FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

dokumen-dokumen yang mirip
Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU MELAKUKAN PEMERIKSAAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI KELURAHAN LEPO-LEPO KOTA KENDARI

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

Heni Hendarsah Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN POTORONO BANGUNTAPAN I KABUPATEN BANTUL

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

Sri Suparti Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta. posyandu tentang kanker serviks dengan motivasi pada pemeriksaan deteksi dini

BAB 1 PENDAHULUAN. dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Badan Organisasi Kesehatan Dunia/ World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Feriana Tejawati 1, Ismarwati 2, Anjarwati 3 ABSTRACT

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

Wiwit Desi Intarti Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap

Oleh. Anin Nur Sholihah 1) dan Etik Sulistyorini 2) ABSTRAK. Kata kunci: Sikap, Minat, Kanker Serviks, Inpeksi Visual Asam Asetat, Wanita

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker

BAB III METODE PENELITIAN. multipara dengan Pap smear sebagai baku emas yang diukur pada waktu yang. bersamaan saat penelitian berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia pada wanita setelah kanker payudara.

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan seksual (Manuaba,2010 : 553). Infeksi menular

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

Oleh : Duwi Basuki, Ayu Agustina Puspitasari STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

4. Ada hubungan antara akses informasi dan. aman dan murah dan telah dipakai bertahuntahun. Desa Klumpang Kebun Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Indonesia menghadapi beban ganda penyakit atau double

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²

BAB I PENDAHULUAN. pada negara-negara berkembang yang lain. Kanker leher rahim merupakan. Wilayah Propinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2008 Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

ABSTRAK. Nanik Widiawaty

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. hingga 2030 meneruskan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)

Novia Sari Yunita, Puji Lestari. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on

BAB I PENDAHULUAN. kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam

PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KANKER SERVIKS DI DESA PINGIT PRINGSURAT TEMANGGUNG. ARTIKEL. Oleh : RATNA PUSPITA SARI NIM.

ANALISIS FAKTOR PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi wanita merupakan hal yang perlu diperhatikan agar suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Upaya Mencegah Kanker Leher Rahim Melalui Deteksi Dini dengan Pemeriksaan Inspekulo Visual Asam Asetat (IVA) B. TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut kesehatan reproduksi ini, salah satunya adalah kanker

No. Responden: B. Data Khusus Responden

PENDIDIKAN KESEHATAN DAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP PEMERIKSAAN IVA PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA TUNTUNGAN II KECAMATAN PANCUR BATU TAHUN

Fitriani Nur Damayanti 1), Lia Mulyanti 2), Novita Nining Anggraini 3)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN MINAT METODE IVA DAN PAPSMEAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU RUMAH TANGGA DALAM MELAKUKAN TES IVA SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BIDAN MENGENAI TEKNIK INSPEKSI VISUAL ASETAT (IVA) DALAM SKRINING KANKER SERVIKS DI PUSKESMAS KOTA PADANG

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB I PENDAHULUAN. dan mendekati pola di Negara maju (Dalimartha, 2004). maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Sukaca (2009, p.25) menyatakan, kanker leher rahim (Kanker Serviks)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

Kata Kunci : umur, paritas,usia menikah,stadium kanker serviks Daftar Pustaka : 15 buku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Herlina Tri Damailia, Theresia Rina Oktavia Prodi Kebidanan Magelang, Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK Deteksi dini kanker seviks melalui metode pap smear merupakan pemeriksaan yang bertujuan untuk menemukan lesi prakanker yang bila mendapat penataksanaan yang tepat dapat mencegah terjadinya kanker serviks. Rendahnya skrinning kanker serviks ( smear) disebabkan oleh terbatasnya akses skrinning dan pengobatan dan kurangnya informasi dan pelayanan terhadap penyakit kanker serviks karena tingkat ekonomi rendah dan tingkat pengetahuan wanita yang kurang tentang pap smear. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor determinan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kelurahan Potrobangsan Wilayah Kerja Puskesmas Magelang Utara Kota Magelang Tahun 2014. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah seluruh PUS di Kelurahan Potrobangsan yaitu sejumlah 1069 PUS. Total sampel yang diteliti sebanyak 107 PUS dengan teknik pengambilan sampel berupa teknik proporsional random sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Contingency Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan ada hubungan status ekonomi dengan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear (p cakupan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear. Kata kunci : tingkat pengetahuan, akses skrinning, status ekonomi, dukungan petugas kesehatan, pap smear PENDAHULUAN Setiap tahun di seluruh dunia terdapat 600.000 kanker serviks invasif baru dan 300.000 kematian, negara berkembang menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian wanita usia reproduktif. Hampir 80 % kasus berada di negara berkembang (Aziz dkk, 2006). Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak yang diderita perempuan 99

