 9,66 100,00 6,8 Naik 9,67 9,67 lama sekolah Angka Partisipasi Kasar (APK) 3. SD % 91,03 121 103,15 85,25 121 Naik 4. SMP % 90,6 103 96,4 93,59 103 Naik 5. SMA % 91,9 99 93,79 94,74 99 Naik Angka Partisipasi Murni (APM) : 6. SD % 90,22 114,78 99,84 86,98 114,78 Naik 7. SMP % 89,88 86,70 95,24 109,85 86,7 Naik PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 35

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 8. SMA % 91,08 86 92,5 107,56 86 Naik Angka Melanjutkan Sekolah : 9. SD/sederajat ke % 90,86 94,75 99,99 Naik 99,99 94,74 SMP/sederajat 10. SMP/sederajat ke % 94,56 98,77 99,77 Naik 99,77 98,54 SMA/sederajat Pendidikan Dasar 11. Angka Partisipasi % 90,93 105,33 95,81 Naik 95,81 100,92 Sekolah (APS) 12. Rasio Ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah Rasio 1 : 47.81 1 : 45.32 1 : 53.85 118,82171 1 : 45.32 Naik Pendidikan Menengah 13. Angka Partisipasi % 91,91 99,09 94,65 Naik 94,65 93,79 Sekolah (APS) 14. Rasio Rasio 1 : 26.73 1 : 26.48 1 : 26.48 100 1 : 60.64 Naik Ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah 15. Jumlah Penduduk % 89,81 100 96,79 96,79 100 Naik Melek Huruf yang berusia > 15 tahun 16. Capaian layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) % 67,64 54,50 94,46 173,32 54,5 Naik Angka Putus Sekolah : 17. SD % 0 0 0 100 0 Konstan 18. SMP % 0 0 0 100 0 Konstan 19. SMA % 0 0 0 100 0 Konstan 20. Prosentase guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan S1/DIV % 98,02 94,99 98,02 108,98 94,99 Naik RATA-RATA SASARAN 1 104,251 Pada Sasaran meningkatnya Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan pencapaian Sasaran ini sebesar 104,251 berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 18 indikator dengan indikator yang mempunyai skor capaian diatas 100 % atau kategori sangat tinggi sebanyak 7 indikator masing-masing : Angka Partisipasi Sekolah (APS) Pendidikan dasar, Angka Partisipasi Murni (APM) SMA, Prosentase guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan S1/DIV, Angka Partisipasi Murni (APM) SMP, Angka Melek Huruf (%), Rasio Ketersediaan sekolah/penduduk usia 36 36 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 sekolah Pendidikan dasar dan Capaian layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta hanya 2 indikator yang berkategori tinggi. Jika dikaitkan dengan Capaian akhir RPJMD Kabupaten Gowa 2010-2015 tahun 2015 sebagai periode akhir RPJMD semua indikator telah dicapai targetnya sesuai yang dicanangkan di tahun awal RPJMD. Beberapa hal yang menunjang pembangunan bidang ini antara lain pembangunan dan rehalibitasi gedung sekolah yang mempunyai trend peningkatan, sistem kelas tuntas berkelanjutan (SKTB) program sanggar Pendidikan anak Saleh yang terselenggara sebanyak 168 kelompok sejak tahun 2013 dan penerapan sistem belajar berbasis teknologi pada program Punggawa D Emba In Education Programme. Pada tahun 2013 Untuk mempercepat pelaksanaan sasaran diatas maka pemerintah Kabupaten Gowa telah mencanangkan program Kelas Tuntas Berkelanjutan pada semua jenjang pendidikan mulai dari SD,SMP,SMA dan SMK yang disertai dengan penetapan Dewan Pakar Pendidikan KTB sebanyak 5 orang yang direkrut dari beberapa Perguruan Tinggi yang nantinya diharapkan mampu mengantar program tersebut menjadi program Nasional. Untuk menyamakan persepsi mulai dari pengawas,kepala sekolah dan guru serta UPTD se Kabupaten Gowa,maka telah diadakan sosialisasi dan workshop sistim pembelajaran KTB pada semua elemen tersebut diatas. Selain itu untuk memperkuat keberlanjutan program tersebut telah dibentuk melalui SK Bupati Tim Pendampingan Sekolah sebanyak 50 orang PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 37

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 anggota yang diambil dari unsur Teknis pada Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, Pengawas Kepala Sekolah dan Guru yang dianggap berkompoten terhadap program tersebut. Dalam hal penyebaran informasi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar serta perkembangan kurikulum maka telah dibentuk wadah yang pada tingkat SD yaitu Kelompok kerja guru (KKG) dan Musyawarah Guru mata pelajaran (MGMP) untuk tingkat SMP dan SMA/SMK. Dan penyebaran informasi dalam hal perkembangan kurikulum untuk para kepala sekolah di bentuk KKKS dan MKPS untuk para pengawas sekolah. Kegiatan dari wadah tersebut secara rutin diadakan minimal satu kali dalam satu bulan pada setiap KKG dalam satu kecamatan,dan khusus MGMP sesuai mata pelajaran. Dari indikator pada tabel diatas dapat kita uraikan bahwa mulai dari Angka Melek Huruf untuk tahun 2015 kinerja baru dicapai sebesar 117.60% dari target yang ditetapkan, Penduduk berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) kinerja yang dicapai sebesar 96.43% dari target yang ditetapkan. Sampai tahun 2015 telah berhasil bangun 14 sekolah menengah kejuruan dengan berbagai program yang dibina untuk menciptakan SDM yang siap pakai. Pemerataan Pendidikan bukan hanya dilihat dari angka melanjutkan tapi juga dipengaruhi oleh seberapa banyak lembaga yang tersedia pada semua jenjang Pendidikan. Dalam tabel berikut ini diuraikan perkembangan lembaga pertahun : 38 38 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Tabel 4. Perkembangan Lembaga Pendidikan NO LEMBAGA Tahun 2013 2014 1 PAUD 492 503 2 SD/SDLB 412 412 3 SMP 109 109 4 SMA 40 40 5 SMK 14 14 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 2014 Dalam rangka menunjang tercapainya sasaran diatas beberapa kebijakan teah dilaksanakan pada tahun 204 antara lain: 1. Peningkatan APK/APM serta mendorong angka melanjutkan dan menekan angka putus sekolah maka diadakan beberapa program dan kegiatan seperti berikut. a. Pembangunan Ruang Perpustakaan SD Tahun 2014 sebanyak 18 buah yang tersebar pada 18 kecamatan di Sekolah Dasar. b. Rehabilitasi Ruang Kelas SD sebanyak 46 Sekolah tersebar pada 18 Kecamatan c. Pada Jenjang Pendidikan SMP Pembangunan Ruang Kelas Baru sebanyak 15 sekolah, Rehabilitasi Ruang Kelas sebanyak 21 Sekolah tersebar pada 18 Kecamatan di Sekolah Menengah Pertama. d. Pada Jenjang Pendidikan SMA Tahun 2014 Rehabilitasi Gedung SMA sebanyak 8 sekolah, Pembangunan Gedung Perpustakaan SMA PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 39

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 sebanyak 1 Sekolah, sedangkan Pembangunan Laboratorium SMA sebanyak 1 Sekolah e. Pada jenjang Pendidikan SMK Rehabilitasi Gedung SMK sebanyak 9 sekolah, Pembangunan Gedung Laboratorium SMK sebanyak 3 sekolah. f. Pembangunan Gedung Kantor UPTD Kecamatan Pattallassang 1 Unit. g. Pembangunan Gedung Sekolah (DEBT SWAP) sebanyak 2 sekolah. 2. Menyiapkan semua kebutuhan dan fasilitas proses belajar mengajar yang sesuai dengan standart minimal a. Pada tahun 2014 sekolah dikabupaten Gowa telah berhasil melaksanakan Program Punggawa D Emba In Education Program (Inovasi Metode Pembelajaran) pada 353 Sekolah yang menyebar pada 18 (Delapan belas) Kecamatan, yang pada tahun sebelumnya hanya diterapkan di 289 sekolah sehingga terjadi penambahan sebanyak 64 sekolah pada tahun 2014. b. Dalam rangka memajukan kualitas pendidikan di kabupaten Gowa maka pada akhir tahun 2011 Pemerintah kabupaten Gowa telah mengulirkan sebuah program yang disebut dengan Sistem pembelajaran Kelas Tuntas Berkelanjutan yang disingkat SPKTB. Dan pada Tahun 2012 program tersebut telah berhasil dilaksanakan oleh semua sekolah dikabupaten Gowa mulai dari SD sederajat, SMP Sederajat SMA/SMK sederajat dan pada tahun 2014 Program tersebut 40 40 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 telah diatur didalam perda Kabupaten Gowa nomor : 10 Tahun 2013 tentang system Kelas Tuntas Berkelanjutan. c. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan pada semua bidang untuk memotivasi siswa maupun guru dalam berkompetisi yang dituangkan dalam bentuk kegiatan lomba-lomba,kegiatan ini diadakan setiap tahun dan sudah menjadi program yang terstruktur mulai dari tingkat sekolah, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan sampai ketingkat Nasional. Adapun kegiatan lomba sebagai berikut: Untuk melihat sejauh mana pencapaian kinerja dari sasaran diatas maka pada tabel diatas telah diuraikan bahwa angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs/paket B pencapaian kinerja sebesar 102,77 % dari kinerja yang yang ditetapkan. dan pada tingkat SMA/SMK Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK mengalami peningkatan sebesar 134.23% dari target yang ditetapkan hal ini terjadi karena di Kabupaten Gowa ini adalah pendidikan Gratis untuk semua jenjang pendidikan sehingga siswa yang berasal dari luar kabupaten ikut bersekolah diwilayah ini sehingga Jumlah siswa yang duduk dikelas Satu SMA/SMK/MA lebih besar dari jumlah siswa yang yang lulus pada tingkat SMP /MTs. Jumlah Sekolah yang menerapkan System Punggawa Demba mencapai 73.39% dari target yang ditetapkan. PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 41

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 4. Meningkatkan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pengukuran kinerja dari sasaran diatas dapat kita lihat pada indikator Guru pendidik yang telah mengikuti sertifikasi mencapai 127,28% dari target yang ditetapkan dan Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV pada tahun 2014 mencapai 108,98 % dari target yang ditetapkan. Pada tahun 2014 Untuk mempercepat pelaksanaan sasaran diatas maka pemerintah Kabupaten Gowa telah mencanangkan program Kelas Tuntas Berkelanjutan pada semua jenjang pendidikan mulai dari SD,SMP,SMA dan SMK yang disertai dengan penetapan Dewan Pakar Pendidikan KTB sebanyak 5 orang yang direkrut dari beberapa Perguruan Tinggi yang nantinya diharapkan mampu mengantar program tersebut menjadi program Nasional. Untuk menyamakan persepsi mulai dari pengawas,kepala sekolah dan guru serta UPTD se Kabupaten Gowa,maka telah diadakan sosialisasi dan workshop sistim pembelajaran KTB pada semua elemen tersebut diatas. Selain itu untuk memperkuat keberlanjutan program tersebut telah dibentuk melalui SK Bupati Tim Pendampingan Sekolah sebanyak 50 orang anggota yang diambil dari unsur Teknis pada Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, Pengawas Kepala Sekolah dan Guru yang dianggap berkompoten terhadap program tersebut. 42 42 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Dalam hal penyebaran informasi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar serta perkembangan kurikulum maka telah dibentuk wadah yang pada tingkat SD yaitu Kelompok kerja guru (KKG) dan Musyawarah Guru mata pelajaran (MGMP) untuk tingkat SMP dan SMA/SMK. Dan penyebaran informasi dalam hal perkembangan kurikulum untuk para kepala sekolah di bentuk KKKS dan MKPS untuk para pengawas sekolah. Kegiatan dari wadah tersebut secara rutin diadakan minimal satu kali dalam satu bulan pada setiap KKG dalam satu kecamatan,dan khusus MGMP sesuai mata pelajaran. 5. Menuntaskan anggota masyarakat dari buta aksara Dari indikator pada tabel diatas dapat kita uraikan bahwa mulai dari Angka Melek Huruf untuk tahun 2014 kinerja baru dicapai sebesar 108,86% dari target yang ditetapkan, Penduduk berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) kinerja yang dicapai sebesar 89.81% dari target yang ditetapkan. 6.Mengembangkan sekolah kejuruan sesuai keunggulan local dan pelatihan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja Sampai tahun 2014 telah mengadakan rehabilitasi gedung sekolah menengah kejuruan dengan berbagai program yang dibina untuk menciptakan SDM yang siap pakai. PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 43

