JMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.1, 31-34, Juni 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

JMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.1,41-45, Juni 2017

Pengaruh Fraksi Volume Serat Kenaf dan E glass Terhadap Kuat Tarik Komposit Laminat Hibrid Kenaf E glass/low Density Polyethylene

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 4.1 Grafik dari hasil pengujian tarik.

BAB IV. (3) Lenght 208 μm (3) Lenght μm. (4) Lenght 196 μm (4) Lenght μm. Gambar 4.1. Foto optik pengukuran serat sisal

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1. Serat kenaf.

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil uji tarik serat tunggal.

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengujian serat tunggal ASTM D

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

KARAKTERISASI KUAT TARIK KOMPOSIT HIBRID LAMINAT KENAF E- GLASS/POLYPROPYLENE (PP) DENGAN VARIASI PERBANDINGAN SERAT DAN MATRIKS TUGAS AKHIR

PENGARUH KONSENTRASI SILANE COUPLING AGENT TERHADAP SIFAT TARIK KOMPOSIT SERAT KENAF-POLYPROPYLENE

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 KEKUATAN TARIK SERAT IJUK (ARENGA PINNATA MERR)

BAB I PENDAHULUAN. Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

KARAKTERISASI SIFAT SIFAT TARIK KOMPOSIT LAMINAT HIBRIDA KENAF/E-GLASS YANG DIFABRIKASI DENGAN MATRIKS POLYPROPYLENE TUGAS AKHIR

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut :

IDENTIFIKASI MECHANICAL PROPERTIES DARI BAHAN DAUR ULANG POLYSTYRENE Taufik Nurhadi 1.a, Cahyo Budiyantoro 1.b, Harini Sosiati 1.c

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI SERAT TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT UPRs-CANTULA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin)

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Kevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Penambahan Prosentase Fraksi Volume Hollow Glass Microsphere Komposit Hibrid Sandwich Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending

ANALISIS VARIASI PANJANG SERAT TERHADAP KUAT TARIK DAN LENTUR PADA KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT Agave angustifolia Haw

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

I.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI SIFAT MEKANIK KOMPOSIT HIBRID EPOKSI /SERBUK KULIT TELUR AYAM BURAS/SERAT GELAS

Pengaruh Sudut Laminasi Dan Perlakuan Permukaaan Stainless Steel Mesh Terhadap Karakteristik Tarik Dan Bending Pada Komposit Hibrida

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

OPTIMASI KEKUATAN BENDING DAN IMPACT KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT RAMIE BERMATRIK POLYESTER BQTN 157 TERHADAP FRAKSI VOLUME DAN TEBAL SKIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN SERAT CANTULA DALAM LARUTAN NaOH TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN IMPAK KOMPOSIT rhdpe-cantula

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1. Perbandingan fraksi volume serat dan matriks 20% : 80% Fraksi volume serat kenaf/ E-glass 70/30 Volume cetakan, V c

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

Djati Hery Setyawan D

PENGARUH FRAKSI VOLUME PARTIKEL GENTENG SEBAGAI FILLER TERHADAP PERUBAHAN SIFAT KETAHANAN BAKAR MATERIAL KOMPOSIT POLYESTER RESIN.

Analisis Serat Pelepah Batang Pisang Kepok Material Fiber Komposit Matriks Recycled Polypropylene (RPP) Terhadap Sifat Mekanik dan SEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMBENTUKAN DAN MATERIAL

PENGARUH KOMPOSIT SERAT PANDAN SAMAK TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING PADA MATERIAL BODI KENDARAAN

IV. METODE PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

STUDI PEMBUATAN KOMPOSIT ALAMI DENGAN BAHAN EBONIT DAN KENAF

Kata kunci : Unsaturated polyester, clay, serat glas, komposit hibrid dan kekuatan tarik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

PENGARUH PENINGKATAN KUALITAS SERAT RESAM TERHADAP KEKUATAN TARIK, FLEXURE DAN IMPACT PADA MATRIKS POLYESTER SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN DASHBOARD MOBIL

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATANBENDING KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA DENGAN MATRIK POLYESTER. Suryanto, Yuyun Estriyanto, Budi Harjanto

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA

ANALISA KEKUATAN LENTUR STRUKTUR KOMPOSIT BERPENGUAT MENDONG/ EPOKSI BAKALITE EPR 174

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Mulai

KOMPARASI SIFAT MEKANIS MATERIAL POLYPROPYLENE DENGAN VARIASI PERSENTASE KANDUNGAN FILLER CaCO3.