di Indonesia, kasus baru kanker serviks ditemukan 40-45 kasus perhari, 52 juta perempuan Indonesia berisiko terkena kanker serviks. (Nurwijaya dkk, 2010). Prevalensi kanker serviks Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 adalah sebesar 0,007% dan tertinggi di Kota Magelang sebesar 0,071%. Tahun 2012). Menurut data Kasus Penyakit Menular di Puskesmas dan Rumah Sakit Provinsi Jawa Tengah tahun 2012, jumlah kasus kanker serviks yang ditemukan di Kota Magelang adalah 85 kasus, lebih tinggi dibandingkan kasus di Kabupaten Magelang sejumlah 28 kasus. Masalah lain adalah hampir 70 % kasus datang ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut. Ini berarti lebih dari Stadium IIB. Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi efektif sekaligus prediksi prognosisnya. (Aziz dkk, 2006). Cakupan deteksi dini kanker serviks baik melalui metode pap smear maupun IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) masih kurang dari 5 %, padahal pemerintah menargetkan cakupan deteksi dini kanker serviks adalah 85 %. (Samadi, 2011). Rendahnya skrinning kanker serviks (pap smear) disebabkan terbatasnya akses skrinning dan pengobatan. Masih banyak wanita Indonesia kurang mendapat informasi dan pelayanan terhadap penyakit kanker serviks karena tingkat ekonomi rendah dan tingkat pengetahuan wanita yang kurang tentang deteksi dini melaui metode pap smear ataupun IVA (Imam, 2008). Hasil wawancara dengan 10 PUS (Pasangan Usia Subur) di Kelurahan Potrobangsan didapatkan 3 orang (30%) pernah melakukan pap smear dan 7 orang (70%) belum pernah melakukan pap smear dengan alasan 2 orang (28,57 %) tidak tahu apa itu pap smear, 2 orang (28,57%) tidak tahu ada pelaksanaan pap smear atau kurangnya informasi, 3 orang (42, 86%) tidak berminat melakukan pap smear karena takut akan hasil pemeriksaan dan biaya pemeriksaan yang mahal. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik mengambil penelitian dengan judul Faktor- Faktor Determinan Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Metode pada PUS di Kelurahan Potrobangsan Wilayah Kerja Puskesmas Magelang Utara Kota Magelang Tahun 2014 100

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional (Arikunto, 2010). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, akses skrinning, status ekonomi, dan dukungan petugas kesehatan. Sedangkan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasangan usia subur (PUS) di Kelurahan Potrobangsan yaitu sejumlah 1.069 PUS (Data PLKB 2013). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik proporsional random sampling, didapatkan sebanyak 107 sampel. (Sugiyono, 2011) Data primer diperoleh dari jawaban kuesioner responden. Data sekunder dalam penelitian ini adalah daftar nama pasangan usia subur (PUS) di Kelurahan Potrobangsan yang diperoleh dari data PLKB Kelurahan Potrobangsan Wilayah Kerja Puskesmas Magelang Utara tahun 2013. Analisis data penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut : analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan prosentase dari setiap variabel. Analisis bivariat dilakukan tingkat kesalahan (á) 5% = 0,05 dengan derajat kepercayaan 95%. Ketentuan pengujian, apabila nilai p value <0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Analisis statistik menggunakan program SPSS. (Sopiyudin, 2012). HASIL PENELITIAN Analisis Univariat a. Tingkat Pengetahuan PUS Tabel 1 Distribusi Tingkat Pengetahuan PUS Tingkat Pengetahuan 1. Kurang 29 27,1 2. Cukup 43 40,2 3. Baik 35 32,7 Dari 107 responden yang diteliti paling banyak responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 43 orang (40,2%%) dan paling sedikit responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 29 orang (27,1%). b. Akses Skrining Tabel 2 Distribusi Akses Skrinning Akses Skrinning 1. Tersedia 62 57,9 2. Tersedia 45 42,1 101

