BAB I PENDAHULUAN. dipastikan memiliki ajaran yang terkait atau sekurang-kurangnya berkaitan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain disebut muamalat. 1. dibenarkan (syara ). Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran Islam.

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG SISTEM PENGUPAHAN BERDASARKAN KELEBIHAN TIMBANGAN

BAB I. 1. Untuk Mengetahaui Wakaf Produktif Melalui Akad Ijarah Di Masjid Al-Mukhlis Dinoyo Malang. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kontrak kerja dalam kegiatan muamalah Islam, yaitu dilakukan

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. memegang peran penting dan strategis dalam kaitannya penyediaan modal.

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia perbankan hendaknya memberikan dampak positif dalam

DAFTAR PUSTAKA. Al Barry, Zakariya Ahmad. Hukum Anak-anak Dalam Islam. Penerjemah. Chadijah Nasution. Jakarta: Bulan Bintang, 1977.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Helmi Karim, Op Cit, Hlm. 29

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil bila petunjuk kehidupan yang lengkap ini dipisah-pisahkan antara

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam yang berlimpah juga didukung oleh penduduk yang besar

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban ritual ibadah berupa shalat, puasa zakat dan lain-lainya, Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan. Dalam hal ini perlunya interaksi antara sesama. Di samping. hidup. Dalam ekonomi dikenal dengan istilah bekerja.

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERLINDUNGAN KERJA OUTSOURCING MENURUT UU NO. 13 TAHUN 2003 DAN FIQH MUAMALAH

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Tenaga kerja (man power) adalah penduduk yang sudah atau sedang

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidup dan kehidupan, serta tugas

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB I PENDAHULUAN. mengandung kemaslahatan bagi umat manusia, kecuali hal-hal yang telah dilarang

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang komprehensif ( rahmatan lil 'alamin) yang

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM No. Dok : FPEB-SIL SILABUS FIQH MUAMALAH. Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kebutuhan jasmaniyah dengan cara yang sebaik-baiknya. 1. yang bersifat universal dan komprehensif. 2

BAB I PENDAHULUAN. berarti tolong menolong antara sesama. Koperasi berasal dari kata Cooperation

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. setiap konsumen dalam menggunakan suatu barang atau jasa. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan Permasalahan(Yogyakarta: UNIVERSITAS Atma Jaya,2005),94. 1 Koeshartono & Shellyana Junaedi, HUBUNGAN INDUSTRIAL:Kajian Konsep

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank maupun Lembaga Keuangan Non Bank. jelas. Sistem operasionalnya menggunakan syariah islam,hanya produk dan


BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. namanya bank. Baik negara maju maupun negara berkembang membutuhkan. melakukan berbagai macam aktivitas keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. berbuat dan bertingkah laku yang baik agar dapat bermuamalah dan mencari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Sistem Pengupahan Pada PT Suri Tani Pemuka Lampung/Japfa Comfeed Group

BAB I PENDAHULUAN. dapat bepergian kesuatu tempat dengan nyaman dan dapat terlindungi dari

BAB IV. Hukum Islam di BKS. Binamaju Multikarsa, Surabaya. suatu jasa atau pekerjaan terlepas.

