STRATEGI PENATAAN SANITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI BANTARAN SUNGAI MUSI DI KOTA SEKAYU KABUPATEN MUSI BANYUASIN

dokumen-dokumen yang mirip
PENYUSUNAN STRATEGI PENGELOLAAN SANITASI PERMUKIMAN KUMUH ( Studi Kasus Kawasan Kumuh Malabero dan Sentiong, Kota Bengkulu )

STRATEGI PENINGKATAN PENGELOLAAN PRASARANA SANITASI DI WILAYAH PERMUKIMAN PESISIR KOTA KUPANG

STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTEM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR

STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTIM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN GUGUK PANJANG KOTA BUKITTINGGI

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA LINGKUNGAN RUMAH SUSUN DI SURABAYA (STUDI KASUS : RUSUNAWA URIP SUMOHARJO)

EVALUASI PENGELOLAAN SISTEM SANITASI RUMAH SUSUN DI KOTA PALEMBANG ABSTRAK

Standar Pelayanan Minimal untuk Permukiman Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 Standar Pelayanan Bidang

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya

KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROPINSI MALUKU

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Perencanaan Peningkatan Pelayanan Sanitasi di Kelurahan Pegirian Surabaya

Pemerintah Daerah, swasta, masyarakat

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

jiwa/km2 dan jumlah KK sebanyak KK. Jogjakarta yang memiliki jaringan

PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN ALTERNATIF MEDIA BIOFILTER (STUDI KASUS: KEJAWAN GEBANG KELURAHAN KEPUTIH SURABAYA)

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV DASAR PERENCANAAN

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Simokerto Kota Surabaya

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Simokerto Kota Surabaya

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN...

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PENINGKATAN SANITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI BANTARAN SUNGAI DAERAH RAWA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

PROFIL KABUPATEN / KOTA

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERKAIT SANITASI

EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara. lain:

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya

PROFIL KABUPATEN / KOTA

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR

Jarak tangki septik ke sumber air bersih 10 m, ke bangunan 1,5 m. Ada bidang resapan. Ada jaringan pipa air limbah.

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah (SPAL) di Perumahan Mutiara Permai Kota Pekanabru

Bab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

MASTERPLAN AIR LIMBAH KAWASAN BUKIT SEMARANG BARU (BSB) KOTA SEMARANG

B A B I I I ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

Transkripsi:

STRATEGI PENATAAN SANITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI BANTARAN SUNGAI MUSI DI KOTA SEKAYU KABUPATEN MUSI BANYUASIN Rahmadi, Joni Hermana, Happy Ratna Santosa Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK yang tinggal di bantaran sungai Musi sebagian besar menggantungkan matapencaharian dari sektor informal dan nelayan tradisional dengan tingkat kemampuan ekonomi yang rendah dan tinggal di lingkungan permukiman dengan kondisi prasarana dan sarana sanitasi lingkungan yang tidak mendukung sehingga lingkungan di permukiman tersebut menjadi kumuh. Penelitian ini bertujuan membuat skala prioritas dan menentukan strategi penataan (perbaik an dan peningkatan) yang tepat bagi penanganan masalah sanitasi lingkungan permukiman, yang ditinjau dari aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek peranserta masyarakat dan aspek finansial. Metode yang digunakan yaitu melakukan (i) studi lokasi pemetaan sanitasi lingkungan, dengan 100 responden. (ii) melakukan analisis terhadap kondisi sanitasi lingkungan permukiman. (iii) menentukan strategi berdasarkan skala prioritas. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut : (i) ketidaktersediaan fasilitas prasarana dan sarana air limbah, sehingga 42% membuang tinja ke sungai dan 7% membuang ke saluran / got. (ii) meningkatkan tingkat pelayanan persampahan melalui peningkatan sarana dan prasarana, reduksi, dan pemanfaatan nilai ekonomis sehingga terjadi pengurangan volume sampah sehingga dapat mencapai target pelayanan hingga 80% penduduk sampai tahun 2015. Sistem penataan sanitasi lingkungan permukiman yang perlu dilakukan dengan menggunakan pengolahan secara terpusat. Pengolahan terpusat yang digunakan untuk permukiman di bantaran sungai Musi dengan (Strategi jangka pendek) membangun MCK dan tangki septik, (strategi jangka menengah) membangun IPAL Stabilisasi dan (jangka panjang) melakukan evaluasi dari kegiatan penataan sanitasi lingkungan, serta melibatkan partisipasi dan peranserta masyarakat dalam penataan sanitasi lingkungan permukiman. Kata kunci: kawasan bantaran sungai musi, partisipasi dan peranserta masyarakat, sanitasi lingkungan permukiman, strategi penataan PENDAHULUAN Penghuni kawasan ini sebagian besar adalah penduduk yang menggantungkan matapencaharian dari sektor informal dan nelayan tradisional. Dengan segala keterbatasan ekonomi dan strata sosial dari penduduk yang tinggal di pinggiran bantaran sungai Musi, secara langsung akan menyebabkan penduduk tidak mampu untuk membenahi sanitasi lingkungannya dari kondisi yang tidak layak. Dalam kaitannya dengan sanitasi lingkungan permukiman tersebut dalam kenyataan yang terjadi khususnya di pinggiran bantaran sungai Musi ditemukan permasalahan di kawasan permukiman yaitu menurunnya kualitas sanitasi lingkungan permukiman. Dampak dari sanitasi lingkungan permukiman yang buruk yaitu dapat mengakibatkan penghuninya tidak sehat, sering terjadi banjir, nilai estetika yang menurun dan dampak sosial lainnya.