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 7. Mengembangkan system pendidikan anak usia dini Capaian Layanan PAUD mencapai 135,28% dari target yang ditetapkan, Jumlah Sarana dan Prasaran PAUD SPAS mencapai 127,27% dari target yang ditetapkan. 8. Meningkatkan pembinaan lembaga kepemudaan Jumlah gelanggang/balai remaja ditargetkan 3 buah dan direalisasi 14 buah Jumlah organisasi kepemudaan dan olahraga ditargetkan 104 organisasi yang dapat direalisasi tahun 2014 sebanyak 96 organisasi atau dicapai 92,31% Untuk menggambarkan secara umum indikator kinerja dalam aspek pendidikan selama lima tahun terakhir dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, dapat dilihat melalui Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) sebagai berikut : 1. Angka Melek Huruf(AMH) Selama periode 2010-2014, capaian angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten Gowa menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun, dimana AMH pada tahun 2010 sebesar 97.29% menurun pada tahun 2011 menjadi sebesar 84.20% dan di tahun 2012 naik menjadi sebesar 97.79% di tahun 2013 turun 88.72% sedangkan di tahun 2014 naik menjadi sebesar 89,81%. Dari data terakhir yang diperoleh dapat diketahui bahwa jumlah Melek Huruf usia diatas 15 tahun sebesar 89,81% mempunyai arti bahwa ada sekitar 89,81% penduduk Kabupaten Gowa yang berumur di atas 15 tahun ke 44 44 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan lainnya, sedang sisanya 10,19% penduduk Kabupaten Gowa masih buta huruf. Masih banyaknya penduduk yang buta huruf tersebut diperkirakan karena adanya penduduk yang lanjut usia yang masih belum bisa membaca dan menulis juga karena masih kurangnya minat baca khususnya masyarakat di pedalaman. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5. Perkembangan dan Perbandingan Angka Melek Kabupaten GowaTahun 2010-2015 huruf NO Uraian AMH Tahun 2010 2011 201 2013 2014 2015 1 AMH Kabupaten 81,92 82,32 82,5 83,11 89.81 96,79 2 AMH Provinsi Sulsel 87,73 88,07 88,71 89,66 92,81-3 Peringkat di Sulsel 21/24 21/24 22/24 22/24 - - Jika diperhatikan table diatas perkembangan AMH Kabupaten gowa memiliki kecenderungan terus meningkat namun masih berada dibawah AMH provinsi Sulawesi Selatan dan jika dibandingkan dengan AMH 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, maka AMH Kabupaten Gowa terbilang masih rendah karena berada pada posisi 22, sedikit di atas Kabupaten Jeneponto dan Bantaeng. 2. Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah berdasarkan data BPS menunjukkan adanya kenaikan dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Meskipun demikian, capaian tersebut masih di bawah RLS Provinsi Sulawesi Selatan dimana pada tahun 2014 sudah mencapai 7,49%, sementara RLS Kabupaten Gowa baru mencapai 6,11%. Jika dibandingkan dengan RLS 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, maka AMH Kabupaten Gowa masuk dalam kelompok menengah karena berada pada posisi 14 di Sulawesi Selatan. PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 45

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 Tabel 6. Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Gowa Tahun 2010-2014 NO Uraian Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 RLS Kabupaten Gowa 6,8 7,23 7,24 5.91 6.11 9,67 2 RLS Provinsi Sulsel 7,8 7,92 7,95 7.45 7.49 3 Peringkat di Sulsel 16/24 14/24 15/24 14/24 14/24 Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dispora Kabupaten Gowa 2015 3. Angka Partisipasi Murni (APM) Dari hasil perhitungan Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Gowa untuk level SD/MI tahun 2013 sebesar 98.10%,dan pada tahun 2014 turun menjadi 90.22%. Untuk level SMP/MTs Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Gowa tahun 2013 sebesar 85.37%, pada tahun 2014 meningkat menjadi 89.88% Sedangkan untuk level SMA/MA/SMK Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Gowa tahun 2013 sebesar 80.07%, pada tahun 2014 meningkat menjadi 91.08%. untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 7. Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Gowa NO Jenjang Pendidikan Perkembangan APM 2010 2011 2012 2013 2014 1 SD/MI jumlah siswa kelompok usia 7-12tahun yang bersekolah di 1.1. jenjang pendidikan SD/MI 81691 75988 81348 84827 86016 1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 72693 80997 84292 86467 95345 1.3. APM SD/MI Kabupaten Gowa 112.36 93.82 96.51 98.10 90.22 1.4. APM SD/MI Provinsi Sulawesi Selatan 92.86 97.54 97.90 97.92 88.25 2 SMP/MTs 2.1. jumlah siswa kelompokusia 13-15tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SMP/MTs 30918 30910 32782 34575 37626 2.2. jumlah pendudukkelompok usia 13-15 tahun 37160 38591 39375 40502 41864 46 46 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 2.3. APM SMP/MTs Kabupaten Gowa 83.20 80.10 83.26 85.37 89.88 2.4. APM SMP/MTs Provinsi Sulawesi Selatan 62.32 65.29 68.27 78.15 83.03 3 SMA/MA/SMK 3.1. jumlah siswa kelompok usia 16-18tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SMA/MA/SMK 17145 17885 27874 27369 29645 3.2. jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun 24883 29860 34931 34181 32550 3.3. APM SMA/MA/SMK Kabupaten Gowa 68.90 59.90 79.80 80.07 91.08 3.4. APM SMA/MA/SMK Provinsi Sulawesi Selatan 42.75 47.89 47.92 61.48 61.46 Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dispora Kabupaten Gowa 2015 4. Angka Partisipasi Kasar (APK) Dari hasil perhitungan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk SD/MI di Kabupaten Gowa tahun 2013 sebesar 103.34%, pada tahun 2014 menurun menjadi 91.03% angka tersebut masih di bawah APK provinsi sebesar 106,32%. Untuk level SMP/MTs Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Gowa tahun 2013 sebesar 93.87%, pada tahun 2014 menurun menjadi 90.69% Sedangkan untuk level SMA/MA/SMK Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Gowa tahun 2013 sebesar 86.82%, pada tahun 2014 tidak mengalami perubahan tetap sebesar 86.82%, Lebih lanjut, APK Kabupaten Gowa untuk beberapa level pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 8 Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten GowaTahun 2010-2014 NO Jenjang Pendidikan Perkembangan APK 2010 2011 2012 2013 2014 1 SD/MI 1.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SD/MI 84326 83699 89383 89357 86797 1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 72693 80997 84292 86467 95345 1.3. APK SD/MI Kabupaten Gowa 116.00 103.34 106.04 103.34 91.03 1.4. APK SD/MI Provinsi Sulawesi Selatan 108.57 102.09 103.05 107.16 107.16 2 SMP/MTs 2.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMP/MTs 32631 34708 38169 38020 37968 PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 47

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 37160 38591 39375 40502 41864 2.3. APK SMP/MTs Kabupaten Gowa 87.81 89.94 96.94 93.87 90.69 2.4. APK SMP/MTs Provinsi Sulawesi Selatan 75.05 87.15 98.95 99.27 97.93 3 SMA/MA/SMK 3.1. jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMA/MA/SMK 17410 17885 27874 29675 29914 3.2. jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun 24883 29860 34931 34181 32550 3.3. APK SMA/MA/SMK Kabupaten Gowa 69.97 59.90 79.80 86.82 86.82 3.4. APK SMA/MA/SMK Provinsi Sulawesi Selatan 67.71 66.17 69.75 71.88 71.99 Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dispora Kabupaten Gowa 2015 Misi 1 Sasaran 2 : Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pembangunan bidang Kesehatan di Kabupaten Gowa diarahkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, derajat kesehatan, dan gizi penduduk serta meningkatkan kualitas lingkungan kesehatan yang berdampak pada peningkatan angka harapan hidup masyarakat, Capaian Kinerja terhadap Target Tahun 2015 Sub Sasaran Indeks Kesehatan mencapai nilai 95,78 berada pada kategori sangat Baik secara detail disajikan disajikan sebagai berikut : Tabel 9. Target dan Realisasi Sasaran Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan Kualitas Pelayanan Kesehatan NO INDIKATOR SASARAN SATUAN 1 Angka Kematian ibu (per 100.000 kelahiran hidup) 2 Angka Kematian Bayi ( per 1.000 dan Balita kelahiran 3 Angka Usia Harapan Hidup TAHUN 2014 Target Akhir Kinerja Capaian 2014 TARGET REALISASI CAPAIAN RPJMD 2015 (Naik/ Turun) 12 12 14 83,33 7 Turun i 10 10 16 40,00 24 Turun i hidup) tahun 72,04 72,28 71,58 99,03 72,45 Turun 4 Persentase Balita Gizi Buruk 5 Rasio Posyandu per satuan Balita % 13 13 13 100,00 12 Konstan Rasio 0,104861111 0,086805556 0,064 126,27 0,083333333 Turun 48 48 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 6 Rasio Puskesmas per satuan Penduduk 7 Rasio Poliklinik per satuan Penduduk 8 Rasio Pustu per satuan Penduduk 9 Rasio Dokter Ahli per satuan Penduduk 10 Rasio Dokter Umum per satuan Penduduk 11 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 12 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi Kebidanan 13 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization(UCI) 14 Cakupan Gizi Buruk Mendapat Perawatan 15 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA 16 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD 17 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin 18 Cakupan Kunjungan Bayi 19 Cakupan Puskesmas/Kec 20 Jumlah Kunjungan Masyarakat ke Puskesmas untuk Berobat 21 Alokasi Anggaran Kesehatan Gratis 22 Kesehatan Ibu Hamil dan Menyusui 23 Jumlah Penduduk yang Menderita Penyakit Menular TB Sembuh (per 1.000) 24 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 25 Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat Rasio 1:26819 1:22.000 1:26819 78,10 1:20.000 Turun Rasio 1:7.014,29 1:7.014,29 1 : 28.375 78,10 1:7.014,29 Turun Rasio 01:04,5 1:5.050 1 : 6.168 97,30 1:5.000 Turun Rasio 1:25787 1:38.372,2 1 : 39.410 97,30 1:38.372,2 Naik Rasio 01:10,7 01:10,7 1 : 14.778 61,96 1:6.000 Naik % 99,27 100 85 85,00 100 Turun % 93,32 90 93,28 103,64 95 Naik % 100 97 100 103,09 100 Naik % 100 100 100 100,00 100 Naik % 76,04 97,5 100 102,56 98 Naik % 100 100 100 100,00 100 Konstan % 100 100 100 100,00 100 Konstan % 88,36 94 88,36 94,00 95 Naik % 100 100 100 100,00 100 Konstan % 100 100 100 100,00 85 Naik % 60 60 60 100,00 60 Konstan % 91,78 93 91,78 98,69 95 Naik (per 1.000)orang 87,06 87,06 87,06 100,00 51 Naik % 77,4 70 77,4 110,57 75 Naik % 71 71 71 100,00 75 Naik Kepuasan masyarakat (pasien) terhadap pelayanan kesehatan RSU 26 - Rawat jalan % 85,16 85,16 85,16 100,00 90 Naik 27 - Rawat inap % 86,03 86,03 86,03 100,00 90 Naik 28 - Instalasi Gawat % 103,71 103,71 103,71 100,00 70 Naik Darurat (IGD) 29 - Instalasi laboratorium % 92,9 92,9 92,9 100,00 80 Naik 30 - Instalasi farmasi % 93,3 93,3 93,3 100,00 80 Naik PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 49

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 31 - Fisioterapi % 97,6 97,6 97,6 100,00 80 Naik 32 - Instalasi radiologi % 90,24 88,19 90,24 102,32 80 Naik 33 - Perinatologi, kamar bersalin dan nifas % 98,08 98,46 98,08 99,61 80 Naik RATA-RATA SASARAN 95,78 Dari 33 indikator sasaran yang berkategori sangat tinggi sebanyak 27 indikator (81,82 %), 4 indikator (12,12 %) sasaran yang bekategori tinggi dan masing-masing 1 indikator (3,03 %) yang berkategori sangat rendah dan rendah walaupun demikian sebagian besar target yang dicanangkan dalam RPJMD Kabupaten Gowa telah terpenuhi. Indikator yang berkinerja sangat tinggi adalah cakupan Kunjungan Bayi, Rasio Pustu per satuan Penduduk, Rasio Dokter Ahli per satuan Penduduk, Kesehatan Ibu Hamil dan Menyusui, Angka Usia Harapan Hidup, Perinatologi, kamar bersalin dan nifas, Persentase Balita Gizi Buruk, Cakupan Gizi Buruk Mendapat Perawatan, Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD, Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin, Cakupan Puskesmas perkecamatan, Jumlah Kunjungan Masyarakat ke Puskesmas untuk berobat, alokasi Anggaran Kesehatan Gratis, Jumlah Penduduk yang Menderita Penyakit Menular TB Sembuh (per 1.000), Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat, Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA, Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization(UCI), Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi Kebidanan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Rasio Posyandu per satuan Balita dan Kepuasan masyarakat (pasien) terhadap pelayanan 50 50 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 kesehatan RSU Rawat jalan, Rawat inap, Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi laboratorium, Instalasi farmasi, Fisioterapi dan Instalasi radiologi. Indikator yang berkinerja tinggi adalah Rasio Puskesmas per satuan Penduduk, Rasio Poliklinik per satuan Penduduk, Angka Kematian ibu dan Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani. Indikator yang berkinerja rendah yaitu Rasio Dokter Umum per satuan Penduduk dan indikator yang berkinerja sangat rendah adalah Angka Kematian Bayi dan Balita. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayibelum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal. Kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neonatal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Infant Mortality Rate atau Angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah yang bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Indikator ini terkait langsung dengan terget kelangsungan hidup anak dan merefleksikan PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 51

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan tempat tinggal anak-anak termasuk pemeliharaan kesehatannya. AKB cenderung lebih menggambarkan kesehatan reproduksi. AKB relevan dipakai untuk memonitor pencapaian terget program karena mewakili komponen penting pada kematian balita. Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Angka Kematian Bayi di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu Sensus Penduduk, Surkesnas/Susenas, dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Di Indonesia data SDKI menyatakan AKB telah menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup (2004) menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup (2007) sementara AKI menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup (2004) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (2007).Target MDG sesuai kesepakatan yaitu AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup dan AKI 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015.Berdasarkan data yang dimiliki, jumlah bayi yang meninggal di Indonesia mencapai 34 kasus per 1.000 kelahiran. Jumlah tersebut lebih tinggi dari angka Millenium Development Goals (MDG's), yakni 25 kasus per 1.000 kelahiran. Sementara jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia sebanyak 228 kasus per 1.000 kelahiran. 52 52 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Saat ini Indonesia masih menghadapi masalah tingginya angka kematian bayi. Ternyata diketahui sekitar 56 persen kematian bayi terjadi pada masa neonatal atau baru lahir hingga usia 28 hari.berdasarkan data angka kematian neonatal, bayi dan balita di Indonesia, sekitar 56 persen kematian bayi terjadi pada masa neonatal, penyebab kematian bayi ini akibat masalah pada neonatal seperti afiksi (sesak napas saat lahir), bayi lahir dengan berat badan rendah serta infeksi neonatus.masalah lain yang bisa menjadi penyebab kematian pada bayi seperti pneumonia, diare serta masalah gizi buruk dan gizi kurang yang biasanya mulai terjadi sejak masa kehamilan. Di Sulawesi Selatan angka kematian bayi menunjukkan penurunan yang sangat tajam, yaitu dari 161 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1971 menjadi 55 pada tahun 1996, lalu turun lagi menjadi 52 pada tahun 1998 kemudian pada tahun 2003 menjadi 48. Dan menurut hasil Surkesnas 2002-2003 AKB di Sulawesi Selatan sebesar 47 per 1000 kelahiran hidup sedangkan hasil Susenas 2006 menunjukkan AKB di Sulsel pada tahun 2005 sebesar 36 per 1000 kelahiran hidup, dan hasil SDKI 2007 menunjukkan angka 41 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan hasil SDKI Tahun 2012 menunjukkan 25 per 1000 kelahiran hidup. Fluktuasi ini bisa terjadi oleh karena perbedaan besar sampel yang diteliti, sementara itu data proyeksi yang dikeluarkan oleh Depkes RI bahwa AKB di Sulsel pada tahun 2007 sebesar 27,52 per kelahiran hidup. Jumlah kematian bayi yang dilaporkan pada Subdin Kesga dan PKM pada tahun 2007 sebanyak 41 orang bayi atau 4.17 per 1000 kelahiran PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 53

