BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proporsi usia lanjut (WHO, 2005, pp. 8-9). Di Indonesia, data survei kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I. Pendahuluan. cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian. Kanker adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (National Cancer Institute,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia sebesar 13% setelah

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur tahun (Bland,

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

KEGIATAN DALAM RANGKA HARI KANKER SEDUNIA 2013 DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan kematian. Angka tersebut menunjukan peningkatan sebesar 70%

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang

BAB I PENDAHULUAN. umum kanker pada anak-anak dibawah usia 15 tahun dengan mayoritas

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan) dan di perkirakan menempati posisi ketiga disability. 25% dan kerugian ekonomi 5% growth development product (GDP)

BAB I PENDAHULUAN. kematian akibat kanker yang sangat tinggi. Berdasarkan laporan World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan,

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada anak. Kejadian

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

BAB I PENDAHULUAN. kanker masih tergolong tinggi. Berdasarkan data The American Cancer Society ( Amerika menderita kanker ( Mattioli, 2008 ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sosialisasi merupakan suatu proses di dalam kehidupan seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kanker merupakan suatu kondisi sel telah. kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I PENDAHULUAN. al.(2008) merujuk pada ketidaksesuaian metabolisme yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. 202 juta di tahun 1950 menjadi 831 juta di tahun Jumlah ini diperkirakan akan terus

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (World Health Organization,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Peran perawat tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Tim Cancer Helps, 2010). Data di Eropa pada tahun 1988 dan 1997 telah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% seluruh kematian disebabkan oleh kanker dan pembunuh ke 2 setelah penyakit kardiovaskular. Di Indonesia kanker merupakan penyebab kematian ke 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan DM (Riskesdas, 2007). Indonesia memiliki prevalensi tumor/kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk. WHO dan Bank Dunia, 2005 memperkirakan 12 juta orang di seluruh dunia setiap tahun menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030. Kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan berkembang (International Union Against Cancer /UICC, 2009). Salah satu pengobatan penyakit kanker adalah kemoterapi. Kemoterapi yaitu penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk membunuh sel-sel tumor dengan menggangu fungsi dan produksi seluler. Kemoterapi merupakan terapi pengobatan kanker yang menimbulkan banyak efek samping fisiologis dan psikologis seseorang. Gejala psikologis yang dapat terjadi seperti kecemasan, depresi, dan stress, sedangkan gejala fisik yang terjadi seperti mukositis, mual, muntah, infeksi dan lain-lain. 1

2 Menurut Keliat (1997) kemoterapi sebagai salah satu jenis terapi memiliki efek samping yang berat seperti perubahan kulit, stomatitis, mual, muntah, letih, gangguan seksual dan infeksi. Selain itu efek dari kemoterapi dapat menyebabkan pasien mengalami perubahan status mental yang di manifestasikan dengan adanya perasaan depresi, ketidakberdayaan, cemas, dan kesulitan berkonsentrasi. Hasil penelitian Bintang (2012) pada pasien yang mengalami kemoterapi rawat jalan sejumlah 34,28% mengalami kecemasan sedang ; 12,86% mengalami kecemasan berat ; 4,28% mengalami kecemasan sangat berat ; 10% mengalami stres sedang ; 2,86% mengalami stres berat ; 11,43% mengalami depresi sedang ; 8,57% mengalami depresi berat dan 2,86% mengalami depresi sangat berat. Hasil penelitian Lim et.al (2011) prevalensi dan intensitas kecemasan dari pasien kanker yang menjalani salah satu atau lebih dari tiga pengobatan kanker yaitu kemoterapi, radioterapi dan pembedahan. Kemoterapi menimbulkan tingkat kecemasan yang paling tinggi dari pada pengobatan kanker yang lain. Sebuah penelitian lain tentang distress, cemas, dan depresi pada 117 pasien kanker yang menjalani kemoterapi, didapatkan hasil sejumlah 15,3% mengalami cemas dan 16,2% mengalami depresi (Pandey, 2006). Perasaan kecemasan dan kekhawatiran yang berkelanjutan akan menimbulkan depresi. Depresi akan memperburuk kualitas hidup pasien yang dapat berdampak penurunan pada kehidupan, hubungan dengan keluarga, keterampilan perawatan diri, psikologis, dan tidur pasien. Timbulnya Gejala dapat menyebabkan pengurangan dosis, keterlambatan dalam mengelola kemoterapi, dan ketidakmauan pasien untuk mematuhi terapi yang ditentukan.