Sebagian besar responden menyatakan tidak tersedia akses skrinning yaitu sebanyak 62 orang (51,4%) dan menyatakan tersedia akses skrining sebanyak 45 orang (42,1%). c. Status Ekonomi Tabel 3 Distribusi Status Ekonomi Status Ekonomi 1. sesuai UMK 19 17,8 2. Sesuai UMK 88 82,2 Hampir seluruh responden dengan status ekonomi sesuai UMK yaitu 88 orang (82,2%) dan hanya sebagian kecil responden dengan status ekonomi tidak sesuai UMK yaitu 19 orang (17,8%). d. Dukungan Petugas Kesehatan Tabel 4 Distribusi Dukungan Petugas Kesehatan Dukungan Petugas Kesehatan 1. Kurang Mendukung 59 55,1 2. Mendukung 48 44,9 Jumlah yang hampir sama antara responden yang kurang mendapat dukungan dari petugas kesehatan dengan yang mendapat dukungan sebanyak 59 orang (55,1%) dan 48 orang (44,9%). e. Gambaran Pelaksanaan Tabel 5 Distribusi Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Metode 1. 2. 91 85 16 15 Sebanyak 91 orang (85%) belum pernah pap smear dan hanya sedikit responden yang pernah melakukan pap smear yaitu sebanyak 16 orang (15%). Analisis Bivariat a. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pelaksanaan Tabel 6 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan dengan pelaksanaan Tingkat Pengetahuan Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Metode Total f % f % f % Kurang 29 100 0 0 29 100 Cukup 42 97,7 1 2,3 43 100 Baik 20 57,1 15 42,9 25 100 p value = 0,000 C=0,0479 Jumlah 107 100 102

Seluruh responden dengan tingkat pengetahuan kurang 29 (100%) tidak pernah melakukan. Hampir seluruh responden dengan tingkat pengetahuan cukup 42 (97,7%) tidak pernah. Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan baik lebih banyak kontingensi (C) diperoleh nilai sebesar 0,442 yang menunjukkan bahwa keeratan hubungan antar variabel adalah sedang. c. Hubungan status ekonomi dengan pelaksanaan pap smear Tabel 8 Tabulasi Silang Status Ekonomi dengan pelaksanaan pap smear yang melakukan 20 (57,1%). sebesar 0,479 yang menunjukkan bahwa keeratan hubungan antar variabel adalah sedang. b. Hubungan Akses Skrinning dengan Pelaksanaan. Tabel 7 Tabulasi Silang Akses Skrinning dengan Pelaksanaan Status Ekonomi Sesuai UMK Sesuai UMK p value = 0,000 Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Metode Total f % f % f % 19 100 0 0 19 100 72 81,8 16 18,2 88 100 C= 0,191 Jumlah 107 100 Akses Skrinning Tersedia Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Metode Total f % f % f % 62 100 0 0 62 100 Tersedia 29 64,4% 16 35,6 45 100 p value = 0,000 C=0,0442 Jumlah 107 100 Responden yang tidak tersedia akses skrinning sebanyak 62 orang (100%) tidak pernah, 45 responden yang tersedia akses skrinning sebanyak 29 orang Responden yang memiliki status ekonomi tidak sesuai UMK sebanyak 19 orang (100%) tidak pernah pap smear, 90 responden yang memiliki status ekonomi sesuai UMK sebanyak 72 orang (81,8%) kontingensi (C) diperoleh nilai sebesar 0,191 yang menunjukkan bahwa keeratan hubungan antar variabel adalah sangat lemah. d. Hubungan dukungan petugas kesehatan dengan pelaksanaan pap smear 103

Tabel 9 Tabulasi Silang Dukungan Petugas Kesehatan dengan pelaksanaan Dukungan Petugas Kesehatan Kurang Mendukung Mendukung p value = 0,000 Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Metode Total f % f % f % 59 100 0 0 59 100 32 66,7 16 33,3 48 100 C=0,422 Jumlah 107 100 Responden yang kurang mendapat dukungan dari petugas kesehatan sebanyak 59 orang (100%) tidak pernah melakukan pap smear, dari 48 responden yang mendapat dukungan dari petugas kesehatan sebanyak 32 orang (66,7%) tidak pernah diperoleh nilai 0,422 yang menunjukkan bahwa keeratan hubungan antar variabel adalah sedang. PEMBAHASAN Rendahnya deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear di wilayah Kelurahan Potrobangsan disebabkan karena kurangnya pengetahuan atau informasi. Berdasarkan hasil kuesioner pada aspek dukungan kesehatan dapat disimpulkan bahwa hal ini disebabkan karena promosi dan sosialisasi tentang masalah deteksi dini kanker serviks oleh petugas kesehatan ke masyarakat masih sangat kurang. Peningkatan pengetahuan tidak akan selalu menyebabkan perubahan perilaku, namun memperlihatkan hubungan yang positif antara kedua variabel tersebut sehingga jika pengetahuan tinggi maka perilakunya cenderung baik. Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana mendukung. Seperti halnya pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode pap smear memerlukan sarana prasarana seperti tenaga kesehatan terlatih, alat-alat pemeriksaan dan lain-lain. Fasilitas-fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan (Soekidjo, 2010). berdasarkan hasil wawancara peneliti sampai saat ini baik di Puskesmas Magelang Utara maupun puskesmas lainnya di Kota Magelang belum mempunyai akses skrinning termasuk fasilitas maupun tenaga terlatih yang mendukung untuk dilakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks metode pap smear ataupun IVA disamping memang karena belum ada kebijakan/ program dari Dinas Kesehatan Kota Magelang. Semakin tinggi tingkat kemampuan sosial ekonomi akan menambah tingkat pengetahuan 104