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 hidup, tahun 2008 sebanyak 34 orang bayi atau 3,29 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2009 jumlah kematian bayi dilaporkan mengalami penurunan yang sangat drastis sebanyak 9 orang bayi atau 0,8 per 1000 kelahiran hidup. Namun pada tahun 2010, jumlah kematian bayi yang dilaporkan mengalami peningkatan sebanyak 37 orang bayi atau 2,9 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan, indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan sosial, dalam arti besar dan tingkat kemiskinan penduduk. Adapun nilai normal AKABA yakni lebih besar dari 140 tergolong sangat tinggi, antara 71-140 sedang, dan kurang dari 71 tergolong rendah. Angka kematian Balita di Sulawesi Selatan (menurut hasil SUSENAS 2001) kelahiran hidup. Namun hasil SDKI 2002AKABA diperkirakan sebesar 64 per 1000-2003 menunjukkan bahwa AKABA di Sulawesi Selatan mencapai 72 per 1000 kelahiran hidup dan menurun menjadi 53 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Sedangkan jumlah kematian balita yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan kab/kota di Sulawesi Selatan pada tahun 2006 sebanyak 148 (1,13 % per 1000 KH), pada tahun 2007 jumlah 54 54 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 kematian balita dilaporkan sebanyak 105 balita (1,33 per 1000 KH), sedangkan pada tahun 2008 jumlah kematian balita dilaporkan mengalami peningkatan menjadi 283 balita atau 1,93 per 1000 kelahiran hidup, dan pada Tahun 2012 berdasarkan SDKI Angka Kematian Balita di Sulawesi Selatan mencapai 37 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Untuk mengantisipasi masalah ini maka diperlukan terobosan-terobosan dengan mengurangi peran dukun dan meningkatkan peran Bidan. Harapan kita agar bidan di desa benar-benar sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR). Angka Kematian Ibu (AKI) diperoleh melalui berbagai survey yang dilakukan secara khusus seperti survey di Rumah Sakit dan beberapa survey di masyarakat dengan cakupan wilayah yang terbatas. Dengan dilaksanakannya Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survey Demografi & Kesehatan Indonesia (SDKI), maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas dibanding survey-survey sebelumnya. PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 55

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 Angka kesakitan penduduk diperoleh dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui survei, dan hasil pengumpulan data dari Subdin BP3PL dinas kesehatan serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui pencatatan dan pelaporan. Dari data yang ada, selama 3 tahun berturutturut (2010-2013), penyakit Infeksi Saluran Nafas Bagian Atas masih menjadi penyakit pada urutan teratas sebagai penyakit yang utama yang ada di Kabupaten Gowa disajikan dalam grafik sebagai berikut : Sumber : dinas Kesehatan Kabupaten Gowa 2015 Gambar 2 : Grafik Penyakit Terbesar di kabupaten Gowa tahun 2015 56 56 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Misi 1 Sasaran 3 : Meningkatnya Daya Beli Masyarakat Salah satu parameter untuk melihat keberhasilan pembangunan adalah dengan melihat daya beli masyarakatnya. Pendekatan yang digunakan untuk mengukur daya beli yaitu dengan melihat pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Untuk itu indikator daya beli yang digunakan adalah PDRB riil perkapita karena angka PDRB perkapita ini menggambarkan rata-rata pendapatan yang diterima setiap penduduk di suatu wilayah pada tahun tertentu, pencapaian Sasaran ini disajikan daam table berikut ini : Tabel 10. Target dan Realisasi Sasaran Meningkatnya Daya Beli Masyarakat No Indikator Sasaran Satuan 1 Meningkatnya Indeks daya beli masyarakat 2 Meningkatnya Pertumbuhan ekonomi kabupaten Gowa 3 Menurunnya laju inflasi Capaian 2014 Pengukuran Tahun 2015 Target Realisasi Capaian Target di Akhir RPJMD 2015 Kinerja (Naik/Turun) % 64,55 66 65,46 99,18 66 Naik % 6,94 6,8 6,94 102,06 6,3 % - 6,8 % Naik % 6,24 6,24 8,51 63,62 5,3 Turun RATA-RATA SASARAN 88,28 Dari 3 indikator kinerja yang menngambarkan meningkatnya daya beli masyarakat 2 indikator yaitu peningkatan Indeks daya beli masyarakat dan peningkatan Pertumbuhan ekonomi kabupaten Gowa menunjukkan trend peningkatan dan menunjukkan kategori sangat baik sedangkan penurunan laju inflasi belum mencapai target dan menunjukkan kinerja penurunan disebabkan pendekatan data yang digunakan daam mengukur inflasi menggunakn data infasi Kota Makassar PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 57

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 mengingat dalam pengukurannya oeh BPS menggunakan daerah sampel. Namun demikian laju Inflasi Kabupaten Gowa tahun terakhir tergolong kategori rendah karena masih dibawah 2 digit. Inflasi masih berada pada kisaran normal, yaitu sekitar 6 persen, walaupun sedikit berada di atas target pemerintah yang dipatok 5-6 persen. kondisi infasi tahun 2015 akibat pengaruh multiplier effects kondisi perekonomian Indonesia. PDRB perkapita merupakan angka yang dapat dibaca sebagai kemampuan daya beli masyarakat. Perekonomian yang membaik dan laju pertumbuhan penduduk yang melambat akan berdampak pada peningkatan PDRB perkapita. Namun angka tersebut belum menggambarkan penerimaan penduduk secara nyata karena angka itu hanya merupakan angka rata-rata. Walaupun demikian angka tersebut sudah dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat ratarata tingkat kesejahteraan penduduk suatu daerah. Perekonomian Kabupaten Gowa pada tahun 2014 mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Gowa tahun 2014 mencapai 6,94 persen, sedangkan tahun 2013 sebesar 9.44 perasen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2014 dicapai oleh lapangan usaha Real Estate sebesar 16,09 persen. Sedangkan seluruh lapangan usaha ekonomi PDRB yang lain pada tahun 2014 mencatat pertumbuhan yang positif. 58 58 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Tabel 11. Pertumbuhan Ekonomi Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 Kabupaten Gowa Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,67 4,88 3,86 3,22 6,43 Pertambangan dan Penggalian 12,74 10,81 15,77 9,73 12,68 Industri Pengolahan 2,81 6,33 5,97 7,62 5,66 Pengadaan Listrik dan Gas 4,35 4,10 17,90 8,90 10,55 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 10,84 14,20 2,13 5,49 1,67 Konstruksi 10,13 9,95 9,71 28,29 4,78 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan 10,55 8,91 13,37 10,53 10,14 Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan 10,54 10,69 10,16 8,34 9,16 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,08 6,96 7,37 8,82 9,22 Informasi dan Komunikasi 26,11 10,38 14,36 16,88 5,27 Jasa Keuangan dan Asuransi -4,25 21,49 18,22 7,13 6,20 Real Estate 15,85 11,71 16,20 17,23 16,09 Jasa Perusahaan 8,07 9,68 9,31 9,87 6,11 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan danjaminan 3,19 4,18 1,50 1,17 1,37 Sosial Wajib Jasa Pendidikan 7,65 7,66 8,18 7,78 2,51 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,87 7,62 8,24 8,26 9,18 Jasa lainnya 10,06 6,80 8,26 5,28 6,50 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 6,67 7,46 8,15 9,44 6,94 Peningkatan beberapa indikator ekonomi makro memerlukan perhatian yang lebih dari pemerintah daerah agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, terutama dalam hal menarik masuknya investor. Beberapa hal yang dapat menarik pemilik modal untuk menanamkan uangnya di daerah ini yaitu adanya insentif dan kemudahan berinvestasi atau kemudahan dalam menerbitkan izin usaha. Selain itu yang tidak kalah pentingnya yaitu ketersediaan sarana dan prasarana penunjang usaha yang memadai, seperti antara lain keberadaan perbankan dan pasar baik pasar modern/pertokoan maupun tradisional sebagai tempat memasarkan produk-produk mereka. Saat ini hampir di semua kecamatan terdapat pasar-pasar umum. PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 59

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 Keberadaan perbankan di kabupaten Gowa sangat diharapkan dapat memacu dunia usaha di berbagai sektor baik dari sektor pertanian yang merupakan sektor paling dominan, maupun di sektor jasa-jasa sebagai pendukung sektor usaha lainnya, terutama dalam perannya sebagai penyedia permodalan usaha. Sebagian besar perbankan nasional dan daerah seperti BNI, BRI, BTN, Bank Mandiri, Bank Muamalat,Bank Hasamitra, Bank BTPN,BII serta Bank Sulsel hanya membuka cabang di ibukota kabupaten yaitu Sungguminasa. Gambar 3 : Perbandingan Laju Infasi Sumber : BPS 2015 Jumlah penabung di bank-bank Cabang Sungguminasa pada Bulan Desember 2013 tercatat sebanyak 77.667 penabung dengan nilai tabungan 32.706.375 (Juta Rupiah). Sementara itu, jumlah nasabah Perum Pegadaian Sungguminasa pada 2014 sebanyak 44.261 orang dengan total nilai pemberian kredit sebesar 46.304.183( Ribu Rupiah ) dan nilai sisa pinjaman yang belum dibayar sebesar 11.082.665 (Ribu Rupiah). Dimasa-masa mendatang dunia perbankan diharapkan ikut berperan dalam mendukung perekonomian daerah, khususnya dalam penyediaan kredit dengan bunga rendah serta kemudahan 60 60 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 dalam mengaksesnya. Sementara itu jumlah koperasi di Kabupaten Gowa tercatat sebanyak 521 unit yang terdiri dari 28 unit KUD dan 493 unit non KUD yang masing-masing memiliki anggota sebanyak 20.131 orang dan 47.644 orang. Sumber : BPS 2014 Gambar 4: Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gowa Misi 1 SASARAN 4 : BERKURANGNYA DISPARITAS KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Masih rendahnya kualitas hidup masyarakat yang disertai disparitas antar kelompok masyarakat dapat dilihat dari salah satu indikator yang banyak digunakan dalam pengukuran kualitas hidup masyarakat, yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pemerintah Kabupaten Gowa telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan untuk mendukung pencapaian Sasaran ini dengan hasil pada tahun 2015 sebesar 96,33 persen yang masuk dalam kategori Berhasil, secara detail capaiannya digambarkan dalam 5 indikator sebagai berikut : PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 61

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 Tabel 12. Target dan Realisasi Sasaran Berkurangnya Disparitas Kesejahteraan Masyarakat No Indikator sasaran Satuan Capaian 2014 tahun 2015 Target Realisasi Capaian Target akhir RPJMD 2015 1 Persentase penduduk miskin % 8,73 % 8,73 % 8 108,362 8 % Naik 2 Menurunnya Tingkat pengangguran Terbuka 3 Peringkat Kabupaten Gowa pada Pekan Olahraga Daerah 4 Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana ibadah per-1000 penduduk 5 Terkelolanya potensi konflik sosial akibat isu SARA % 2,63 % 2,63 % 2,30 112,547 2 % Naik Peringkat Peringkat IX Porda Peringkat III Peringkat IX Porda 71,42 Peringkat III Kinerja (naik/ turun) Tidak Tercapai Ratio 2,04 2,15 2,15 100 2,15 Naik Persen 100 100 100 100 100 Konstan RATA-RATA SASARAN 4 96,33 Capaian kinerja terhadap target tahun 2015 sasaran berkurangnya disparitas kesejahteraan masyarakat sebesar 96,33 persen sebanyak 1 indikator yaitu indikator Peringkat Kabupaten Gowa pada Pekan Olahraga Daerah dimana pada tahun 2014 berada pada peringkat IX dari peringkat 3 yang ditargetkan Sementara indikator Menurunnya angka kemiskinan, Menurunnya angka pengangguran, Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana ibadah per-1000 penduduk dan Terkelolanya potensi konflik sosial akibat isu SARA lainnya berada pada kategori sangat tinggi dengan penurunan angka pengangguran memberikan konstribusi paing dominan, Sementara Perbandingan Sarana Prasarana Ibadah per- 1000 Penduduk disajikan sebagai berikut : 62 62 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Sumber : Dinas SosialTenaga Kerja dan Transmigrasi 2014 (Diolah) Gambar 5: Perbandingan Sarana Prasarana Ibadah per-1000 Penduduk Pemerintah Kabupaten Gowa telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan dalam rangka melaksanakan kebijakan penanggulangan kemiskinan. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah simulasi tokoh masyarakat dalam mengatasi bencana, pemantauan kejadian bencana, pemeliharaan sarana dan prasarana pemakaman dan kegiatan pemantauan kegiatan pembinaan kesejahteraan rakyat. Disamping itu banyak Program penanggulangan kemiskinan di level klaster I baik dari Pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Provinsi dan Kabupaten) seperti Program Keluarga Harapan, Raskin, BLSM, dan Bantuan Siswa Miskin. Perkembangan dan Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Gowa 2010-2014 secara umum menunjukkan trend penurunan namun jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya menunjukkan kinerja yang moderat. PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 63

