KANDUNGAN BAHANG KERING, SERAT KASAR DAN AIR DAUN ECENG GONDOK YANG DIFERMENTASI DENGAN BERBAGAI LEVEL EM4 PADA LAMA WAKTU YANG BERBEDA

dokumen-dokumen yang mirip
Uji Nilai Nutrisi Kulit Ubi Kayu yang Difermentasi dengan Aspergillus niger (Nutrient Value Test of Cassava Tuber Skin Fermented by Aspergillus niger)

Pengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan kecernaan protein ransum puyuh yang mengandung tepung daun lamtoro dapat dilihat pada Tabel 7.

KANDUNGAN LEMAK KASAR, BETN, KALSIUM DAN PHOSPOR FESES AYAM YANG DIFERMENTASI BAKTERI Lactobacillus sp

KOMPOSISI FRAKSI SERAT DARI SERAT BUAH KELAPA SAWIT (SBKS) YANG DI FERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN FESES KERBAU PADA LEVEL BERBEDA

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

UJI KUALITAS IMBANGAN LIMBAH INDUSTRI IKAN NILA DENGAN IKAN PORA PORA (Mystacoleucus padangensis) SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK

SUHU FERMENTOR TERHADAP NILAI GIZI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PRODUK FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

KAJIAN PENGOLAHAN JERAMI PADI SECARA KIMIA DAN BIOLOGI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN SAPI PERANAKAN ONGOLE

KANDUNGAN NUTRISI SILASE PELEPAH DAUN SAGU SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA DENGAN LAMA FERMENTASI DAN KOMPOSISI SUBSTRAT YANG BERBEDA

KANDUNGAN PROTEIN DAN SERAT KASAR TONGKOL JAGUNG YANG DIINOKULASI Trichoderma sp. PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

PENGARUH FERMENTASI Saccharomyces cerevisiae TERHADAP KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN AMPAS PATI AREN (Arenga pinnata MERR.)

KOMPOSISI FRAKSI SERAT PELEPAH SAWIT YANGDIFERMENTASI OLEHKAPANGPhanerochaete chrysosporium DENGAN PENAMBAHAN MINERAL KALSIUM (Ca)DAN MANGAN (Mn)

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

MENINGKATKAN NILAI NUTRISI FESES BROILER DAN FESES PUYUH DENGAN TEKNOLOGI EFEKTIVITAS MIKROORGANISME SEBAGAI BAHAN PAKAN BROILER

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

KADAR PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR ECENG GONDOK SEBAGAI SUMBER DAYA PAKAN DI PERAIRAN YANG MENDAPAT LIMBAH KOTORAN ITIK

PERUBAHAN TERHADAP KADAR AIR, BERAT SEGAR DAN BERAT KERING SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

I. PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan

I. PENDAHULUAN. yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peternakan puyuh merupakan suatu kegiatan usaha di bidang budidaya

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

Pengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Kompos

SKRIPSI. SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA DENGAN TEPUNGBIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)terhadap KUALITAS KIMIA NUGGET DAGING AYAM

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pemenuhan kebutuhan pakan hijauan untuk ternak ruminansia, selama ini telah

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

PENGARUH DOSIS DAN LAMA FERMENTASI BUAH KETAPANG (Ficus lyrata) OLEH Bacillus licheniformis TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pakan sangat penting bagi kesuksesan peternakan unggas karena dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH UDANG DENGAN PENGOLAHAN FILTRAT AIR ABU SEKAM FERMENTASI EM-4 DAN KAPANG

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

I. PENDAHULUAN. peningkatan ketersediaan bahan pakan. Bahan-bahan pakan konvensional yang

MATERI DAN METODE. Materi

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

Pengaruh Dosis Inokulum dan Lama Fermentasi Buah Ketapang (Ficus lyrata) oleh Aspergillus niger terhadap Bahan Kering, Serat Kasar, dan Energi Bruto

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

EFEK PEMOTONGAN DAN PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS Borreria alata (Aubl.) SEBAGAI HIJAUAN MAKANAN TERNAK KUALITAS TINGGI

SKRIPSI KUALITAS NUTRISI SILASE LIMBAH PISANG (BATANG DAN BONGGOL) DAN LEVEL MOLASES YANG BERBEDA SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERNAK RUMINANSIA

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

TEKNOLOGI FERMENTASI PADA PEMBUATAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA BERBAHAN BAKU ECENG GONDOK (Eichornia crassipes)

Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Setaria splendida Stapf yang Mengalami Cekaman Kekeringan

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

I. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh

KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PUPUK CAIR

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

Kualitas Silase Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dengan Penambahan Dedak Halus dan Ubi Kayu

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

NILAI NUTRISI TEPUNG KULIT ARI KEDELAI DENGAN LEVEL INOKULUM RAGI TAPE DAN WAKTU INKUBASI BERBEDA

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF. dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada domba

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

S. Sumarsih, C. I. Sutrisno dan E. Pangestu Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

PROSES FERMENTASI DENGAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP SIFAT KIMIA DENDENG SAPI IRIS DAN GILING. Oleh : Akram Hamidi

G. S. Dewi, Sutaryo, A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

Transkripsi:

KANDUNGAN BAHANG KERING, SERAT KASAR DAN AIR DAUN ECENG GONDOK YANG DIFERMENTASI DENGAN BERBAGAI LEVEL EM4 PADA LAMA WAKTU YANG BERBEDA M.N. Hidayat, Khaerani Kiramang, Surati Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sain dan Teknologi UINAM Email: hidayat.peteruin@gmail.com ABSTRACT This study was conducted in the Basic Laboratory of Animal Science, Faculty of Science and Technology of the State Islamic University of Makassar, and the Laboratory of Food Chemistry, Faculty of Animal Husbandry, Hasanuddin University, Makassar. This study aimed to determine the effect of EM-4 levels and the influence of long fermentation time (Crude Fiber, Dried Materials and Water) Eichhornia crassipes. The method is based on research conducted in (completely randomized design factorial) with 3x3 factorial with four replications, treatment composition as follows: The first factor ; EM- 4 level P0 (0 % EM-4), P1 (1 % EM4), and P2 (1.5 % EM4) and the second factor: the time of T0 fermentation (7 days), T1 (14 days), and T2 (21 days). Based on the results of various analysis and discussion, it can be concluded that the level of provision of 1.5 % EM-4 influences on crude fiber content of dry materials and water, while long fermentation time significantly affects on the water content and lower fiber content. Keywords: Crude Fiber Content, Dry Material and Water, EM-4 Level and Fermentation Time PENDAULUAN Besarnya potensi sumber daya alam yang dimiliki, memungkinkan pengembangan sub sektor peternakan menjadi sumber pertumbuhan baru perekonomian Indonesia. Pada saat ini pengembangan bidang peternakan dihadapkan pada masalah pakan, yaitu ketersediaan sangat terbatas sehingga harus dicarikan pakan alternatif yang berbasis sumber daya lokal. Pakan alternatif yang damksud harus mudah didapat, harganya terjangkau dan memiliki nutrisi yang baik. Salah satu tanaman yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak, yaitu eceng gondok. Tanaman eceng gondok (Eichhoornia crassipes) umumnya tumbuh secara liar di semua perairan umum di Indonesia. Pertumbuhannnya sangat cepat terutama bila kondisi lingkungannya sangat mendukung. Menurut Anonim (2011), 162

M.N.Hidayat, dkk. Kandungan Bahang Kering, Serat Kasar dan Air Daun Eceng Gondok tanaman eceng gondok dapat berkembang pesat dalam kondisi air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama di daerah yang memilki kadar nitrogen, potassium dan posphat. Perkembangbiakan tanaman ini sangat cepat, karena dapat berkembang biak dengan cara vegetatif dengan stolon dan juga secara generatif dengan biji. Saat ini tanaman eceng gondok sudah dapat dimanfaatakan oleh manusia untuk kerajinan dan adsorbsi logam berbahaya. Tanaman ini termauk tanaman gulma air, sehingga sampai saat ini dianggap sebagai tanaman pengganggu. Komposisi kimia tanaman eceng gondok diantaranya lignoselulosa dan selulosa. Senyawa-senyawa tersebut merupakan bahan untuk pembuatan kertas dan bioetanol. Namun pada ternak, senyawa tersebut kurang dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai sumber nutrisi terutama pada ternak ungggas (ayam dan itik). Potensi eceng gondok secara kuantitas (pertumbuhan) untuk pakan ternak alternatif cukup menjajikan. Namun disisi lain dari aspek kualitas nutrisi perlu dipertimbangkan jumlah penggunaan dalam komposisi ransum. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai nutrisnya, yaitu teknologi fermentasi. Oleh karena itu diharapkan setelah difermentasi terjadi perubahan kualitas nutrisi menjadi lebih baik, sehingga dalam penggunaanya dapat lebih maksimal. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013. Bertempat di Laboratorium Dasar Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Tekhnologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dan Laboratorium Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar. B. Materi Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun eceng gondok yang diperoleh dari Kanal Borong Raya Makassar (Indonesia), gula, EM4 dan air sumur. Sedangkan peralatan yang digunakan meliputi timbangan, termometer, botol plastik, peralatan gelas untuk analisa kimia, kantong plastik serta peralatan untuk analisis proksimat. 163