HARD RUBBER COMPOSITES BERPENGUAT SERAT KENAF UNTUK PANEL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

Sifat Tarik Dan Sifat Impak Komposit Polipropilena High Impact Berpenguat Serat Rami Acak Yang Dibuat Dengan Metode Injection Molding

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

PENGARUH KONSENTRASI SERAT RAMI TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER SERAT ALAM SKRIPSI

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 100 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

Transkripsi:

JMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.1, 31-34, Juni 2017 KARAKTERISASI SIFAT TARIK KOMPOSIT LAMINAT HIBRID KENAF-E-GLASS/POLYETHYLENE (PE) Mohamad Yuzdhie Ghozali 1,a, Harini Sosiati 1.b, Cahyo Budiyantoro 1.c 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan Tamantirto, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta, Indonesia, 55183 a yuzdhie.mesin2@gmail.com, b hsosiati@ft.umy.ac.id, c cahyo_budi@umy.ac.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah membuat dan mengkarakterisasi komposit hibrid kenaf/e-glass dengan matriks LDPE. Serat hibrida (kenaf dan E-glass) sebagai filler komposit difabrikasi menggunakan matriks LDPE kemudian diuji tarik. Permukaan patahan hasil uji tarik dianalisis menggunakan SEM untuk mengetahui struktur mikro permukaan patahan. Perbandingan serat hibrida dengan matriks adalah 20/80 dan fraksi volume serat hibrida (kenaf/e-glass) yang digunakan adalah 50/50, 40/60, dan 30/70 dengan masing-masing panjang serat 10 mm. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa pada fraksi serat 50/50 memiliki kekuatan tarik paling tinggi yaitu 11,72 MPa. Semakin bertambahnya fraksi serat E-glass dapat menyebabkan kekuatan mekanik komposit menurun. Hasil ini dapat dijelaskan dari hasil foto SEM yang menunjukkan bahwa ikatan serat kenaf dan matriks lebih baik dibandingkan dengan ikatan serat E-glass dan matriks. Kata kunci: Serat hibrida (kenaf/e-glass), SEM, uji tarik, material komposit 1. Latar Belakang Indonesia terus mengalami pertumbuhan di sektor industri transportasi dan otomotif yang cukup signifikan. Pada tahun 2003 jumlah total mobil penumpang yang diproduksi berjumlah 3.792.510 unit. Namun 10 tahun kemudian meningkat drastis sekitar 202% menjadi 11.484.514 unit (bappenas.go.id). Hal ini menjadikan industri otomotif sebagai industri yang dapat berperan penting untuk mendorong pertumbuhan industri nasional dan perekonomian Indonesia. Para pelaku industri terus berupaya untuk menemukan terobosan-terobosan baru agar terus meningkatkan efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan. Perubahan bahan yang digunakan juga dapat dimanfaatkan kembali (recycle) agar tercipta revolusi hijau dalam dunia industri Salah satu bukti konkrit diantaranya adalah pada tahun 2015 Uni Eropa menerapkan regulasi yang tertuang dalam European Union s Directive on end-life of vehicle/elvs, bahwa semua komponen mobil harus menggunakan material yang 95% dapat di daur ulang, dan atau 85% material yang digunakan haruslah dapat di-recycle (Peijs, 2003). Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengganti bahan dasar komponen yang akan dibuat. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan tentang material, maka dipilihlah material yang memenuhi persyaratan tersebut, salah satunya yaitu material komposit yang ringan dan murah. Secara umum komposit merupakan gabungan dari matriks dan filler. Serat kenaf merupakan jenis serat alam yang dapat digunakan sebagai filler dalam pembuatan komposit. PT. Toyota Boshoku Indonesia (PT TBINA) telah memproduksi fibre board untuk interior mobil dengan serat kenaf sebagai bahan baku (Miyagawa dan Tranggano, 2015). Pemilihan serat kenaf sebagai bahan baku pembuatan interior mobil Toyota karena kualitasnya yang baik. Tajeddin, et al., (2009), telah meneliti tentang sifat mekanik komposit serat kenaf dengan matriks LDPE. Komposit dibuat dengan menggunakan metode compression molding. Serat kenaf yang digunakan adalah bagian tengah yang kemudian dihaluskan dengan ukuran 40 mesh (0,40 mm). Fraksi berat serat yang digunakan adalah 0%, 30%, 40%, dan 50%. Hasil uji tarik menunjukkan bahwa pada fraksi berat serat 30% memiliki kekuatan mekanik yang paling tinggi yaitu sebesar ±9 MPa. Akan tetapi kekuatan mekanik komposit setelah diisi filler serat kenaf menurun dibandingkan dengan LDPE murni. Kemudian seiring dengan bertambahnya fraksi berat serat kenaf, maka semakin menurunkan kekuatan mekanik komposit. Penelitian terdahulu tentang komposit serat alam (komposit polimer) antara lain mempelajari pengaruh perlakuan alkali terhadap sifat mekanik (kuat tarik, kuat tekan dan ketangguhan) komposit kenaf/ polipropilen (Putra, 2013). Kenaf direndam pada larutan NaOH dengan variasi konsentrasi 4%, 5%, 6%, 7%, dan 8% selama 2 jam. Komposit difabrikasi menggunakan metode hot press pada suhu 180 C selama 15 menit. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan 6% NaOH menghasilkan kekuatan tarik dan bending komposit paling tinggi yaitu sebesar 15,5 MPa dan 15,9 MPa. Kemudian hasil pengujian impact komposit menurun pada serat tanpa perlakuan alkali yaitu sebesar 34,7 kj/m2. Dari beberapa pengujian dan penelitian komposit yang dilaporkan, cenderung hanya 31