Tujuan studi ini adalah membuat skala prioritas dan menentukan strategi dalam penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman untuk peningkatan dan perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Bantaran Sungai Musi Desa Sukarami dengan dukungan dan partisipasi / peranserta dari masyarakat melalui peninjauan aspek teknis, kelembagaan, peranserta masyarakat dan finansial. METODOLOGI Metoda yang digunakan dalam studi ini adalah tahap pengumpulan data, baik primer maupun sekunder. Pengumpulan Data Data Eksisting Meliputi sanitasi lingkungan permukiman di bantaran sungai Musi dengan cara : observasi secara langsung terhadap sistem penataan sanitasi, wawancara dilakukan terhadap tokoh masyarakat dan stakeholder, kuisioner ditujukan terhadap 100 KK dengan perbandingan 40 % : 60 % (laki-laki : perempuan) Data Sekunder Meliputi regulasi/aturan, NSPM bidang perumahan dan permukiman serta sistem penataan sanitasi lingkungan permukiman, data curah hujan, peta dan denah kavling rumah penduduk, serta data yang relevan dari Dinas dan Instansi terkait. Pengolahan Data Data dianalisa dengan menggunakan metoda analisis data deskriptif kuantitatif. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Kondisi Eksisting Kawasan Kajian pembangunan prasarana dan sarana serta penataan sanitasi lingkungan permukiman di bantaran sungai Musi Desa Sukarami umumnya muncul dan dipicu oleh tingkat tumbuh dan berkembangnya permukiman penduduk yang cukup tinggi dengan tidak diikuti oleh suatu penyediaan fasilitas sanitasi yang ditata secara benar sesuai dengan syarat syarat dan ketentuan didalam penanganan masalah sanitasi pedesaan, sehingga berpotensi terjadinya penurunan kualitas lingkungan permukiman. Gambaran tentang kondisi lingkungan permukiman berdasarkan dengan kriteria tersebut diatas dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kondisi Sanitasi Lingkungan Permukiman di Bantaran Sungai Musi Desa Sukarami AIR BERSIH AIR LIMBAH No. PARAMETER HU KU SG PDAM Sungai J.K S.T SAMPAH DRAINASE G.S Kontainer PerKim Parit KK % KK % KK % KK % KK % KK % KK % KK % KK % KK % M' % M' % 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 MCK 1 Aspek Fisik Fungsional 5 0.48 0 0 170 16.42 0 0 442 42.83 0 0 Sumber : Hasil Analisa, 2007 50 4.84 315 30.52 0 0 0 0 0 0 3,245 0 Hasil survai kondisi prasarana pembuangan air limbah menunjukkan bahwa 74% warga membuang air limbah dan buang air besar langsung ke sungai Musi, saluran / kali, halaman dan 26% dibuang kesumur resapan. Dari jumlah 26% tersebut hanya 5% D-16-2

