BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Tahun

PERBEDAAN PENGARUH SENAM KESEGARAN JASMANI, SENAM YOGA DAN SENAM TAI CHI TERHADAP KEMAMPUAN FISIK LANJUT USIA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berupa pembengkakan yang disertai nyeri pada bagian-bagian tubuh seperti lutut, jari

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. b) Perkembangan kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kemajuan suatu bangsa sering dilihat dengan kemajuan Usia Harapan

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk usia lanjut dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB V PEMBAHASAN. Jumlah pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. gastrocnemius merupakan otot tipe slow twitch (tipe 1). Otot gastrocnemius

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

HUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA (SENAM TERA) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DI POSDAYA MAHKOTA SARI KELURAHAN KINGKING-TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

PANDUAN KESEHATAN OLAHRAGA

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

Pembinaan Fisik Lansia melalui Aktivitas Olahraga Jalan Kaki

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik. sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Pate, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang

untuk Mencegah Sakit Punggung

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap menjaga

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tahap akhir perkembangan dari daur kehidupan manusia. (Maryam, 2008). Semua orang akan mengalami proses menjadi tua.

PENGARUH PELATIHAN YOGA ASANA (SURYANAMASKAR) TERHADAP KELENTUKAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terstruktur dengan berpedoman pada aturan-aturan atau kaidah-kaidah tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Paru-paru terdiri dari bagian kanan dan kiri. Paru-paru kanan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN SENAM TAI CHI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU PADA LANJUT USIA

BAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang yang memiliki angka harapan hidup penduduk semakin

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Desember 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak langsung, memiliki andil besar dalam mempengaruhi berbagai aspek dalam

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Fleksibilitas a. Perbedaan Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi Terhadap Fleksibilitas pada Lansia F obs = 0,812, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 0,812<1,703, maka H 0 diterima dengan demikian tidak ada perbedaan pengaruh Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi terhadap fleksibilitas pada lansia. Tidak ada perbedaan pengaruh Senam Kesegaran Jasmani Lansia, Senam Yoga dan Senam Tai Chi terhadap fleksibilitas pada lansia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingkat kerumitan gerakan senam sehingga responden kesulitan dalam mengikuti gerakan senam secara keseluruhan. b. Perbedaan Fleksibilitas Antara Laki-Laki dan Perempuan pada Lansia F obs = 13,927, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 13,927>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada perbedaan fleksibilitas antara laki-laki dan perempuan pada lansia. Dilihat dari jenis kelamin rata-rata perempuan lebih fleksibel dibanding dengan laki-laki, hal ini terlihat pada nilai mean score post test perempuan sebesar 2,437 sedangkan laki-laki sebesar 0,262. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi perempuan lebih fleksibel dibanding laki-laki. Wanita lebih lentur daripada laki-laki karena tulang-tulangnya lebih kecil dan otot-ototnya lebih sedikit daripada 163

164 laki-laki. Perempuan juga lebih banyak melakukan hal-hal yang berhubungan dengan fleksibilitas tubuh seperti mengikuti senam yang terkadang dilakukan di lingkungan rumahnya, berlatih kegiatan menari sewaktu muda, dan melakukan kegiatan rumah tangga seperti menyapu dan bersih-bersih rumah lainnya. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab bahwa perempuan memiliki fleksibilitas lebih baik dibandingkan dengan laki-laki. c. Pengaruh Interaksi Antara Jenis Senam dan Jenis Kelamin pada Lansia Terhadap Fleksibilitas F obs = 5,355, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 5,355>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada pengaruh interaksi antara jenis senam dan jenis kelamin pada lansia. Adanya pengaruh antara jenis senam dan jenis kelamin dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya rasa penasaran yang membuat para lansia untuk mempelajari senam dengan semangat. Terutama lansia perempuan yang memiliki fleksibilitas lebih baik dari laki-laki, mereka lebih tertarik untuk mengikuti senam hingga selesai. Perempuan cenderung lebih mudah dalam mengikuti gerakan senam sesulit apapun, bagi mereka senam adalah kegiatan yang menyenangkan dan mudah untuk diikuti. 2. Keseimbangan a. Perbedaan Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi Terhadap Keseimbangan pada Lansia F obs = 31,626, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 31,626>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada perbedaan Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi terhadap keseimbangan pada lansia. Hal ini terjadi karena lansia mengikuti dengan sungguh-sungguh disetiap sesi latihan dan dimasing-masing senam terdapat teknik yang berbeda pada gerakan

