BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

BAB I P E N D A H U L U A N

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. proses terciptanya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan di daerah.

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian mengenai kualitas audit penting agar auditor dapat mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak dapat dibendung dan

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak disalah gunakan oleh aparat Pemerintah Daerah. Urgensi lembaga

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan akuntansi sektor publik saat ini, maka tingkat akuntabilitas dan

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan

BAB1 PENDAHULUAN. Salah satu agenda reformasi adalah desentralisasi keuangan dan. otonomi daerah sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang (UU) No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa demokrasi saat ini, pemerintah dituntut untuk semakin

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengendalian intern merupakan salah satu alat bagi manajemen

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). untuk menjamin bahwa tujuan tercapai secara hemat, efisien, dan efektif.

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

ANALISIS GAMBARAN TUPOKSI SKPD INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup orang banyak, maka sudah sepantasnya pemerintah dapat memberikan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan. kebijakan yang ditetapkan. (BPPK Depkeu, 2014 )

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Peran aparat pengawasan di daerah yang tidak efektif merupakan

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor pemerintahan merupakan pihak yang sangat berperan dalam pengawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan atau audit. Audit pemerintah

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

PEMERINTAH KOTA PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan menguraikan mengenai hal-hal yang melatar

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis. Segenap jajaran penyelenggara negara, baik dalam tatanan eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus memiliki komitmen bersama untuk menegakkan good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah pusat dan daerah telah menetapkan sasaran untuk meningkatkan pelayanan birokrasi kepada masyarakat dengan arah kebijakan penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance). Dengan adanya komitmen pemerintah untuk mewujudkan good governance khususnya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme, maka kinerja atas penyelenggaraan organisasi pemerintah menjadi perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif. Di dalam Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2001 tentang pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah, dikenal dengan 3 (tiga) pengawasan, yaitu pertama pengawasan fungsional yang dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional (APF) seperti BPK, BPKP, Itjen Departemen, maupun Badan Pengawas Daerah (Bawasda) Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kedua, pengawasan legislatif dilaksanakan oleh lembaga perwakilan rakyat terhadap kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketiga

pengawasan masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat baik secara perorangan maupun kelompok dan atau organisasi masyarakat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung baik lisan maupun tertulis kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah, DPRD, maupun instansi pemerintah lainnya. Peran dan fungsi Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota secara umum diatur dalam pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas pengawasan urusan pemerintahan, Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai berikut : pertama, perencanaan program pengawasan, kedua, perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan dan ketiga, pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan. Sejalan dengan hal tersebut, merupakan peluang bagi organisasi Aparat Pengawasan Fungsional (APF) untuk menunjukkan eksistensinya sebagai organisasi publik yang menangani pengawasan pemerintah secara fungsional. Oleh karena itu, maka organisasi pengawasan fungsional dituntut untuk mengefektifkan tujuan strategik organisasi. Begitu juga dengan pemerintah daerah sebagai penyelenggara pemerintahan di daerah harus selalu aktif mengantisipasi segala perubahan lingkungan organisasi sehingga tuntutan yang akan dihadapinya berkaitan dengan pencapaian good governance menjadi tantangan organisasi dalam perumusan strategi yang perlu diimplementasikan. Apalagi dalam penguatan sistem pengawasan internal pemerintah, peranan Inspektorat Provinsi / Badan Pengawas Daerah (Bawasda) sangat diperlukan dalam melakukan pembenahan lingkungan internal organisasinya, dari sisi hasil pengawasan, transparansi, maupun akuntabilitas. Pengawasan atas

penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintahan daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengawasan merupakan unsur yang penting untuk keberhasilan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan. Pengawasan internal pemerintah merupakan salah satu fungsi manajemen pemerintah yang penting dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008, Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) adalah Instansi Pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan pengawasan yang terdiri atas: 1. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang bertanggung jawab kepada Presiden. 2. Inspektorat Jenderal bertanggung jawab kepada Menteri. 3. Inspektorat Pemerintah Provinsi yang bertanggung jawab kepada Gubernur. 4. Inspektorat Pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota. Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dalam melaksanakan Tugas Pokok dan fungsinya berpedoman pada Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2010 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat Daerah Provinsi Sumatera Utara, yang dituntut mampu melaksanakan salah satu fungsi manajemen Gubernur dalam

bidang pengawasan. Tugas Inspektorat Provinsi adalah melaksanakan pengawasan terhadap urusan pemerintahan di daerah provinsi, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota serta tugas pembantuan. Inspektorat Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan fungsi : a. Perencanaan program pengawasan dibidang perumusan kebijakan teknis dibidang Inspektorat pengawasan. b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan. c. Pelaksanaan tugas pembantuan di bidang pengawasan. d. Pelaksanaan pelayanan administrasi. e. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan. f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan gubernur, sesuai dengan tugas dan fungsinya. Saat ini dan di masa depan semua organisasi pemerintahan daerah menghadapi perubahan dalam siklus kehidupan organisasinya dari waktu ke waktu. Karena itu untuk menjadi organisasi-organisasi masa depan, maka pemerintah daerah harus melaksanakan strategi pengembangan sumber daya manusia auditor pemerintah dan membangun sumber daya manusia tersebut menjadi sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi. Perubahan lingkungan baik perubahan secara internal maupun perubahan eksternal akan membawa konsekwensi logis kepada perubahan sumber daya manusia auditor pemerintah. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsep manajemen berupa strategi pengembangan sumber daya manusia, di mana konsep tersebut dapat