yang memakai jamban dengan dilengkapi septik tank komunal. Cakupan daerah pelayanan pengangkutan sampah di Kecamatan Sekayu hanya melayani 3 (tiga) Kelurahan yaitu Kelurahan Balai Agung, Kelurahan Serasan Jaya, Kelurahan Soak Baru yang mencakup 7 (tujuh) Lingkungan dan 2 (dua) Desa yaitu Desa Kayu Ara serta Desa Lumpatan dengan jumlah penduduk 41.163 jiwa dari 65.535 jiwa (Badan Pus at Statistik Kabupaten Musi Banyuasin, 2005). Dari jumlah Kepala Keluarga (KK) yang ada di daerah pelayanan pengangkutan tersebut yang sudah terlayani pengangkutan sampah berjumlah 10.291 KK atau 62,81 %, sedangkan sisanya berjumlah 6.093 KK atau 37,19 % belum mendapatkan pelayanan pengangkutan sampah, termasuk didalamnya Desa Sukarami. Penyusunan Strategi Aspek Teknis Penanganan air limbah domestik di bantaran sungai Musi Desa Sukarami ditinjau dari beberapa elemen yang membentuk suatu sistem, yaitu : Sumber penghasil air limbah, Penanganan di sumber, Sistem pengumpulan dan pemopaan dan Pengolahan air limbah dan pembuangan. Sumber Penghasil Air Limbah Air limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga terdiri dari air limbah berupa lumpur tinja (black water) dan air limbah non tinja ( grey water). Dari hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2008 sebesar 4.194 jiwa dengan angka pertumbuhan penduduk 0,99% pertahun terhadap tinja yang dihasilkan setiap orang sebesar 21 gr/org/hr dan total padatan (TSS) sebesar 100 gr/org/hr. Selengkapnya hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2. No. Tahun Tahun ke- Penurunan (%) Tabel 2. Proyeksi Laju Tinja Lingkungan Permukiman Ds. Sukarami Akses (%) Jumlah Punya Akses Laju Tinja Terhadap Akses (l/tahun) (m³/tahun) Total Padatan (TSS)Terhadap Akses (ton/hari) (ton/thn) Kontribusi BOD 5 Terhadap Akses (kg BOD 5/hr) (ton BOD 5/th) 1 2007 0 0 0 4153 0 0 0 0 0 0 0 2 2008 1 30.52 30.52 4194 1280 93437 93.44 0.1280 47 26.879 10 3 2009 2 36.57 36.57 4235 1549 113067 113.07 0.1549 57 32.526 12 4 2010 3 40 40 4277 1711 124896 124.90 0.1711 62 35.929 13 5 2011 4 42.38 42.38 4320 1831 133638 133.64 0.1831 67 38.444 14 6 2012 5 44.76 44.76 4362 1953 142540 142.54 0.1953 71 41.005 15 7 2013 6 47.14 47.14 4406 2077 151605 151.61 0.2077 76 43.612 16 8 2014 7 49.52 49.52 4449 2203 160836 160.84 0.2203 80 46.268 17 9 2015 8 50 50 4493 2247 164003 164.00 0.2247 82 47.179 17 10 2016 9 56.05 56.05 4538 2543 185667 185.67 0.2543 93 53.411 19 11 2017 10 62.1 62.1 4583 2846 207745 207.74 0.2846 104 59.762 22 12 2018 11 68.15 68.15 4628 3154 230241 230.24 0.3154 115 66.234 24 13 2019 12 74.2 74.2 4674 3468 253162 253.16 0.3468 127 72.827 27 14 2020 13 80 80 4720 3776 275653 275.65 0.3776 138 79.298 29 Sedangkan air limbah non tinja (grey water) dihitung berdasarkan pemakaian air bersih rata-rata perhari sebesar 120 l/org/hr dengan asumsi sebesar 80% dari 120 l/org/hr akan menjadi air limbah (grey water). Selengkapnya hasil perhitungan sampai tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 3. Pengolahan Air Limbah dan Pembuangan Dari beberapa alternatif teknologi pengolahan air limbah, yang dapat diterapkan pada kawasan studi ini adalah sistem pengolahan aerobik yaitu kolam stabilisasi dengan fotosintesa. Karena sistem ini mempunyai kelebihan antara lain : mengandalkan proses alami (biol ogi, kimia, dan fisika), biaya operasional yang sangat rendah, tingkat efisiensi dapat mencapai 90%, dan konstruksi simpel. D-16-3