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h. 162-170 Dicacah Dilayukan Fermentasi EM 4 1ml Gula 1 ml Air Sumur 1 Liter Suhu 45-50 0 C Gambar 1. Diagram Proses Fermentasi Percobaan ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3x3 dengan masing-masing perlakuan terdiri dari 4 ulangan. Faktor pertama adalah perlakuan level Efektivitas Mikroorganisme 4 (EM4) yaitu: Kontrol (tanpa pemberian EM4) (P0), daun Eceng gondok + 1 % EM4 (P1), daun Eceng gondok + 1,5 % EM4 (P2). Faktor kedua adalah lama fermentasi yang terdiri dari: 7 hari (T1), 14 hari (T2), dan 21 hari (T3). Pertama disiapkan media fermentasi daun eceng gondok 36 kg, dan EM4 tiap 1% dan 1.5% yang telah diaktifkan. Campurkan dan diaduk sampai merata. Setelah itu dimasukkan dalam kantong plastik tertutup (anaerob). Kemudian difermentasi selama 7 hari, 14 hari, dan 21 hari. C. Variabel yang Diukur Variabel yang diukur meliputi kandungan bahan kering, serat kasar dan air daun eceng gondok yang sudah difermentasi dengan berbagi level EM4 dan lama waktu berbeda. D. Analisa Data Desain penelitian berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3x3 dengan masing-masing perlakuan terdiri dari 4 ulangan. Faktor pertama adalah 164

M.N.Hidayat, dkk. Kandungan Bahang Kering, Serat Kasar dan Air Daun Eceng Gondok perlakuan level Efektivitas Mikroorganisme 4 (EM4) dan faktor kedua adalah lama waktu fermentasi. Apabila perlakuan berpengaruh nyata, dilanjutkan dengan uji Beda NyataTerkecil (BNT). Model matematika rancangan percobaan tersebuta dalah: Yijk = µ + Pi + Tj+ (PT)ij + ijk Keterangan : Yij = pengaruh parameter (kandungan nutrisi Eceng gondok) terhadap penambahan EM4 ke-i dengan lama penyimpangan ke-j pada ulangan kek µ = nilai tengah (rata-rata) parameter yang di ukur Pі = pengaruh level EM4 terhadap parameter pada daun Eceng gondok Tj = pengaruh lama parameter ke-j terhadap parameter pada daun Eceng gondok (PT)ij = pengaruh interaksi dari level EM4 ke-i dengan lama fementasi ke- j terhadap parameter daun Eceng gondok ijk = pengaruh galat penarikan ke-j pada jumlah pemberian ke-i pada lama fermentasi ke-j i = level EM4 (1, 2, 3,) j = lama fermentsi (1, 2, 3,) k = Ulangan (1, 2, 3,) 165

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h. 162-170 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Bahan Kering Hasil pengamatan kandungan bahan kering daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) yang difermentasi dengan EM-4 dalam waktu yang berbeda selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata nilai bahan kering daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) yang difermentasi dengan EM-4 dalam waktu yang bebeda Waktu Fermentasi (Hari) Level EM4 (%) Rata-Rata 0 1 1,5 7 81.55±6.53 41.16±4.27 40.25±1.68 54.32 14 81.10±0.34 40.50±3.86 47.65 ±5.90 56 42 21 83.92±1.20 39.70±3.14 46.94±2.66 56.85 Rata-Rata 82.19 a 40.45 b 44.95 c Keterangan: Angka dengan huruf yang berbeda pada baris yang sama menyatakan berbeda nyata (P<0.05) 1. Pengaruh level EM4 pada fermentasi daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) terhadap kandungan Bahan kering Rata-rata nilai kandungan bahan kering yang diperoleh, yaitu 82,19% pada P0 (0% EM4), 40,045% pada perlakuan P1 (1% EM4), 44,95% pada perlakuan P2 (1,5% EM4). Dari hasil sidik ragam perlakuan berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap kandungan bahan kering daun eceng gondok. Kandungan bahan kering eceng gondok tertinggi terdapat pada perlakuan P0, yaitu (82.19%) dan terendah pada perlakuan P1% (40,45%). Penggunaan EM4 sebagai sumber mikroba starter pada proses fermentasi dalam penelitian ini cenderung meningkatkan kandungan bahan kering daun eceng gondok seiring dengan meningkatnya level EM4 yang digunakan. Fermentasi timbul sebagai hasil metabolisme an aerobik. Semua organisme untuk kebutuhannya membutuhkan sumber energi yang diperoleh dari metabolisme bahan pangan dimana organisme berada di dalamnya. Oleh karena itu tingginya kandungan bahan kering daun eceng gondok pada perlakuan kontrol dibandingkan perlakuan lain, kemungkinan disebabakan bahan-bahan organik yang ada, seperti karbohidrat, lemak, dan protein tidak 166