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

BAB I PENDAHULUAN. Haji merupakan ibadah yang ada di dalam agama Islam dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV. Surabaya ini termasuk pada bab ija>rah karena merupakan akad yang objeknya. Menurut bapak A. Djohan Hidayat selaku PJS Penyelia Umum & SDM,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam satu-satunya agama yang paling banyak memiliki julukan. Pasalnya, apabila dikaitkan dengan pembicaraan dibidang apa pun yang berhubungan dengan kehidupan manusia maupun kemanusiaan, Islam dipastikan memiliki ajaran yang terkait atau sekurang-kurangnya berkaitan dengan dunia ekonomi dan keungan (al-iqtishad wa al-maliyyah). 1 Dan dalam kesehariannya Islam juga mengatur umatnya dalam setiap perilakunya. Mulai dari kepentingan individu sampai dengan kepentingan orang banyak. Semua itu ditentukan berdasarkan ketentuan yang telah baku dalam ajaran Islam. Maka pada dasarnya setiap yang dilakukan manusia itu boleh, selama tidak ada larangan yang melarang sesuatu itu untuk dilakukan. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqih yang berbunyi: Artinya: Hukum asal dalam semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. 2 Berkaca dari gambaran di atas, banyak manusia yang mengartikannya hanya sekilas dan setengah saja atau tidak sepenuhnya. Manusia yang 1 Muhammad Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi Teks, Terjemah, dan Tafsir (Jakarta: Amzah, 2013), 1. 2 A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih : Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalah yang Praktis (Jakarta: Kencana, 2006), 130. 1

2 menganggap segala hal itu boleh dilakukan, tanpa melihat larangan yang menjadi tolak ukur pembeda antara ajaran Islam dengan ajaran yang lainnya. Hubungan antara manusia dengan manusia juga menjadi sorotan yang diatur dalam ajaran Islam, sebagaimana hubungan antara pengusaha dengan karyawannya. Setiap pengusaha tentunya ingin selalu memperoleh keuntungan yang besar, hingga terkadang mengabaikan kepentingan orang lain dari usahanya tersebut, yaitu kepentingan karyawannya. Karena itu Allah SWT berfirman dalam (QS. At-Thalaq: 06) yang berbunyi:...... Artinya:... Jika menyusukan (anak-anak)mu untukmu, maka berikanlah upah kepada mereka... (QS. At-Thalaq: 06). 3 Pada dasarnya seorang pengusaha dalam tatanan ekonomi konvensional mereka tidak memeperhatikan istilah halal dan haram. Yang biasanya menjadi prioritas kerja mereka adalah memenuhi keinginan pribadi dengan mengumpulkan keuntungan, harta dan uang sebanyak-banyaknya. Tanpa mereka sadari bahwa mereka tidak mementingkan apakah pegawainya atau pekerjanya itu makan, di beri upah atau tidak, baik atau buruk, layak atau tidak, etis atau tidak etis, dan yang di produksi suci atau najis. Dalam suatu usaha bisnis, produksi merupakan kegiatan yang dilakukan manusia dalam menghasilkan suatu produk baik barang, maupun jasa yang 3 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqih Muamalah) (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), 229.

3 kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. 4 Dalam bukunya muqaddimah fi-ilm al-iqtishad al-islamiy. Abdurrahman lebih jauh menjelaskan bahwa dalam melakukan proses produksi yang dijadikan ukuran utamanya adalah nilai manfaat (utility) yang diambil dari hasil produksi tersebut. Produksi dalam pandangannya harus mengacu pada nilai utulity dan masih dalam bingkai nilai halal serta tidak membahayakan bagi diri seseorang ataupun sekolompok masyarakat. 5 Banyak usaha yang bisa dilakukan oleh manusia di bumi ini. Setiap usaha yang dilakukan tentunya harus bersifat kreatif dan produktif. Karena keberlangsungan usaha yang di jalani oleh seseorang itu bergantung dari tingkat produktifitas usaha tersebut dan kesetiaan karyawannya. Dan juga bergantung dari tingkat hubungan kerjanya, di dalam bukunya Abdul Khakim dituliskan hubungan kerja menurut Soepomo yaitu suatu hubungan antara seorang buruh dan seorang majikan, di mana hubungan kerja itu terjadi setelah adanya perjanjian kerja antara kedua belah pihak pekerja atau buruh bersedia bekerja dengan menerima upah dan pengusaha mempekerjakan pekerja atau buruh dengan memberi upah. 6 Jika hasil produksi yang dihasilkan itu baik, berguna bagi konsumen dan dikelola dengan proses Islami, serta tidak membahayakan kesehatan konsumen maka keuntungan yang diperoleh dari usaha seseorang itu akan lebih besar dan juga dengan tingkat upah yang akan di berikan juga akan lebih 4 M. Nur Rianto Al Arif, Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi Suatu Perbandingan Ekonomi Islam Dan Ekonomi Konvensional (Jakarta: Kencana, 2010), 148. 5 M.Nur Rianto Al Arif, Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi, 151. 6 Abdul Khakim, Pengantar Hukum Ketenaga Kerjaan Indonesia (Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 ) (Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2003), 25.