No. Tahun Tahun ke- Penurunan (%) Tabel 3. Proyeksi Laju Non Tinja 1 2007 0 0 0 4153 0 0 0 0 0 2 2008 1 30.52 30.52 4194 1280 153.6 56062 503.3 183689 3 2009 2 30.52 36.57 4235 1549 185.9 67840 508.2 185508 4 2010 3 40 40 4277 1711 205.3 74938 513.3 187344 5 2011 4 40 42.38 4320 1831 219.7 80183 518.4 189199 6 2012 5 40 44.76 4362 1953 234.3 85524 523.5 191072 7 2013 6 40 47.14 4406 2077 249.2 90963 528.7 192964 8 2014 7 40 49.52 4449 2203 264.4 96502 533.9 194874 9 2015 8 50 50 4493 2247 269.6 98402 539.2 196803 10 2016 9 50 56.05 4538 2543 305.2 111400 544.5 198752 11 2017 10 50 62.1 4583 2846 341.5 124647 549.9 200719 12 2018 11 50 68.15 4628 3154 378.5 138144 555.4 202707 13 2019 12 50 74.2 4674 3468 416.2 151897 560.9 204713 14 2020 13 80 80 4720 3776 453.1 165392 566.4 206740 Berdasarkan proyeksi laju timbulan non tinja (grey water) sampai tahun 2020, maka luas lahan yang dibutuhkan untuk kolam stabilisasi seluas 8.145 m 2. Selengkapnya hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4. No. Lingkungan Permukiman Ds. Sukarami Akses (%) Jumlah Punya Akses Laju Non Tinja Terhadap Akses (m³/hari) Tabel 4. Luas Lahan Kolam Stabilisasi (m³/tahun) Laju Non Tinja Terhadap Proyeksi (m³/hari) (m³/tahun) Perhitungan Debit Instalasi Pengolahan Air Limbah Waktu Kedalaman Kebutuhan Lahan Volume Keterangan Detensi (td) Kolam (h) (m Luas (m ² ) Panjang (m ¹ ) Lebar (m ¹ ) hari meter ³ ) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Jumlah Tahun 2020 4720 Unit Bangunan Pengolahan Kolam Anaerobik Kolam Fakultatif Kolam Maturasi Bak Pengering Lumpur* Debit Lumpur (m ³ /hr) 0 0 0 10.76 Debit Pemakaian Air Bersih (m ³ /hr) 566.4 0 30 1.5 Jumlah Luas Lahan Untuk Kolam Oksidasi 566.4 3 2 1699.2 849.6 50.49 16.83 5 2 2832 1416 65.18 322.8 215.2 25.41 8.47 10518 8145 271.42 90.47 )*Asumsi 1000 m³ dari volume air limbah menghasilk an lumpur sebesar 19 m³ Penampung timbulan tinja dipilih alternatif teknologi berupa septik tank upflow filter, septik tank jenis ini sangat efektif untuk kawasan dimana air permukaan badan air berfluktuasi tinggi, dapat mengendapkan (50-70)% partikel discrete (SS), dan menurunkan (30-40)% BOD/COD. Dalam perhitungan ukuran tangki septik, dipakai dengan pendekatan rumus : V = (Qa x O x td) + (QI x O x P)... (1) Sehingga didapatkan dimensi septik tank untuk kawasan studi seperti yang terdapat pada Tabel 5. Tabel 5. Dimensi Septik Tank Komunal 21.73 566.4 10 1 5664 5664 130.35 43.45 No. Dusun Jumlah Jumlah Tangki Septik (unit) Volume (m³) Dimensi Tangki Septik Komunal Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) 1 Dusun I 915 9 33 12.38 2 1.5 2 Dusun II 1175 12 33 12.38 2 1.5 3 Dusun II 975 10 33 12.38 2 1.5 D-16-4

