BAB I PENDAHULUAN. Jawa memiliki jumlah penutur yang cukup besar, bahkan dapat dikatakan paling

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jawa merupakan salah satu dari empat ratus bahasa daerah dan dialek yang

BAB I PENDAHULUAN. satu ciri pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Selain

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya beraneka macam bahasa daerah yaitu kurang lebih 746 bahasa daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian bahasa Jawa juga memiliki dialek yang tidak sedikit. dialek Banyuwangi, dialek Surabaya, dan dialek Jogjakarta.

BAB I PENDAHULUAN. pula bahasa Jawa juga mengalami perkembangan. Dari bahasa Jawa kuno

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur. Anggota masyarakat bahasa biasanya

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Bahasa dijadikan sebagai ciri atau identitas diri oleh

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

PEMBERDAYAAN DAN PEMERTAHANAN BAHASA IBU: STUDI KASUS BAHASA TEGAL DALAM KOMUNIKASI GLOBAL

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

KANAL TRANSISI TELEVISI SIARAN DIGITAL TERESTERIAL PADA ZONA LAYANAN IV, ZONA LAYANAN V, ZONA LAYANAN VI, ZONA LAYANAN VII DAN ZONA LAYANAN XV

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam aktivitas sehari-hari, termasuk dalam aktivitas di sekolah, di

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri

ANALISIS FONOLOGI DAN LEKSIKOLOGI BAHASA JAWA DI DESAPAKEM KECAMATAN GEBANGKABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jawa (selanjutnya disingkat BJ) merupakan bahasa ibu bagi penduduk

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting digunakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. banyak di antara bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Bahasa Jawa digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh penuturnya, masyarakat suku

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

PENILAIAN PENGARUH SEKTOR BASIS KOTA SALATIGA TERHADAP DAERAH PELAYANANNYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dipakai dalam interaksi antara dua orang atau lebih dan dapat

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 050.6/261.1 TAHUN 2015 TENTANG

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. pantai utara Laut Jawa memanjang ke selatan dengan Kota Kajen sebagai Ibu

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG. Bab 1 Pendahuluan 1-1

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

PEMILIHAN BAHASA DALAM MASYARAKAT PEDESAAN DI KABUPATEN TEGAL DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI ALTERATIF BAHAN AJAR MATA KULIAH SOSIOLINGUISTIK.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

VARIASI DIALEKTAL DALAM MUATAN LOKAL BAHASA MADURA DI JAWA TIMUR. Agusniar Dian Savitri 1 Universitas Negeri Surabaya

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah merupakan sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang berbeda dan lain-lain. Perbedaan dari latar belakang etnis yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera, makmur dan berkeadilan. Akan tetapi kondisi geografis dan

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

PROPINSI KOTAMADYA/KABUPATEN TARIF KABUPATEN/KOTAMADYA HARGA REGULER. DKI JAKARTA Kota Jakarta Barat Jakarta Barat

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1947 TENTANG MENGUBAH ORDONANSI PAJAK POTONG 1936 STBL. 1936, NO. 671 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berikut beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Variasi bahasa Minangkabau merupakan sebuah fenomena yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. proses pemunculan variasi bahasa. Dalam kajian variasi bahasa diperlukan

Summary Report of TLAS Trainings in Community Forest on Java Year of Implementation :

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN. Studi kasus..., Kartika, FIB UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keanekaragaman bahasa merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tak

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

DAFTAR NOMINASI SEKOLAH PENYELENGGARA UN CBT TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TENGAH

REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL JULI 2017

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Variasi Bahasa di Kabupaten Banyuwangi: Penelitian Dialektologi

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /SEOJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

TEGAL TRADE CENTER PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialbudaya,

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jawa merupakan salah satu dari empat ratus bahasa daerah dan dialek yang terdapat di Indonesia. Sebagai salah satu bahasa daerah, bahasa Jawa memiliki jumlah penutur yang cukup besar, bahkan dapat dikatakan paling besar di antara penutur-penutur bahasa daerah yang lain, yakni lebih dari 60 juta orang. Di samping itu, daerah pakai bahasa Jawa juga cukup luas, yaitu meliputi daerah-daerah di Propinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Propinsi Jawa Timur kecuali Madura. Bahasa Jawa juga dipakai di daerahdaerah lain, seperti: Banten sebelah utara, Lampung di dekat Medan, dan di daerah-daerah transmigrasi di beberapa pulau di Indonesia. Bahkan di New Calidonia dan Suriname terdapat beberapa kelompok penutur bahasa Jawa (Soepomo, dalam Soedjito, dkk. 1986: 1-2). Dari pernyataan tersebut, dapat dinyatakan bahwa bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang memiliki jumlah penutur yang cukup besar, bahkan dapat dikatakan paling besar di antara penutur bahasa daerah lain. Berdasarkan pengamatan sehari-hari yang dilakukan peneliti, dapat dibentuk anggapan dasar bahwa, bahasa Jawa masih dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Anggapan dasar lain, dalam penggunaan bahasa nasional, sebagian besar penutur asli bahasa Jawa di mana-mana menyelipkan kata bahasa Jawa ke dalam bahasa nasional. Keadaan sebaliknya pun terjadi, yakni penyisipan kata