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 Gambar 6: Perkembangan dan Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Gowa 2010-2014 Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan dilakukan secara terpadu untuk design kerangka kebijakan penanggulangan kemiskinan yang mendukung keterkaitan antar program. Pada tahun 2014, juga telah dilaksanakan kebijakan pembangunan penanggulangan kemiskinan daerah yakni dalam bentuk Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu, Program ini dilaksanakan secara terpadu oleh beberapa SKPD seperti: Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan kegiatan antara lain pembinaan UKM dan usaha formal, subsidi pasar murah, pelatihan teknis pembuatan gula merah, pengadaan sarana dan prasarana teknologi. 64 64 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Gambar 7: Perkembangan dan Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Gowa 2010-2014 Perkembangan dan Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Gowa 2010-2014 memiliki trend penurunan namun jika dibandingkan dengan kinerja penanggulangan penduduk miskin di Kabupaten Gowa masih dibawah dari rata-rata provinsi Sulawesi Selatan. Beberapa indikator lainnya yang memberikan konstribusi terhadap pencapaian sasaran berkurangnya disparitas kesejahteraan masyarakat disajikan dalam tabel berikut ini : PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 65

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 Tabel 13. Perbandingan Indikator Pendukung Sasaran Berkurangnya Disparitas Kesejahteraan Masyarakat INDIKATOR KINERJA CAPAIAN TAHUN 2012 2013 Terwujudnya Pembinaan Hubungan Industrial dan Program Jamsostek serta Peningkatan pelaksanaan 210 Perusahaan 230 Perusahaan pengawasan tenaga kerja Meningkatnya Jumlah Tenaga Kerja yang bekerja diluar Kabuapten Gowa 1829 Orang 1731 Orang Meningkatnya Pembinaan Panti Asuhan dan Panti Jompo 86 98 Meningkatnya Pembinaan Lanjut Usia 98 Orang 98 Orang Meningkatnya Kapasitas Penyuluh agama dan fungsi lembaga 100 Orang 233 Orang Keagamaan Meningkatnya kemampuan dan keterampilan transmigran 80 Orang 80 Orang Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2014 (Diolah) Indikator yang memberikan konstribusi terhadap pencapaian sasaran berkurangnya disparitas kesejahteraan masyarakat yang mengaami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu Terwujudnya pembinaan hubungan industrial dan program jamsostek serta peningkatan pelaksanaan pengawasan tenaga kerja pada tahun 2014 sebanyak 210 perusahaan meningkat sebanyak 230 perusahaan pada tahun 2014, meningkatnya pembinaan panti asuhan dan panti jompo sebanyak 86 panti asuhan dan panti jompo ditahun 2014 menjadi 98 panti asuhan dan panti jompo ditahun 2014 dan peningkatnya kapasitas penyuluh agama dan fungsi lembaga Keagamaan sebanyak 100 Orang ditahun 2013 menjadi 233 Orang pada tahun 2014. 66 66 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Misi 2 : Meningkatnya interkoneksitas wilayah dan keterkaitan sektor ekonomi Jumlah sasaran pada misi 2 yang diukur kinerjanya: 4 sasaran. Jumlah indikator kinerja yang digunakan: 26 indikator. Sebanyak 21 indikator (80,77 %) mencapai kinerja sangat tinggi, 2 indikator (7,69 %) berkinerja tinggi, 1 indikator (3,85 %) berkinerja sedang, 2 indikator (7,69 %) berkinerja rendah. Misi meningkatnya interkoneksitas wilayah dan keterkaitan sektor ekonomi dirumuskan berdasarkan isu strategis dimana masih lemahnya keterkaitan antar sektor dan daya saing ekonomi daerah, terlihat dari pergeseran struktur perekonomian daerah yang belum optimal dari kelompok sektor primer (pertanian) ke kelompok sektor sekunder (industri). Di samping itu, masih terbatas komoditas yang dihasilkan mengarah pada jenis komoditas yang khas dan memiliki pangsa pasar yang jelas, bahkan sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian nasional dan internasional. Penjabaran dalam suatau capaian kinerja dijelaskan pada beberapa sasaran berikut ini: PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 67

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 Misi 2 Sasaran 1 : Menguatnya struktur perekonomian daerah Sasaran menguatnya struktur perekonomian daerah diukur melalui 3 indikator kinerja yang menjadi tugas pokok dan fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan capaian disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 14. Capaian Kinerja terhadap Target Tahun 2014 Sasaran Menguatnya Struktur Perekonomian Daerah NO INDIKATOR SASARAN SATUAN 1 Konstribusi Industri pengolahan dalam Struktur Ekonomi Kabupaten Gowa 2 Konstribusi Jasa-Jasa dalam Struktur Ekonomi Kabupaten Gowa 3 Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat Capaian 2014 TAHUN 2015 Target Realisasi Capaian % 5 % 5,66% 5,66% % 16,00% 25,00% 16,00% Rp 12.375.8 68 15.232.7 67 100 64,00 Target Akhir RPJMD 2015 Kinerja (Naik/ Turun) 6,00% Naik 25,00% Naik 16.920.000 111,08 15.232.767 Naik RATA-RATA SASARAN 91,69 Berdasarkan tabel diatas indikator secara umum indikator yang mendukung pencapaian Sasaran menguatnya struktur perekonomian daerah sebagian besar berada pada kategori berhasil (rentang skor 90% s.d 100 %) yaitu sebanyak 2 indikator masing-masing konstribusi jasajasa dalam struktur ekonomi kabupaten gowa dan meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat Sementara hanya 1 indikator yang Belum mencapai target namun tetap mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu konstribusi industri pengolahan dalam struktur ekonomi Kabupaten Gowa. 68 68 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Gowa dalam kurun waktu 5 tahun (2010-2014) mengalami peningkatan yaitu dari Rp.7.132,5 milyar pada tahun 2010 menjadi Rp.9.701,4 miliar pada tahun 2014. Dimana mengalami pertumbuhan rata-rata 7,77%. Lima lapangan usaha dengan laju pertumbuhan terbesar yaitu Real Estate 16,09%, Pertambangan 12,68 % Pengadaan Listrik dan Gas 10,55%, Motor 10,14%, Penyediaan akomodasi dan makan minum 9,22%. PDRB tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 15. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010 2014 atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Kabupaten Gowa Kate gori A B C D E F G H I J K L Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % 2.594.7 65,6 165.558,0 485,836,9 11.932, 3 11.222, 0 628.167,1 749.134,8 98.090. 8 170.522,0 620.988,6 137.086,8 380.267,4 M,N Jasa Perusahaan 8.277,2 O P Q R,S,T,U Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 501.78, 7 341.354,5 126.844,8 101.351,8 7.132,4 79,3 36, 38 2,3 2 6,8 1 0,1 7 0,1 6 8,8 1 10, 50 1,3 8 2,3 9 8,7 1 1,9 2 5,3 3 0,1 2 7,0 3 4,7 9 1,8 7 1,4 2 2.721.4 89,2 183.456,9 516.609,6 12.421, 0 12.815, 9 690.695,0 815.851,6 108.574,2 182.392,2 685.462,8 166.550,6 424.808,3 9.078,3 522.036,8 367.516,4 136.515,1 108.239,5 7.664.5 13,2 35, 51 2,3 9 6,7 4 0,1 6 0,1 7 9,0 1 10, 64 1,4 2 2,3 8 8,9 4 2,1 7 5,5 4 0,1 2 6,8 1 4,8 0 1,7 8 1,4 1 Sumber: Kabupaten Gowa dalam angka 2015 2.826.594,6 34,10 2.917.657, 2 212.392,6 2,56 233.058,9 547.465,6 6,60 589.160,5 14.644,2 0,18 15.948,2 13.089,1 0,16 13.807,9 757.793,6 9,14 972.183,1 924.965,2 11,16 1.022.366, 4 119.608,2 1,44 129.586,5 195.826,3 2,36 213.096,1 783.870,9 9,46 916.212,7 196.897,8 2,38 210.933,1 493.644,1 5,96 578.676,6 9.923,8 0,12 10.902,8 529.888,5 6,39 536.062,9 397.575,2 4,80 428.511,7 147.757,5 1,78 159.959,9 117.175,7 1,41 123.361,0 8.289.113,1 9.071.485, 5 32, 16 2,5 7 6,4 9 0,1 8 0,1 5 10, 72 11, 27 1,4 3 2,3 5 10, 10 2,3 3 6,3 8 0,1 2 5,9 1 4,7 2 1,7 6 1,3 6 3.105.283, 5 262.608,5 622.480,2 17.630,5 32,01 2,71 6,42 0,18 14.038,6 0,14 1.018.639, 3 1.126.016, 4 10,50 11,61 141.455,9 1,46 232.751,4 2,40 964.471,9 9,94 224.003,4 2,31 671.807,5 6,92 11.569,5 0,12 543.401,5 5,60 439.267,6 4,53 174.636,3 1,80 131.377,7 1,3 9.701.439, 6 PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 69

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Kabupaten Gowa dalam kurun waktu 5 tahun (2010-2014) mengalami peningkatan yaitu dari Rp.7.132,5 milyar pada tahun 2010 menjadi Rp.12.001,8 miliar pada tahun 2014. Dan mengalami pertumbuhan rata-rata 6,29%. Lima lapangan usaha dengan laju pertumbuhan terbesar yaitu Pertambangan dan Penggalian 31,69%, Real Estate 25,56%, Transportasi dan Pergudangan 23,80%, Kesehatan dan Kegiatan Sosial 18,61%, serta Jasa lainnya 16,51%. Tabel 16. Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Gowa 2010-014 (%) Tahun No 1 Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan Ekonomi Kab Gowa 6,67 7,46 8,15 9,44 6,94 2 Pertumbuhan Ekonomi Prov Sulsel Sumber : Kabupaten Gowa dalam angka 2015 8,19 7,61 8,39 7,65 7,65 Perekonomian Kabupaten Gowa pada tahun 2014 mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Gowa tahun 2014 mencapai 6.94 persen, sedangkan tahun 2013 sebesar 9.44 perasen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2014 dicapai oleh lapangan usaha Real Estate sebesar 16,09 persen. Sedangkan seluruh lapangan usaha ekonomi PDRB yang lain pada tahun 2014 mencatat pertumbuhan yang positif. Sumbangan Sektor Pertanian terhadap PDRB Kabupaten Gowa sejak Tahun 2007 terus menerun setiap tahunnya. Demikian pula dengan subsektor tanaman bahan makanan (tabama), perkebunan, peternakan, 70 70 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 kehutanan dan perikanan, dimana hampir semua kontribusi dari subsektor tersebut mengalami penurunan setiap tahunnya. Pembangunan ekonomi Kabupaten Gowa dari tahun ke tahun semakin membaik. Keadaan ini dapat dilihat dari angka PDRB atas dasar harga berlaku yang meningkat setiap tahunnya. Pada Tahun 2010 misalnya, nilai yang diperoleh sebesar Rp. 7.834.589 juta dan Tahun 2013 telah mencapai Rp. 11.252.379 juta atau mengalami kenaikan 13,10 persen dibandingkan Tahun 2013. MISI 2 SASARAN 2 : TERPENUHINYA KEBUTUHAN PANGAN MASYARAKAT Meningkatnya ketahanan pangan dengan Sasaran terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat, secara umum situasi ketahanan pangan di Kabupaten Gowa pada periode 2010-2015 menunjukkan kecenderungan yang semakin membaik, hal ini ditunjukkan oleh beberapa indicator ketahanan pangan antara lain (1). Produksi beberapa komoditas pangan penting cenderung meningkat, (2). Pergerakan harga-harga pangan lebih stabil, baik secara umum maupun menjelang harihari besar keagamaan nasional, (3). Konsumsi pangan masyarakat meningkat, (4). Proporsi penduduk miskin dan rawan pangan semakin menurun. Berbagai indikasi yang terukur tersebut menunjukkan bahwa berbagai upaya dan kebijakan ketahanan pangan yang dilakukan selama ini telah memberikan dampak yang positif, kemudian dalam membangun ketahanan pangan tidak terlepas dari aspek ketahanan pangan, yaitu aspek ketersediaan, aspek PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 71

