BAB V SIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Bab terakhir dalam tesis ini adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan dan juga bagaimana respon. menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. peran yang cukup sentral dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hampir semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA SEBAGAI SARANA PENGUNGKAPAN HUMOR DALAM WACANA LISAN KOMIKA DODIT MUYANTO

BAB II PENELITIAN TERDAHULU DAN KERANGKA TEORETIS

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. situasi misalnya acara OB (Office Boy) yang tayang di RCTI dan Tetangga Masa

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalir dari berbagai media, diantaranya: media televisi, radio, media

BAB I PENDAHULUAN. dan solusinya yang dikemas dengan nuansa humor yang segar. 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran bahasa sebagai media komunikasi merasuk di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Nur Eva, 2014 Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penikmat stand-up comedy, menjadikan comic sebagai sosok yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan dideskripsikan tentang A) latar belakang masalah, B) rumusan masalah, C) tujuan, dan D) manfaat, yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dan menyebabkan tawa bagi pendengar ataupun pemirsa. Danandjaja (1989:498)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang kita dapatkan. Banyak orang berilmu membagi wawasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tulisannya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan media massa. Media

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. jangkauan komunikasi yang lebih luas (Bungin, 2009:108).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan sarana yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya komunikasi tidak dapat dipungkiri sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan dan fungsi yang mendasar. Dengan bahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

KUESIONER. Persepsi Mahasiswa Terhadap Tayangan Stand Up Comedy. (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU Terhadap Tayangan

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raydinda Nacita Ramadhani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. menyiarkan pertunjukkan berita, informasi, hiburan dan sebagainya.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Hal tersebut turut menghadirkan perjalanan komedi di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. yang selanjutnya disebut WPP yang terdapat di surat kabar Minggu Pagi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PANDUAN TATA TERTIB STAND UP COMEDY

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. wujud kreativitas yang mampu membantu manusia dalam berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah hiburan yang garis besarnya untuk menghibur orang lain

HUMOR STANDUP COMEDY SUCI EMPAT DALAM ACARA KOMPAS TV. Asmadi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya bentuk komunikasi massa di era globalisasi ini, tidak lepas

KRITIK SOSIAL DALAM HUMOR STAND UP COMEDY EPISODE KITA INDONESIA (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteliti karena berbeda dengan acara komedi lainnya. WILK merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana yang vital dan utama dalam hidup ini karena tanpa

PELANGGARAN PRINSIP KOOPERATIF DALAM WACANA HUMOR DI INTERNET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai

BAB II PEMBELAJARAN, MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT, MEDIA KOMIKA, DAN MODEL FLEMING

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR Pada Bab II ini akan dijabarkan mengenai kajian pustaka dan kerangka berpikir. Kajian pustaka tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu pesan dari seseorang ke orang lain. Berbahasa yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. 2003:xx). Humor ada dan berkembang di semua lapisan masyarakat. Selain

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Baby Blues terdapat tiga permasalahan yang menjadi tujuan penelitiannya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Wijana, 2011:1). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa peran

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. melawak dan menghindari hal-hal yang menegangkan. Pada dasarnya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B A B I I K A J I A N T E O R I D A N H I P O T E S I S T I N D A K A N

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

FLORENSIA MARSELLI KIDI

Hubungan Sense of Humor dan Psychological Well Being Pada Komunitas Stand Up Comedy. Nama : Sharen Ruth Christianty NPM :

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru mengharapkan anak didiknya berkembang secara optimal. ngembangan antara lain: kemampuan nilai moral agama, kemampuan

PRINSIP KERJA SAMA DAN PRESUPOSISI PADA PAPAN NAMA TOKO DAN PAPAN NAMA PENJUAL JASA DI KABUPATEN KEDIRI (TINJAUAN PRAGMATIK) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. partisipan. Dalam percakapan, proses komunikasi terjadi apabila ada dua

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Lawakan tunggal atau yang lebih sering dikenal dengan stand up comedy,

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAHASA SASTRA LISAN MODERN TELEVISISTAND UP COMEDY: KAJIAN BUDAYA POPULER

PERSEPSI KOMUNITAS STAND UP COMEDY SAMARINDA TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA STAND UP COMEDY DI METRO TV (Study Pada Komunitas Stand Up Comedy Samarinda)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah berhumor. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orangtua dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah biografi mengangkat kisah perjalanan hidup seseorang yang. benar-benar ada dan dianggap dapat membawa hikmah bagi para