3 Kecemasan dan depresi akan meningkatkan hormon kortisol yang dapat mengganggu sistem imun pasien. Akibat dari terganggunya sistem imun pasien akan menimbulkan masalah fisik, psikologis dan dapat memperburuk prognosis pasien. Masalah fisik dan psikososial yang dialami oleh penderita sebagai efek perjalanan penyakit kanker dan kemoterapi akan dapat berkurang jika pasien memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri sendiri (self care). Menurut Barry, 1996 (cit Triharini, 2009) masalah psikososial yang timbul dapat diatasi dengan memfasilitasi peningkatan koping pasien melalui pemberian informasi, pemberian dukungan dan peningkatan sistem dukungan. Dodd dan Miaskowski (2000) menggambarkan pengembangan program untuk mengevaluasi secara berurutan serangkaian intervensi yang dirancang untuk meningkatkan praktek perawatan diri pasien yang bertujuan untuk mengkontrol gejala yang berhubungan dengan pengobatan yaitu Program PRO-SELF. Program PRO SELF adalah program pengelolaan gejala secara mandiri, yang telah banyak dilakukan di berbagai negara di dunia. Program PRO SELF didesain untuk pasien dewasa yang mengalami kanker meliputi informasi, skills atau ketrampilan dan dukungan supaya penderita kanker dapat terlibat mandiri secara efektif dan konsisten dalam mengelola sehingga keparahan gejala yang berhubungan dengan penyakitnya atau penanganan penyakitnya dapat diminimalkan (Marlyn dan christin, 2000). Hasil Penelitian Trihartini (2009) dari 25 responden terdapat 9 orang (36,0%) mengalami kecemasan berat sebelum pelaksanaan paket edukasi,

4 sedangkan sesudah pelaksanaan paket edukasi diperoleh sejumlah 4 orang (16,0%) yang mengalami kecemasan berat. Hasil analisis didapatkan ada perbedaan yang signifikan proporsi kecemasan pada responden sebelum dan sesudah pelaksanaan paket edukasi (P=0,038). Dari 25 responden terdapat 8 orang (32,0%) mengalami depresi berat sebelum pelaksanaan paket edukasi, sedangkan sesudah pelaksanaan paket edukasi diperoleh sejumlah 4 orang (16,0%) yang mengalami depresi berat. Hasil analisis didapatkan ada perbedaan yang signifikan proporsi depresi pada responden sebelum dan sesudah pelaksanaan paket edukasi (P=0,020). Di Ruang Penyakit Dalam IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta bahwa setiap hari rata-rata pasien yang menjalani terapi kanker dengan pemberian obat kemoterapi ada 5 6 pasien setiap minggunya setelah mendapatkan kemoterapi mereka akan pulang dan akan datang kembali rata-rata 2 minggu 1 bulan lagi untuk mendapatkan kemoterapi berikutnya tergantung regimen yang ditetapkan oleh dokter. Setelah mendapatkan kemoterapi, mereka akan megeluhkan mual, muntah, sariawan disertai nyeri, sehingga pasien tidak nafsu makan yang pada akhirnya jika dibiarkan berkepanjangan, akan memperburuk kondisi umum dan pemberian kemoterapi berikutnya dapat ditunda karena penurunan keadaan umum ini. Penundaan kemoterapi ini tentunya dapat memperparah penyakit kanker yang diderita pasien. Program PRO SELF belum banyak diimplementasikan di Indonesia, khususnya RSUP Dr. Sardjito. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui pengaruh implementasi program PRO-SELF terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di Ruang Penyakit Dalam