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 distribusi dan aspek konsumsi. Rata-rata capaian Sasaran Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat adalah 99,39 persen dengan indikatorindikator disajikan sebagai berikut: Tabel 17. Capaian Kinerja terhadap Target Tahun 2014 Sasaran Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat NO INDIKATOR SASARAN 1 Ketersediaan pangan utama 2 Pendistribusi pangan secara merata 3 Mutu konsumsi pangan sesuai Pola Pangan Harapan (PPH) SATUAN Surplus (Ton) 4 Konsumsi beras kg/kapita/ tahun 5 Persentase Informasi ketahanan pangan yang lengkap, akurat % dan up to date 6 Ketersediaan pangan alternatif % % % Capaian 2014 TAHUN 2015 TARGET REALISASI CAPAIAN Target Akhir RPJMD 2015 Kinerja (Naik/ Turun) 130.567 215,000 210.129 97,73 151.741 Naik 81,41 85 92,5 108,82 85,00 Naik 92,3 85,4 85,4 100,00 85,40 Naik 101,9 113,7 103,7 91,20 113 Turun 74,83 85 92,3 108,59 85 Naik 53,33 60 54 90,00 65 Naik RATA-RATA SASARAN 99,39 Berdasarkan tabel di atas menggambarkan bahwa sebagian besar indikator yang menunjang terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat sudah baik yang tergolong berkategori sangat berhasil sebanyak (rentang capaian lebih dari 100 %) sebanyak 2 indikator yaitu ketersediaan pangan utama dan konsumsi beras. Indikator pendistribusi pangan secara merata, mutu konsumsi pangan sesuai pola pangan harapan (PPH) dan Persentase Informasi ketahanan pangan yang lengkap, akurat dan up to date menunjukkan 72 72 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 kinerja yang tinggi sedangkan ketersediaan pangan alernatif menunjukkan kinerja yang rendah dan Belum mencapai target yang telah ditetapkan diakhir tahun RPJMD. Indikator bahan makanan yang dianalisis adalah padi-padian, makanan berpati, gula, buah biji berminyak, buah-buahan, sayur-sayuran, daging, telur, susu, ikan, minyak dan lemak cukup tersedia, faktor yang berkonstribsi mempengaruhi Ketersediaan pangan tersebut sehingga meningkat antara lain produktivitas hasil pertanian mengalami peningkatan rata-rata diatas 5 % pertahun, sementara pertumbuhan penduduk hanya pada kisaran 1,8 % pertahun, infrastruktur semakin baik, sarana dan prasarana pertanian dan pelayanan umum semakin meningkat. Berdasarkan data penguatan cadangan pangan Kabupaten yang diperoleh dari perhitungan Jumlah cadangan pangan kabupaten dibagi 100 ton kemudian dikalikan 100 %. Dari perhitungan tersebut diperoleh data bahwa realisasi penguatan cadangan pangan mencapai 57 % yang berarti bahwa kondisi cadangan pangan Kabupaten Gowa dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk Kabupaten Gowa sebesar 57 % yang melebihi target yang direncanakan yaitu 53 %. Berdasarkan Laporan Informasi pasokan, harga dan akses pangan terhadap 9 bahan pokok yang dipantau setiap minggu di pasar induk Sungguinasa dan pasar kecamatan di Limbung Kecamatan Bajeng menunjukkan capaian persentase 95 % dan melampaui target yang PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 73

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 ditetapkan sebesar 85 %. Keadaan tersebut dapat tercapai karena dari ketiga indikator yang diamati yaitu : Komoditas (Beras, jagung, kedele, daging sapi, daging ayam, telur, minyak goreng, gula pasir dan cabe). Indikator kedua adalah lokasi pengambilan sampel (Pasar Induk di Sungguminasa dan Pasar Kecamatan di Limbung ) dan indicator ketiga adalah Waktu Pelaksanaan. Setelah dianalisis dari ketiga indikator tersebut menunjukkan angka persentase sebesar 95 %. Penganekaragaman konsumsi pangan merupakan upaya untuk memantapkan atau membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan gizi untuk mendukung hidup sehat, aktif dan produktif. Indikator untuk mengukur tingkat keanekaragaman dan keseimbangan konsumsi pangan masyarakat adalah dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) sebesar 95 dan diharapkan dapat dicapai pada tahun 2015. Dengan penanganan keamanan pangan segar diharapkan makanan yang dikonsumsi merupakan makanan yang sehat dan aman. Untuk itu sosialisasi kepada masyarakat sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pangan segar yang aman dikonsumsi di Kabupaten Gowa. Dalam rangka penurunan tingkat kerawanan pangan maka dilakukan upaya penanganan daerah rawan pangan, pengembangan 74 74 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 lumbung pangan dan pengembangan cadangan pangan daerah baik cadangan pangan masyarakat maupun cadangan pangan pemerintah di Produksi padi dapat meningkat ditunjang dengan program atau kegiatan baik dengan upaya peningkatan SDM petani melalui kegiatan SL PTT, maupun dengan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pertanian teknologi tepat guna, yaitu meliputi bantuan benih subsidi, pupuk dan pestisida kepada kelompok tani dan kegiatan peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian, penerapan teknologi sistem IPAT BO. Adapun yang menunjang peningkatan produktivitas tanaman hortikultura adalah penerapan teknologi budidaya dari tekhnik sambungan, dan penggunaan pupuk organik, dan an-organik dan sangat memperhatikan usaha panen pada saat buah matang / bernas. Peningkatan kebutuhan dan permintaan masyarakat terhadap hamper seluruh komoditas pangan dasar yang bergerak lebih cepat dibandingkan peningkatan produksi pangan lokal telah berakibat pada meningkatnya pasokan pangan ke Kabupaten Gowa. Banyak faktor yang menjadi kendala peningkatan produktivitas dan produksi pangan di Kabupaten Gowa dalam memenuhi kebutuhan pangan sekuruh penduduknya. Diantaranya yang terpenting adalah : 1.) masing tingginya konversi lahan produktif ke lahan non pertanian tanaman pangan (perumahan, perkebunan, fasilitas sosial); 2) kecilnya skala usaha PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 75

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 pertanian tanaman pangan, perikanan maupun peternakan investasi pembangunan sarana pengolahan dan penyimpanan hasil di pedesaan. Ciri umum di berbagai daerah di Indonesia adalah lemahnya kelembagaan pemasaran di pedesaan. Hal ini menyebabkan mata rantai pemasaran produk-produk pangan menjadi sangat panjang, karena harus melalui berbagai sistem kelembagaan informal. Di Gowa pada umumnya di ketahui bahwa dalam memasarkan produk produk pangan harus melalui pedagang perantara yang ada di berbagai tingkatan mulai dari desa, kecamatan, Kabupaten sampai ke tingkat provinsi. Sistem ini menyebabkan biaya pemasaran menjadi sangat tinggi dan margin yang diterima petani rendah, sehingga memberikan dampak kepada tingginya harga yang harus dibayar oleh konsumen akhir. Masalah lain yang menyangkut pemasaran adalah kurangnya sarana pasar secara fisik. Kombinasi persoalan kelembagaan pemasaran dan fisik pasar ini dapat menyulitkan akses pangan bagi konsumen (rural landless, urban poor dan net buying producers), dan menghambat penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat yang tidak memiliki lahan. Tabel 18. Trend Capaian Sasaran indikator pendukung Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat NO INDIKATOR SASARAN SATUAN Capaian Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1 Ketersediaan Pangan Utama 2 Ketersediaan Pangan Alternatif 3 Distribusi Pangan Secara Merata Ton 96.839 103,925 121,363 130,567 210.129 % 36,67 40 43,33 53,33 54 % 76,16 78,38 80,4 81,41 92,5 76 76 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 4 Informasi Ketahanan Pangan 5 Mutu Konsumsi Pangan Harapan (PPH) 6 Konsumsi Beras Perkapita per Tahun 7 Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan 8 Penanganan Daerah Rawan Pangan % 90,3 91,3 92,3 92,3 92,3 PPH 86,1 102,4 102,4 101,9 85,4 Kg/Kapita/ 48,57 54,2 64,01 74,83 103,7 Komoditi 1 2 3 4 5 Kecamatan 1 1 2 2 3 Beberapa indikator pendukung Sasaran indikator pendukung Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat menunjukkan trend peningkatan mulai dari tahun awal RPJMD hingga tahun akhir 2015 antara lain Ketersediaan Pangan Utama, Ketersediaan Pangan Alternatif, Distribusi Pangan Secara Merata, Informasi Ketahanan Pangan, Mutu Konsumsi Pangan Harapan (PPH), Konsumsi Beras Perkapita per Tahun, Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan dan Penanganan Daerah Rawan Pangan. Harus dilakukan upaya-upaya untuk membangun kelembagaan pemasaran di berbagai tingkatan. Pada tingkat pedesaan perlu dikembangkan kelembagaan petani yang bergerak di bidang pemasaran hasil pertanian, untuk memperkuat posisi tawar petani. Bentuk kelembagaan ini disesuaikan dengan kondisi sosial budaya setempat, seperti Koperasi dan Kelompok. Dari hasil capaian Sasaran dikemukakan Isu Strategis sebagai berikut : PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 77

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 1. Keterbatasan dan rendahnya kualitas kelembagaan dan infrastruktur ketahanan pangan di Gowa. 2. Belum efektifnya regulasi sistem distribusi dan informasi harga pangan sehingga pangan belum terdistribusi dengan baik dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. 3. Lemahnya daya dukung dan daya tamping lembaga usaha ekonomi pedesaan dalam meningkatkan ketersediaan, distribusi dan akses pangan di daerah. 4. Lemahnya manajemen pengembangan dan ketersediaan cadangan pangan di tingkat Rumah Tangga 5. Adanya daerah rawan pangan maupun daerah berpotensi terjadinya rawan pangan yang belum teridentifikasi dan diupayakan pemecahannya. 6. Pola konsumsi masyarakat yang masih berbasis pada beras menyebabkan komoditi beras bukan saja sebagai komoditi ekonomi melainkan menjadi komoditi politik. 7. Adanya alternatif pengembangan diversifikasi pangan melalui lahan-lahan marginal termasuk lahan pekarangan. 8. Lemahnya pengawasan keamanan dan mutu pangan terhadap produk pangan baik segar maupun olahan. 9. Rendahnya kesadaran para produsen pangan olahan untukmenghasilkan produk pangan yang bergizi, bermutu, sehat, aman dan halal. 78 78 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 10. Lemahnya partisipasi masyarakat dalam mengembangkan desa mandiri pangan yang berbasis pada budaya dan potensi lokal. Misi 2 Sasaran 3 : Meningkatnya Produk Komoditas Unggulan Daerah Komoditas unggulan adalah komoditas yang memberikan nilai tambah dan sumbangan pendapatan tertinggi pada suatu perekonomian daerah. Pendapat ini didasari pada aspek nilai dan kontribusi suatu komoditas / produk. Komoditas yang memberikan nilai tambah tertinggi sepanjang rantai nilai dan memberikan kontribusi terbesar dari suatu perekonomian daerah adalah komoditas unggul, secara detail disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 19. Capaian Kinerja terhadap Target Tahun 2014 Meningkatnya Produk Komoditas Unggulan Daerah Sasaran NO INDIKATOR SASARAN SATUAN Capaian 2014 TAHUN 2014 TARGET REALISASI CAPAIAN Target Akhir RPJMD 2015 Kinerja (Naik/ Turun) 1 Meningkatnya produksi kakao % 74,56% 74,56 74,56 100,00 74,56% Naik 2 Meningkatnya produksi kopi % 90,52% 90,52 90,52 100,00 90,52% Naik 3 Meningkatnya produksi sapi % 6,20 6,20 6,20 100,00 6,20 potong 4 Meningkatnya produksi % 11,20 11,28 11,28 100,00 11,28 Konstan perikanan budidaya 5 Produksi perikanan budidaya % 12,80 12,92 12,92 100,00 12,92 Konstan pada kawasan minapolitan 6 Produktivitas tanaman unggulan % 5 9,8 5 51,02 9,30 Turun pertanian Markisa 7 Produktivitas tanaman unggulan % 18 20,75 18 86,75 9,00 Naik pertanian Kentang 8 Produksi ayam buras % 4,20 4,10 4,10 100,00 4,10 Naik 9 Produksi Ternak besar % 5,80 6,01 6,01 100,00 6,01 Naik 10 Produksi Ternak kecil % 3,96 4,26 4,26 100,00 4,26 Turun PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 79

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 11 Usaha peternakan rakyat 13,00 14,26 14,26 100,00 14,26 Naik 12 Pemanfaatan teknologi produksi % 14,28 14,28 14,28 100,00 14,28 Naik ternak 13 Produksi pakan ternak % 10,41 10,41 10,41 100,00 10,41 Konstan RATA-RATA SASARAN 1 95,21 Secara total peningkatan komoditas unggulan daerah mempunyai kategori Sangat Tinggi dengan rentang nilai diatas sebesar 95,21 persen dengan perincian 11 (enam) indikator berkategoi sangat tinggi yaitu : meningkatnya produksi kakao, meningkatnya produksi kopi, meningkatnya produksi sapi potong, meningkatnya produksi perikanan budidaya, produksi perikanan budidaya pada kawasan minapolitan, produksi ayam buras, produksi ternak besar, produksi ternak kecil, Usaha peternakan rakyat, Pemanfaatan teknologi produksi ternak dan Produksi pakan ternak. Disamping itu juga terdapat 1 (satu) indikator yang berkategori tinggi (capaian 76 90) yaitu Produktivitas tanaman unggulan pertanian Kentang dan Produktivitas tanaman unggulan pertanian Kentang masih berkinerja rendah. Pada tahun 2014, Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan Kabupaten Gowa menargetkan untuk produksi ikan konsumsi sebesar 551,5 Ton. Tapi berhasil merealisasikan sebesar 511 Ton atau mencapai 93%. Sedangkan untuk jumlah benih dengan mutu terjamin tidak berhasil mencapai target dari target 6.491.000 ekor hanya berhasil merealisasikan 4.318.900 ekor atau mencapai 67%. Ini berarti dari kedua indikator sasaran tersebut, keduanya tidak berhasil mencapai target yang telah ditetapkan daerah. Hal ini disebabkan terbatasnya ketersediaan sarana 80 80 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 produksi pada Balai Benih Ikan dan Unit Perbenihan Rakyat. Serta adanya kegiatan pembangunan/rehabilitasi sarana budidaya dan pembenihan di BBI Bontomanai. Limbung, dan Buluttana pada tahun 2013 sehingga terdapat kurung waktu tertentu BBI tidak memproduksi benih. Disamping itu kekeruhan air masih cukup tinggi dan merebaknya penyakit pada ikan yang mengakibatkan tingginya mortalitas. Diantara Komoditas unggulan dari perikanan budidaya, komoditas yang capaiannya paling tinggi adalah ikan lele, yaitu 84,0 Ton dari target 29,4 Ton atau sebesar 285%. Hal ini disebabkan semakin banyaknya masyarakat yang membudidayakan lele karena permintaan yang semakin meningkat seiring dengan perubahan pola konsumsi ikan masyarakat yang sudah mulai mengkonsumsi ikan air tawar. Sedangkan capaian target yang diperoleh untuk ikan mas dan nila adalah 96,0% untuk ikan mas dan 235,0% untuk ikan nila. Produksi untuk kedua komoditas tersebut meningkat, tapi untuk komoditas ikan mas belum mencapai target. Hal ini dikarenakan tingginya target produksi yang dibebankan kepada Kabupaten Gowa namun tidak dibarengi dengan konstribusi anggaran dari APBD I dan APBN berdasarkan komitmen sebelumnya. Produksi Ikan tertinggi di Kabupaten Gowa adalah jenis Ikan Mas dan Nila yang juga merupakan komoditas unggulan daerah. Pada umumnya, produksi ikan di Kabupaten Gowa mengalami peningkatan PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 81