menggunakan serat alam. Pada umumnya serat alam memiliki sifat hydrophilic yang tidak kompatibel dengan matriks thermoset/termoplast yang memiliki sifat hydrophobic. Perbedaan sifat alami yang dimiliki serat alam dan matriks polymer menyebabkan ikatan permukaan antar serat dan matriks menjadi lemah dan dapat menurunkan sifat mekanis komposit (Akil, et al., 2011). Serat gelas merupakan jenis serat sintetis. Penambahan serat gelas diharapkan dapat meningkatkan ikatan serat dengan matriks dan kekuatan mekanik komposit. Namun jika produksi dalam skala industri, serat sintetis akan mempengaruhi dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu dibuat kombinasi serat alam dengan serat sintetis. Dengan melihat keunggulan sifatsifat serat alam diharapkan dapat dibuat komposit hibrida dengan penguat serat alam/serat sintetis yang dapat meningkatkan sifat mekanik komposit. Pada penelitian ini, komposit hibrida dengan menggunakan serat kenaf dan gelas (E-glass) sebagai penguat, serta polyethylene sebagai matriks difabrikasi dengan mesin hot press hasil rekayasa. Selanjutnya komposit hibrida dilakukan uji tarik dan permukaan patahan dari hasil uji tarik dikarakterisasi dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). 2. Metode Penelitian Persiapan bahan Bahan yang digunakan adalah serat kenaf, serat E-glass dan plastik LDPE. Serat kenaf diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas), Malang, Jawa Timur. Serat E-glass diperoleh dari toko Ngasem Baru yang disuplai dari PT. Justus Kimia Raya Semarang. Serat kenaf terlebih dahulu dicuci dari kotoran menggunakan air. Serat yang telah dibersihkan dari kotoran kemudian direndam dalam larutan alkali NaOH 6% selama 4 jam. Perendaman dilakukan untuk menghilangkan bercak-bercak kotoran yang masih menempel pada serat. Setelah perendaman selesai, serat kemudian dicuci dengan air aquades untuk menetralisir serat dari larutan NaOH. Pencucian dilakukan dengan menggunakan air yang mengalir. Kemudian serat dikeringkan selama 24 jam. Serat kemudian dikeringkan kembali menggunakan oven dengan suhu 100 C selama 10 menit untuk mereduksi kandungan air dalam serat kenaf. Setelah itu serat dipotong menjadi ukuran 10 mm. Matriks LDPE yang digunakan kemudian dipotong menjadi ukuran 17 mm x 2 mm. Pembuatan Komposit Komposit dibuat dengan metode hot compression molding hasil rekayasa. Fraksi volume serat hibrida dengan matriks adalah 20/80. Kemudian fraksi volume serat hibrida (kenaf/e-glass) yang digunakan adalah 50/50, 40/60, dan 30/70. Perhitungan fraksi volume serat bisa dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perhitungan fraksi volume serat Matriks LDPE 80% Serat Hibrida 20% 10,0096 g Serat kenaf 50% Serat e-glass 50% 1,972 g 3,2912 g Serat kenaf 40% Serat e-glass 60% 1,5776 g 3,949 g Serat kenaf 30% Serat e-glass 70% 1,1832 g 4,607 g Pada penelitian ini tipe serat yang digunakan adalah orientasi serat acak dan menggunakan serat pendek. Serat kenaf dan E-glass yang sudah dipotong kemudian dicampur secara manual dengan menggunakan tangan sampai rata. Komposit dibuat secara laminate dimana pembuatannya bebentuk lapisan-lapisan matriks dengan filler (serat). Setalah itu matriks dan serat dimasukkan ke dalam cetakan. Cetakan kemudian di press dengan tekanan 25 (±2) kg/cm 2 dengan suhu 175 C. Dimensi dan pengujian tarik komposit mengacu pada ASTM D638. Spesimen yang diuji tarik sebanyak 7 untuk setiap variasi fraksi volume serat. Speed testing diatur pada 5 mm/menit. Pengujian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Mesin yang dipakai memiliki kapasitas load 2 kn. Gambar 1. Spesimen Uji Tarik Komposit Scanning Electron Microscophy (SEM) Setelah dilakukan uji tarik, hasil patahan komposit kemudian dianalisis menggunakan SEM. Tujuannya adalah untuk mengetahui karakteristik struktur mikro dari komposit dan mengetahui karakteristik dari patahan komposit. 32