seseorang dan memudahkan dirinya untuk mencukupi kebutuhannya terhadap kesehatan, seperti melakukan pemeriksaan IVA. Responden yang memiliki status ekonomi sesuai UMK namun hampir sebagian besar atau sebanyak 72 responden (81,8%) tidak pernah melakukan deteksi dini kanker serviks. Artinya bahwa status ekonomi tidak akan berpengaruh langsung terhadap seseorang untuk mencukupi kebutuhannya terhadap kesehatan, disebutkan pula bahwa ada faktor tingkat pengetahuan, dengan kata lain meskipun seseorang dengan status ekonomi baik namun jika tingkat pengetahuannya kurang atau dirinya kurang informasi maka tidak menjamin bahwa orang tersebut akan melakukan deteksi dini kanker serviks. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan petugas kesehatan dengan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear, hal ini dapat ditunjukkan dari proporsi PUS yang pernah melakukan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear seluruhnya sebanyak 16 orang (100%) ditemukan pada PUS yang mendapat dukungan dari petugas kesehatan. Jadi semakin banyak petugas kesehatan yang memberikan dukungan terkait dengan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear maka semakin banyak PUS yang melakukan deteksi dini kanker serviks. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Sebagian besar PUS mempunyai tingkat pengetahuan cukup tentang deteksi kanker serviks melalui metode pap smear yaitu sebesar 40,2 %. 2. Sebagian besar PUS tidak tersedia akses skrinning deteksi kanker serviks melalui metode pap smear yaitu sebesar 57,9 %. 3. Sebagian besar PUS mempunyai status ekonomi sesuai UMK yaitu sebesar 82,2 %. 4. Sebagian besar PUS kurang mendapat dukungan dari petugas kesehatan tentang deteksi kanker serviks melalui metode pap smear yaitu sebesar 55,1 %. 5. Sebagian besar PUS tidak pernah melakukan deteksi kanker serviks melalui metode pap smear yaitu sebesar 85 %. tingkat pengetahuan dengan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear, dengan nilai p value = 0,000 (< 0,05) dan hasil nilai keeratan hubungan sebesar 0,479, keeratan hubungan dalam kategori sedang. 105

program deteksi kanker serviks melalui akses skrinning dengan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear,dengan nilai p value=0,000 (< 0,05) dan hasil nilai keeratan hubungan sebesar 0,442, keeratan hubungan tersebut dalam kategori sedang. antara status ekonomi dengan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear dengan nilai p value=0,044 (< 0,05) dan hasil nilai keeratan hubungan sebesar 0,191, keeratan hubungan dalam kategori sangat lemah. dukungan petugas kesehatan dengan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear dengan nilai p value=0,000 (< 0,05) dan hasil nilai keeratan hubungan sebesar 0,422, keeratan hubungan dalam kategori sedang. Saran 1. Bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kota Magelang Diharapkan agar Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kota Magelang dapat mempertimbangkan dalam penentuan kebijakan terkait dengan pengadaan metode pap smear dan dapat bekerjasama dengan Yayasan Kanker Indonesia atau lembaga-lembaga lain di bidang kesehatan untuk mengadakan kegiatan pemeriksaan pap smear gratis khususnya di wilayah Kota Magelang, 2. Bagi Pasangan Usia Subur (PUS) D ih arapka n a ga r P US le bi h meningkatkan pengetahuannya tentang deteksi dini kanker serviks dengan cara mencari informasi atau bertanya kepada petugas kesehatan dan yang terpenting adalah agar PUS dapat melaksanakan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear. 3. Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan agar petugas kesehatan dapat meningkatkan kegiatan pendidikan kesehatan tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode pap smear melalui kegiatan penyuluhan, konseling maupun mengajak para PUS untuk melakukan pemeriksaan pap smear. 106

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aziz, M.Farid, dkk. (2006). Buku Acuan Onkologi Ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Tahun 2012. <http://www.dinkesjatengprov.go.id>.diunduh tanggal 10 Febuari 2013. Dahlan, S. (2008) Statistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 3. Jakarta, Arkans. Nurwijaya, Hartati, dkk. (2010). Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. toatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Samadi, Heru Priyanto. (2011). Yes, I Know Everything About Kanker Serviks. Solo: Metagraf Creative Imprint of Tiga Serangkai. Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 107