BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Fleksibilitas a. Perbedaan Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi Terhadap Fleksibilitas pada Lansia F obs = 0,812, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 0,812<1,703, maka H 0 diterima dengan demikian tidak ada perbedaan pengaruh Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi terhadap fleksibilitas pada lansia. Tidak ada perbedaan pengaruh Senam Kesegaran Jasmani Lansia, Senam Yoga dan Senam Tai Chi terhadap fleksibilitas pada lansia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingkat kerumitan gerakan senam sehingga responden kesulitan dalam mengikuti gerakan senam secara keseluruhan. b. Perbedaan Fleksibilitas Antara Laki-Laki dan Perempuan pada Lansia F obs = 13,927, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 13,927>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada perbedaan fleksibilitas antara laki-laki dan perempuan pada lansia. Dilihat dari jenis kelamin rata-rata perempuan lebih fleksibel dibanding dengan laki-laki, hal ini terlihat pada nilai mean score post test perempuan sebesar 2,437 sedangkan laki-laki sebesar 0,262. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi perempuan lebih fleksibel dibanding laki-laki. Wanita lebih lentur daripada laki-laki karena tulang-tulangnya lebih kecil dan otot-ototnya lebih sedikit daripada 163
164 laki-laki. Perempuan juga lebih banyak melakukan hal-hal yang berhubungan dengan fleksibilitas tubuh seperti mengikuti senam yang terkadang dilakukan di lingkungan rumahnya, berlatih kegiatan menari sewaktu muda, dan melakukan kegiatan rumah tangga seperti menyapu dan bersih-bersih rumah lainnya. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab bahwa perempuan memiliki fleksibilitas lebih baik dibandingkan dengan laki-laki. c. Pengaruh Interaksi Antara Jenis Senam dan Jenis Kelamin pada Lansia Terhadap Fleksibilitas F obs = 5,355, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 5,355>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada pengaruh interaksi antara jenis senam dan jenis kelamin pada lansia. Adanya pengaruh antara jenis senam dan jenis kelamin dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya rasa penasaran yang membuat para lansia untuk mempelajari senam dengan semangat. Terutama lansia perempuan yang memiliki fleksibilitas lebih baik dari laki-laki, mereka lebih tertarik untuk mengikuti senam hingga selesai. Perempuan cenderung lebih mudah dalam mengikuti gerakan senam sesulit apapun, bagi mereka senam adalah kegiatan yang menyenangkan dan mudah untuk diikuti. 2. Keseimbangan a. Perbedaan Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi Terhadap Keseimbangan pada Lansia F obs = 31,626, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 31,626>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada perbedaan Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi terhadap keseimbangan pada lansia. Hal ini terjadi karena lansia mengikuti dengan sungguh-sungguh disetiap sesi latihan dan dimasing-masing senam terdapat teknik yang berbeda pada gerakan
165 dengan unsur keseimbangan seperti Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Tai Chi. b. Perbedaan Keseimbangan Antara Laki-Laki dan Perempuan pada Lansia F obs = 9,452, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 9,452>1,703 maka H 0 ditolak dengan demikian ada perbedaan keseimbangan antara laki-laki dan perempuan pada lansia. Dilihat dari jenis kelamin rata-rata perempuan lebih seimbang dibanding dengan laki-laki, hal ini terlihat pada nilai mean score pos test perempuan sebesar 8,232 sedangkan laki-laki sebesar 6,950. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keseimbangan perempuan lebih baik dibanding laki-laki. Keseimbangan salah satunya dipengaruhi oleh sistem pendengaran dimana fungsi pendengaran wanita masih lebih baik dibanding laki laki saat berusia 65-74 tahun. c. Pengaruh Interaksi Antara Jenis Senam dan Jenis Kelamin pada Lansia Terhadap Keseimbangan F obs = 13.323, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 13.323>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada pengaruh interaksi antara jenis senam dan jenis kelamin pada lansia. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kesadaran para lansia bahwa Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi dapat menjaga keseimbangan, dengan terjaganya keseimbangan maka resiko jatuh akan berkurang. Lansia perempuan dan laki-laki juga dapat mengantisipasi gangguan seperti terpeleset, tersandung dan kejadian yang berlangsung secara tiba-tiba.