165 dengan unsur keseimbangan seperti Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Tai Chi. b. Perbedaan Keseimbangan Antara Laki-Laki dan Perempuan pada Lansia F obs = 9,452, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 9,452>1,703 maka H 0 ditolak dengan demikian ada perbedaan keseimbangan antara laki-laki dan perempuan pada lansia. Dilihat dari jenis kelamin rata-rata perempuan lebih seimbang dibanding dengan laki-laki, hal ini terlihat pada nilai mean score pos test perempuan sebesar 8,232 sedangkan laki-laki sebesar 6,950. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keseimbangan perempuan lebih baik dibanding laki-laki. Keseimbangan salah satunya dipengaruhi oleh sistem pendengaran dimana fungsi pendengaran wanita masih lebih baik dibanding laki laki saat berusia 65-74 tahun. c. Pengaruh Interaksi Antara Jenis Senam dan Jenis Kelamin pada Lansia Terhadap Keseimbangan F obs = 13.323, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 13.323>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada pengaruh interaksi antara jenis senam dan jenis kelamin pada lansia. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kesadaran para lansia bahwa Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi dapat menjaga keseimbangan, dengan terjaganya keseimbangan maka resiko jatuh akan berkurang. Lansia perempuan dan laki-laki juga dapat mengantisipasi gangguan seperti terpeleset, tersandung dan kejadian yang berlangsung secara tiba-tiba.

166 3. Ketahanan Kardiorespirasi a. Perbedaan Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi Terhadap Ketahanan Kardiorespirasi pada Lansia F obs = 25.657, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 25.657>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada perbedaan pengaruh Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi terhadap ketahanan kardiorespirasi pada lansia. Pada lansia terjadi perubahan ketahanan kardiorespirasi seperti penuruanan fungsi jantung, elastisitas dan kekuatanya. Ketika melakukan Senam Kesegaran Jasmani terjadi kenaikan frekuensi dan detak jantung serta bertambahnya kontraksi otot jantung, maka terjadilah dilatasi pembuluh darah pada jantung sehingga suplai oksigen dan nutrisi dapat meningkat dengan rajin berlatih secara teratur maka ketahanan kardiorespirasi akan berfungsi maksimal dan tetap terpelihara. Berbeda hal nya dengan Senam Yoga yang di modifikasi sehingga gerakannya tidak sebanyak Senam Kesegaran Jasmani Lansia tetapi dapat memelihara fungsi ketahanan kardiorespirasi. Hal ini terjadi karena Senam Yoga terdapat latihan pernapasan menggunakan teknik pernapasan dhiirga swasam pranayama merupakan teknik pernapsan dasar yang paling penting dalam kehidupan. Manfaat berlatih teknik pernapasan ini adalah mengoptimalkan kapasitas paru-paru saat bernapas, mengoptimalkan jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh dan aman dilakukan pada lansia sehingga meningkatkan sirkulasi darah ke jantung dan seluruh sel tubuh. Senam Tai Chi juga memiliki fungsi yang sama yaitu memperbaiki kapasitas jantung pada usia lansia dalam Senam Tai Chi terdapat gerakan gerakan yang saling terhubung dan tidak terputus hingga akhir. Hal ini memiliki dampak yang bagus selama latihan yaitu peningkatan sirkulasi dari jantung ke seluruh tubuh.