4 besar. Sebaliknya jika hasil produksinya kurang memberikan kepuasan, dan tidak maslahah bagi masyarakat atau konsumen maka hasil yang diperoleh kurang memuaskan bahkan bisa rugi dan karyawanpun juga bisa menjadi korban. Keberhasilan itu tentu bergantung dari buruh dan karyawan yang mempunyai kualitas dalam melakukan kegiatan produksi. Karyawan yang mempunyai prestasi dan kecepatan dan giat dalam kegiatan produksi, sewajarnya mereka akan mendapatkan imbalan atau upah yang sesuai dengan yang dilakukan. Praktik-praktik yang terjadi secara garis besar para pengusaha mengabaikan tanggung jawab sosial yang seharusnya dipenuhi. Hubungan perusahaan dengan pekerja (karyawan) dibangun diatas sistem kapitalisme, implikasinya pekerja (karyawan) diperas tenaganya tanpa dihargai secara layak oleh para pemodal. Ini terbukti dengan minimnya upah yang mereka terima dan waktu pembayaran, yang tidak sesuai dengan waktu dan tanggal yang diharapkan. Sehingga membuat mereka menunggu upah yang sebenarnya tidak mencukupi kebutuhan hidupnya, belum lagi perlakuan yang tidak etis juga sering terjadi. Dari paradigma tersebut, maka dibutuhkan pula suatu aturan, ketentuan atau ketetapan yang berkaitan dengan pengupahan yang sesuai dengan aturan Islam yang berlaku dalam bisnis Islam itu sendiri. Home industri krupuk rambak di Dusun Karang Semanding Desa. Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember merupakan gambaran

5 usaha yang berjalan sejak 15 tahun yang lalu. Hubungan antara karyawan dengan pengusaha krupuk rambak terjalin bagus. Seperti halnya sanak sodara dan keluarga yang dirintis sejak tahun 2001 hingga sekarang. Dari segi pengupahannya sendiri berbeda dengan pengupahan di Home Industri pada umumnya. Banyak industri pengupahan di lingkungan sekitar Dusun Karang Semanding ini karyawannya di upah berdasarkan patokan yang telah dipatok oleh perusahaan. Dimana karyawan bekerja setiap hari sedangkan hasil upah dari pekerjaanya akan diberikan perhari, atau per minggu dan bisa juga per bulan. 7 Istilah seperti itu biasanya dipakai dalam istilah pekerja yaitu dalam praktek untuk menunnjukkan status hubungan kerja, seperti pekerja kontrak, pekerja borongan, pekerja harian, pekerja honorer, pekerja tetap, dan sebagainya. 8 dengan nilai yang tetap tanpa melihat seberapa besar kontribusinya dalam produksi tersebut. Dengan adanya home industri krupuk rambak yang ada di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Karyawannya yang bekerja di home industri tersebut akan mendapatkan hasil upah pekerjaannya berdasarkan jumlah banyak barang yang dikemas dan sesuai bidang kerjanya dalam proses kegiatan produksi tersebut. Tentunya hal ini mempunyai nilai positif dan negatif tersendiri bagi karyawan maupun bagi pengusaha kerupuk rambak itu sendiri. 7 Hari, wawancara, Sukorejo, 30 Maret 2016 8 Abdul Khakim, Pengantar Hukum Ketenaga Kerjaan Indonesia, 1.

