BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjualan merupakan kegiatan yang mempengaruhi jumlah persediaan, maka pengendalian jumlah persediaan harus diperhatikan. Jumlah persediaan yang terlalu besar ataupun terlalu kecil akan menimbulkan berbagai masalah. Kekurangan persediaan akan menimbulkan stockout sehingga akan mengakibatkan kekecewaan pada pelanggan bahkan perusahaan terancam kehilangan konsumen (lass sale). Sedangkan kelebihan persediaan akan menimbulkan biaya ekstra, seperti biaya gudang, dan biaya disamping berbagai resiko yang akan ditanggung. Oleh karena itu diperlukan kebijakan persediaan barang yang optimum. Pengendalian persediaan barang optimum dipengaruhi adanya waktu kedatangan barang (lead time) (Zulian Yamit, 2008), sehingga perlu adanya perhitungan yang tepat untuk menghindari keterlambatan barang. Keterlambatan barang dating juga dapat mengakibatkan stockout dan loss sale. Saat ini banyak perusahaan-perusahaan di bidang Usaha Kecil Menengah (UKM) berdiri karena peluang untuk usaha ini selalu terbuka lebar karena kebutuhan akan produk sangat diminati, harganya relatif terjangkau dan tidak akan pernah berhenti bahkan akan terus meningkat. Dalam menjalankan kegiatan perusahaan dan proses pencapaian tujuan perusahaan yakni untuk memperoleh untung (profit) yang besar dengan biaya yang sedikit, perusahaan berusaha memanfaatkan semua sumber daya atau asset yang dimiliki sebaik mungkin. Salah satu aset perusahaan dan berhubungan langsung untuk memperoleh pendapatan adalah persediaan yang juga merupakan aktiva lancar di mana informasinya sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Pengambilan keputusan yang baik tentang persediaan akan mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan dan mendorong masyarakat
2 sebagai pelanggan agar tidak meninggalkan produk yang dipasarkan (Pamungkas dan Sutanto, 2012). Dalam menciptakan keuntungan tidaklah mudah, banyak hal yang menjadi kendala, baik faktor internal maupun eksternal. Bagi perusahaan dagang, kendala internal yang mempengaruhinya diantaranya adalah masalah ketersediaan barang dagangan, kekurangan modal kerja untuk operasional, tenaga kerja kurang terampil dan sebagainya. Sedangkan dilihat dari faktor eksternal, antara lain adalah ketatnya persaingan usaha, pendapatan masyarakat yang masih rendah, dan lainnya. Salah satu metode yang sering digunakan perusahaan dalam menghindari masalah kelebihan dan kekurangan barang dagang disebut dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). EOQ adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah persediaan yang optimal. Dalam penerapannya, model EOQ ini mempertimbangkan baik biaya-biaya operasional maupun biaya-biaya finansial serta menentukan kuantitas pemesanan yang akan meminimumkan biaya-biaya persediaan secara keseluruhan. Perusahaan juga prlu menentukan waktu pemesanan kembali barang dagang yang akan digunakan atau Reorder Point (ROP), agar pemeblian barang dagang yang telah ditetapkan dalam EOQ tidak mengganggu kelancaran perusahaan serta jumlah persediaan minimum yang harus ada dalam perusahaan atau safety stock. UD. Benget Do yang terletak di Rawang, Panei Tongah, Kabupaten Simalungun merupakan salah satu perusahaan yang melakukan transaksi jual beli padi. Selama ini perusahaan melakukan pencatatan atau transaksi pembelian dan penjualan masih dilakukan secara manual dan persediaan barang tidak terkontrol, sehingga akan mmenyita waktu bila ingin menghasilkan laporan persediaan dalam waktu singkat. Dengan tidak pastinya jumlah permintan barang dagangan setiap saat maka masalah lain yang muncul adalah ketidaktahuan kapan perusahaan harus membeli kembali barang dagang. Dalam hal ini, perusahaan pasti mengalami kendala berupa jumlah permintaan yang meningkat dalam satu periode, terjadinya kehabisan padi dalam gudang (stockout).untuk mengatasi kendala tersebut, perusahaan pasti memiliki persediaan pengaman (safety stock) untuk mengatasi permintaan yang
3 meningkat dari periode sebelumnya. Apabila terjadi stockout, maka perusahaan terpaksa menunda pengiriman barang. Dengan adanya masalah yang dihadapi perusahaan, yakni tidak optimalnya persediaan barang dagangan yang akan dijual yang mengakibatkan permintaan pelanggan tidak terpenuhi sehingga perusahaan akan kehilangan keuntungan dan menimbulkan biaya pengadaan persediaan barang dagangan menjadi lebih besar. Oleh karena itu, diperlukan pengkajian untuk mengetahui persediaan optimal yang harus direncanakan UD. Benget Do agar terciptanya suatu pengendalian untuk menghindari semua hal yang merugikan. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Penerapan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Dalam Menganalisis Pengendalian Persediaan Padi. (Studi Kasus : UD. Benget Do, kabupaten Simalungun). 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah : 1. Berapa kuantitas pemesanan ekonomis untuk persediaan barang dagang pada UD. Benget Do? 2. Berapa Kg persediaan barang dagang minimum yang harus disediakan perusahaan agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan? 3. Kapan titik pemesanan kembali untuk persediaan barang dagang pada UD. Benget Do? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan persediaan padi yang optimal pada UD. Benget Dodan perbandingan biaya persediaan barang dagang antara biaya yang dikeluarkan perusahaan dan biaya menurut EOQ.
4 1.4 Manfaat penelitian Manfaat yang di harapkan dalam penelitian ini antara lain: 1. Sebagai masukan untuk manajemen perusahan dalam merumuskan metode perusahaan yang paling ekonomis. 2. Sebagai informasi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengendalian persediaan barang dagang. 1.5 Batasan Masalah Penulis memfokuskan batasan masalah mengenai berapabanyak persediaan barang dagang yang harus ditetapkan, kapan pemesanan kembali barang dagang dengan menggunakan metode EOQ, ROP, dan safety stock. 1.6 Metodologi penelitian 1. Pengumpulan data Dalam melakukan penelitian, penulis mewawancari pemilik perusahaan secara langsung dan mendapatkan data sekunder dari perusahaan. Adapun data yang didapat dari perusahaan tersebut adalah: a. Data permintaan barang dagang padi. b. Biaya pemesanan barang dagang padi. c. Biaya penyimpanan barang dagang padi. 2. Pengolahan data Mengolah hal-hal yang berhubungan dengan pengendalian persediaan barang dagang padi seperti: a. Kuantitas pesanan yang ekonomis dengan menggunakan metode EOQ. b. Besarnya persediaan pengaman (safety stock). c. Pemesanan bahan baku kembali (reorder Point). d. Persediaan maksimal (maximum Inventory). e. Total biaya persediaan per tahun.
5 f. Menghitung total biaya persediaan dengan metode EOQ dan membandingkan dengan biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan. g. Mengambil kesimpulan dan saran.
6 1.7 Alur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: Sumber Data Data Permintaan Data Biaya Operasional Pengolahan data Biaya Persediaan Barang dagang perusahaan Penentuan Nilai Pemesanan Ekonomis (EOQ) Penentuan Safety Stock Penentuan Reorder Point Penentuan Total Biaya persediaan Menurut EOQ Analisis perbandingan biaya persediaan perusahaan dan metode EOQ Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1.1 alur penelitian