Aspek Kelembagaan Diperlukan penyiapan kelembagaan di tingkat masyarakat yang peduli dan terlatih, agar pelaksanaan, pemeliharaan, dan keberlanjutan tidak lagi tergantung kepada pemerintah, tetapi dapat bersumber dari masyarakat sendiri. Aspek Peranserta Masyarakat Melakukan sosialisasi dan informasi kepada masyarakat mengenai hak dan kewajiban bagi penghuni rumah dalam memelihara lingkungan tepian dan bantaran sungai Musi melalui pengelolaan air limbah domestiknya melalui media rapat desa. Aspek Finansial Biaya dari Pemerintah Biaya investasi dalam pembangunan fasilitas prasarana dan sarana air limbah di lingkungan permukiman Desa Sukarami digunakan untuk membangun unit bangunan pengolahan (IPAL), unit septik tank, MCK komunal, dan jaringan pipa. Besarnya nilai investasi seperti yang tercantum dalam Tabel 6. No. Tabel 6. Nilai Investasi Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Limbah A. Unit Bangunan IPAL 1 2,452,584,149.37 B. Unit Bangunan Septik Tank 1 3,004,560,354.90 C. Unit Bangunan MCK Komunal 1 1,319,760,000.00 Jumlah Total 6,776,904,504.27 Selain biaya investasi, pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin juga harus menambah biaya operasioanl setiap tahunnya sebesar Rp. 136,344,000.00 yang digunakan untuk perawatan fasilitas MCK dan biaya lain-lainnya. Sedangkan realisasi penerimaan retribusi pengelolaan sanitasi (air limbah) pada tahun 2008 untuk lingkungan permukiman di bantaran sungai Musi sebesar Rp. 140,790,000.00, sehingga ada penerimaan sebesar Rp. 4,446,000.00 setiap tahunnya. Persampahan Aspek Teknis Uraian Kegiatan Jumlah Fasilitas (paket) Total Biaya Investasi (Rp,-) Jumlah Jumlah timbulan sampah di lingkungan permukiman Desa Sukarami diambil berdasarkan jumlah jiwa per desa /permukiman di bantaran sungai Musi yaitu sebesar 2.25 l/org/hr Berdasarkan proyeksi timbulan sampah sampai tahun 2015 seperti terdapat pada Tabel 7. Sehingga jika dihitung sampai tahun 2015 pelayanan sampah yang harus dapat diangkut sebesar 3.03 m 3 /hr atau 1,105.95 m 3 /th dari total timbulan sampah sebesar 1,383.77 m 3 pada tahun 2015 Potensi Reduksi Sampah Berdasarkan hasil proyeksi timbulan sampah di Desa Sukarami seperti pada Tabel 7 serta dengan memperhatikan potensi besarnya reduksi, maka dapat diprediksikan bahwa potensi reduksi yang dapat dihasilkan sampai tahun 2015 dapat dilihat Tabel 8. D-16-5