6 Kelebihan lain di home Industri krupuk rambak di Dusun Karang Semanding ini yaitu : cara kerja yang masih menggunakan sistem manual dan masih terbilang tradisioanal sekali, proses penjemurannya masih menggunakan tenaga matahari demi terciptanya hasil yang lebih sempurna dan kualitas rasa yang lebih nikmat. Dan dari unsur kepemilikan Home Industri ini istrinya adalah seorang ibu yang aktif dibidang muslimatan dan istri dari pemilik Home Insutri ini juga ikut andil dalam mengurusi usaha yang dikelola suaminya, yaitu sebagai penasehat. Maka dari itu karyawan disini sebagian besar adalah perempuan dan sebagian besar adalah golongan ibu-ibu muslimatan. 9 Dari pemaparan di atas, penulis tertarik meneliti praktik pengupahan yang berlaku pada Home Indutri Krupuk Rambak di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember dengan tolak ukur fiqih muamalah, dengan judul penelitian: Sistem Pengupahan Karyawan Di Home Industri Krupuk Rambak Di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember Perspektif Fiqih Muamalah. 9 Hari, wawancara Sukorejo, 30 Maret 2016

7 B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan suatu pokok masalah yang akan diteliti guna untuk mengetahui permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana sistem pengupahan pada Home Industri Krupuk Rambak di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember? 2. Bagaimana sistem pengupahan yang dijalani Home Industri Krupuk Rambak di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember dalam perspektif fiqih muamalah? C. Tujuan Penelitian Setelah menguraikan masalah-masalah yang ada maka suatu tujuan merupakan faktor penting dalam suatu penelitian, maka tujuan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Tujuan umum Untuk mengetahui Sistem Pengupahan Karyawan Di Home Industri Krupuk Rambak Di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember Perspektif Fiqih Muamalah. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mendiskripsikan sistem pengupahan pada Home Industri Krupuk Rambak di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember.

8 b. Untuk mengetahui apakah penerapan sistem pengupahan yang dijalani Home Industri Krupuk Rambak di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember sesuai dengan konsep pengupahan fiqih muamalah. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian berisi tentang konstribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, intansi dan masyarakat secara keseluruhan, kegunaan penelitian harus realistis. 10 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada pihak yang membutuhkan dalam mengangkat permasalahan yang sama, serta menambah keilmuan dalam aspek ekonomi syariah, khususnya yang berkenaan dengan sistem pengupahan karyawan perspektif fiqih muamalah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi masyarakat umum Penelitian ini dijadikan informasi atau suatu pertimbangan dan evaluasi bagi masyarakat umum khususnya bagi pemilik home industri krupuk rambak di Dusun Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember apakah cara mereka sudah sesuai dengan ajaran agamanya. 10 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember, 2015), 45.

9 b. Bagi lembaga IAIN Bagi Almamater IAIN Jember penelitian ini semoga dapat menjadi koleksi atau bahan rujukan tentang sistem pengupahan karyawan yang lebih sempurna untuk prodi muamalah yang akan datang. c. Bagi Peneliti Bagi peneliti diharapkan menambah pengetahuan, wawasan serta informasi penulis dan juga para pembaca, khususnya dalam praktik pengupahan karyawan dalam fiqih muamalah serta dapat menjadi penelitian ilmiah yang memenuhi syarat tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana. E. Definisi Istilah 1. Sistem Pengupahan Sistem dalam Kamus Ilmiah Populer adalah metode, cara yang teratur (untuk melakukan sesuatu), susunan cara. 11 Yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahap yaitu dengan metode input, proses, dan output. Pengupahan, upah (ujrah), gaji adalah imbalan yang diberikan kepada seseorang karena orang tersebut mengerjakan suatu pekerjaan tertentu, dalam bentuk akad yang jelas manfaat dan tujuannya, serah terima secara langsung, dan dibolehkan dengan pembayaran yang telah 11 Pius Partanto, M. Dahlan Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 2001), 718.