2 bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa juga terjadi. Kenyataan penyebaran penutur asli bahasa Jawa dan pengaruh timbal balik juga terjadi antara bahasa Jawa dengan bahasa lain di Indonesia. Di Indonesia keadaan tersebut tidak saja bermanfaat bagi pengembangan ilmu bahasa (linguistik) Indonesia dan arah perkembangan bahasa Jawa dan bahasa nasional, tetapi bermanfaat bagi penelitian tentang dialek. Bahasa Jawa mempunyai empat buah dialek dan tiga belas subdialek. Dialek-dialek itu ialah Banyumas, Pesisir, Surakarta, dan Jawa Timur. Subdialek-subdialek itu ialah Purwokerto, Kebumen, Pemalang, Banten Utara, Tegal, Pekalongan, Semarang, Rembang, Surakarta, Yogyakarta, Madiun, Surabaya, dan Banyuwangi (Uhlenbeck, dalam Baribin, dkk. 1987: 2). Masingmasing dialek itu mempunyai ciri-ciri tersendiri. Di satu pihak ciri-ciri menandai kehadirannya sebagai suatu dialek sedangkan di pihak lain ciri-ciri itu membedakannya dengan dialek lain. Ciri-ciri yang dimaksud meliputi penggunaan unsur-unsur bahasa tertentu, baik fonem, struktur, maupun leksikonnya (Poerwadarminta, dalam Soedjito, dkk. 1986: 2). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa bahasa Jawa merupakan bahasa yang banyak mempunyai variasi dialek yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Pada dasarnya di dalam dialek terdapat perbedaan-perbedaan yang sangat mendasar, baik dari segi pelafalan, intonasi maupun kosakata dasar yang terjadi. Dialek Banyumas, selain dipakai oleh masyarakat Banyumas juga dipakai oleh masyarakat di Kabupaten Banjarnegara. Tepatnya di Kecamatan

3 Kalibening. Namun dialek yang dipakai di Kecamatan ini kosakatanya mulai terpengaruh oleh dialek Pekalongan. Sebaliknya Kabupaten Pekalongan juga terpengaruh oleh dialek Banyumas. Hal itu karena Kabupaten Pekalongan adalah salah satu kabupaten yang letak geografisnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjarnegara. Tepatnya di Kecamatan Paninggaran yang batas wilayah sebelah utara Kecamatan Kajen, sebelah timur Kecamatan Lebakbarang, sebelah selatan Kabupaten Banjarnegara, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kandangserang (Badan Pusat Statistik Kabupaten Pekalongan, 2008: 1). Kedua wilayah yang berbatasan itu hanya berbatasan dengan tugu pembatas daerah, dan perkebunan teh. Selain itu, mata pencaharian sehari-hari penduduk kedua daerah tersebut sama yaitu sebagai petani, dan buruh perkebunan teh. Hal tersebut memungkinkan masyarakat kedua kabupaten yang berbatasan itu untuk saling bergaul dan berkomunikasi. Namun demikian, banyak sekali perbedaan kosakata yang sangat mencolok antara dialek Banyumas yang dipergunakan di Kabupaten Banjarnegara tepatnya di Kecamatan Kalibening dengan dialek Pekalongan yang digunakan di Kabupaten Pekalongan tepatnya di Kecamatan Paninggaran. Seperti halnya kata ngemet memetik (dialek Banyumas) dalam dialek Banyumas menjadi amet memetik (dialek Pekalongan). Dalam dialek Pekalongan kata setengi sedikit (dialek Banyumas ) dalam dialek Banyumas menjadi mitik sedikit (dialek Pekalongan). Dalam dialek Pekalongan adalah gutul sampai (dialek Banyumas) dan dalam dialek Banyumas adalah andok

4 sampai (dialek Pekalongan). Masih banyak lagi kosakata dialek Pekalongan dan Banyumas yang terjadi di Kecamatan Kalibening dan Paninggaran. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah perbedaan fonetis dan semantis kosakata dasar dialek Banyumas di Kabupaten Banjarnegara, Kecamatan Kalibening dengan kosakata dasar dialek Pekalongan di Kabupaten Pekalongan, Kecamatan Paninggaran? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perbedaan fonetis dan semantis kosakata dasar dialek Banyumas di Kabupaten Banjarnegara, Kecamatan Kalibening dengan kosakata dasar dialek Pekalongan di Kabupaten Pekalongan Kecamatan Paninggaran. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Penelitian ini memberikan acuan tambahan dalam meningkatkan analisis suatu bahasa dengan berbagai sudut permasalahan.

5 b. Penelitian ini memperjelas adanya perbedaan kosakata dialek Banyumas di Kecamatan Kalibening dengan kosakata dialek Pekalongan di Kecamatan Paninggaran. c. Penelitian ini dapat menambah pemahaman khusus tentang masalah dialektologi. d. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan bagi dialektologi yakni sebagai usaha untuk melestarikan keberadaan bahasa daerah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat untuk dapat membedakan dan menggunakan kosakata-kosakata dialek Banyumas dan dialek Pekalongan apabila berbaur dengan kedua pemakai dialek di tempat asal. b. Penelitian ini dapat dijadikan pijakan untuk penelitian selanjutnya.