No Tahun Tabel 7. Proyeksi Jumlah Sampah Tabel 8. Potensi Reduksi Sampah Desa Sukarami Reduksi ini bisa dilakukan di sumbernya (tingkat rumah tangga) terutama bahan organik maka jumlah sampah yang mampu di reduksi tahun 2015 dapat mencapai 60 % atau 1,284 ton dari total sampah seperti pada Tabel 9 Tabel 9. Potensi Reduksi Bahan Organik Pewadahan Kebutuhan peralatan fasilitas operasional persampahan berupa gerobak sampah diprediksikan sampah tahun 2015 seperti Tabel 10 terhadap jumlah timbulan sampah dan pengaruh potensi reduksi, maka jumlah fasilitas gerobak sampah dapat diminimalkan. Aspek Kelembagaan Jumlah (m³/hari) (m³/tahun) 1 2007 4,153 0% 0.00 0.00 0.00 0.00 2 2008 4,194 30% 2.83 0.71 3.54 1291.62 3 2009 4235 40% 2.86 0.71 3.57 1304.25 4 2010 4277 60% 2.89 0.72 3.61 1317.18 5 2011 4320 65% 2.92 0.73 3.65 1330.43 6 2012 4362 70% 2.94 0.74 3.68 1343.36 7 2013 4406 73% 2.97 0.74 3.72 1356.91 8 2014 4449 75% 3.00 0.75 3.75 1370.15 9 2015 4493 80% 3.03 0.76 3.79 1383.70 No Tahun (m 3 ) (Ton ) Layanan* Jumlah (m³/hari) Domestik Non Domestik 1 2007 - - 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% - - 2 2008 1,291.62 155 5.0% 8.0% 30.0% 15.0% 50.0% 155 155 3 2009 1,304.25 157 10.0% 10.0% 35.0% 17.0% 55.0% 157 312 4 2010 1,317.18 158 15.0% 12.0% 40.0% 20.0% 60.0% 158 470 5 2011 1,330.43 160 20.0% 15.1% 42.6% 25.7% 70.0% 160 629 6 2012 1,343.36 161 30.0% 15.1% 42.6% 25.7% 70.0% 161 791 7 2013 1,356.91 163 40.0% 15.1% 42.6% 25.7% 70.0% 163 953 8 2014 1,370.15 164 50.0% 15.1% 42.6% 25.7% 70.0% 164 1,118 9 2015 1,383.15 166 60.0% 15.1% 42.6% 25.7% 70.0% 166 1,284 No Tahun Sampah B.Organik 75.0% Sampah (m 3 ) (Ton ) Potensi Reduksi Kertas 10.0% Plastik 8.0% Gelas 1.0% Potensi Reduksi Bahan Organik 75.0% Logam 1.0% Sisa (Ton) Sampah Direduksi (Ton) Untuk mencapai tujuan dan peningkatan pelayanan diperlukan pengelolaan struktur kelembagaan dengan komitmen yang kuat, bermitra dengan masyarakat, meningkatkan pelatihan dan pendidikan dan responsif terhadap masukan-masukan. Total Akumulasi (Ton) Sisa (Ton) 1 2007 0.0 0.0 0.0% 0.0 0.0 2 2008 1,291.62 155 5.0% 0.4 154.6 3 2009 1,304.25 157 10.0% 1.6 154.9 4 2010 1,317.18 158 15.0% 3.6 154.5 5 2011 1,330.43 160 20.0% 6.4 153.3 6 2012 1,343.36 161 30.0% 14.5 146.7 7 2013 1,356.91 163 40.0% 26.1 136.8 8 2014 1,370.15 164 50.0% 41.1 123.3 9 2015 1,383.15 166 60.0% 59.8 106.2 D-16-6