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 pada tahun 2013 jika dibandingkan pada tahun 2012. Peningkatan yang paling signifikan adalah komoditas ikan lele. Hal ini disebabkan karena banyaknya masyarakat yang melakukan budidaya Keramba jaring tancap di Kecamatan Barombong dengan didominasi komoditas lele dan tersedianya bibit yang bermutu serta berubahnya pola konsumsi masyarakat yang mulai mengkonsumsi ikan air tawar sehingga semakin banyak masyarakat yang melakukan usaha budidaya ikan lele. Sedangkan produksi yang mengalami sedikit penurunan pada tahun 2013 adalah jenis ikan mas. Hal ini disebabkan merebaknya penyakit ikan pada beberapa kawasan budidaya dan kecenderungan masyarakat berlaih ke budidaya ikan nila dan ikan lele karena nilai ekonomis dan cara budidaya yang tidak membutuhkan teknik yang tinggi. Namun demikian, Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan Kabupaten Gowa telah berhasil melampaui target dari 15 sertifikat yang ditetapkan, Kabupaten Gowa berhasil mendapatkan 21 sertifikasi dengan nilai Excelent oleh Propinsi Sulawesi Selatan dalam hal Sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB). Adapun komoditas yang mulai dibudidayakan masyarakat sejak tahun 2012 hingga tahun 2013 ini adalah ikan betutu. Untuk mendukung capaian peningkatan produksi ikan di Kabupaten Gowa, Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan Kabupaten Gowa melakukan banyak kegiatan. Kegiatan tersebut antara lain melakukan pengadaan bibit dan pakan ikan melalui program Pengembangan Budidaya Perikanan, serta bimbingan 82 82 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 teknis mengenai Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Diantara produksi perikanan di Kabupaten Gowa, produksi yang paling tinggi pada tahun 2013 adalah produksi perikanan pada perairan umum disusul dengan produksi perikanan budidaya. Pada tahun 2013, produksi perikanan pada perairan umum pada umunya mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2012. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya aktifitas penangkapan ikan di perairan umum karena adanya program sosialisasi penangkapan ikan pada areal penangkapan umum yang berpengaruh terhadap hasil akhir produksi. Produksi perikanan KJA juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan semakin banyaknya masyarakat yang melakukan kegiatan budidaya dan produksi ikan melalui sistem KJA. Produksi perikanan waduk juga mengalami peningkatan karena adanya program pemulihan stock sumberdaya perikanan melalui restocking terutama di DAM Bili-Bili dan di Danau Mawang yang pada gilirannya berpengaruh nyata terhadap tingkat populasi dan produksi ikan. Populasi ternak di Kabupaten Gowa mencakup tiga jenis ternak, yaitu ternak besar, kecil dan unggas. Ternak besar mencakup sapi, kerbau dan kuda sedangkan ternak kecil mencakup kambing dan babi. Diantara populasi ternak besar dan kecil, populasi sapi adalah yang paling besar, kemudian kambing, kuda dan kerbau. Populasi ternak besar tahun 2013 adalah 112.422 ekor. Jika dibandingkan dengan target populasi ternak PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 83

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 tahun yang sama maka target yang telah ditetapkan sebesar 93.784 ekor telah tercapai sebesar 120%. Pada tahun 2013, Capaian Populasi Sapi Potong di Kabupaten Gowa yaitu sebesar 102.340 ekor dari target nasional yaitu 116.458 atau capaiannya sebesar 87,8%. Untuk tahun 2014, Target Nasional yang dibebankan pada Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan Gowa menargetkan populasi sapi potong sebesar 131.015. Sedangkan untuk komoditas ayam buras, capaian populasinya sebesar 799.548 ekor. Capaian dari populasi ayam buras ini tidak berhasil mencapai target Nasional tahun 2013 dari yang ditentukan yaitu 928.107 ekor atau hanya 86,1%. Hal ini disebabkan tingginya target Nasional yang ditetapkan serta kembali merebaknya beberapa kasus flu burung di beberapa kecamatan di Kabupaten Gowa yang berdampak banyaknya unggas mati massal. Sedangkan untuk target Nasional tahun 2014 ditargetkan pencapaian produksi ayam buras sebesar 1.085.885 ekor. Jika dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya, populasi sapi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan juga dialami pada tahun 2013 yang meningkat sebesar 1,2%. Faktor yang mendukung peningkatan produksi ini adalah faktor keamanan yang kondusif terhadap kepemilikan ternak di lingkungan Kabupaten Gowa. Faktor berikutnya adalah meningkatnya ketersediaan pakan ternak sapi antara lain seluas 1160 Ha dari padang pengembalaan dan 242 Ha dari Hijauan Makanan Ternak (HMT). Faktor lainnya adalah adanya penurunan 84 84 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 angka kematian ternak yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya serta adanya peningkatan kelahiran ternak melalui perkawinan alam dan Inseminasi Buatan (IB). Faktor lain dari peningkatan kelahiran ternak sapi adalah adanya pelarangan pemotongan sapi betina yang masih produktif. Pada Tahun 2012 pemotongan sapi betina produktif sebesar 197 ekor sedangkan tahun 2013 mengalami penurunan meskipun tidak berhasil mencapai target yaitu menjadi 207 ekor. Ini tidak terlepas dari upaya Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan Kabupaten Gowa yang terus berupaya menghentikan pemotongan sapi betina produktif karena sangat terkait dengan ketersediaan induk sapi sebagai penghasil kelahiran ternak. Populasi ternak unggas di Kabupaten Gowa terdiri dari ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging dan itik. Populasi unggas yang paling besar adalah ayam pedaging. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1.774.284 pada tahun 2012 menjadi 1.774.386 ekor pada tahun 2013. Hal ini disebabkan antara lain oleh Semakin meningkatnya usaha dari Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan Gowa dalam mencegah merebaknya penyakit unggas di masyarakat, serta permintaan pasar yang semakin besar sehingga kecenderungan pelaku usaha ayam pedaging meningkat. Berbeda dengan tahun 2011 yang mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar. Hal ini disebabkan antara lain oleh adanya (1) penyakit yang menyerang ayam jenis pedaging ini. (2) substitusi antara daging sapi dan daging ayam yang menyebabkan masyarakat lebih memilih mengkonsumsi PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 85

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 daging sapi sehingga kecenderungan pelaku usaha ayam pedaging menurun. (3) meningkatnya harga pakan ternak sehingga pelaku usaha ayam pedaging menurun. Populasi ayam buras tahun 2013 juga mengalami peningkatan dari 627.051 ekor pada tahun 2012 menjadi 799.548 ekor. Hal ini sama dengan tahun sebelumnya yang juga mengalami peningkatan. Peningkatan ini disebabkan semakin banyaknya masyarakat yang beternak ayam buras, serta meningkatknya permintaan ayam buras sehingga pelaku usaha ternak juga cenderung meningkatkan usahanya pada komoditas ayam buras. Untuk populasi ayam petelur tahun 2013 juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena permintaan dan harga telur ayam yang cenderung meningkat sehingga memacu masyarakat untuk beternak ayam petelur. Sedangkan untuk populasi itik juga mengalami peningkatan di tahun 2013 dibandingkan tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh semakin tingginya harga itik di pasaran diikuti permintaan pasar yang cenderung meningkat. Dalam hal penerapan dan pengembangan teknologi peternakan Pemerintah Kabupaten Gowa telah berupaya untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat dengan pemberian bantuan beberapa alat dan teknologi pengembangan peternakan kepada beberapa kelompok tani. Hal 86 86 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 ini dapat dilihat dari persentase kelompok tani yang sudah menerapkan silo (tempat pengawetan pakan ternak) sejak tahun 2009 sebanyak 1 diantara 115 kelompok tani, penerapan biogas sebanyak 4 kelompok tani telah menerapkannya diantara 115 kelompok tani yang ada. Usaha ternak sapi tahun 2013 mengalami peningkatan dari tahun 2012 yaitu sebanyak 18 perusahaan. Namun demikian pelaku usaha peternakan tetap eksis meningkatkan populasi dan produksinya sehingga kebutuhan akan daging sapi tetap bisa terpenuhi. Selain itu juga semakin banyaknya masyarakat yang beternak karena munculnya kesadaran bahwa beternak dapat memberikan keuntungan yang lebih baik dalam peningkatan pendapatan masyarakat. Sedangkan untuk usaha ternak babi juga tidak mengalami peningkatan (tetap 21 orang). Jumlah ternak babi mengalami tidak mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2012 dengan jumlah ternak 14.700 ekor menjadi 9.576 ekor pada tahun 2013. Kondisi ini terjadi disebabkan oleh kebutuhan daging babi diluar Kabupaten Gowa tidak meningkat serta nilai jual ternak babi yang cenderung stabil. Kondisi ini yang kurang merangsang masyarakat tertentu untuk mengembangkan ternak babi. Untuk usaha ternak ayam petelur cenderung tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini disebabkan keterampilan, keahlian serta ketekunan masyarakat dalam hal beternak ayam jenis ini masih PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 87

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 rendah serta keterbatasan modal usaha untuk memulai usaha ternak ayam petelur. Namun demikian Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan tetap berusaha untuk memacu peningkatan usaha peternakan ayam petelur melalui penyuluhan dan pelatihan teknis peternakan ayam petelur. Untuk usaha ayam pedaging melalui usaha pembibitan ayam di wilayah kabupaten Gowa dari tahun 2008 hingga 2013 baru 2 perusahaan yang menjalankannya. Produksi yang telah dihasilkan sebanyak 50.000 ekor DOC (day old child) per bulan untuk PT Satwa Indonesia Timur dan 40.000 ekor DOC untuk PT Super Unggas Jaya. Hal ini disebabkan tingginya modal serta besarnya biaya investasi untuk memulai usaha ini sehingga masyarakat yang mampu mengembangkan usaha ini sangat kecil. Dalam hal pengawasan dan pembinaan rumah potong hewan, jumlah pemotongan di rumah potong hewan sebanyak 2.828 ekor ekor pada tahun 2012 dan mengalami peningkatan menjadi 2.920 ekor pada tahun 2013. Sedangkan jumlah pemotongan ternak betina produktif sebesar 207 ekor pada tahun 2013. Penurunan pemotongan betina produktif ini karena pelaksanaan pengawasan yang semakin meningkat serta kegiatan sosialisasi dan penyuluhan yang semakin intensif dilakukan pada peternak maupun masyarakat peternak yang dapat merangsang kesadaran dari pengusaha peternak untuk tidak melakukan pemotongan betina produktif. Hal ini didukung oleh adanya kegiatan sosialisasi dan penyuluhan baik pada pengusaha ternak maupun peternak. 88 88 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Jumlah tenaga penyuluh Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan sebanyak 17 orang yang terdiri dari 12 orang penyuluh peternakan dan 5 orang penyuluh perikanan. Jumlah penyuluh tersebut yang sudah berstatus ahli sebanyak 9 orang atau 65% dari seluruh penyuluh dan 35% berstatus sebagai penyuluh terampil atau berjumlah 8 orang. Ketersediaan penyuluh tersebut yang baru mencapai 9 % masih sangat kurang dibandingkan dengan jumlah ketersediaan yang seharusnya ada yaitu sebanyak 167 penyuluh Peternakan dan, sehingga banyak wilayah di Kabupaten Gowa yang belum tersentuh dengan penyuluh perikanan dan peternakan. Hal ini juga mempengaruhi peningkatan status Kelompok Pembudidaya ikan dan Peternak. Namun demikian, dengan tenaga penyuluh dan tenaga teknis yang terbatas, penyuluh dan kelompok binaan Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan Kabupaten Gowa pada tahun 2013 telah berhasil menunjukkan prestasi dengan meraih sejumlah penghargaan baik dari tingkat Propinsi Sulawesi Selatan maupun di tingkat Nasional antara lain : MISI 2 SASARAN 4 : MENINGKATNYA KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR DAERAH Peningkatan sarana dan prasarana pembangunan salah satunya dengan pembangunan jalan dan jembatan adalah infrasrutur yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Sehingga kondisi kedua infrastruktur tersebut sangat berpengaruh terhadap laju ekonomi daerah. Pemerintah Kabupaten Gowa telah melaksanakan berbagai program dan PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 89