M.N.Hidayat, dkk. Kandungan Bahang Kering, Serat Kasar dan Air Daun Eceng Gondok terpakai sebagai sumber nutrien bagi mikroba, karena tidak dilakukan penambahan EM4. Berbeda halnya pada perlakuan penambahan EM4, zat makanan, seperti karbohidarat, lemak, dan protein digunakan sumber nutrisi bagi mikroba yang terkandung didalamnya. Menurut (Rahman, 1992) Senyawa-senyawa sumber karbon dan nitrogen merupakan komponen terpenting didalam medium fermentasi, karena sel-sel terdiri dari unsur C dan N. Disamping itu medium fermentasi juga harus mengandung air, garam-garam anorganik dan beberapa vitamin. 2. Pengaruh lama waktu fermentasi terhadap kandungan bahan kering daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) Rata rata nilai bahan kering eceng gondok yang difermentasi diperoleh, yaitu 7 54,32% (7 hari), 56,42% (14 hari), 56,85% (21 hari). Hal ini menunjukkan bahwa lama waktu fermentasi tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap kandungan bahan kering. Berdasarkan hasil data penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu fermentasi, maka kandungan bahan kering daun eceng gondok semakin meningkat, hal ini menjelaskan kandungan bahan kering kemungkinan juga berasal dari mikroba yang digunakan. Selama fermentasi terjadi proses pemecahan bahan-bahan organik untuk dijadikan sebagai sumber nutrient mikroba. Hal tersebut menyebabkan jumlah akan meningkat. Namun disisi lain terjadi kompetisi dalam memanfaatkan bahan organik sebagai sumber nutrient. Pada saat jumlah sumber energi untuk mikroba kritis, maka selanjutnya sel-sel mikroorganisme yang diinokulasi pada media tidak tumbuh untuk membelah diri menghasilkan individu baru. Menurut McDonald (2002), bahwa banyaknya mikroba (starter/inorkulum) yang digunakan berkisar antara 3-10 persen dari volume medium fermentasi, penggunaan inokulum yang bervariasi tersebut dapat menyebabkan proses fermentasi dan mutu selalu berubah-ubah, inorkulum adalah kultur mikroba yang diinokulasikan kedalam medium fermentasi pada saat kultur mikroba berada pada fase pertumbuhan. B. Serat Kasar Hasil perhitungan kandungan serat kasar daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) yang difermentasi dengan EM-4 dalam waktu yang berbeda selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. 167