Aspek Peranserta Masyarakat Potensi peranserta masyarakat didalam pengelolaan persampahan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan fasilitas, sosialisasi dan bimbingan, pelatihan pengelolaan sampah, membentuk organisasi dan meningkatkan program kebersihan lingkungan. Th Tabel 10. Kebutuhan Gerobak Sampah Sampai Tahun 2015 2007 - - - - 2008 3.54 3.54 3 3 2009 3.57 3.21 0.02 (0.24) 2010 3.61 3.09 0.03 (0.09) 2011 3.65 2.92 1.00 0.03 (0.13) 2012 3.68 2.50 0.02 (0.31) 2013 3.72 2.22 0.03 (0.21) 2014 3.75 1.88 0.02 (0.26) 2015 3.79 1.52 0.03 (0.27) Aspek Finansial Dari tinjauan aspek finansial dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian yang berpenmgaruh terhadap pengelolaan persampahan di Desa Sukarami, antara lain biaya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten (Dinas DKP) dan biaya yang ditarik dari masyarakat. Pengelolaan persampahan membutuhkan biaya investasi peralatan sebesar Rp. 176,162,259.00 (tanpa reduksi) dan Rp. 170,000,000.00 (dengan reduksi) serta penambahan biaya operasional dan pemeliharaan setiap tahun sebesar Rp. 62,112,000.00 dimana pendapatan ini masih jauh dari kebutuhan investasi dan operasional. N o. S u bye k R e tr i bu s i Program Aksi. ( m 3 /hr) Sebelum Reduksi J u m l ah P e l an g g an S am pah (Un i t) Sesudah Reduksi* Kapasitas Gerobak (m³) Tabel 11. Penerimaan Retribusi A s u m s i P e l ayan an S am pah ( % ) (Un i t) P e n g g ol on g an S tr u k tu r T ar i f G ol. (Un i t) B e s ar an T ar i f R p/ bl n Jumlah Gerobak per Tahun (unit) Sebelum Reduksi P e r bu l an Sesudah Reduksi J u m l ah P e n e r i m aan (R p) P e r tah u n 1 2284 500 1,142,000 13,704,000 1 R m h T a n g g a 4,153 30% 1,246 2 1661 2,000 3,322,000 39,864,000 3 208 2,500 520,000 6,240,000 2 1 0 500 - - P e rka n t o ra n ' 13 100% 13 2 14 2,500 35,000 420,000 L. P e n d id ika n 3-1 2,500 (2,500) (30,000) 3 T o ko / kio s 91 90% 91 1 91 1,500 136,500 1,638,000 4 R m h M a ka n / R e s t o ra n 8 100% 8 1 8 2,500 20,000 240,000 5 P e n g in a p a n 1 100% 1 1 1 3,000 3,000 36,000 J u m l ah 5,1 7 6,0 0 0 6 2,1 1 2,0 0 0 Strategi Kelembagaan 1. Segera mewujudkan terbentuknya lembaga atau instansi yang mengelola sanitasi di lingkungan permukiman bantaran sungai Musi menjadi suatu lembaga yang mandiri dan terpisah untuk menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien. 2. Peningkatan aspek teknis untuk menyediakan kebutuhan prasarana dan sarana dasar permukiman dan menunjang kawasan permukiman. 3. Sesuai dengan hasil teknis maka pemenuhan kebutuhan sanitasi akan dapat tercapai D-16-7

dengan program yang simultan dan terarah, peranan swasta dan peranserta masyarakat merupakan kunci dari keberhasilan program ini. Strategi Peranserta Masyarakat 1. Menggali potensi yang ada di masyarakat dengan memberikan fasilitas pada kelompok yang ada di masyarakat. 2. Pembagian kerja yang sesuai dengan dengan kemampuan dan tingkat pendidikan. 3. Pembinaan yang terus- menerus dengan pendekatan yang simultan. 4. Dari segi manajerial lebih mudah untuk mengatur masyarakat melalui kelompok masyarakat daripada membuat kelompok baru yang membutuhkan waktu dan kurangnya pengalaman. KESIMPULAN 1. Membuat skala prioritas dan program penanganan sanitasi yang tepat dan sesuai dengan kondisi dilapangan, diawali dengan pemetaan sanitasi dan penentuan tingkat perbaikan. 2. Menentukan strategi penataan sanitasi terutama penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman dalam rangka peningkatan dan perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di bantaran sungai Musi Desa Sukarami. 3. Pembentukan kelompok pengelola operasional sektor air limbah dan persampahan. 4. Pemilihan teknologi pengelolaan air limbah dan persampahan yang sesuai dengan kondisi fisik kawasan dan karakteristik masyarakat lokal. 5. Proses pendampingan terhadap kelompok pengelola sanitasi harus berjalan secara simultan. DAFTAR PUSTAKA Departemen PU, Dirjen Cipta Karya (1990), Petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Ke- PLP-an di Perkotaan dan Perdesaan, Jakarta Departemen PU (1999), Teknis Perumahan dan Lingkungan Permukiman, Pusbiktek Kimpraswil, Bandung Departemen PU (1990), Tata Cara Pengelolaan Teknis Sampah, SK SNI T 13 1990 F, Yayasan LPMB, Bandung. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Musi Banyuasin (2005), Profil Program Pelayanan Persampahan Kabupaten, Sekayu Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Kabupaten Musi Banyuasin (2006), Grand Quantitative Strategic dan Daftar Rencana Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2006, Sekayu Metcalf and Eddy, (1991), Waste Water Engineering Treatmen, Disposal and Reuse, McGraw Hill, inc. D-16-8