5 IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan peneliti, maka dapat dirumuskan masalah penelitian Bagaimana pengaruh implementasi program PRO-SELF terhadap kecemasan dan depresi pasien kemoterapi di Ruang Penyakit Dalam IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta? 1. Tujuan Umum C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh implementasi program PRO-SELF terhadap kecemasan dan depresi pasien kemoterapi di Ruang Penyakit Dalam IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 2. Tujuan Khusus a) Mengetahui kecemasan sebelum dan setelah implementasi program PRO- SELF pasien kemoterapi di Ruang Penyakit Dalam IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta b) Mengetahui depresi sebelum dan setelah implementasi program PRO-SELF pada pasien kemoterapi di Ruang Penyakit Dalam IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat akademis a) Sebagai pengembangan pengetahuan tentang implementasi program PRO- SELF terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. b) Sebagai kontribusi dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa terhadap intervensi keperawatan yang bisa dilakukan untuk penurunan kecemasan dan depresi pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. 2. Manfaat aplikatif a) Bagi Rumah Sakit Dapat memberikan kontribusi dalam menurunkan kecemasan dan depresi pasien dan keluarga akibat kanker sebagai usaha dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. b) Bagi perawat Dapat memberikan informasi tentang pengaruh suatu tindakan keperawatan terhadap kecemasan dan depresi pasien dan keluarga sehingga dapat digunakan untuk pentalaksanaan keperawatan pada pasien dan keluarga. c) Bagi institusi pendidikan Dapat dijadikan sebagai data dasar dan pedoman untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

7 d) Bagi peneliti Dapat memberikan tambahan wawasan dan menjadi bekal dalam memberikan asuhan keperawatan secara professional. E. Keaslian Penelitian Sejauh pengetahuan penulis, masih belum ada penelitian mengenai Program PRO- SELF di Indonesia. Adapun penelitian yang sudah dilakukan dan serupa dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah : 1. Dodd & Miaskowski (2000) melakukan penelitian yang berjudul The PRO- SELF Program : A Self - Care Intervention Program For Patients Receiving Cancer Treatment. Penelitian ini mengunakan Randomize Control Trial (RCT). Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai variable bebas yaitu program PRO-SELF. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian, teknik sampling, tempat penelitian dan variable terikat. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah pra eksperimental rancangan penelitian one group pre- test post-test, teknik sampling yang digunakan purposive sampling, variable terikatnya kecemasan dan depresi, tempat penelitian di Ruang Penyakit Dalam IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 2. Wes et. al (2003) melakukan penelitian yang berjudul Randomized clinical trial of the effectiveness of the PRO-SELF pain Control Program in improving cancer pain management. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai variable bebas yaitu program PRO-SELF. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian, teknik sampling, tempat penelitian

8 dan variable terikat. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah pra eksperimental rancangan penelitian one group pre-test post-test design, teknik sampling yang digunakan purposive sampling, variable terikatnya kecemasan dan depresi, tempat penelitian di ruang penyakit dalam IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 3. Rustoen et.al (2012) melakukan penelitian yang berjudul The PRO-SELF Pain Program Improves Patien Knowledge of Cancer Pain Management. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai variable bebas yaitu program PRO-SELF. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian, teknik sampling, tempat penelitian dan variable terikat. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah pra eksperimental rancangan penelitian one group pre-test post-test design, teknik sampling yang digunakan purposive sampling, variable terikatnya kecemasan dan depresi, tempat penelitian di ruang penyakit dalam IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 4. Triharini (2009) meneliti tentang Hubungan paket edukasi dengan keluhan fisik dan psikologis pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi di rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya. Perbedaan yang signifikan proporsi kecemasan pada responden sebelum dan sesudah pelaksanaan paket edukasi (P=0,038). Dari 25 responden terdapat 8 orang (32,0%) mengalami depresi berat sebelum pelaksanaan paket edukasi, sedangkan sesudah pelaksanaan paket edukasi diperoleh sejumlah 4 orang (16,0%) yang mengalami depresi berat. Hasil analisis didapatkan ada perbedaan yang signifikan proporsi depresi pada responden sebelum dan sesudah pelaksanaan paket edukasi (P=0,020).

9 Persamaan yang diteliti oleh Triharini dengan yang akan dilakukan penelitian pada variabel independent yaitu memberikan edukasi dan keterampilan pada pasien namun pada penelitian yang akan dilakukan selain memberikan edukasi, keterampilan juga memberikan dukungan pada pasien, selain itu persamaan dalam alat ukur kecemasan dan depresi menggunakan HADS. Perbedaannya pada metode pengambilan sample Triharini menggunakan total populasi, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan purposive populasi. Pada penelitian Triharini variabel independentnya mengenai keluhan fisik dan psikologis (kecemasan dan depresi) pada penelitian ini hanya mengukur kecemasan dan depresi. Selain itu pada penelitian Triharini menggunakan jenis penelitian cross sectional, sedangkan pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian pra eksperimen dengan one group pre-test post-test.