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 kegiatan yang mendukung terlaksananya sasaran ini, Rata-rata capaian kinerja kegiatan yang mendukung kebijakan ini adalah sebesar 105,50persen, secara detail disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 20. Perbandingan Capaian kinerja Tahun 2014 dan Tahun 2015 Sasaran Meningkatnya ketersediaan infrastruktur Daerah. NO INDIKATOR SASARAN SATUAN 1 Ketersediaan panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Capaian 2014 TAHUN 2015 Target Kinerja Akhir (Naik/ TARGET REALISASI CAPAIAN RPJMD Turun) 2015 74,26 1.484,51 Naik Km 1.472,66 1.413,82 1.049.96 2 ketersediaan infrastruktur jembatan Unit 177 172 177 102,91 173 Naik yang memadai 3 cakupan pelayanan air bersih % 60,87 63 60,87 96,62 64,89 Naik 4 Jaringan irigasi teknis dengan kualitas baik % 75 68 75 110,29 75 Naik Rata-Rata Sasaran 96,02 Dari empat indikator kinerja pembangunan ketersediaan infrastruktur Daerah sebanyak 3 indikator menunjukkan kinerja sangat tinggi masing-masing ketersediaan infrastruktur jembatan yang memadai, cakupan pelayanan air bersih dan Jaringan irigasi teknis dengan kualitas baik sedangkan 1 indikator menunjukkan kinerja sedang yaitu Ketersediaan panjang jaringan jalan dalam kondisi baik. Infrastruktur Bidang Pengairan terlihat terjadi peningkatan panjang saluran yang terbangun untuk Tahun 2013 dibandingkan Tahun 2014 sementara itu masih ada jaringan irigasi yang belum berfungsi dengan baik karena mengalami kerusakan, yang menghambat penyediaan air untuk kebutuhan pertanian. Kerusakan kerusakan jaringan irigasi tersebut merupakan akibat dari belum terselesaikannya permasalahan pokok yang terkait dengan ketersediaan anggaran. Anggaran pemerintah 90 90 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 baik untuk rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan, penanganan akibat bencana alam tidak cukup memadai untuk mencukupi seluruh kebutuhan yang diperlukan setiap tahunnya. Sementara itu perkembangan jalan dalam kondisi baik dan jumlah jembatan dalam kondisi jembatan senantiasa mengalami peningkatan secara umum disajikan dalam tabel sebagai berikut: Sumber : Dinas PU Tahun 2014 Gambar 8: Perbandingan Peningkatan Jalan dalam Kondisi Baik dan Jumah Jembatan (Unit) tahun 2010-2014. Dari empat kegiatan pembangunan Infrastruktur Bidang Pengairan terlihat terjadi peningkatan panjang saluran yang terbangun untuk Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2013 sementara itu masih ada jaringan irigasi yang belum berfungsi dengan baik karena mengalami kerusakan, yang menghambat penyediaan air untuk kebutuhan pertanian. Kerusakan kerusakan jaringan irigasi tersebut merupakan akibat dari belum PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 91

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 terselesaikannya permasalahan pokok yang terkait dengan ketersediaan anggaran. Anggaran pemerintah baik untuk rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan, penanganan akibat bencana alam tidak cukup memadai untuk mencukupi seluruh kebutuhan yang diperlukan setiap tahunnya. Untuk meningkatkan manfaat air,telah dibangun bendung yang dari tahun 2010 hingga tahun 2014 jumlahnya mencapai 37 unit. Daya dukung bendungan terhadap penyediaan air irigasi pada saat ini masih relative kecil dibandingkan kebutuhan. Dengan demikian jaminan ketersediaan air irigasi bagi lahan pertanian untuk sepanjang tahun masih kurang untuk sepanjang tahun. Hal ini berarti bahwa pembangunan bendungan baru, baik yang berskala besar maupun kecil masih sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kehandalan air irigasi dalam mendukung ketahanan pangan. Untuk memperlancar pengaturan pengaliran air ke persawahan maka dibangunlah pintu air dari grafik dapat dilihat jumlah pintu air yang terbangun sejak tahun 2010 hingga tahun 2014 adalah sebanyak 55 buah, tapi kondisi yang terjadi di lapangan, kebutuhan akan pintu air masih sangat besar, sehingga pengaturan pengaliran air belum bisa maksimal. Salah satu masalah yang disebabkan oleh air adalah banjir, yang salah satunya disebabkan karena tingginya tingkat sedimentasi akibat tipe sungai yang pendek dan tidak terendalinya permukiman penduduk di daerah bantaran sungai sehingga meningkatkan resiko banjir. Untuk 92 92 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 mencegah hal tersebut maka perlu dilakukan normalisasi saluran sungai yang dari grafik dapat dilihat sejak Tahun 2010 hingga tahun 2014 Dinas PSDA Kab.Gowa telah melakukan normalisasi saluran sungai sepanjang 11.422 M. Indikator Kinerja Dinas PSDA Kab.Gowa lainnya yang cukup memuaskan yaitu Jumlah GP3A yang telah berhasil ditingkatkan kemampuannya, yaitu kemampuan dalam mengelola Lembaga GP3A melalui kegiatan pemberdayaan dan penguatan kelembagaan P3A. Hal ini tidak lepas dari adanya Program WISMP yang ada di Dinas PSDA Kabupaten Gowa sejak tahun 2006 hingga saat ini. Terjadi peningkatan jumlah GP3A yang berhasil dibina pada tahun 2010. Oleh karena bertambahnya jumlah GP3A yang masuk Pada D.I.Kesepakatan, sebanyak 5 GP3A. Sedangkan 22 GP3A lainnya yaitu GP3A pada D.I.Kampili, Bissua dan D.I.Bili-Bili. GP3A adalah kumpulan Petani Pemakai Air merupakan lembaga pengelola irigasi,yang merupakan wadah bagi petani pemakai air alam suatu daerah pelayanan irigasi yang dibentuk oleh petani secara demokratis. Dengan adanya Program WISMP diharapkan terjadinya peningkatan efektifitas dan keberlanjutan lembaga tersebut dalam pengelolaan irigasi dan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat petani sebagai pengambil keputusan dan pelaku utama dalam pengelolaan irigasi yang menjadi tanggung jawabnya. PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 93

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 Untuk Kabupaten Gowa Daerah irigasi yang berada di bawah kewenangan Kabupaten Gowa yaitu daerah Irigasi yang luas areal tanamnya di bawah 1000 Ha. Jumlah Daerah Irigasi tersebut sebanyak 216 Daerah Irigasi yang sebagian besar terletak di Dataran Tinggi. Luas Daerah Irigasi se kabupaten Gowa Dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 21. Luas Daerah Irigasi di kabupaten Gowa NO KECAMATAN LUAS (Ha) 1 Tompobulu 3967,50 2 Biringbulu 4907 3 Bontolempangan 3176,67 4 Tombolopao 4473 5 Tinggimoncong 2463,20 6 Parigi 2821,50 7 Bungaya 1553 8 Pattalassang 989 9 Manuju 893 10 Parangloe 1344 Sumber : Dinas PSDA Kabupaten Gowa 2014 94 94 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Misi 3 : MENINGKATNYA PENGUATAN KELEMBAGAAN DAN PERAN MASYARAKAT Jumlah sasaran pada misi 3 yang diukur kinerjanya: 2 sasaran. Jumlah indikator kinerja yang digunakan: 4 indikator. Sebanyak 4 indikator (100 %) Penguatan kelembagaan masyarakat merupakan upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga masyarakat yang mengacu kepada nilai budaya lokal yang pada gilirannya akan memperkuat dan memperkaya budaya lokal. Sasaran pembangunan ini dijabarkan melalui arah kebijakan : (1) berkembangnya organisasi sosial, budaya, politik dan kemasyarakatan, dengan sasaran: meningkatnya pemberdayaan dan penguatan kelembagaan sosial budaya melalui fasilitasi pengembangan organisasi masyarakat/ organisasi sosial, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM); meningkatnya pemberdayaan dan penguatan kelembagaan sosial politik melalui fasilitasi pembinaan partai politik dan pembinaan politik masyarakat; meningkatnya pemberdayaan dan penguatan lembaga-lembaga pemerintahan. (2) Meningkatnya kapasitas dan peran lembaga kemasyarakatan, adat dan sosial budayamasyarakat, dengan sasara: mantapnya kapasitas dan peran PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 95

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 lembaga masyarakat desa dan kelurahan serta lembaga adat dan sosial budaya dengan penjabaran sebagai berikut: Misi 3 Sasaran 1 : Terlibatnya organisasi masyarakat dalam penyusunan perencanaan Terlibatnya organisasi masyarakat dalam penyusunan perencanaan, dengan Sasaran utama Meningkatnya partisipasi organisasi masyarakat dalam perencanaan tingkat desa/kelurahan secara umum capaiannya berada pada kategori Berhasil dengan persentase capaian sebesar 100 persen, disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 22. Capaian Kinerja terhadap Target Tahun 2014 Sasaran Terlibatnya organisasi masyarakat dalam pelaksanaan penyusunan perencanaan NO INDIKATOR SASARAN SATUAN 1 Meningkatnya partisipasi organisasi masyarakat dalam perencanaan tingkat Desa/Kelurahan 2 Meningkatnya partisipasi organisasi masyarakat dalam perencanaan tingkat kecamatan Capaia n 2014 TAHUN 2015 target realisasi capaian Target Akhir RPJMD 2015 Kinerja (Naik/ Turun) % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Konstan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100 Konstan Rata-Rata Sasaran 100,00 Capaian 2 indikator kinerja terhadap target tahun 2015 Sasaran Terlibatnya organisasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan semuanya terealisasi pada kategori berhasil. Dokumen Perencanaan sebagai pedoman perencanaan untuk memadukan perencanaan pembangunan yang akan dipergunakan sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan. Dokumen RPJPD Sebagai Rencana Pembangunan Jangka 96 96 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Panjang Daerah sebagai arah dan prioritas pembangunan menyeluruh yang akan dilakukan secara bertahap secara Rencana pembangunan jangka menengah Daerah yang selanjutnya disebut RPJMD daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah terpilih yang penyusunannya berpedoman kepada RPJP daerah dengan memperhatikan RPJM nasional.rpjm daerah memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Rencana Kerja Pembangunan Daerah untuk jangka waktu 1 tahun sebagai Dokumen penyusunan perencanaan pembangunan tahunan daerah yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. Rencana Strategis merupakan kontrak kepala SKPD dengan Bupati Terpilih dalam rangka mewujudkan visi dan misi kabupaten Gowa, serta merupakan dokumen kesanggupan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk mendukung proses pelaksanaan pembangunan daerah lima tahun kedepan. Dalam upaya meningkatkan dan menciptakan kinerja pemerintah daerah yang lebih efektif, optimal dan mencapai sasaran maka penyusunan RKPD merupakan penjabaran RPJMD dan mengacu pada PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 97

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 Rencana kerja pemerintah provinsi serta memuat isu strategis, dan prioritas pembangunan. Bahwa pelaksanaan tahapan perencanaan / musrenbang pada setiap tingkatan mulai dari desa / kelurahan sampai pada tingkat yang lebih tinggi (Musrenbang Nasional) merupakan amanah dari UU No. 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk melaksanakan amanah tersebut.2. Pelaksanaan tahapan perencanaan tersebut bertujuan untuk merumuskan bersama,kegiatan yang dipandang prioritas atau mendesak dalam upaya menjawab permasalahan dari kebutuhan masyarakat Monitoring merupakan proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan indikator yg ditetapkan) secara sistematis dan berkelanjutan entang kegiatan program/kegiatank sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/kegiatan itu selanjutnya. yang dapat menjadi Evaluasi dalam proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja program/kegiatan untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja program/kegiatan. Dalam upaya meningkatkan dan menciptakan kinerja pemerintah daerah yang lebih efektif, optimal dan mencapai sasaran maka penyusunan Dokumen Perencanaan tetap mengacu pada Rencana kerja pemerintah provinsi serta memuat isu strategis, dan prioritas pembangunan Provinsi dan nasional. 98 98 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Misi 3 SASARAN 2 : TERLIBATNYA ORGANISASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN Terlibatnya organisasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan bertujuan meningkatn partisipasi Pokmas dan BKM/OMS/LKM dalam program dan meningkatkan partisipasi dalam pemeliharaan yang diukur dengan semakin tingginya masa penggunaan infrastruktur hasil partisipasi masyarakat menjadi berdasarkan hasil pengukuran kinerja diperoleh hasil pada kategori Berhasil (Skor 98,22 %), hal ini berarti 2 indikator yang telah mendukung pencapaian Sasaran ini secara lengkap disajikan dalam table berikut ini: Tabel 23. Capaian Kinerja terhadap Target Tahun 2014 Sasaran Terlibatnya organisasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan NO INDIKATOR SASARAN SATUAN 1 Partisipasi Pokmas dan BKM/OMS/LKM dalam program bina lingkungan 2 Partisipasi dalam pemeliharaan infrastruktur hasil partisipasi masyarakat % dari 167 desa/ kelurahan % dari 167 desa/ kelurahan Capaian 2014 TAHUN 2015 TARGET REALISASI CAPAIAN Target Akhir RPJMD 2015 Kinerja (Naik/ Turun) 91,62 95 91,62 96,44 100,00 Naik 20,00 22,50 22,50 100,00 25 Naik Rata-Rata Sasaran 98,22 Pemerintah Kabupaten Gowa pada tahun 2013 telah memprogramkan beberapa program dan kegiatan yang mendukung Sasaran ini antara lain dilakukan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa serta 18 Kecamatan di Kabupaten Gowa antara lain (1) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan dengan PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 99

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 kegiatan Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan, Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat dan Bimtek Pengembangan Baruga Sayang. (2) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan melalui kegiatan Pembinaan Kelembagaan Usaha Ekonomi Desa dan Bimbingan Teknis Pengelolaan Lembaga Ekonomi Produktif Perdesaan, (3) Program Peningkatan Partispasi Masyarakat dalam Membangun PedesaanKegiatan Lomba Desa/Kelurahan Tingkat Kabupaten melalui Fasilitasi Pemanfaatan dan Pendayagunaan TTG (4) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dengan kegiatan Asuransi Jiwa Kepala Desa, Kelancaran Pelaksanaan Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa, Pembinaan dan Advokasi Pemanfaatan ADD/ADK dan Honorarium Kepala Dusun/Kepala Lingkungan. Misi 4 : Meningkatnya penerapan prinsip tata pemerintahan yang baik Jumlah sasaran pada misi 3 yang diukur kinerjanya: 3 sasaran. Jumlah indikator kinerja yang digunakan: 12 indikator masingmasing Sebanyak 9 indikator (75 %) kategori sangat berhasil, 1 indikator (8,33%) kategori sangat Rendah, dan 2 Indikator(16,67) datanya Belum tersedia Dalam rangka meningkatkan penerapan prinsip tata Pemerintahan yang aik, Pemerintah Kabupaten Gowa telah melaksanakan 3 buah 100 100 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 Sasaran yaitu (1) Implementasi standar pelayanan pada instansi Pemerintah (2) Meningkatnya pelibatan masyarakat dalam kehidupan Politik dan dan (3) Meningkatnya kemandirian wirausaha lokal dengan penjelasan sebagai berikut Misi 4 Sasaran 1 : Implementasi standar pelayanan pada instansi pemerintah Belum tercapainya penerapan Implementasi standar pelayanan pada instansi pemerintah terlihat antara lain masih rendahnya kinerja dan kemampuan untuk memberikan pelayanan publik sesuai kebutuhan dan tuntutan secara tepat, cepat dan transparan serta birokrasi pemerintah dan manajemen pemerintahan yang belum sepenuhnya akuntabel, serta masih terbatasnya kemampuan memberikan advokasi dan fasilitasi. Di samping itu, masih adanya unit organisasi pemerintah daerah yang kurang cepat merespon tuntutan penerapan prinsipprinsip tata pemerintahan yang baik.pada bidang penegakan hukum, terlihat masih berfluktuasinya angka kriminalitas dan pelanggaran hokum, penjabarannya pada 3 indikator sasaran disajikan dalam tabel berikut ini: PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 101