BAB V PENUTUP. aspek tersebut akan dipaparkan sebagai berikut. ini terdiri atas tiga, yakni (1) struktur dan keterpaduan Antarunsur dalam Wacana

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan tagline atau slogan untuk memudahkan konsumennya dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. saat itu masih berwujud teater yang bernama The Minstrel Show, dengan di

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab terakhir penelitian tesis ini, peneliti membaginya menjadi dua bagian. Bagian pertama berisi simpulan dari keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan dan bagian terakhir bab ini adalah saran. 5.1 Simpulan Penelitian ini merupakan sebuah analisis terhadap pernyataan humor yang dituturkan oleh comic dalam stand up comedy Indonesia dengan menggunakan teori praanggapan. Stand up comedy merupakan salah satu genre komedi yang dibawakan secara langsung oleh satu orang pelawak (comic) secara monolog. Seorang comic harus memiliki kreativitas berbahasa agar lawakannya menciptakan kelucuan bagi penonton. Agar pernyataan-pernyataan yang disampaikan dapat dipahami oleh penonton dan menciptakan efek lucu, comic harus mempunyai asumsi awal mengenai efek yang mungkin timbul pada penonton terhadap pernyataanpernyataan yang disampaikannya. Asumsi awal dari penutur sebelum membuat pernyataan inilah yang kemudian menjadi praanggapan. Hal ini karena sebelum menuturkan pernyataan, comic memiliki praanggapan dengan tujuan agar apa yang dituturkannya dapat dipahami secara bersama serta memunculkan efek lucu pada penerima humor. Dengan kata lain, praanggapan memiliki kontribusi yang nyata dalam proses penciptaan humor pada stand up comedy. Penelitian ini merumuskan jenis-jenis praanggapan yang muncul dalam pernyataan humor dan kontribusi praanggapan dalam membantu terciptanya humor pada Stand up comedy Indonesia. Data dari penelitian ini menunjukkan ada enam jenis praanggapan dalam pernyataan comic pada stand up comedy Indonesia. Jenis-jenis praanggapan tersebut yaitu eksistensial sebanyak 184, faktual sebanyak 18, leksikal sebanyak 82, stuktural sebanyak 11, non-faktual sebanyak 3, dan kontrafaktual sebanyak

64 11. Jumlah keseluruhan praanggapan yang muncul pada 20 pernyataan comic sebanyak 309 praanggapan. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa praanggapan eksistensial dan praanggapan leksikal sebagai jenis praanggapan yang paling banyak muncul dalam pernyataan comic dianggap paling berkontribusi dalam proses penciptaan humor. Praanggapan eksistensial tidak menjadi kontributor utama dalam proses penciptaan humor dalam stand up comedy. Hal ini dikarenakan praanggapan eksistensial hanya menyebutkan entitas-entitas dalam pernyataan comic. Salah satu yang menjadi penyebab praanggapan eksistensial sering muncul dalam stand up comedy karena comic sebagai pelawak tunggal sering melibatkan dirinya sendiri sebagai sebuah entitas yang dibicarakan dalam stand up dengan cara monolog. Praanggapan leksikal juga merupakan jenis praanggapan yang cukup banyak muncul dalam pernyataan humor comic dalam stand up comedy Indonesia. Hal ini karena praangapan leksikal menggunakan cara tersirat dalam menyampaikan materi humor. Cara tersirat dalam menyampaikan pernyataan humor inilah yang memiliki potensi lebih besar dalam menimbulkan efek lucu bagi penerima humor. Praanggapan leksikal ini yang paling memiliki kontribusi dalam membantu menciptakan humor dalam Stand up comedy Indonesia. Kontribusi praanggapan leksikal ini dapat terlihat dalam proses kognitif, mekanisme semantis, dan dari segi kontekstual. Kontribusi praanggapan leksikal terhadap proses kognitif dalam penciptaan humor terlihat dari perspektif yang dipertentangkan secara tersirat. Hal ini tidak terlepas dari bisociation atau twoplanned yang menyebabkan kontradiksi makna yang diterima oleh penerima humor. Kontradiksi makna dari praanggapan leksikal inilah yang pada akhirnya dapat memicu tercapainya unsur humor dan menyebabkan terciptanya kelucuan bagi penerima humor. Pada awalnya penerima humor mengharapkan yang diceritakan comic adalah sebuah realita/ logika. Dalam prosesnya, comic secara kreatif merumuskan praanggapan lain yang berbeda dengan yang dipikirkan oleh penerima humor. Efek kejut karena