166 3. Ketahanan Kardiorespirasi a. Perbedaan Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi Terhadap Ketahanan Kardiorespirasi pada Lansia F obs = 25.657, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 25.657>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada perbedaan pengaruh Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi terhadap ketahanan kardiorespirasi pada lansia. Pada lansia terjadi perubahan ketahanan kardiorespirasi seperti penuruanan fungsi jantung, elastisitas dan kekuatanya. Ketika melakukan Senam Kesegaran Jasmani terjadi kenaikan frekuensi dan detak jantung serta bertambahnya kontraksi otot jantung, maka terjadilah dilatasi pembuluh darah pada jantung sehingga suplai oksigen dan nutrisi dapat meningkat dengan rajin berlatih secara teratur maka ketahanan kardiorespirasi akan berfungsi maksimal dan tetap terpelihara. Berbeda hal nya dengan Senam Yoga yang di modifikasi sehingga gerakannya tidak sebanyak Senam Kesegaran Jasmani Lansia tetapi dapat memelihara fungsi ketahanan kardiorespirasi. Hal ini terjadi karena Senam Yoga terdapat latihan pernapasan menggunakan teknik pernapasan dhiirga swasam pranayama merupakan teknik pernapsan dasar yang paling penting dalam kehidupan. Manfaat berlatih teknik pernapasan ini adalah mengoptimalkan kapasitas paru-paru saat bernapas, mengoptimalkan jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh dan aman dilakukan pada lansia sehingga meningkatkan sirkulasi darah ke jantung dan seluruh sel tubuh. Senam Tai Chi juga memiliki fungsi yang sama yaitu memperbaiki kapasitas jantung pada usia lansia dalam Senam Tai Chi terdapat gerakan gerakan yang saling terhubung dan tidak terputus hingga akhir. Hal ini memiliki dampak yang bagus selama latihan yaitu peningkatan sirkulasi dari jantung ke seluruh tubuh.
167 b. Perbedaan Ketahanan Kardiorespirasi Antara Laki-Laki dan Perempuan pada Lansia Perbedaan ketahanan kardiorespirasi antara laki-laki dan perempuan pada lansia. Hasil pengujian statistik menggunakan anava dua jalur nilai F obs = 2.834, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 2.834>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada perbedaan ketahanan kardiorespirasi antara laki-laki dan perempuan pada lansia. Dilihat dari jenis kelamin rata-rata ketahanan kardiorespirasi laki-laki lebih baik dibanding dengan perempuan, hal ini terlihat pada nilai mean score postest laki-laki sebesar 82,125 sedangkan laki-laki sebesar 72,208. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi laki-laki lebih baik dibanding perempuan. Secara anatomis dan fisiologi ketahanan kardiorespirasi tergantung pada kualitas kerja sistem pernapasan, kardiovaskuler dan otot rangka. Ketahanan kardiorespirasi dipengaruhi terutama oleh tingkat aktivitas fisik sehar-hari. c. Pengaruh Interaksi Antara Jenis Senam dan Jenis Kelamin pada Lansia Terhadap Ketahanan Kardiorespirasi F obs = 10.895, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 10.895>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada pengaruh interaksi antara jenis senam dan jenis kelamin pada lansia. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya laki-laki memiliki ketahanan kardiorespirasi yang lebih baik dibanding perempuan jadi sewaktu mengikuti senam lebih bertahan lama dalam latihan hingga selesai dibanding perempuan yang mudah lelah dan cenderung berhenti di tengah-tengah senam kemudian melanjutkanya lagi hingga selesai. kegiatan fisik yang baik dan benar berarti seluruh organ dipicu untuk menjalankan fungsinya sehingga mampu beradaptasi terhadap setiap beban yang diberikan. Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi otot, terutama otot
168 pernapasan menyebabkan pernapasan lebih efisien pada saat istirahat. B. Implikasi Implikasi merupakan konsekuensi logis dari hasil yang ditemukan pada penelitian. Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut: Analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa fleksibilitas, keseimbangan dan ketahanan kardiorespirasi pada laki-laki dan perempuan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta terdapat perbedaan. Pada lansia perempaun tingkat fleksibilitasnya lebih baik dibanding dengan laki-laki karena perempaun lebih menyukai senam sebagai aktivitas yang menarik dalam menjaga kesehatan di masa tua dan wanita cenderung lebih aktif dalam kegiatan sehari-hari dibandingkan dengan lansia laki-laki. Di dalam mengikuti senam baik lansia laki-laki maupun perempuan jenis senam juga menentukan hasil yang dicapai, dalam kasus ini Senam Tai Chi lebih baik dibandingkan dengan Senam Yoga dan Senam Kesegaran Jasmani dalam menjaga dan mempertahankan tingkat fleksibilitas pada lansia. Untuk keseimbangan pada lansia perempuan lebih baik dibandingkan