167 b. Perbedaan Ketahanan Kardiorespirasi Antara Laki-Laki dan Perempuan pada Lansia Perbedaan ketahanan kardiorespirasi antara laki-laki dan perempuan pada lansia. Hasil pengujian statistik menggunakan anava dua jalur nilai F obs = 2.834, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 2.834>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada perbedaan ketahanan kardiorespirasi antara laki-laki dan perempuan pada lansia. Dilihat dari jenis kelamin rata-rata ketahanan kardiorespirasi laki-laki lebih baik dibanding dengan perempuan, hal ini terlihat pada nilai mean score postest laki-laki sebesar 82,125 sedangkan laki-laki sebesar 72,208. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi laki-laki lebih baik dibanding perempuan. Secara anatomis dan fisiologi ketahanan kardiorespirasi tergantung pada kualitas kerja sistem pernapasan, kardiovaskuler dan otot rangka. Ketahanan kardiorespirasi dipengaruhi terutama oleh tingkat aktivitas fisik sehar-hari. c. Pengaruh Interaksi Antara Jenis Senam dan Jenis Kelamin pada Lansia Terhadap Ketahanan Kardiorespirasi F obs = 10.895, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 10.895>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada pengaruh interaksi antara jenis senam dan jenis kelamin pada lansia. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya laki-laki memiliki ketahanan kardiorespirasi yang lebih baik dibanding perempuan jadi sewaktu mengikuti senam lebih bertahan lama dalam latihan hingga selesai dibanding perempuan yang mudah lelah dan cenderung berhenti di tengah-tengah senam kemudian melanjutkanya lagi hingga selesai. kegiatan fisik yang baik dan benar berarti seluruh organ dipicu untuk menjalankan fungsinya sehingga mampu beradaptasi terhadap setiap beban yang diberikan. Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi otot, terutama otot

168 pernapasan menyebabkan pernapasan lebih efisien pada saat istirahat. B. Implikasi Implikasi merupakan konsekuensi logis dari hasil yang ditemukan pada penelitian. Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut: Analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa fleksibilitas, keseimbangan dan ketahanan kardiorespirasi pada laki-laki dan perempuan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta terdapat perbedaan. Pada lansia perempaun tingkat fleksibilitasnya lebih baik dibanding dengan laki-laki karena perempaun lebih menyukai senam sebagai aktivitas yang menarik dalam menjaga kesehatan di masa tua dan wanita cenderung lebih aktif dalam kegiatan sehari-hari dibandingkan dengan lansia laki-laki. Di dalam mengikuti senam baik lansia laki-laki maupun perempuan jenis senam juga menentukan hasil yang dicapai, dalam kasus ini Senam Tai Chi lebih baik dibandingkan dengan Senam Yoga dan Senam Kesegaran Jasmani dalam menjaga dan mempertahankan tingkat fleksibilitas pada lansia. Untuk keseimbangan pada lansia perempuan lebih baik dibandingkan dengan lansia laki-laki hal ini terjadi karena salah satu faktor penunjang keseimbangan adalah sistem indra. Wanita lebih baik baik dalam pemeliharaan sistem indra dibandingkan dengan laki-laki karena tidak jarang laki-laki menyukai kegiatan ekstrim juga dalam pekerjaanya sehingga mengakibatkan kecelakaan atau cidera. Kerusakan pada indra dimasa tua terutama laki-laki akan mengakibatkan penurunan fungsi keseimbangan pada tubuh baik keseimbangan ketika berjalan ataupun diam. Untuk mempertahankan tingkat keseimbangan pada lansia laki-laki dan perempuan Senam Yoga lebih baik dibandingkan dengan Senam Kesegaran Jasmani dan Senam Tai Chi. Berbanding terbalik dengan ketahanan kardiorespirasi laki-laki lebih baik dibanding dengan perempuan, otot jantunglaki-laki lebih kuat dan tebal. Lakilaki lebih cenderung melakukan kegiatan fisik lebih baik dibanding perempuan seperti olahraga dan kegiatan di lingkungan alam. Sehingga berkonsekuensi