10 diketahui. Syaratnya adalah baik pemberi upah dan penerimanya harus pintar dan tidak ada unsur pemaksaan disertai ijab qabul yang jelas. 12 2. Karyawan Karyawan dalam Kamus Ilmiah Populer adalah pekerja, buruh, pegawai (dalam perusahaan). 13 Namun pada zaman belanda dulu yang dimaksut dengan karyawan (buruh) adalah orang-orang pekerja kasar seperti kuli, mandor, tukang, dan lain-lain. 14 3. Perspektif Perspektif dalam Kamus Ilmiah Populer adalah pengharapan, peninjauan, tinjauan, padang luas. 15 4. Fiqih muamalah Fiqih menurut bahasa adalah faham atau pemahaman yang benar terhadap apa yang dimaksudkan. Dan Fiqih menurut istilah ialah mengetahui hukum-hukum agama Islam dengan cara atau jalan ijtihat. 16 Muamalah adalah segala peraturan yang diciptakan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam hidup dan kehidupan. 17 Fiqih muamalah dalam arti luas adalah aturan-aturan hukum Allah SWT, yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi dan sosial 12 Marzuqi Yahya, Panduan Fiqih Imam Syafi i (Jakarta: Al-Magfirah, 2012), 99. 13 Pius Partanto, M. Dahlan Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 2001), 317. 14 Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja (Hukum Ketenaga kerjaan Bidang Hubungan Kerja) (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), 19. 15 Pius Partanto, M. Dahlan Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 200), 600. 16 Saifuddin Mujtaba, Ilmu Fiqh Sebuah Pengantar (Jember: STAIN Jember Press, 2012),3. 17 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah (Jakarta: Rajawali Press, 2011), 2.

11 kemasyarakatan. Dan dalam arti sempit (khas) adalah aturan-aturan Allah yang ditetapkan untuk mengatur hubungan antara manusia dengan cara memperoleh, mengatur, mengelola, dan mengembangkan mal (harta benda). 18 Selain itu didalam fiqih muamalah terdapat berbagai pendapat dari beberapa imam mazhab maka disini penulis nantinya hanya akan menganalisis dengan menggunakan mazhab Syafi iyah sebagai pembandingnya. Jadi Sistem pengupahan karyawan Perspektif fiqih muamalah adalah Suatu cara atau metode upah (ujrah) yang diberikan kepada seorang karyawan atau buruh karena orang tersebut mengerjakan suatu pekerjaan tertentu, dalam bentuk akad yang jelas manfaat dan tujuannya, serah terima secara langsung, dan dibolehkan dengan pembayaran yang telah diketahui dengan peninjauan aturan-aturan hukum Allah SWT, yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi dan sosial kemasyarakatan sehingga selamat dunia akhirat. F. Sitematika Pembahasan BAB I membahas tentang pendahuluan yang merupakan dasar dalam penelitian yang terdiri dari sub-sub bab yaitu latar, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, serta sistematika pembahasan. Hal tersebut berfungsi sebagai gambaran umum dari sekripsi ini. 18 Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 15-16.

12 BAB II Kajian kepustakaan. Dalam bab ini terdiri dari penelitian terdahulu dan kajian teori. BAB III metodelogi penelitian. Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan jenis penelitaian yang dilakukan, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian yang akan di laksanakan. BAB IV membahas tentang penyajian data analisis yang didalamnya berisikan gambaran obyek penelitian, penyajian data, dan analisis serta pembahasan temuan. BAB V penutup, kesimpulan dan saran. Dalam bab terakhir ini ditarik kesimpulan yang ada setelah proses di bab-bab sebelumnya yang kemudian menjadi sebuah hasil atau analisa dari permasalahan yang diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan saran-saran untuk pihak-pihak yang terkait didalam penelitian ini secara khusus ataupun pihak-pihak yang membutuhkan secara umum.