dengan lansia laki-laki hal ini terjadi karena salah satu faktor penunjang keseimbangan adalah sistem indra. Wanita lebih baik baik dalam pemeliharaan sistem indra dibandingkan dengan laki-laki karena tidak jarang laki-laki menyukai kegiatan ekstrim juga dalam pekerjaanya sehingga mengakibatkan kecelakaan atau cidera. Kerusakan pada indra dimasa tua terutama laki-laki akan mengakibatkan penurunan fungsi keseimbangan pada tubuh baik keseimbangan ketika berjalan ataupun diam. Untuk mempertahankan tingkat keseimbangan pada lansia laki-laki dan perempuan Senam Yoga lebih baik dibandingkan dengan Senam Kesegaran Jasmani dan Senam Tai Chi. Berbanding terbalik dengan ketahanan kardiorespirasi laki-laki lebih baik dibanding dengan perempuan, otot jantunglaki-laki lebih kuat dan tebal. Lakilaki lebih cenderung melakukan kegiatan fisik lebih baik dibanding perempuan seperti olahraga dan kegiatan di lingkungan alam. Sehingga berkonsekuensi
169 logis dalam pembinaan olahraga bagi lansia hendaknya dilakukan sesuai dengan keadaan responden, apakah responden tersebut memiliki penyakit tertentu yang dapat membahayakan penyakitnya atau akan aman ketika berolahraga untuk menjaga kebugaran jasmani. Untuk mempertahankan tingkat ketahanan kardiorespirasi pada lansia laki-laki dan perempuan Senam Tai Chi lebih baik dibandingkan dengan Senam Yoga dan Senam Kesegaran Jasmani. Konsekuensi logis berikutnya berdasarkan analisis statistis deskriptif data hasil penelitian yang menunjukan bahwa lansia yang aktif dimasa mudanya dan cenderung tidak pasif akan membawa dampak yang baik di masa tuanya. Hal ini dapat dijadikan pedoman bagi pelatih kesehatan atau instruktur senam untuk lansia agar dapat mengelompokkan lansia sesuai dengan keadaan fisiknya ketikan akan mengikuti olahraga dan menetukan standar dikemudian hari apakah perkembangan olahraga yang diikuti lansia berdampak baik untuk kesehatanta atau tidak. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka, dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi instruktur senam lansia ketika melaksanakan berbagai macam senam sebaiknya di ukur dulu tingkat kebugaran awal, seperti tes fleksibilitas, keseimbangan, dan ketahanan kardiorespirasi. Sehingga dapat dipantau perubahannya secara berkala. 2. Bagi praktisi kesehatan, senantiasa memantau perubahan tingkat kesehatan lansia laki-laki maupun perempuan yang berada di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta karena kesehatan lansia tidak selalu stabil mengingat dimasa lansia terjadi penurunan kemampuan fisik yang mengakibatkan penurunan kebugaran tubuh. 3. Data fleksibilitas lansia laki-laki dan perempuan akan memberikan gambaran bagi para pegawai dan praktisi kesehatan di Panti Wredha Dharma Bhanti Surakarta untuk lebih memperhatikan tingkat fleksibilitas lansia. Fleksibilitas yang baik pada lansi akan memberikan efek positif bagi kegiatan mereka sehari-hari senam, pengurangan rasa nyeri pada
170 persendian ketika berjalan, dan membuat lansia lebih aktif. Untuk menjaga dan mempertahankan tingkat fleksibilitas pada lansia dianjurkann mengikuti Senam Kesegsrsn Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi, tetapi disarankan melakukan Senam Tai Chi berdasarkan hasil penelitian ini. 4. Data keseimbangan pada lansia laki-laki dan perempuan akan memudahkan bagi para pegawai juga praktisi kesehatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dalam menentukan jenis olahraga apa yang bagus pada lansia yang berkaitan dengan keseimbangan. Keseimbangan yang bagus akan menghindarkan lansia dari resiko cidera jatuh seperti patah tulang pada pinggul dan kaki. Untuk menjaga dan mempertahankan tingkat keseimbangan pada lansia dianjurkann mengikuti Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi, tetapi disarankan mengikuti Senam Yoga berdasarkan hasil penelitian ini. 5. Data ketahanan kardiorespirasi memiliki efek yang positif bagi keberlangsungan hidup lansia laki-laki dan perempuan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Ketahanan kardiorespirasi perlu dipertahankan dengan latihan fisik yang teratur dan terarah yang membutuhkan pengawasan dari instruktur secara langsung. Untuk menjaga dan mempertahankan tingkat ketahanan kardiorespirasi pada lansia dianjurkann mengikuti Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi, tetapi disarankan mengikuti Senam Tai Chi berdasarkan hasil penelitian ini. 6. Dengan hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan untuk pemetaan keadaan lansia laki-laki dan perempuan yang berhubungan dengan fleksibilitas, keseimbangan dan ketahanan kardiorespirasi. Pemetaan keadaan lansia ini adalah merupakan cara yang baik untuk menjada kesehatan dan keberlangsungan hidup lansia di mana saja mereka berada.