Diagram Alir Penelitian Gambar 2. Diagram Alir Penelitian 3. Hasil dan Pembahasan Hasil Pengujian Tarik Komposit Dari hasil pengujian tarik menunjukkan kekuatan tarik komposit menurun seiring bertambahnya serat E-glass. Pada variasi fraksi volume serat kenaf/ E-glass (50% : 50%) memiliki kekuatan tarik sebesar 11,72 MPa. Pada variasi fraksi volume serat kenaf/ E-glass. (40% : 60%) terjadi penurunan sebesar 24 % dan pada kenaf/ E-glass (30% : 70%) juga mengalami penurunan sebesar 66 % dari kekuatan yang paling optimum. Kekuatan tarik tertinggi terdapat pada variasi fraksi volume serat kenaf/ E-glass (50% : 50%) yaitu sebesar 11,72 MPa. Hasil pengujian kuat tarik bisa dilihat pada Gambar 3 33

Gambar 3. Kuat Tarik Komposit Hasil perhitungan regangan tarik (Gambar 4) menunjukkan nilai regangan pada fraksi volume serat kenaf/ E-glass (50% : 50%) sebesar 0.3193 mm/mm. Kemudian pada fraksi volume serat kenaf/ E-glass (40% : 60%) terjadi penurunan regangan sebesar 1,58 %. Selanjutnya pada fraksi volume serat kenaf/ E- glass (30% : 70%) terjadi kenaikkan nilai regangan sebesar 6,05 %. Hal ini menunjukkan bahwa nilai regangan untuk komposit hibrida kenaf/e-glass dengan matriks LDPE cenderung naik kecuali pada fraksi volume serat kenaf/ E-glass (40% : 60%) yang mengalami penurunan nilai regangan. Nilai regangan tertinggi didapat pada fraksi volume serat kenaf/ E-glass (30% : 70%) yaitu sebesar 0.37982 mm/mm. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi volume serat E-glass nilai regangan semakin tinggi. Gambar 5. Modulus elastisitas komposit Hasil Analisa SEM Setelah menganalisa hasil pengujian tarik, komposit kemudian dianalisis menggunakan SEM untuk mengetahui struktur mikro hasil patahan komposit Analisis SEM bertujuan untuk melihat ikatan serat dengan matriks. Gambar 6 menunjukkan ikatan serat kenaf dengan LDPE. Gambar 6 menunjukkan bahwa ikatan serat kenaf dengan LDPE baik. Terlihat bahwa ikatan antara kenaf dengan LDPE sangat baik, seluruh LDPE mampu mengikat serat kenaf. Hal ini menunjukkan bahwa serat kenaf mampu menahan beban selama pengujian. Serat Kenaf Gambar 4. Regangan tarik komposit Grafik hasil pengujian tarik pada komposit hibrida kenaf/e-glass pada Gambar 5 menunjukkan bahwa modulus elastisitas pada fraksi volume serat kenaf/ E-glass (50% : 50%) sebesar 357,09 MPa, fraksi volume serat kenaf/ (30% : 70%) sebesar 400,17 GPa. Nilai modulus elastisitas tertinggi sebesar 400,17 MPa pada fraksi volume serat kenaf/ E-glass (30% : 70%). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar volume serat E-glass maka modulus elastisitas semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan volume serat E-glass pada komposit hibrida kenaf/e-glass matriks LDPE menaikkan nilai modulus elastisitas komposit. LDPE Gambar 6.. Ikatan serat kenaf dengan LDPE Serat E-glass menunjukkan ikatan yang tidak baik dengan LDPE (Gambar 7). Serat E-glass tidak menyatu dan terlepas dengan LDPE (debonding). Hal ini menyebabkan serat E- glass tidak mampu menahan beban dan menurunkan kekuatan mekanik komposit. Distribusi serat yang tidak merata juga mempengaruhi kekuatan mekanik komposit. Terlihat bahwa ada lubang-lubang yang tidak terisi oleh serat. Selain itu serat E-glass mengalami debonding yaitu terlepasnya serat dari matriks. 34

Debonding LDPE Lubang Gambar 7. Ikatan serat E-glass dengan LDPE Kalaprasad, G., et al.,2004. Effect of fibre length and chemical modification on the tensile properties of intimately mixed short sisal/glass hybrid fibre reinforced low density polyethylene composite, Polym Int 53:1624-1638 (2004) Miyagawa dan Tranggono.2015.Kebutuhan Serat Kenaf Sebagai Bahan Baku Industri PT TBINA Putra, Komang Trisna Adi (2013). Pengaruh Perlakuan Alkali Terhadap Sifat Mekanik Komposit Kenaf Polypropilene. Universitas Sebelas Maret. Surakarta Tajeddin, B., Rahman, R. A., & Abdulah, L. C. (2009). Mechanical and Morphological Properties of Kenaf Cellulose / LDPE Biocomposites Department of Food Engineering and Post Harvest Technology,. American-Eurasian J. Agric & Environ. Science, 5(6), 777 785. T. Peijis, Materials Today 6(4), 30-35 (2003) Dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin banyak serat E-glass maka kekuatan mekanik komposit semakin menurun. Hal ini berbeda dengan jurnal lain seperti yang dilakukan Kalaprasad, et al., (2004) bahwa semakin banyak E-glass kekuatan mekanik komposit semakin naik. Akan tetapi pada penelitian ini menunjukkan sebaliknya. Hal ini dibuktikan pada analisa SEM (Gambar 6) yang menunjukkan bahwa ikatan serat E-glass dengan LDPE kurang baik dan menyebabkan kekuatan mekanik komposit menurun. 4. Kesimpulan Hasil pengujian tarik komposit hibrid kenaf/eglass LDPE menunjukkan bahwa semakin bertambahnya fraksi volume serat E-glass menyebabkan kekuatan komposit semakin menurun. Hasil ini dijelaskan dari hasil foto SEM yang menunjukkan bahwa ikatan serat kenaf dan matriks lebih baik dibandingkan dengan ikatan serat E-glass dan matriks. Selain itu distribusi serat kenaf dengan E-glass tidak merata yang mengakibatkan komposit tidak terisi filler secara penuh sehingga kekuatan komposit menurun. Daftar Pustaka Akil H.M., M.F. Omar, A.A.M Mazuki, S. Safiee, Z.A.M. Ishak, A.A. Bakar.2011. Kenaf fibre Reinforced Composite : A Review : Journal of Materials and Design Vol. 4107-4121. Science Direct http://bappenas.go.id/id/data-dan-informasiutama/data-dan-statistik1/sarana-danprasarana/ [Diakses tanggal 1 Mei 2017 pukul 19.49 WIB] 35