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 Tabel 24. Capaian Kinerja terhadap Target Tahun 2014 Implementasi standar pelayanan pada instansi pemerintah Sasaran NO INDIKATOR SASARAN SATUAN 1 Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan 2 Opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah 3 Kerersediaan Standar Prosedur Operasional (SPO) setiap SKPD Capaian 2014 TARGET TAHUN 2015 REALIS ASI CAPAIAN Target Akhir RPJMD 2015 % CC CC - 0 CC % WTP WTP - 0 WTP % 40,00 45,00 45,00 100,00 100 Rata-Rata Sasaran 100,00 Hasil pengukuran Capaian Kinerja terhadap Target Tahun 2014 Kinerja (Naik/ Turun) Naik Konstan Naik Sasaran Implementasi standar pelayanan pada instansi Pemerintah diperoleh hasil dimana semua indikator pada kategori Berhasil (Rentang skor 90 %-100%) yaitu Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan, Opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah serta Kerersediaan Standar Prosedur Operasional (SPO). Peningkatan kompetensi dan profesionalisme aparat Pemerintah Kabupaten melalui sistem perencanaan sumber daya aparatur dan Diklat memberikan hasil capaian berupa peningkatan pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan. Pada aspek SDM aparatur akan terus dimantapkan pelaksanaan manajemen kepegawaian untuk menciptakan pegawai yang berintegritas, kompeten, dan melayani yang memiliki peran strategis untuk meningkatkan kinerja birokrasi. Kebijakan pengisian formasi pegawai negeri sipil baik yang berasal dari unsur tenaga honorer dan dari kalangan umum yang kesemuanya itu bertujuan untuk 102 102 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 meningkatkan kinerja pelayanan terhadap seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Gowa. Pembenahan sistem hukum. Kebijakan dalam agenda pembenahan sistem hokum selama 2005-2010 diarahkan pada penciptaan sistem hukum yang adil dan konsekuen menunjang terwujudnya peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat. Penciptaan sistem hukum yang adil dan konsekuen menghasilkan capaian, antara lain penyusunan dan penetapan Peraturan Daerah (PERDA) sebanyak 61 buah Peraturan Daerah dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dasar Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) dan Satpol Pendidikan. Adapun capaian aspek kualitas keamanan dan ketertiban masyarakat berupa penyelenggaraan kerjasama wilayah secara terpadu dalam pencegahan kejahatan dengan melibatkan berbagai instansi terkait seperti Polresta Gowa, Kodim 1409 Gowa,Kejaksaan Negeri Sungguminasa dan Pengadilan Negeri Sungguminasa. Beberapa kondisi permasalahan yang dihadapi dalam mencapai indikator Sasaran ini antara lain : belum optimalnya pelayanan publik yang ditandai dengan masih rendahnya penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM), belum optimalnya kinerja lembaga pemerintahan, yang ditandai dengan masih rendahnya kapasiltas dan kompetensi aparat, kapasitas kelembagaan dan masih rendahnya tingkat kesadaran hukum masyarakat. PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 103

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 MISI 4 SASARAN 2 : MENINGKATNYA PELIBATAN MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN POLITIK DAN PENGARUSUTAMAAN GENDER Pelibatan masyarakat dalam kehidupan politik dan pengarusutamaan gender akan diwujudkan dengan meningkatkan angka partisipasi dalam Pemilu legislatif, presiden/wakil presiden, gubernur dan bupati dan meningkatkan pengarusutamaan gender pada lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat yang dikembangkan menjadi 3 indikator sasaran yang disajikan dalam table sebagai berikut: Tabel 25. Capaian Kinerja terhadap Target Tahun 2015 Sasaran meningkatnya pelibatan masyarakat dalam kehidupan Politik NO INDIKATOR SASARAN 1 Meningkatnya angka partisipasi dalam Pemilu legislatif, presiden/wakil presiden, gubernur dan bupati 2 Meningkatnya pengarusutamaan gender pada lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat 3 Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak SATUAN Capaian 2014 TAHUN 2015 TARGET REALISASI CAPAIAN Target Akhir RPJMD 2015 Kinerja (Naik/ Turun) % 77,02 70 67,75 96,79 70,00 Turun % 84,00 70 88 125,71 90 Naik % 70,00 80 76 95,00 80 Naik Rata-Rata Sasaran 105,83 Capaian Kinerja terhadap Target Tahun 2015 Sasaran meningkatnya pelibatan masyarakat dalam kehidupan Politik sebesar 105,83 persen atau pada kategori sangat tinggi dengan penjabaran yaitu sebanyak 3 indikator pada kategori berhasil masing-masing : meningkatnya angka partisipasi dalam Pemilu legislatif, presiden/wakil 104 104 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 presiden, gubernur dan bupati, meningkatnya pengarusutamaan gender pada lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat dan meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Dalam peningkatan kesejahteraan sosial berupa pengembangan organisasi sosial, budaya, dan politik serta kemasyarakatan lainnya yang berfungsi secara mandiri sebagai wadah penyaluran aspirasi masyarakat menunjukkan capaian berupa peningkatan jumlah LSM yang terdaftar berdasarkan Surat Tanda Terima Pemberitahuan Keberadaan Organisasi (STTPKO). Perbandingan capaian kinerja tahun 2015 dan tahun 2014 menunjukkan kecenderungan meningkat pada indikator Kegiatan yaitu Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, oleh pemerintah, swasta dan masyarakat, Angka Melek Huruf perempuan usia 15 tahun ke atas, Partisipasi perempuan di lembaga Pemerintah, Program/Kegiatan pembangunan yang berbasis gender dan Pengarusutamaan Gender (PUG) pada lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat serta 1 indikator yaitu partisipasi angkatan kerja perempuan menunjukkan kecenderungan konstan. MISI 4 SASARAN 3 : MENINGKATNYA KEMANDIRIAN WIRAUSAHA LOKAL Dalam upaya untuk meningkatkan kemandirian wirausaha local Pemerintah Kabupaten Gowa telah melaksanakan sasaran Meningkatnya kemandirian wirausaha lokal yang dijabarkan dalam 6 indikator sasaran PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 105

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 dengan capaian sebesar 83,72 persen atau pada kategori Tinggi yang disajikan dalam table sebagai berikut: Tabel 26. Capaian Kinerja terhadap Target Tahun 2014 Sasaran Meningkatnya kemandirian wirausaha lokal NO INDIKATOR SASARAN 1 Berkembangnya jumlah UMKM Unggulan 2 Meningkatnya jumlah koperasi aktif 3 Cakupan Pembinaan UMKM dan Penerapan Teknologi tepat guna 4 Berkembangnya Komoditi kegiatan Usaha Agro Industri 5 Berkembangnya Pemanfaatan Area Kawasan Industri Gowa. 6 Berkembangnya sentrasentra industri kecil dan menengah SATUAN Capaian 2014 TAHUN 2015 TARGET REALISASI CAPAIAN Target Akhir RPJMD 2015 Kinerja (Naik/ Turun) f 14 18 18 100,00 18 Naik % 419 472 483 102,33 472 Naik % 24 25 25 f 14 17 17 Ha 0 30 0 Sentra 7 7 7 100,00 100,00 0,00 100,00 30 Naik 17 Naik 30 Belum tercapai 7 Konstan Rata-Rata Sasaran 83,72 Sebanyak 14 (empat belas) komoditi yang dikembangkan di Kabupaten Gowa komoditi itu adalah: Kue pi(kacang ijo), ubi ngu (kripik), pisang(kripik), tempe(kripik), keripik kentang, tepung ganyu,tepung beras, kripik (limbah buah & sayur),bawang (kripik), talas (kripik),ubi (kripik), kunyit kering, bambu (tusuk sate), anyaman bambu, sehingga prosentase pencapaian sasarannya mencapai 280% dari Penetapan Kinerja Tahun 2014. Kinerja Tahun 2014, realisasi target yang tercapai pada tahun 2014 adalah 16 Unit Usaha, yang terdiri dari usaha: khusnuk khotimah,produksi roti,niladai (kripik ubi), Tamuri (krupuk kentang dan bawang), usaha 106 106 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 tepung ganyu, farida taylor, desma taylor, KUB Anyaman, Gowa Raya (mebel), Anugrah(mebel), Melati abadi jaya(paving blok), Koko Agung(paving blok), cikal mas semesta(batu pecah), melati(batu bata), usaha pandai besi(pisau/parang),usaha bengkel las. Prosentase pencapaian sasarannya mencapai 160% dari Penetapan Kinerja Tahun 2014. Dalam rangka peningkatan capaian kinerja di masa mendatang, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gowa menetapkan strategi-strategi sebagai berikut: 1) Meningkatkan kualitas perencanaan kegiatan dengan lebih mengacu pada Rencana Strategis dan Rencana Kerja Disperindag Kabupaten Gowa 2) Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme pengelola kegiatan agar capaian kinerja dapat ditingkatkan. 3) Menyempurnakan implementasi anggaran berbasis kinerja agar seluruh kegiatan dapat dinilai kinerjanya secara tepat. 4) Memperluas upaya cakupan pengawasan pihak yang terkait. Tabel 27. Perbandingan Capaian kinerja Tahun 2010-2015 Sasaran Meningkatnya Kemandirian Wirausaha Lokal Capaian Tahun INDIKATOR KINERJA SATUAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Akses ke lembaga permodalan bagi 6 11 14 13 5 5 % UMKMK Jumlah Lembaga Keuangan Mikro % 4 31 6 11 22 18 Jumlah UMKM unggulan % 2 31 7 36 14 18 Jumlah UMKM yang mengolah bahan baku Lokal % 12 35 15 23 28 30 PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 107

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2014 Jumlah Koperasi Aktif % 250 275 375 393 419 483 Jumlah Koperasi Berkualitas % 50 100 150 185 200 250 Cakupan Pembinaan UMKM dan Penerapan Teknologi tepat guna % Meningkatnya luas lahan yang bersertifikat bagi UMKM % Tumbuh kembangnya kegiatan usaha di bidang agroindustri Berkembangnya Pemanfaatan Area Kawasan Industri Gowa. Meningkatnya pertumbuhan industri kecil (industri rumah tangga dan industri kerajinan rakyat) Berkembangnya sentra-sentra industri kecil dan menengah Meningkatnya kualitas kemasan dan label produk lokal Tersedianya informasi pasar barang kebutuhan masyarakat. Bertambahnya ketersediaan sarana dan prasarana pasar tradisional Bertambahnya perluasan pasar tujuan ekspor dan pasar lokal/regional dan nasional 11 12 13 22 24 25 150 200 250 100 100 100 Komoditi 2 5 9 9 14 17 HA 4 0 100 0 0 0 Unit 6 9 11 12 16 19 Sentra 2 5 6 6 6 7 Komoditi 3 3 9 9 11 13 Kali 10 52 52 52 52 52 Pasar 1 6 4 3 1 2 Pasar luar& dalam negeri 2 3 3 3 9 9 Perbandingan capaian kinerja tahun 2012 dan tahun 2013 Sasaran Meningkatnya Kemandirian Wirausaha Lokal menunjukkan kecenderungan meningkat pada 6 indikator yaitu jumlah lembaga keuangan mikro, jumlah UMKM unggulan, Jumlah Koperasi Aktif, Jumlah Koperasi berkwalitas, prosentase peningkatan Pengelolaan BUMD dan Prosentase Peningkatan Pemantauan Fluktuasi harga sembako dan bahan penting lainnya serta terdapat 2 indikator Sasaran yang mempunyai kecenderungan turun yaitu Meningkatnya luas lahan yang bersertifikat bagi UMKM dan prosentase peningkatan pangsa pasar produk unggulan daerah. Sementara itu terdapat 3 indikator Sasaran yang mempunyai kecenderungan konstan dan telah berhasil mencapai target yang ditetapkan diakhir RPJMD yaitu Sasaran Pemberdayaan UKM dan jumlah UKM yang ada di wilayah Kecamatan Barombong, Pemberdayaan UKM 108 108 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Gowa 2015

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN GOWA Tahun 2015 dan jumlah UKM yang ada di wilayah Kecamatan Manuju dan Pemberdayaan UKM dan jumlah UKM yang ada di wilayah Kecamatan Somba Opu. Misi 5 : Semakin optimalnya pengelolaan sumber daya alam yang mengacu pada kelestarian lingkungan hidup Jumlah sasaran pada misi 5 yang diukur kinerjanya: 2 sasaran. Jumlah indikator kinerja yang digunakan: 6indikator masing-masing Sebanyak 4 indikator (66,67 %) kategori sangat berhasil, 1 indikator (16,67%) kategori Rendah, dan 1 Indikator(16,67) kategori sangat Rendah Pemerintah Kabupaten Gowa telah berupaya untuk melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan dengan melakukan berbagai program dan kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran semakin optimalnya pengelolaan sumber daya alam yang mengacu pada kelestarian lingkungan hidup disajikan sebagai berikut : MISI 5 SASARAN 1 : BERKURANGNYA DEGRADASI LINGKUNGAN Pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan sasaran berkurangnya degradasi lingkungan yang mengacu pada kelestarian lingkungan hidup dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain sumber daya air, tanah, udara, hutan dan lahan. Potensi sumber daya alam yang PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA 109