169 logis dalam pembinaan olahraga bagi lansia hendaknya dilakukan sesuai dengan keadaan responden, apakah responden tersebut memiliki penyakit tertentu yang dapat membahayakan penyakitnya atau akan aman ketika berolahraga untuk menjaga kebugaran jasmani. Untuk mempertahankan tingkat ketahanan kardiorespirasi pada lansia laki-laki dan perempuan Senam Tai Chi lebih baik dibandingkan dengan Senam Yoga dan Senam Kesegaran Jasmani. Konsekuensi logis berikutnya berdasarkan analisis statistis deskriptif data hasil penelitian yang menunjukan bahwa lansia yang aktif dimasa mudanya dan cenderung tidak pasif akan membawa dampak yang baik di masa tuanya. Hal ini dapat dijadikan pedoman bagi pelatih kesehatan atau instruktur senam untuk lansia agar dapat mengelompokkan lansia sesuai dengan keadaan fisiknya ketikan akan mengikuti olahraga dan menetukan standar dikemudian hari apakah perkembangan olahraga yang diikuti lansia berdampak baik untuk kesehatanta atau tidak. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka, dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi instruktur senam lansia ketika melaksanakan berbagai macam senam sebaiknya di ukur dulu tingkat kebugaran awal, seperti tes fleksibilitas, keseimbangan, dan ketahanan kardiorespirasi. Sehingga dapat dipantau perubahannya secara berkala. 2. Bagi praktisi kesehatan, senantiasa memantau perubahan tingkat kesehatan lansia laki-laki maupun perempuan yang berada di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta karena kesehatan lansia tidak selalu stabil mengingat dimasa lansia terjadi penurunan kemampuan fisik yang mengakibatkan penurunan kebugaran tubuh. 3. Data fleksibilitas lansia laki-laki dan perempuan akan memberikan gambaran bagi para pegawai dan praktisi kesehatan di Panti Wredha Dharma Bhanti Surakarta untuk lebih memperhatikan tingkat fleksibilitas lansia. Fleksibilitas yang baik pada lansi akan memberikan efek positif bagi kegiatan mereka sehari-hari senam, pengurangan rasa nyeri pada

170 persendian ketika berjalan, dan membuat lansia lebih aktif. Untuk menjaga dan mempertahankan tingkat fleksibilitas pada lansia dianjurkann mengikuti Senam Kesegsrsn Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi, tetapi disarankan melakukan Senam Tai Chi berdasarkan hasil penelitian ini. 4. Data keseimbangan pada lansia laki-laki dan perempuan akan memudahkan bagi para pegawai juga praktisi kesehatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dalam menentukan jenis olahraga apa yang bagus pada lansia yang berkaitan dengan keseimbangan. Keseimbangan yang bagus akan menghindarkan lansia dari resiko cidera jatuh seperti patah tulang pada pinggul dan kaki. Untuk menjaga dan mempertahankan tingkat keseimbangan pada lansia dianjurkann mengikuti Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi, tetapi disarankan mengikuti Senam Yoga berdasarkan hasil penelitian ini. 5. Data ketahanan kardiorespirasi memiliki efek yang positif bagi keberlangsungan hidup lansia laki-laki dan perempuan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Ketahanan kardiorespirasi perlu dipertahankan dengan latihan fisik yang teratur dan terarah yang membutuhkan pengawasan dari instruktur secara langsung. Untuk menjaga dan mempertahankan tingkat ketahanan kardiorespirasi pada lansia dianjurkann mengikuti Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi, tetapi disarankan mengikuti Senam Tai Chi berdasarkan hasil penelitian ini. 6. Dengan hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan untuk pemetaan keadaan lansia laki-laki dan perempuan yang berhubungan dengan fleksibilitas, keseimbangan dan ketahanan kardiorespirasi. Pemetaan keadaan lansia ini adalah merupakan cara yang baik untuk menjada kesehatan dan keberlangsungan hidup lansia di mana saja mereka berada.