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h. 162-170 Tabel 1. Rata-rata nilai serat kasar daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) yang difermentasi dengan EM-4 dalam waktu yang bebeda. Waktu Fermentasi (Hari) Level EM4 (%) Rata-Rata 0 1 1,5 7 26.82±2.51 25.68±1.08 25.33±0.09 14 15.14±1.24 22.55±1.82 23.09±0.92 21 20.64±1.27 23.14±0.55 23.38±0.96 Rata-Rata 20.88 23.79 23.93 25.94± a 20.27± b 22.39± ab Keterangan: Angka dengan huruf yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan berbeda nyata (P<0.05) 1. Pengaruh level EM4 pada fermentasi daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) terhadap serat kasar Rataan nilai kandungan serat kasar pada daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) pada Tabel. 1 menunjukkan kandungan serat kasar terendah terjadi pada perlakuan tanpa penggunaan EM4 (P0), yaitu 20.88%. sedangkan teringgi pada perlakuan P2, yaitu 23.93%. Namun pada dasarnya ketiga perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata (P>0.05). Namun demikian, walaupun tidak berpengaruh nyata ketiga perlakuan tersebut, akan tetapi ada kecenderungan ketika level EM4 bertambah, maka kandungan serat kasa juga ikut bertambah. Meningkatnya kandungan serat kasar pada perlakuan penambahan EM-4 sebagai starter dapat disebabkan oleh kandungan kitin dalam dinding sel mikroba terdapat pada EM4. Menurut Pratiwi (2008) bahwa pertumbuhan misellia fungi dapat meningkatkan kandungan serat kasar karena disebabkan terbentuknya dinding sel yang mengandung selulosa. 2. Pengaruh lama waktu fermentasi terhadap kandungan serat kasar Daun Eceng gondok (Eichhornia crassipes) Rata-rata nilai serat kasar yang diperoleh dengan lama waktu fermentasi yaitu 7 hari (25.94%), 14 hari (20.27%) dan 21 hari (22.39%), hal ini menunjukkan bahwa pengaruh lama waktu fermentasi berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap kandungan serat kasar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama fermentasi maka kandungan serat kasar juga menurun. Menurut Denbow (2002), serat kasar merupakan bagian dari karbohidrat, terdiri dari selulosa dan lignin yang tidak dapat dicerna serta hemiselulosa yang sedikit 168

M.N.Hidayat, dkk. Kandungan Bahang Kering, Serat Kasar dan Air Daun Eceng Gondok 56 dapat dicerna oleh mikrobia dalam sekum, yaitu sebesar 5-10% dari jumlah serat kasar. C. Kandungan Air Hasil pengamatan kandungan air daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) yang difermentasi dengan EM-4 dalam waktu berbeda selama penelitian dapat disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata Kandungan air daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) yang difermentasi dengan EM-4 dalam waktu yang bebeda. Waktu Fermentasi (Hari) Level EM4 (%) 0 1 1,5 Rata-rata 7 18,35 ±6,54 58,85 ±4,29 59,77 ± 1,63 45,66 14 18,87 ±0,78 59,55 ±3,81 51,51 ±4,40 43,21 21 16,18 ±1,26 60,35 ±3,14 53,07 ± 2,68 43,20 Rata-rata 17,80 a 54,79 b 59,58 c 1. Pengaruh pemberian level EM-4 terhadap kandungan air daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) Kandungan air pada daun eceng gondok pada masing-masing perlakuan, yaitu 17.80% (0% EM-4), 54.79% (1% EM-4), 59.58% (1,5% EM-4). dan Peningkatan kandungan air pada daun eceng gondok mungkin dikarenakan pemakaian air oleh mikroba maupun kapang yang terdapat dalam EM-4. Menurut Tarmudji (2004), bahwa salah satu metabolit yang terbentuk sebagai hasil akhir metabolisme karbohidrat adalah air. 2. Pengaruh lama waktu fermentasi daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) terhadap kandungan air Pada Tabel 3.menunjukkan bahwa lama waktu fermentasi daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) terhadap kandungan air tidak berpengaruh nyata (P>0.05), rata-rata kandungan air daun eceng gondok yang diberi perlakuan fermentasi yaitu, untuk 43,20% (7 hari), 43,21% (14 hari), dan 45,66% (21 hari). 169

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h. 162-170 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemberian level EM-4 yang berbeda dapat mempengaruhi kandungan air, bahan kering, dan serat kasar daun eceng gondok (Eichhornia Crassipes) 2. Lama waktu Fermentasi yang berbeda berpengaruh nyata terhadap kandungan air dengan nilai 59.58 % pada level pemberian 1.5 %, sedangkan bahan kering berbeda nyata dan memperoleh nilai 44.95% pada level pemberian 1.5 %. DAFTAR PUSTAKA Denbow, D. M. 2000. Gastrointestinal anatomy and physiology. dalam: Sturkie s Avian Physiology. Whittow, G. C. (Editor). Academic Press,London. Hal : 299-325. McDonald, P.R. Edwards and J. Greenhalgh. 2002. Animal Nutrition.6 the dition. John Wiley and Sons Inc. Pratiwi, W., Erriza A. dan Melati. 2008. FermentasiTepung Dedak Menggunakan Ragi Tape untuk Meningkatkan Nutrisi Pakan Ikan. PKM. Bogor: IPB Press. Rahman, A. 1992. Teknologi Fermentasi. Arcan. Jakarta Tarmudji, MS. 2004. Pemanfaatan dan Penggunaan Onggok untuk Pakan Unggas. Tabloid Sinar Tani. Bogor 170