65 perbedaan perspektif yang dikontradiksikan inilah yang pada akhirnya menciptakan kelucuan bagi penerima humor. Perumusan praanggapan leksikal juga berkontribusi dalam proses penciptaan humor melalui mekanisme semantis. Permainan atau pemilihan kata (joke punning) juga dapat menjadi salah satu wujud aplikasi linguistik yang sering kali digunakan oleh comic dalam menciptakan humor. Hal lain yang juga dapat menimbulkan efek lucu adalah ketaksaaan linguistik yang diciptakan comic. Ketaksaan linguistik dapat terlihat dari adanya tumpang tindih makna (antonim) praanggapan pada tuturan terakhir yang bergantung pada referensi praanggapan dari tuturan sebelumnya tanpa memperhatikan maknanya benar atau salah (semantically empty). Ketaksaan sering kali muncul karena banyak pernyataan comic disampaikan secara tersirat untuk menimbulkan efek lucu. Dari segi kontekstual comic sering kali membuat praanggapan leksikal dengan melibatkan prinsip kerja sama yang melanggar maksim percakapan. Praanggapan tersebut menimbulkan sebuah implikatur yang disajikan sebagai sebuah paradoks sehingga dalam pemahaman penerima humor dapat menciptakan efek lucu pada penerima humor. Secara umum, peneliti menyimpulkan praanggapan leksikal memiliki kontribusi yang sangat penting dalam pernyataan humor stand up comedy Indonesia. Maka dari itu, dalam setiap pernyataan comic selalu muncul praanggapan leksikal. Hal ini disebabkan karena dalam stand up comedy sebuah pernyataan akan dapat disebut lucu jika ada makna lain yang berbeda dan bertentangan yang di sampaikan tersirat oleh comic. Bahkan jenis praanggapan lain yang muncul dalam pernyataan comic tidak akan dapat menciptakan efek lucu, jika tidak ada kemunculan praanggapan leksikal dalam pernyataan yang sama.

66 5.2 Saran Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini hanya dibatasi dengan menggunakan 20 pernyataan comic. Dengan melihat simpulan yang di dapat dalam menganalisis praanggapan menyatakan bahwa praanggapan leksikal yang mempunyai kontribusi paling penting dalam proses penciptaan humor. Begitu juga data yang yang menyebutkan bahwa dari keseluruhan pernyataan yang di analisis, seluruhnya memunculkan praanggapan leksikal. Untuk itu, sebaiknya penelitian berikutnya dapat memuat data yang lebih banyak yang memungkinkan tidak munculnya praanggapan leksikal pada pernyataan comic. Dengan begitu dapat dideskripsikan juga bagaimana humor yang diciptakan tanpa adanya praanggapan leksikal. Lebih daripada itu, penelitian ini dilakukan dengan membatasi penelitian hanya pada praanggapan dalam stand up comedy Indonesia. Sebagai opsi penelitian lanjutan, peneliti selanjutnya dapat menganalisis praanggapan dalam stand up comedy dari dua bahasa yang berbeda. Nantinya dapat dideskripsikan bagaimana jenis-jenis praanggapan yang muncul dari stand up comedy dari dua bahasa yang berbeda. Lalu apakah ada persamaan dan perbedaan kontribusi praanggapan dalam pernyataan humor pada stand up comedy dari dua bahasa yang berbeda. Pada akhirnya kemudian dapat diketahui apakah perbedaan bahasa dapat mempengaruhi jenis dan kontribusi praanggapan pernyataan humor dalam stand up comedy. Penelitian ini merupakan kajian praanggapan terhadap stand up comedy Indonesia. Untuk lebih memperkaya penelitian yang berkenaan dengan wacana humor dalam perspektif linguistik, sebaiknya penelitian selanjutnya melakukan penelitian terhadap stand up comedy Indonesia dengan menggunakan teori yang berbeda sehingga hasil penelitiannya nanti dapat menjadi pembanding penelitian ini dan penelitian stand up comedy yang lainnya. Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi comic dalam penyusunan materi lawakan. Melalui penelitian ini, comic agar dapat lebih memperhatikan praanggapan sebagai dasar dalam penyusunan materi humor. Dengan demikian,

67 pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh comic dapat dipahami bersama oleh penonton dan tujuan humor dapat tercapai tanpa harus menuturkan segala pernyataan dengan rinci.