digunakan untuk menjaga kehidupan organisasi di masa mendatang (survival organization). Konsep yang dapat menjadikan organisasi mampu bersaing di masa yang akan datang, serta memiliki kepedulian terhadap pengembangan sumber daya manusia auditor pemerintah khususnya auditor pada kantor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.. Pejabat Fungsional Auditor (PFA), atau yang biasa disebut auditor, adalah PNS yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah, lembaga dan atau pihak lain yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Peran aparat pengawasan intern pemerintah sebagai bagian dari manajemen pemerintahan perlu ditingkatkan, agar dapat merespon berbagai permasalahan internal. Pengawasan harus dilaksanakan sesuai dengan standar kompetensi, standar operasi dan standar pelaporan yang baku Pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran terus menerus yang sangat penting bagi auditor dalam mempertahankan kompetensinya. Auditor wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam standar, metodologi, prosedur, dan tekhnik audit. Pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan dapat diperoleh antara lain melalui pendidikan sertifikasi jabatan fungsional auditor. Pendidikan dan pelatihan sertifikasi jabatan fungsional auditor merupakan kewajiban yang harus diikuti oleh seorang auditor inspektorat provinsi, dengan maksud agar auditor memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas pengawasan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dibidang pengawasan. Pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional

Auditor dibentuk dengan tujuan untuk menjamin pembinaan profesi dan karier, kepangkatan dan jabatan bagi PNS yang melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah dalam rangka mendukung peningkatan kinerja instansi pemerintah, meningkatkan profesionalisme pelaksanaan tugas pengawasan atas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan agar terlaksana secara efesien dan efektif serta sesuai dengan kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendidikan dan pelatihan yang demikian perlu diberikan kepada setiap aparatur mulai sejak masuk menjadi auditor sampai auditor tersebut berhenti menjadi auditor. Sasaran pendidikan dan pelatihan auditor adalah : menyiapkan aparat pengawasan fungsional pemerintah yang bermutu, mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang sesuai dengan jenjang jabatannya, mewujudkan keseragaman pemahaman antar aparat pengawasan fungsional pemerintah, meningkatkan wawasan dan profesionalisme aparat pengawasan fungsional pemerintah. Tuntutan profesi agar setiap auditor memenuhi sejumlah jam pelatihan tertentu dalam suatu periode waktu adalah merupakan upaya untuk tetap menjaga pengetahuan dan keahlian auditor intern sesuai dengan perkembangan kemajuan profesi audit intern. Pendidikan dan pelatihan ini sering disebut sebagai pendidikan dan pelatihan profesi berkelanjutan. Oleh karena itu pendidikan dan pelatihan auditor (pemeriksa) mempunyai pengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang saat ini berjumlah 78

orang, telah mengikuti pendidikan sertifikasi jabatan fungsional auditor yang merupakan kewajiban, dan harus diikuti oleh seorang auditor inspektorat Provinsi, dengan maksud agar auditor memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas pengawasan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dibidang pengawasan. Selain daripada pendidikan jabatan fungsional auditor tersebut, pendidikan dan pelatihan teknis juga perlu diberikan mengingat bahwa setiap aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) memiliki lingkup tugas yang tidak selalu sama. Itulah sebabnya masing-masing aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) mencanangkan dan melaksanakan program pendidikan dan pelatihan teknis substansinya masing-masing, seperti audit pengadaan barang dan jasa, audit kepegawaian, dan sebagainya. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang dilaksanakan pada Tahun 2010 melalui sosialisasi peraturan perundang-undangan dan pembinaan tekhnologi menghasilkan 25 orang auditor yang telah mengikuti kegiatan tersebut (Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Inspektorat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011). Jika dibandingkan dengan jumlah auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara sebanyak 78 orang, maka jumlah auditor yang mengikuti pendidikan dan pelatihan tekhnis pada tahun 2010 sebanyak 25 orang, perlu ditingkatkan di tahun berikutnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Berkaitan dengan fungsi Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang melakukan pengawasan dan pemeriksaan

pada aspek pemerintahan, keuangan, teknik dan lainnya, maka sumber daya manusia yang ada di Inspektorat Provinsi Sumatera Utara harus menguasai pengetahuan yang baik. Bahkan auditor (pemeriksa) Inspektorat Provinsi Sumatera Utara seharusnya memiliki tingkat pendidikan dan pengetahuan yang lebih tinggi daripada obyek yang diperiksanya. Pemeriksa juga diharapkan memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang yang akan diperiksanya. Berdasarkan hal tersebut maka penulis termotivasi melakukan penelitian dengan judul Hubungan pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah bagaimana hubungan antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kekuatan hubungan antara variabel pendidikan dan pelatihan dengan kinerja auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi Gubernur Sumatera Utara bahwa Inspektorat Provinsi Sumatera Utara memiliki peran yang strategis dalam menegakkan good governance dan clean government. 2. Sebagai bahan masukan bagi akademisi dan auditor bahwa pendidikan dan pelatihan mempunyai hubungan terhadap kinerja auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.